Semua Bab Jodohku Hasil Konferensi: Bab 11 - Bab 15
15 Bab
Ch.11 Dompet
"Alister, kamu tidak ingin pulang ke rumah malam ini?" Jonathan yang sudah duduk di bangku penumpang mobil menurunkan kaca supaya bisa berbicara pada Alister."Tidak untuk malam ini Daddy, sorry. Mungkin besok-besok saya pulang, lagi pula jarak kantor dengan Apartemen jauh lebih dekat dari pada rumah." Jawab Alister seraya membungkuk."Oke, Daddy balik duluan."Alister mengangguk dan melambaikan tangannya sekilas. Pria yang ia panggil Daddy itu akhirnya menghilang dari hadapannya."Tuan muda, kita langsung kembali ke Apartemen, atau ke mana lagi?" Tanya Asisten pribadi yang baru saja turun dari mobil."Hmm ... Besok saya ada meeting pagi-pagi sekali, saya belum menyiapkan semuanya, antar saya pulang sekarang." Perintah Alister yang kemudian masuk ke dalam mobil setelah pintu dibukakan oleh Asisten pribadinya."Baik Tuan muda."Setelah sampai di Apartemen, Budi sang Ajudan langsung berpamitan untuk pulang. "Besok saya berangkat sendiri, kamu boleh libur menemani saya untuk besok.""Tap
Baca selengkapnya
Ch.12 Minggu Depan
Malam itu Cecilia tidur dengan nyenyak, berkat pijatan kaki yang ia terima, gadis tersebut sudah tidak merasakan sakit lagi pada kakinya. Hanya saja, masih butuh perban tipis agar lukanya tidak infeksi.Cecil selalu menyalakan jam alarm tepat pada pukul enam pagi, tapi kali ini ia menyetel benda tersebut 60 menit lebih awal, karena ia berjanji pada papanya untuk mengantarkan ke Bandara.Cecil bangun tepat pukul lima, ia kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya. Cecil sengaja sekalian mandi dan berdandan karena setelah mengantarkan papanya, ia akan langsung berangkat ke kantor. Ia tidak ingin jika terlambat masuk ke tempat kerja, meskipun miss Rosa sudah memberikan izin untuk istirahat di rumah. Tapi, bukan Cecilia namanya jika ia hanya berdiam diri di rumah, ia tidak akan betah dan akan cepat merasa bosan. Cecil lebih baik berangkat kerja bertemu dengan rekan-rekannya di kantor.Cecil mengemudikan mobil kesayangan hasil jerih payahnya sendiri dengan perlahan, s
Baca selengkapnya
Ch.13 Dia Calon Alister
"Kamu ada di sini?"Cecil mendengar suara tersebut menghela nafas panjang, dalam pikirannya masih pagi buta kenapa ia harus bertemu dengan wanita nyeleneh macam Viola. Barra dan Cecil menatap wanita tersebut berjalan cepat menghampiri mereka."Bar, kamu sarapan di sini? Kenapa nggak bilang-bilang, kita kan bisa sarapan bareng." Ucap Viola langsung menempatkan dirinya duduk tepat di samping Barra.Cecil hanya menggelengkan kepala, membatin kenapa ia bisa sekantor dengan orang seperti Viola."Kenapa aku harus bilang dulu sama kamu, Vi? Kebetulan lagi pengen sarapan di sini. Kamu juga, tumben makan di tempat seperti ini." Jawab Barra sambil mengaduk teh hangat yang baru saja tersaji di depannya."I-iya lagi pengen aja." Viola menatap tajam ke arah Cecil yang sedang menikmati makanan yang juga baru saja diantarkan untuknya. "Cil, lo ngapain di sini?""Nggak lihat, gue sekarang lagi apa? Hah?!" Tanpa menatap Viola, Cecil masih asyik menikmati sarapan bubur ayam favoritnya. Belum sempat Cec
Baca selengkapnya
Ch.14 Karena Kita Jodoh
"Hah!"Cecil melotot menatap Alister, baginya paparan yang barusan disampaikan lelaki tersebut sungguh di luar nalar. "Jangan asal ngejeplak deh lo.""Anda, Cecilia Sacharissa Sasongko bukan? Apa saya salah?" Tutur Alister melanjutkan. Ia masih menatap manik hitam Cecil dengan intens, serasa di sana hanya ada mereka berdua."Lo?! Dari mana tau nama lengkap gue?!" Kaget Cecil tak percaya. Lelaki yang notabene tidak pernah berkenalan bahkan bertemu pun tanpa kesengajaan itu bisa mengetahui nama panjang Cecil."Karena memang kita jodoh." Celetuk Alister kembali.Cecil hanya mampu menatap heran pada lelaki tersebut, ia tidak tau harus berkomentar apa-apa lagi."Kenapa kamu bisa berbicara seperti itu, Alister?" Miss Rosa ikut terheran-heran mendengar pernyataan keponakannya. "Kamu 'kan baru saja tiba di sini, dari mana kamu kenal Cecil?""Kemarin Aunty, Daddy dan Om Dimas membicarakannya dengan Alister." Jawab pria blasteran tersebut begitu tenang."Papa? Lo, kenal Papa gue? Wait-" Cecil b
Baca selengkapnya
Ch.15 Canggung
Blaarrr ....Bagaikan guntur menerpa Cecil di cuaca yang sangat cerah. Cecil termangu, ia tak bergeming sedikitpun mendengar jawaban dari papa Dimas. Perlahan, benda pintar itu turun dari indera pendengaran Cecil. Ia tak lagi menghiraukan suara papanya dari seberang, yang terdengar berteriak memanggil-manggil namanya.Gadis tersebut kembali ke tempatnya semula, ia duduk dan mulai mengerjakan pekerjaan yang sempat terbengkalai beberapa saat ketika ia kehilangan konsentrasi.Waktu terus berlari, Cecil menghabiskan waktunya di dalam ruangan. Ia sama sekali tidak keluar untuk makan dan istirahat. Gadis itu melirik jam yang melingkar di tangan kirinya. Benda tersebut memperlihatkan pukul 18.00, Cecil baru sadar kalau di kantornya hanya tersisa beberapa karyawan, termasuk dirinya."Non Cecil lembur? Kok baru pulang?" Tanya petugas keamanan kantor ketika gadis itu mulai melajukan kendaraannya perlahan keluar dari pelataran kantor. Petugas tersebut perlahan mengangkat palang keamanan supaya m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status