All Chapters of Bangkitnya Menantu Tertindas: Chapter 251 - Chapter 260
275 Chapters
Bab 251 - Terungkap Dalangnya
Anggia terus mengucap terima kasih tak terhingga kepada Nadine karena telah mengampuninya. Ia juga meminta maaf kepada Nadine untuk yang kesekian kali karena ia telah membuat Nadine sempat jantungan tadi dan sakit hati -padahal hati Nadine seperti malaikat. Nadine berkata jika dia mengampuni Anggia karena merasa kasihan dan dia sendiri pun juga tengah hamil.Namun, tentu saja, awalnya Nadine juga marah dengan Anggia. Sangat marah malahan. Tak mau Nadine berubah pikiran, Anggia akan berkata jujur saja secepatnya. Kemudian, Anggia tampak menghela napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar lebih dulu. Tengah mempersiapkan diri untuk menceritakan hal yang sebenarnya kepada Aliando dan Nadine. Lagi dan lagi, tatapan matanya lalu terarah kepada anggota keluarga Sadewa. Hal itu tentu saja membuat keluarga Sadewa jadi belingsatan. Deg deg an tak karuan.Kenapa perempuan itu terus-terus an menatap ke arah mereka? Apa seseorang yang telah menyuruhnya itu memang salah satu dari mereka
Read more
Bab 252 - Sudah Tak Ada Kata Maaf Untuk Dion dan Dimas
"BOHONG!!!" Dion berseru dengan rahang mengeras dan muka merah padam. Sontak saja, semua orang terbelalak. Dion menatap tajam Anggia seraya berkacak pinggang. "Jangan bohong kamu perempuan gila! Berani banget kamu menuduh kami berdua yang udah nyuruh kamu?!" Kata Dion lagi sambil menunjuk-nunjuk Anggia. Anggia mengerjap mendengar hal itu, mendadak kebingungan.Hei ... kenapa dirinya yang malah dikira menuduh Dion dan Dimas? Apa-apaan ini! Jelas-jelas, mereka berdua lah yang menyuruh dirinya. Anggia mendengus kesal, mengepalkan kedua tangannya, balas menatap Dion tajam. Ia tidak akan gentar menghadapi mereka berdua. Ia harus bisa meyakinkan Aliando dan Nadine bahwa mereka berdua lah yang berbohong. Sementara itu, Lidya tengah memejamkan mata kuat-kuat, jantungnya tengah berdetak kencang, ia tak habis pikir dengan suaminya yang masih saja mengelak.Kenapa suaminya itu tidak mengaku saja?! Dengan begitu, masalah akan cepat selesai dan tidak akan sampai berlarut-larut! Dimas den
Read more
Bab 253 - Mendapat Amukan
Nadine lalu berjalan menyusul Aliando. Tiba di samping sang suami, pandangan Nadine menatap ke sekitar lebih dulu sebelum akhirnya jatuh pada sosok Lidya. Kakaknya itu terlihat gemetaran dan wajahnya juga dipenuhi dengan gurat ketakutan. Nadine mendesis seraya melipat tangan di depan dada. "Jadi...Kak Lidya udah tahu rencana Bang Dion dan Dimas? Atau bahkan...Kak Lidya ikut merencanakan ini bersama mereka berdua?" Tanya Nadine, setengah menuduh. Kedua mata Lidya seketika melebar mendengar hal itu, kemudian mendongak demi memastikan pertanyaan Nadine. Detik berikutnya, Lidya buru-buru menggeleng sambil menjawab. "A-aku enggak ikut-ikutan merencanakan hal itu Nad...sumpah...aku enggak terlibat sama sekali! Aku juga enggak tahu menahu!" Lidya lalu melangkah maju dan meraih kedua tangan sang adik. "Aku aja baru dikasih tau sama Mas Dion dan Dimas tadi Nad...tapi aku takut mau ngasih tau kamu dan Al...jujur, Nad -" "Kenapa Kak Lidya enggak ngasih tau sama aku dan Mas Al saat itu j
Read more
Bab 254 - Dion dan Dimas Berakhir
Pandangan Reno lalu beralih kepada Dimas, sang anak. Dengan wajah mengeras, mata melotot, otot-otot yang menegang hebat. Dia pun berkata dengan nada meledak-ledak. "Papa kan udah bilang sama kamu, Dim...untuk jangan cari masalah lagi sama Al!" Bentak Reno. Dia kemudian menambahkan dengan napas menderu. "Tapi apa ini, hah?! Apa yang kamu lakukan, Dimas? Telingamu itu dipasang atau tidak sih?! Kamu dengerin apa kata Papa atau tidak sih?!"Dimas yang tengah menunduk, tampak mendongak secara perlahan. "Pa...aku... --" Plak! Namun belum sempat Dimas bicara, Reno sudah menampar pipinya lebih dulu.Annnnnjingg...kenapa aku terus kena tampar sih?! Rutuk Dimas dalam hati. Emosi bukan main. Tapi, sepertinya itu bukan tamparan yang terakhir untuknya, pasti masih akan ada tamparan selanjutnya setelah ini.Bisa-bisa bonyok dong mukanya setelah keluar dari pesta ini karena harus mendapat hajaran dari orang-orang yang murka kepadanya! "Pa...aku diajak Bang Dion untuk melakukan rencana itu...
Read more
Bab 255 - Harus Dihukum, Biar Kapok!
"Udah. Kamu jangan pikirin kejadian tadi lagi ya...semuanya udah selesai sekarang...udah berakhir!" Kata Aliando sambil mengusap-usap kepala sang istri yang sedang rebah di dada bidangnya dengan punggung Aliando bersandar pada tepi ranjang.Saat para pelayan sedang disibukan dengan bersih-bersih dan beres-beres ruang pesta setelah pesta usai, mereka berdua memutuskan pergi ke kamar hendak beristirahat.Lebih tepatnya -Nadine lah yang perlu segera beristirahat! Tamu-tamu undangan sudah pada pulang semua. Juga keluarga dan kerabat.Kebenaran telah terungkap saat itu juga. Aliando tidak berselingkuh! Apa yang dituduhkan oleh Anggia kepada Aliando ... itu ... tidak benar sama sekali! Semua orang percaya jika Aliando benar-benar mencintai Nadine.Namun, disisi lain, mereka masih tak menyangka jika keluarga Nadine sendiri lah yang ternyata dalang dibalik kejadian yang nyaris saja membuat rumah tangganya berantakan itu. Alhasil, setelah semuanya terungkap, Dion dan Dimas jadi bahan gos
Read more
Bab 256 - Akan Menjadi Presiden Direktur
"Besok kamu datang ke perusahaan ya, Al...main-main dulu...sebelum kamu resmi dilantik menjadi Presiden Direktur yang baru." Kata Tuan Besar Arya dengan senyum yang terkembang lebar di bibirnya, lelaki paruh baya itu sedang duduk di kursi kerjanya, seraya mengerjakan sesuatu. Aliando yang duduk di kursi sebrang tersentak kaget, refleks menoleh ke arah sang Ayah. Menatap, mencerna kalimat sang Ayah dalam sepersekian detik. Saat ini, Aliando sedang berada di rumah kedua orang tuanya. Tadi, ia mendapat pesan dari Ayahnya (Sang Ayah menyuruhnya untuk datang ke rumah karena ada hal yang mau dibicarakan). Aliando datang ke rumah kedua orang tuanya sendirian karena Nadine belum pulang dari kantor. "Besok, Pa?" Ulang Aliando dengan suara terbata, hendak memastikan. Ia cukup terkejut.Ternyata, Ayahnya hendak membahas hal yang amat sangat penting. Tuan Besar Arya mangguk-mangguk. "Sudah waktunya, Al...dan sudah waktunya pula kamu harus segera diumumkan ke publik." Kata Tuan Besar Ar
Read more
Bab 257 - Menjadi Istri Presdir
Tuan Besar Arya memperbaiki posisi duduk, menghadap Aliando. "Oh ya...denger-denger...Dion dan Dimas membuat masalah, cari gara-gara sama kamu waktu di pestamu, Al?" Tanya Tuan Besar Arya dengan rahang mengeras, mengganti topik pembicaraan. Aliando menghela napas berat seraya mengangguk. Membenarkan. Tuan Besar Arya terbeliak begitu mendapati hal itu, mencerna dalam sepersekian detik, kemudian mukanya berubah merah padam -seketika. "Kurang ajar!!!" Geram Tuan Besar Arya. "Masih punya nyali juga ternyata anggota keluarga Sadewa? Sehingga masih berani mencari gara-gara denganmu, Al?!" Kata Tuan Besar Arya lagi, dengan dengusan napas kasar, juga dengan suara meninggi dan wajah mengeras. "Mereka sudah sangat kelewatan kali ini, Pa...aku benar-benar marah besar sama mereka...karena rencana mereka itu...nyaris saja membuat aku dan Nadine jadi ribut!" Aliando berseru jengkel. Mendadak emosi lagi. Tuan Besar Arya menoleh sebentar ke arah Aliando demi memastikan ucapannya barusan sebelum
Read more
Bab 258 - Bertemu Atta
"Jangan coba-coba kamu lirik sana lirik sini entar pas di kantor loh, Mas...mentang-mentang kamu udah jadi Presdir sekarang...Boss besar...terus bisa seenaknya lirik sana lirik sini dan tebar pesona." Nadine memperingati sang suami dengan wajah tertekuk. Aliando geleng-geleng kepala seraya tergelak. "Ya enggak lah, sayang...ngapain coba aku lirik sana sini...tebar pesona...udah enggak waktunya...udah enggak jaman." Kata Aliando. "Sementara...aku sudah punya istri yang kayak bidadari ini..." Lanjut Aliando sambil mendoel hidung sang istri sembari menyunggingkan senyum. Mendapatkan perlakuan demikian dari sang suami, Nadine pun mengulas senyum dan pipinya langsung bersemu merah. Aliando menghela napas pelan, menatap Nadine lekat. "Ingat...apa yang sebelumnya aku katakan soal perempuan lain sama kamu?!" Aliando mengangkat sebelah alisnya, hendak mengetes Nadine masih ingat atau tidak.Seketika Nadine berpikir, mencoba mengingat-ngingat sembari bergumam. "Kamu enggak akan pernah be
Read more
Bab 259 - Berurusan Dengan Atta
Atta mangguk-mangguk. Memang benar 'kan?"Iya. Kamu pasti mau melamar kerja, 'kan?!" Atta mengulangi pertanyaannya. Aliando tergelak, nyaris saja ia mau ketawa, tapi buru-buru menahan tawanya supaya tidak meledak saat itu juga. Atta tak terlalu memperhatikan respon Aliando, kemudian dia berseru sembari menjentikan jarinya. "Kebetulan sekali lowongan pekerjaan office boy dan satpam masih ada di sini, Al.""Dan...kebetulan sekali kita bertemu di sini. Jadi, aku akan membantumu." Jelas Atta sambil tersenyum. Lagi dan lagi, Aliando harus tergelak mendengar hal itu keluar dari mulut Atta selagi ia memasukan tangan ke dalam saku celana. Atta menebak jika ia hendak melamar kerja di sini? Melamar sebagai office boy atau satpam?Sungguh hal itu meruapakan penghinaan baginya! Sepertinya Atta hendak mencari masalah dengannya ... hendak menguji kesabarannya ... mungkin saja juga hendak menghinanya! Tiba-tiba terbit senyum tipis di bibir Aliando. Atta belum tahu saja kalau ia adalah calon
Read more
Bab 260 - Penghinaan Basi
Berani sekali Aliando meremehkan posisi dirinya di Prasaja Group? Asal Aliando tahu ... posisi kepala devisi di Prasaja Group itu sudah termasuk sangat-sangat hebat!Bahkan, lebih hebat daripada posisi direktur, CEO di perusahaan lain.Bahkan, posisi rendahan seperti OB dan satpam saja, sudah dianggap keren.Dan orang-orang yang bekerja di kantor Prasaja Group benar-benar memiliki privilege tersendiri. Kini Atta benar-benar marah dengan Aliando.Awalnya, ia ingin memanggil satpam untuk segera mendepak Aliando dari sini. Akan tetapi, ia mengurungkan niatnya ketika teringat posisi dirinya di perusahaan itu dan nasib Aliando yang sungguh mengenaskan. Atta tergelak, tiba-tiba terbit senyum licik di bibirnya.Beberapa detik kemudian, ekspresi wajah Atta berubah serius lagi, lantas menatap Aliando tajam."Yakin? Kamu enggak butuh bantuan dariku?" Tanya Atta sekali lagi dengan kedua alis terangkat tinggi, hendak memastikan. "Iya ... aku enggak butuh bantuan dari kamu!" Jawab Aliando p
Read more
PREV
1
...
232425262728
DMCA.com Protection Status