All Chapters of Istri Pura-pura sang Putra Mahkota: Chapter 21 - Chapter 30
34 Chapters
Bab 21 Perasaan Asing
William melarang Caroline untuk datang ke kantor polisi. Lelaki itu bersikeras bahwa Caroline harus beristirahat. Caroline hanya bisa pasrah sekalipun sebenarnya dia sangat penasaran dengan apa yang terjadi. "Pokoknya, apapun kabar yang kau dengar dari polisi kau harus memberitahu aku secepatnya!" rengek Caroline sebelum William pergi tanpa dirinya. "Tentu saja. Tak perlu khawatir. Aku pasti akan mengabarimu secepatnya," jawab William meyakinkan. "Oke." Dan saat William pergi, Caroline tiba - tiba merasa kosong. Entah mengapa sekarang dirinya merasa sudah sangat terbiasa dengan kehadiran William di sisinya. Untungnya, orang tua Ariana datang ke rumah sakit pagi - pagi buta keesokan harinya sehingga Caroline tidak terus menerus kesepian. Elliana merawat Caroline dengan penuh perhatian. Dia mengupas apel, menyuapi dan membantu Caroline ke kamar mandi sekalipun sebenarnya Caroline tidak butuh bantuan untuk ke kamar mandi. [Jessica dalam keadaan baik. Tapi dia masih dalam perawatan
Read more
Bab 22 Berhenti Berpura - Pura
Caroline seketika membeku. Jantungnya seperti dihujam oleh keterkejutan yang amat sangat. Apakah Ariana sebenarnya tidak koma? Apa maksud William bahwa dia berpura - pura baik hanya untuk memanfaatkan dirinya? Pikiran Caroline diserang oleh beragam pertanyaan secara tiba - tiba. Di tengah kebimbangannya, Caroline berusaha mendekat ke sisi pintu agar dia bisa lebih jelas mendengar apa yang dikatakan oleh William. Diintipnya kamar perawatan Ariana melalui sedikit celah yang mampu dia jangkau. Ternyata gadis yang mirip dengannya itu sedang terbaring tidak sadarkan diri. Sepertinya, William bicara dengan Ariana yang masih koma. "Agak susah berpura - pura manis di depan orang yang sebenarnya sangat asing bagiku. Walaupun wajahnya sama denganmu, tetap saja dia orang lain bukan?" William melanjutkan ucapannya.Caroline berusaha bernafas sepelan mungkin. Dia tidak ingin William tahu keberadaannya sehingga dia batal mengetahui isi hati sebenarnya dari Sang Putera Mahkota. "Kau tahu Ana,
Read more
Bab 23 Reuni
Caroline sedikit tegang. Dia tidak pernah menghadiri pesta bersama kaum elit sebelumnya. Semalam, dia begadang demi menghafal nama dan wajah teman - teman Ariana. Sekalipun dia berhasil menghafal semuanya, Caroline tetap khawatir ada data yang William lewatkan. Bagaimanapun, tidak mungkin William mengenal dan tahu bagaimana hubungan Ariana dengan semua temannya. Memasuki gedung lokasi reuni dengan gaun merah panjang rancangan desainer ternama, Caroline menggandeng William dengan anggun dan percaya diri. "Jangan sampai melupakan hafalanmu, Caroline. Selain nama dan wajah, ingat juga apakah dia ada di halaman merah atau halaman hijau di buku yang kuberikan padamu," William berbisik mengingatkan Caroline. "Tentu. Kau tidak perlu khawatir. Aku mengingat semuanya," Caroline meyakinkan William dan juga dirinya sendiri bahwa dia tidak akan salah. Dalam buku catatan yang William berikan. Terdapat halaman merah dan halaman hijau. William menj
Read more
Bab 24 Skandal
"Ariana, bukankah Anda akan menikah dengan Pangeran William minggu depan? Tapi ternyata Anda menyimpan pria lain?" "Ariana, benarkah kalian sedang berselingkuh?" "Kalian teman satu kampus, apa hubungan kalian sudah berjalan cukup lama?" "Apakah kalian sengaja untuk bertemu di reuni ini untuk menjalin kasih?" "Anda sudah ketahuan, apa menurut Anda Pangeran William akan tetap melanjutkan pernikahan dengan Anda?"Rentetan pertanyaan tidak henti terlontar dari para wartawan itu. Caroline merasa frustasi. Dia bingung bagaimana menghadapi wartawan itu dan juga William nanti. "Tidak! Ini salah paham! Aku tidak berselingkuh!" Caroline berusaha menjelaskan. Tapi para wartawan itu tidak berhenti melontarkan pertanyaan dan mengambil gambar. "Bukankah Pangeran William ada di sini? Mengapa Anda begitu berani?" Seorang wartawan memberikan satu pertanyaan lagi dengan suara yang cukup lantang. Wartawan lain iku
Read more
Bab 25 Pesan dari Alice
Caroline tertegun membaca pesan itu. Rasa kantuknya mendadak lenyap. Sekarang otaknya dipenuhi pertanyaan yang ingin segera dia ketahui apa jawabannya. Mengapa Alice mengirim pesan seperti ini kepada Ariana? Nasehat Alice tidaklah buruk. Apa itu artinya Alice peduli pada Ariana? Atau apakah Alice sebenarnya tidak jahat? Apakah benar Ariana berselingkuh dengan Daniel dan Alice mengetahuinya? Caroline sangat penasaran. Dia bingung apakah harus memberitahu William soal pesan ini. Di satu sisi nalurinya mengatakan untuk merahasiakannya dan mencari tahu sendiri. Dia merasa sudut pandang William mengenai teman - teman Ariana tidak sepenuhnya benar. Justru William seolah termakan manipulasi Ariana. Ya, Caroline mulai meragukan kebenaran mengenai karakter Ariana yang selama ini William ceritakan. Di lain sisi, Caroline takut bahwa William yang benar dan Alice memang jahat. Dia takut dirinya sedang diperdaya dan
Read more
Bab 26 Pertemuan
"Apa maksudmu? Aku Ariana!" Daniel tersenyum singkat. Caroline tidak bisa menebak apa arti senyuman itu. Tapi, Daniel tidak membuatnya menerka - nerka terlalu lama karena lelaki itu segera menjelaskan maksudnya. "Tentu saja kau Ariana," Daniel mendekat menghampiri Caroline. "Tapi kau bukan Ariana yang aku kenal." Caroline masih terdiam, jantungnya masih berdebar kencang khawatir dia baru saja ketahuan. "Apa yang membuatmu berubah Ana? Apa kau telah jatuh cinta pada William?" Caroline merasakan kelegaan yang luar biasa. Dia benar - benar mengira Daniel mengetahui penyamarannya. Nyatanya, Daniel hanya merasa bahwa Ariana telah berubah. "Aku- kau benar, aku jatuh cinta pada William," jawab Caroline enteng saja. "Benarkah?" "Ya. Tentu saja." Mata Daniel tertunduk. Entah mengapa bagi Caroline, ekspresi itu menandakan kesedihan. Mau tidak mau, Caroline menjadi sedikit iba. "Apa kau baik - baik saja?" tanya caroline. "Tidak. Aku tidak baik - baik saja. Wanita yang kucintai telah b
Read more
Bab 27 Kisah Sebenarnya
DEG! Kekasih? Jadi benar Ariana dan Daniel sepasang kekasih? Ambisi menjadi keluarga kerajaan? Jadi, mungkinkah hubungan Ariana dan William tidak berlandaskan cinta melainkan ambisi besar Ariana?"Sebenarnya ada yang ingin kukatakan pada kalian berdua," Caroline meremas tangannya sendiri, dia sedikit ragu untuk menjalankan rencana yang sudah dia susun. Tapi, dia juga tidak punya ide yang lebih baik dari itu. "Apa?" tanya Alice dan Jacob bersamaan. "Apakah kalian tahu tentang Amnesia Dissosiatif?" "Apa? Amnesia apa?" Alice terlihat berpikir keras mencerna istilah yang baru saja Caroline ucapkan. "Amnesia dissosiatif. Jadi itu adalah salah satu amnesia yang terjadi karena trauma atau stress berat. Berbeda dengan amnesia yang terjadi karena cedera otak atau berturan pada kepala, amnesia dissosiatif tidak membuat penderitanya melupakan semua hal. Hanya beberapa ingatan atau momen tertentu saja yang dia lupakan," Caroline menjelaskan. "Oh, aku baru dengar. Aku tidak terlalu pintar un
Read more
Bab 28 Hari Pernikahan
"Ini tidak untuk selamanya. Dokter bilang selama kau mau bersabar dan rajin fisioterapi, kau akan bisa berjalan lagi suatu hari nanti," Jacob kembali menghibur Alice. Alice menggenggam tangan Jacob dan berterimakasih. "Suatu hari kau bertengkar dengan Olivia karena kau tahu Olivia berusaha menfitnahmu di depan Daniel. Gadis itu ingin merebut Daniel darimu. Dan kau tidak terima. Lalu kau menyuap pihak kampus untuk mengeluarkan Olivia secara tidak hormat. Kurasa sampai sekarang, Olivia masih punya dendam padamu karena hal itu." Sampai di sini, Caroline semakin yakin bahwa William benar - benar dibodohi oleh Ariana. Ariana tidak sebaik yang William pikirkan. Alice dan Jacob terlihat seperti orang baik. Mereka tidak kelihatan berbohong. Dan semua yang mereka ceritakan pun masuk akal. Terlebih, Caroline melihat langsung bagaimana sikap asli Olivia. Jelas - jelas Olivia tidak menyukai Ariana dan bahkan mengancamnya. Namun William memasukkannya dalam halaman hijau. Sementara Alice dan J
Read more
Bab 29 Malam Pertama
'Apa yang kau rasakan?' Caroline ingat saat ciuman pertamanya dengan William dulu, itulah kalimat yang lelaki itu tanyakan. Dulu, tujuannya adalah untuk menguji Caroline. Namun kalimat itu tanpa sengaja terngiang kembali di dalam kepala Caroline, seolah William benar - benar sedang menanyakannya. "Aku tidak merasa biasa saja," gumam Caroline dengan sangat lirih begitu dirinya dan William berhenti berciuman. William tentu saja tidak mendengar gumaman Caroline. Terlebih, tepuk tangan para tamu terdengar amat riuh. Mata Caroline tertunduk. Dia merasa sangat sial, bisa - bisanya jantungnya berdebar kencang saat William mendaratkan bibirnya. Berlainan dengan ekspresi Caroline, semua orang terlihat senang. Bahkan William pun terlihat senang. Lelaki itu benar - benar pandai berakting. Setelah upacara pemberkatan, Caroline menjalani pengukuhan sebagai putri kerajaan. Upacara pengukuhan itu lebih lama, kaku dan melelahkan daripada upacara pemberkatan pernikahannya. Bahkan setelah sele
Read more
Bab 30 Persidangan
"Caroline! Ada apa!?" William segera berlari dan mengetuk pintu kamar mandi. "Aw! Sakit!" rintih Caroline dari dalam kamar mandi. "Caroline, apa yang terjadi?" Tidak ada jawaban dari Caroline selain suara rintih kesakitannya yang terdengar. William mulai panik. Dia tidak ingin mengambil resiko. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada Caroline, maka semua rencananya akan gagal. Maka, dengan sigap, William mendobrak pintu kamar mandi hingga terbuka dengan paksa. "Ah! Apa yang kau lakukan?" Caroline yang terduduk di lantai dalam keadaan tanpa busana dengan panik meraih handuk untuk menutupi tubuhnya. William segera membalikkan badannya secara otomatis. Sejujurnya, ruang kamar mandi pun masih gelap karena lampu belum menyala. William pun tidak melihat apa pun. "Dasar cabul! Kenapa kau menerobos ke kamar mandi saat seorang perempuan sedang mandi?" rutuk Caroline. "Diamlah! Segera pakai handukmu!" "Sudah. Aw!" Caroline berteriak kesakitan lagi saat dia mencoba untuk berdiri. William
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status