All Chapters of Rahim yang Dipinjam Sahabatku: Chapter 21 - Chapter 30
33 Chapters
Sifat Asli
🏵️🏵️🏵️ “Bi Inah di sini, toh. Duduk, Bik.” Tasya mempersilakan asisten rumah tangga itu duduk di sampingnya. “Terima kasih, Buk.” Bi Inah pun menghempaskan tubuh di kursi yang ada di samping Tasya. “Pekerjaan Bi Inah udah kelar, istirahat aja dulu. Kita ngobrol di sini.” Tasya mengembangkan senyuman kepada Bi Inah. “Iya, Buk. Tapi sebentar lagi saya harus masak untuk makan siang.” “Iya, Bik. Masih ada waktu sebentar untuk istirahat.” Saat masih asyik berbincang, tiba-tiba seorang kurir menghampiri Tasya dan Bi Inah. Laki-laki itu membawakan kotak berwarna cokelat dan memberikannya kepada Bi Inah karena wanita paruh baya itu selama ini yang menerima surat ataupun paketan. “Tolong tanda tangan di sini, ya, Bik.” Kurir itu memberikan secarik kertas kepada Bi Inah. Tanpa sepengetahuan Tasya, laki-laki itu melirik ke arahnya. Pesona kecantikan wanita itu masih terpancar walaupun dalam keadaan hamil. Setelah Bi Inah selesai menandatangani kertas itu sebagai bukti kalau barang tela
Read more
Buah Hati
🏵️🏵️🏵️ Penantian panjang itu akhirnya datang juga. Hari ini Tasya melahirkan seorang anak laki-laki tampan yang sudah lama ditunggu-tunggu Kenzo dan keluarganya. Pria itu tampak sangat bahagia hingga menitikkan air mata. Setelah mengumandangkan azan di dekat telinga sang buah hati, orang tua Kenzo pun menggendong cucu yang suda lama mereka nantikan. Pak Rio dan Bu Marisa memancarkan wajah yang sangat berseri-seri sambil memandangi bayi mungil Kenzo dan Tasya. Tasya yang menyaksikan itu merasa sangat terharu karena dia berhasil membahagiakan orang-orang yang selama setahun terakhir ini selalu baik kepadanya. Namun, jika mengingat kesepakatan yang terjadi antara dirinya dan Siska, Tasya kembali bersedih. Tasya sadar bahwa tidak lama lagi, dia akan segera meninggalkan sang buah hati yang baru lahir. Tasya harus menepati janji yang telah Siska putuskan. Dia sangat ingat kalau dirinya hanya istri sementara karena sahabatnya telah menyampaikan hal itu sebelum pernikahan terjadi kala i
Read more
Memenuhi Janji dan Kesepakatan
🏵️🏵️🏵️ Siska akhirnya mematikan telepon karena sangat kesal terhadap Irfan. Dia tidak menyangka kalau laki-laki itu masih saja berusaha mengusik kehidupannya. Siska berpikir keras agar Irfan tidak mengganggunya lagi. Saat ini Siska kembali fokus kepada Tasya yang dianggap sebagai penghalang dalam hubungannya dan Kenzo. Siska segera memasuki kamar Tasya. Dia merasa sakit melihat sikap yang ditunjukkan sang suami kepada sahabatnya itu. “Kamu belum ngantor, Mas? Udah rapi gitu masih tetap di sini.” Siska melihat Kenzo yang sedang memperhatikan Tasya memberikan ASI kepada anaknya. “Ini udah mau berangkat, kok, Sayang. Aku gemas melihat anakku.” Kenzo mencium dahi putranya yang dia beri nama Kevin. Kenzo pun mencium dahi Tasya, sedangkan Siska merasa sesak melihat pemandangan itu. Dia makin bersemangat untuk segera mengusir sahabatnya dari rumahnya. Siska berusaha tegar melihat kemesraan yang ditunjukkan suaminya. “Kamu nggak lupa, kan, dengan kesepakatan kita?” tanya Siska kepada
Read more
Pengakuan Cinta lewat Surat
🏵️🏵️🏵️ Kenzo pun menemukan sepucuk surat yang Tasya tulis. Kenzo segera membuka kertas itu lalu membacanya. [Maafin aku, Mas. Aku harus meninggalkan kamu dan anak kita. Tugas dan kewajibanku sudah selesai, melahirkan penerus untuk keluargamu. Aku tidak pernah membencimu dan anak kita.] [Kamu harus tahu kalau aku sangat mencintai kalian berdua, tapi aku harus melakukan ini. Aku titip anak kita, ya, Mas. Sayangi dia dengan sepenuh hati. Dia bukti cinta kita.] [Aku tidak dapat bersamamu untuk membesarkannya karena keadaan, aku harus pergi dari kehidupanmu dan Siska. Aku yakin kalau sahabatku pasti bisa menjadi ibu yang baik untuk anak kita.] [Ampuni aku, Suamiku. Aku sangat mencintaimu. Aku tidak mampu mengungkapkan perasaan itu ketika masih bersamamu karena aku istri kedua yang hanya berkewajiban untuk melahirkan penerus untukmu.] [Takdir tidak berpihak pada kita karena kamu akan tetap menjadi milik Siska. Semoga cinta kalian kembali bersemi seperti sebelum kehadiranku dalam hid
Read more
Pertemuan Tak Terduga
🏵️🏵️🏵️ Tasya belum mampu menghapus kesedihan yang menimpa dirinya. Dia tidak kuasa jika mengingat perpisahannya dengan buah hati tercinta. Walaupun awal pernikahannya dengan Kenzo hanya sebuah kesepakatan, tetapi dia akhirnya bangga menjadi istri laki-laki itu. Saat ini, kepedihan itu makin membuat Tasya tidak berdaya. ASI yang seharusnya dia berikan kepada anak yang baru dia lahirkan, kini terbuang begitu saja. Tasya merindukan sang buah hati tercinta. Wanita itu membuka ponsel, dia memandangi foto dirinya, Kenzo, dan putra mereka. Tasya hanya mampu menyentuh dua orang yang dia cintai itu melalui benda pipih tersebut. Hatinya benar-benar sangat sakit. “Sya, kamu nangis lagi, ya?” Rani mengusap punggung sahabatnya. “Rasanya sakit banget, Ran. Aku kangen anakku.” Air mata Tasya kini telah menganak sungai. “Aku tidak tahu harus berkata apa, Sya. Aku minta maaf karena tidak dapat membantumu.” Rani turut sedih melihat keadaan Tasya. “Kamu nggak perlu minta maaf, Ran. Aku harus k
Read more
Menceritakan Kebenaran
🏵️🏵️🏵️ “Sayang.” Kenzo langsung meraih tangannya. “Apa-apaan ini, Ran? Kenapa kamu memberitahukan keberadaanku?” Tasya kecewa melihat apa yang dilakukan sahabatnya. “Maafin aku, Sya. Aku nggak sanggup membayangkan anakmu hidup tanpa seorang ibu.” Rani meminta maaf kepada Tasya. “Tapi ini nggak benar, Ran. Aku harus bilang apa ke Siska?” “Kenapa kamu harus takut padanya? Mas Kenzo juga suamimu dan kalian saling mencintai. Kalian juga sudah punya Kevin sekarang. Siska nggak ada hak melarangmu untuk bersatu dengan Kenzo.” Rani pun memberikan pengertian kepada Tasya. “Apa yang terjadi, Sayang? Apa kamu nggak kangen dengan anak kita?” Kenzo memegang kedua pipi Tasya. “Itu nggak mungkin, Mas. Aku sangat merindukan anaku. Tapi aku harus melakukan ini demi kebaikan bersama.” “Kebaikan bersama kamu bilang? Kamu pikir aku dan Kevin akan baik-baik saja setelah kamu pergi? Kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu?” Kenzo merasa kesal mendengar ucapan Tasya. “Kamu nggak ngerti, Mas. Aku
Read more
Buah Hati Tercinta
🏵️🏵️🏵️ “Bik, saya dan anak saya akan tinggal di rumah orang tua saya. Anak saya lebih nyaman bersama orang tua saya. Mbak Marni nggak perlu berhenti kerja, dia akan membantu pekerjaan Bibik. Mungkin seminggu sekali, saya akan ke sini.” Kenzo lebih memilih berpamitan kepada asisten rumah tangganya daripada Siska. “Baik, Pak. Saya juga kasihan melihat tangisan Den Kevin. Dia pasti butuh ibunya.” Bi Inah merasa tenang karena anak majikannya akan tinggal di tempat yang lebih aman. “Saya ingin bertanya ke Bibik. Sebenarnya Bibik tahu sesuatu, kan, tentang Bu Tasya?” Kenzo menaruh curiga dengan sikap yang Bi Inah tunjukkan. “Anu, Pak ….” Sebelum Bi Inah melanjutkan apa yang ingin dia sampaikan, tiba-tiba Siska datang menghampiri mereka. “Kamu mau ke mana, Mas?” tanya wanita itu. “Aku akan membawa Kevin tinggal di rumah orang tuaku.” Kenzo dengan yakin mengatakan tujuannya kepada Siska. “Bagaimana kalau aku kangen Kevin, Mas?” Bi Inah dan Marni saling berpandangan mendengar ucapan
Read more
Bermain Api
🏵️🏵️🏵️ “Aku mohon, Mas, mengertilah dengan posisiku. Aku harus melakukan ini.” Kenzo mengusap pipi Tasya sambil menatapnya dengan sendu. “Inikah cinta yang kamu ucapkan dalam suratmu. Cinta apa ini, Sayang? Cinta itu tidak akan sesakit ini.” Kenzo menempelkan tangan kanan Tasya ke dadanya. “Hanya pengertian yang aku butuhkan dari kamu, Mas. Cinta itu harus saling mengerti dan memahami.” Tasya tetap berusaha meyakinkan suaminya. “Tapi kenyataannya sekarang, kamu tidak mengerti dengan perasaanku.” Tasya terdiam mendengar apa yang Kenzo katakan. Tasya juga sangat sedih karena meminta sang suami menjauh dari dirinya dan putra mereka. Dia terpaksa melakukan itu untuk menjaga perasaan Siska. Lagi pun, Tasya sudah berjanji kepada sahabatnya untuk meninggalkan Kenzo. 🏵️🏵️🏵️ Siska tidak merasa sedih walaupun Kenzo pergi dari rumah, tetapi dia sedikit heran dengan sikap suaminya tersebut, padahal sebelumnya, laki-laki itu selalu menghabiskan waktu di istana cinta mereka, bukan di ru
Read more
Makin Cinta
🏵️🏵️🏵️ “Kamu nggak pulang, Mas?” Tasya melihat suaminya masih berbaring. Sementara di luar sudah makin gelap, hampir tengah malam. “Kamu mau ngusir aku, Sayang?” “Kok, kamu ngomongnya gitu, Mas?” “Jadi, aku harus ngomong apa? Bukannya kamu tidak ingin dekat denganku?” “Itu nggak benar, Mas.” “Tapi itu kenyataan.” “Kamu benar-benar nggak bisa memahami posisiku, Mas.” “Aku sakit di-PHP-in, Sayang.” Kenzo meraih tangan Tasya lalu meminta wanita itu berbaring disampingnya. “Kamu mau ngapain, Mas?” Tasya curiga dengan tatapan sendu Kenzo. “Apa aku tidak memiliki hak berada di samping istriku?” Kenzo mengusap pipi Tasya. Tasya tidak kuasa menolak suaminya. Dia ingin mengatakan bahwa dirinya sangat bahagia berada di dekat Kenzo, tetapi dia tidak dapat mengeluarkan kalimat itu. Tasya tetap masih ingat dengan perasaan Siska. 🏵️🏵️🏵️ Siska tidak merasa heran walaupun suaminya tidak pulang. Dia sangat tahu kalau Kenzo pasti kecewa setelah membaca pesan dari Irfan di ponselnya.
Read more
Minta Cerai
🏵️🏵️🏵️ Pagi ini, Kenzo tampak bahagia. Dia sangat bersyukur karena akhirnya Tasya bersedia menerimanya kembali. Kenzo tidak menyadari kalau sang ibu memperhatikan tingkahnya yang saat ini sedang sarapan di meja makan. “Sepertinya lagi bahagia banget, Ken.” Bu Marisa pun ingin tahu apa yang membuat wajah putranya berseri-seri. “Ini berkat wanita yang melahirkan anakku, Mih.” Kenzo pun memberikan balasan kepada ibunya. “Mami sudah menebak. Tasya itu memang istri idaman. Dia tidak hanya cantik di luar, tapi dalamnya lebih luar biasa.” “Iya, Mih. Aku sangat bersyukur memilikinya.” “Semoga hubungan kalian tetap langgeng selamanya. Mami juga sayang sama dia. Dia sudah melahirkan penerus keluarga kita.” “Iya, Mih. Akhirnya kita sekarang dapat menimang cucu.” Pak Rio turut membuka suara. Keluarga bahagia tersebut menikmati sarapan dengan perasaan senang. Mereka selalu bersyukur bahwa apa yang diharapkan selama ini telah terwujud. Tasya telah memenuhi keingin terbesar keluarga Kenzo,
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status