All Chapters of IBU DAN ADIKKU PENGHANCUR RUMAH TANGGAKU : Chapter 21 - Chapter 30
35 Chapters
21. Pernikahan Sugeng dan Winda
"Nella, duduklah!"Nella menurut, lalu kemudian ia duduk di samping Bu Romlah."Nell, kamu dengerin Ibu baik-baik ya, dan kamu juga harus bersabar." Menghirup napas sejenak. "Winda hamil, dan lelaki yang menghamilinya adalah suamimu sendiri, dan kalau kamu ingin bukti, ini silakan kamu dengerin rekaman ini."Bu Romlah menyodorkan ponsel miliknya, namun Nella tidak mau menerimanya. "Terima kasih, Bu. Tapi, maaf itu tidak perlu, karena saya percaya dengan perkataan Bu Romlah."Mendengar itu, Sugeng sontak menghampiri Nella dan bersimpuh di kakinya. "Nell, tolong kamu dengerin penjelasan, Mas. Ini-ini semua tidak seperti yang kamu bayangkan, waktu itu aku dijebak sama adikmu!"Nella tidak merespon, ia hanya memandang lurus ke depan dengan tatapan kosong, dan meskipun Nella sudah memperkirakan ini, namun ia tidak menyangka jika perselingkuhan suaminya kali ini hingga sampai membuat adik kandungnya sendiri hamil.Namun, yang lebih parahnya, kenapa adiknya tega mengkhianatinya juga?"Nell,
Read more
22. Bukan Anak Kandung
"Bu, Winda. Aku ingin bicara dengan kalian berdua," ujar Nella setelah semua orang sudah pulang ke rumah mereka masing-masing.Wati dan Winda yang sedari tadi asyik mengobrol seraya tertawa, mereka sontak menghentikan obrolan mereka dan kemudian memandang Nella bersamaan."Ada apa?" Entah hanya perasaan Nella saja atau bukan, namun suara Wati mulai terdengar tidak ramah di telinga Nella.Melihat akan ada yang tidak beres dengan pembicaraan di antara ibu dan anak itu, Sugeng yang sebenarnya malas berada di sini, ia terpaksa tetap duduk di tempatnya karena penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh mantan istrinya tersebut.Sedangkan Nella sendiri, ia tidak menghiraukan keberadaan Sugeng, ia akan membiarkan Sugeng melihat drama keluarganya karena Nella hanya menganggapnya sebagai benda mati."Aku tidak tahu apa yang aku pikirkan ini benar atau salah, tapi adanya Winda melakukan hal ini padaku, membuat aku merasa bahwa sepertinya kalian berdua memang sengaja ingin menyakitiku."Nella
Read more
23. Memulai Hidup Baru
Setelah selesai mengemas semua barang-barangnya, Nella kemudian pergi dan mencari kontrakan baru untuk ia tinggali. Kini Nella memilih area yang lebih dekat dengan pasar, dan yang jelas tempat tinggalnya kini juga lebih jauh dari rumah Wati, maupun Sugeng dan Winda.Setelah cukup lama mencari informasi rumah kontrakan yang dekat dengan pasar, Nella akhirnya menemukannya dengan bantuan Mbah Marni yang memang rumahnya berada dekat dengan area pasar.Nella mendapatkan rumah yang cukup luas, namun dengan harga yang relatif murah."Bagaimana, Mbak? Cocok nggak?" tanya sang pemilik rumah setelah Nella melihat-lihat sekeliling rumah tersebut."Iya, Bu. Cocok kok, Bu," sahut Nella senang. Nella tentu senang mendapatkan tempat tinggal yang luas dan murah seperti ini.Setelah proses kesepakatan dan pembayaran selesai, Nella kemudian membersihkan tempat tersebut dan kemudian mengambil semua barang-barangnya yang tadinya dititipkan dahulu di rumah Mbah Marni.Semua pekerjaan Nella selesai tepat p
Read more
24. Pedagang Baru
Tiga bulan kemudian....Seminggu sebelum selesainya masa iddah, Nella mendapatkan kabar duka yang datangnya dari Mbah marni. Mbah Marni telah meninggal dunia karena sakit.Dan hari ini, Nella sudah mulai akan berjualan kembali, ia sudah sangat merindukan suasana jualan di pasar pagi."Lho, Bu. Di tempatnya almarhum Mbah Marni sudah ada yang nempatin ya?" tanya Nella yang baru saja tiba. Nella memang tidak tahu kalau ada pedagang baru yang menempati lapak Mbah Marni, sebab yang mengambil sayuran ke kontrakannya adalah suaminya Bu Yanti, dan suaminya Bu Yanti hanya sekedar mengambil dagangan Nella saja, jadi mereka berdua tidak pernah mengobrol, apalagi membicarakan tentang pedagang baru tersebut."Oh iya, penjual jilbab. Wah, akhirnya kamu jualan lagi, Ibu kangen sama kamu," sahut Bu Yanti senang."Iya, alhamdulilah ... Nella juga kangen sama Ibu."Nella kemudian segera menata barang dagangannya, dan tikar Nella pun berdampingan dengan tikar pedagang jilbab tersebut."Orangnya kok be
Read more
25. Memulai Bisnis Baru
Satu bulan kemudian ...."Mbak Nella, Mbak nggak pingin jualan online juga gitu?""Hah, jualan online? Maksudnya Mas nyuruh dagangan sayuranku ini dijual secara online juga gitu?"Yoga sontak tertawa mendengar jawaban Nella. "Ya nggak dong, Mbak. Maksudnya Mbak itu jualan jilbab, pakaian, atau tas gitu, terus nantinya jadi kayak saya begini, ya jualan offline dan nyambi jualan online juga. Jadi untung Mbak nanti bisa dobel kan?"Sejenak Nella memikirkan perkataan Yoga, dan sepertinya tidak ada salahnya jika ia mencobanya."Kayaknya oke juga. Tapi, bagaimana caranya, Mas?"Yoga tersenyum, lalu dengan sabar ia mengajari Nella jualan lewat sosial media terlebih dahulu, lalu kemudian Yoga juga mengenalkan supplier tangan pertama dari salah satu marketplace yang cukup terkenal di Indonesia. Dan, produk pertama yang dicontohkan Yoga tentu saja jilbab."Saya juga ngambil dari toko ini, Mbak. Mbak Nella coba lihat aja dulu deh, harga di toko ini sangat murah."Nella sontak menerima ponsel ya
Read more
26. Kehancuran Winda Part 1
Berjualan online memang tidak mudah, terutama bagi Nella yang masih baru berkecimpung dalam bisnis tersebut. Nella bukan hanya harus telaten untuk selalu posting barang dagangannya dan mencari pembeli, namun ia juga harus bersabar ketika menghadapi para calon pembeli yang hanya sekedar menanyakan barang dagangannya saja, bahkan ada juga yang ujung-ujungnya hanya memberi harapan palsu saja.Meski sudah satu bulanan Nella mencoba berjualan online, dan hanya mendapat beberapa pembeli saja, namun Nella tidak mau menyerah, sebab ia juga masih ingat perjuangannya dulu waktu berjualan di pasar pagi, Nella tetap harus semangat berjualan hingga mempunyai pelanggan tetap seperti sekarang ini.Sedangkan untuk hubungannya dengan Yoga, kedekatan mereka kian hari semakin bertambah, sebab Yoga selalu memiliki ide, bagaimana caranya mereka berdua bisa dekat hingga terus-menerus, bahkan kalau perlu hingga sampai pelaminan."Aduh ... nggak ah kalau aku disuruh jadi model seperti ini, memangnya kenapa s
Read more
27. Kehancuran Winda Part 2
Keesokan harinya....Winda dengan perlahan mulai membuka matanya saat mendengar suara seorang wanita yang sedang mengerang kesakitan. Ia sempat terkejut ketika melihat ranjang pasien di sampingnya telah ditempati seseorang."Oh iya, sekarang kan aku masih di rumah Bu bidan," batin Winda yang kemudian teringat dengan kejadian semalam."Bu Winda sudah bangun?" tanya Bu bidan yang baru saja masuk dan hendak memeriksa pasien di sebelah Winda.Winda mengangguk lemah, lalu kemudian bidan tersebut mengatakan, "Baiklah kalau begitu tunggu sebentar ya Bu, setelah saya memeriksa Mbak ini, nanti saya akan periksa Bu Winda."Lagi-lagi Winda hanya mengangguk, lalu setelah gorden yang berada di tengah mereka ditarik bidan tersebut, Winda kemudian mengambil ponselnya yang berada di atas nakas.Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh, pantas saja suaminya sudah tidak kelihatan di sini, sebab mungkin saja Sugeng saat ini sudah berangkat bekerja.Winda tidak mempermasalahkan Sugeng yang tetap pergi bekerj
Read more
28. Jadi Foto Model
"Mbak, make up nya tolong jangan tebal-tebal ya? Aku nggak suka, hehe ....""Aduh, Mbak Nella ini ada-ada saja, Mbak tanpa makeup aja udah cantik, jadi ngapain harus tebal-tebal, Mbak? Mbak tenang aja, ini aku kasih tipis kok, jadi biar kelihatan natural."Nella mengangguk. Nella sebenarnya tidak menyangka jika hanya melakukan foto untuk model produk saja harus dandan seperti ini, padahal di FB saja banyak orang yang langsung foto dengan produk mereka tanpa perlu repot berdandan seperti ini."Mbak Mei, memangnya ini nggak berlebihan ya? Kenapa harus pakai blus on dan tetek bengek lainnya ini? Bukannya hanya memakai bedak dan lipstik saja sudah cukup?" tanya Nella pada fotografer yang sedang duduk tidak jauh darinya."Nggak berlebihan kok, Mbak Nell. Mbak sih belum lihat para selebgram memamerkan foto mereka, nah Mas Yoga ini maunya Mbak agar bisa terlihat seperti mereka, jadi biar sedikit lebih berkelas gitu dalam mempromosikan dagangan Mbak nantinya."Nella mengangguk. "Tapi, ini ka
Read more
29. Diusir
Beberapa bulan kemudian....Karena bisnis jualan online ternyata menjanjikan, maka dari itu kini Nella juga ingin menambah produk baru untuk jualannya, namun untuk yang ini ia ingin namanya sendiri menjadi merek dagang barang tersebut."Mas Yoga, setelah tahu rasanya jualan online, entah mengapa lama-kelamaan aku jadi ingin punya merek dagang sendiri gitu. Tapi, aku bingung, kira-kira aku cocoknya produksi apa ya?" ujar Nella, saat ini mereka berdua sedang duduk di bangku pantai setelah melakukan pemotretan.Yoga terlihat berpikir sejenak, lalu kemudian ia menjawab, "Bagaimana kalau skincare? Kebetulan aku punya seorang teman yang jadi dokter kulit, dan istrinya itu seorang dokter kecantikan. Jadi mereka berdua itu ingin memproduksi skincare, tapi sedang terkendala modal. Jadi, bagaimana kalau kita bekerja sama dengan mereka saja?""Hah, skincare? Tapi, itu kan modalnya nggak sedikit, Mas. Lalu aku berkontribusi apa untuk kerja sama ini? Aku kan juga nggak punya modal sebanyak itu.""
Read more
Karma
Winda yang terlalu mencintai Sugeng dan tidak percaya bahwa ia sudah diceraikan, akhirnya dengan penuh kenekatan ia berangkat sendiri ke kota Malang, dengan hanya berbekal alamat yang diberikan oleh salah satu teman Sugeng yang berada di kampung mereka, kini akhirnya Winda sampai juga di depan rumah alamat tersebut.Dengan perasaan sedikit ragu Winda mulai mengetuk pintu rumah tersebut, akan tetapi ia terkejut ketika melihat yang membukakan pintu adalah seorang wanita cantik yang Winda perkirakan seumuran dengannya."Maaf, Mbak nya mau cari siapa ya?" tanya wanita itu ketika melihat sosok asing di hadapannya."Oh, maaf ini apa benar dengan rumahnya Mas Sugeng?"Belum sempat wanita itu menjawab, dari arah belakang wanita tersebut terdengar suara lelaki yang Winda kenal."Sayang, siapa tamunya?"Jantung Winda berdebar keras ketika mendengar suara laki-laki yang dirindukannya selama beberapa bulan ini, akan tetapi ia hampir limbung ketika melihat sosok lelaki itu dengan nyata.Sugeng ben
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status