All Chapters of Terpaksa Nikah: Chapter 21 - Chapter 30
42 Chapters
Tak menyangka
Di hari keempat setelah tragedi kecelakaan tunggal yang dialami oleh William sampai membuatnya cedera parah dan tak sadarkan diri itu akhirnya ia siuman sejak beberapa jam lalu. Beberapa anggota keluarga dari pihak Bagas pun juga turut datang menjenguk meskipun tak dapat langsung melihat kondisinya sekarang. Termasuk Leo yang sejak kemarin absen datang karena kejadian di kantin saat bertemu dengan Hani yang membuatnya tak datang sementara waktu. Meskipun tak banyak keluarga lain yang datang, namun untuk ukuran penjenguk pasien ICU sudah termasuk over limit. Kedua orang tuanya juga sudah mengatakan jika tak perlu repot datang ke rumah sakit sebelum bisa dipindahkan ke ruang rawat terlebih dahulu, namun William ternyata adalah anak emas dari keluarga pihak Bagas. Sebab ia menjadi cucu ataupun sepupu yang paling akhir alias primadona perhatian semua orang di keluarganya. "Clarissa nggak datang lagi hari ini, Nak?" "Nggak Ma. Lagi pula aku juga larang dia datang kalau urusannya sendiri
Read more
Berbeda
Setelah pulang dari rumah Fira beberapa waktu lalu, Clarissa jadi banyak pikiran karena sebuah fakta yang sulit ia terima. Meskipun Leo bukan seperti prasangka duganya yang senang berganti pasangan, ia tetap tak senang dan kecewa berat setelah tahu pria itu memiliki kebiasaan yang buruk. "Ca? Kenapa kamu ngelamun aja sejak pulang dari rumah Fira? Ada apa?" Sania mengambil duduk di sofa ruang tengah, sebelah kanan putri semata wayangnya itu dengan membawa teh hangat miliknya di tangan. "Nggak apa-apa kok, Ma. Lagi capek aja, aku mau ke kamar dulu kalau gitu." "Oh ya, tadi Leo hubungin mama. Dia nyariin kamu dan tanya kenapa kamu nggak balas pesan sama sekali dari tadi pagi?" Clarissa terus berjalan tak berniat untuk menghentikan langkah kakinya apalagi berbalik arah pada ibunya lagi. "Kelupaan nggak lihat HP, Ma."Hanya itu jawaban yang dilontarkan oleh Clarissa sebelum makin menjauh dari ruang tengah. "Baik-baik sama dia, jangan dicuekin ya, Caa!" *** Karena khawatir Clarissa
Read more
Sikap aneh
"Kenapa diam sekarang? Jadi benar? Kamu tiba-tiba bersikap acuh tak acuh dengan saya begini karena ucapan Hani kemarin lusa kan, Sa?" tanya Leo lagi untuk mempertegas kalimatnya. "Nggak, ngapain juga dengerin perempuan gila itu," bantah Clarissa menyangkal yang sebenarnya. "Terus kenapa tadi kamu pergi ke rumah Kenan?""Ya emangnya kenapa? Orang aku dateng karena mau liat Fina aja kok."Ternyata Clarissa masih enggan mengakuinya dan terus mencari alibi terhadap Leo. Ia sama sekali tak berniat untuk mengatakan hal apa pun yang kini sudah diketahuinya. "Tapi Om tau darimana kalau aku habis dari rumah Kenan?" tanyanya balik. "Memangnya siapa lagi kalau bukan dari dia sendiri?" Dalam hati Clarissa berdecak sebal karena menduga jika Fira telah mengadu kepada Kenan yang berujung diketahui oleh Leo seperti sekarang ini. Padahal tadinya ia sudah mewanti-wanti Fira agar tetap tutup mulut dan tak mengatakan barang satu kata pun terhadap suaminya. "Kalau kamu memang ingin tau sesuatu tentan
Read more
Lampu hijau
Leo langsung terdiam dan tak bisa berkata-kata lagi saat mendengar penuturan Clarissa barusan. Seperti terpojok kan di jalan buntu, ia kesulitan untuk mencari jalan keluar sekarang ini. Di saat perempuan itu pergi menuju kamarnya yang ada di lantai 2, Sania juga baru saja datang menghampirinya di ruang tamu. Beliau tak tahu sama sekali dengan permasalahan yang sedang terjadi di antara mereka berdua, terlebih lagi saat kepergian putrinya yang tanpa sepatah kata pun itu ketika beliau panggil. "Clarissa kenapa, Nak? Kalian berantem?" tanya Sania bingung terhadap Leo. Namun Leo hanya menggelengkan kepala dan tersenyum tipis untuk respon tak setuju dengan pertanyaan itu. "Clarissa bilang dia sangat mengantuk, Tante. Jadi dia ingin pergi tidur," alasannya agar tak membuat konflik baru dan juga takut beliau tahu dengan permasalahan yang terjadi di antara mereka. "Itu anak, udah dibilang jangan biarin kamu sendirian juga masih tetep aja nggak didengerin. Sekarang malah pergi tidur. Maaf y
Read more
Perdebatan
"Ma, ayo pulang. Daritadi geluduk terus, sebentar lagi pasti mau hujan." Clarissa merengek dengan suara lirih pada ibunya setiap kali situasi yang tak nyaman untuknya. Ia ingin bergegas pulang ke rumah dan meminta Sania agar bisa segera berpamitan dari sana. Namun tanggapan Sania barusan malah membuat mood sang puan semakin buruk. "Kita baru juga dateng setengah jam yang lalu masak udah buru-buru pulang aja? Tunggu sebentar lagi, nggak enak sama orang tuanya Leo yang udah repot-repot jamu kita di sini," jawabnya pelan agar tak terdengar jelas oleh mereka yang ada di ruangan William saat ini. Tentu saja beliau segan jika tiba-tiba harus pamit pulang begitu saja di saat Bagas dan juga Rani baru menyediakan beberapa suguhan untuknya. Apa lagi mereka tadinya juga datang bersama Leo, tentu akan membuat Sania semakin segan jika harus merepotkannya untuk memenuhi ego putrinya sendiri. Padahal niat kedatangan mereka di sana hanyalah untuk berkunjung pasien, namun mereka malah memperlakuka
Read more
Masa lalu
Hingga beberapa detik kemudian Clarissa langsung memundurkan langkahnya dan mengalihkan pandangannya ke lain arah untuk bisa menghindari kontak mata dengan Leo. Ia juga berdeham pelan berupaya untuk menetralkan degub jantungnya yang tiba-tiba berdebar cepat dari biasanya. "Satu hal lagi yang perlu kamu tahu tentang saya yaitu saya orangnya pencemburu. Saya sangat tidak suka milik saya diganggu orang lain apapalagi sampai direbutnya." Clarissa melirik sekilas ke arahnya dengan menelan salivanya getir. Ia berusaha untuk tidak terintimidasi tatapan Leo meskipun jantungnya berdebar sangat cepat karena posisi di antara mereka yang begitu dekat. "Lagian siapa yang bakal ganggu dan ngerebutin aku sih? Orang dia cuman ngeliatin aku doang-""Jadi kamu sudah mengaku jika milik saya?" potong Leo membuat Clarissa terdiam dan skak mat. Ia benar-benar terjebak dengan pernyataannya sendiri. "Siapa-siapa bilang?" sangkalnya sedikit terbata malah membuat pria itu tersenyum miring. "Padahal saya b
Read more
Prioritas
Leo sengaja melepaskan jaket kulitnya dan hanya menyisakan kaos oblong berlengan pendek itu agar bisa diberikan kepada Clarissa. Ia juga memasangkannya di tubuh perempuan tersebut untuk menghangatkannya karena sang empu hanya mengenakan kaos pendek dengan celana yang panjangnya hanya sedikit di atas lutut. Di tengah malam dan hujan deras seperti ini tentulah membuatnya menggigil kedinginan dengan pakaian seperti itu. "Lain kali jangan berpakaian pendek seperti ini. Apalagi di malam hari," ujar Leo setelah selesai membantunya untuk memasangkan jaket tersebut. Clarissa tak menjawab karena ia sendiri baru saja bisa menetralkan rasa takut yang baru saja dialaminya. Bersyukur jika suara petir itu tak berlangsung lama hingga membuatnya sedikit lega meskipun masih turun hujan deras malam ini. "Ayo masuk, hujannya makin deras," ajak Leo kemudian karena Clarissa tak bergeming sama sekali dari tempatnya. "Kenapa?" "Aku mau pulang," akunya. "Ya sudah, kalau begitu ajak Tante Sania juga. Bi
Read more
Jodoh itu dijebak
"Kenapa ambisi banget sama perjodohan ini sih, Om?" tanya Clarissa heran karena Leo terus saja tak menyerah dan kerap kali membuatnya jadi kegeeran. "Bukankah dari awal memang saya yang mengajakmu menikah lebih dulu sebelum tahu jika kita akan dijodohkan?"Clarissa terdiam karena pernyataan itu memang benar adanya. "Itu berarti saya memang berambisi dengan kamu, bukan hanya karena perjodohan ini saja.""Tapi waktu itu aku cuman dijadiin pilihan dadakan karena tahu om bakal dijodohin kan? Nyatanya Om gak pernah ajak aku nikah karena ketulusan sendiri. Jadi buat apa diseriusin? Lagian perjodohan ini juga terpaksa." "Memang kalau saya serius ingin menikah denganmu, kamu percaya?" Lagi lagi ia dibuat bungkam suara karena pria tersebut selalu membuatnya terpojok dengan pernyataan dan juga pertanyaannya. "Justru saya mengajakmu menikah saat itu karena saya yakin kamu adalah pilihan saya sendiri, Sa. Meskipun waktunya yang terlalu cepat, tapi keputusan saya itu sudah saya pikirkan matan
Read more
Posesif
Seperti yang dikatakan oleh Leo kemarin malam, ia akan datang menjemput Clarissa di rumahnya sore ini selepas pulang bekerja. Ia juga langsung menuju ke rumahnya tanpa sempat pulang terlebih dahulu meski untuk mengganti pakaian saja. Walaupun perempuan itu awalnya tak setuju dan sempat menolak, akhirnya Leo tetap yang menang karena ancaman kemarin yang ia jadikan sebagai pendukung atas keberhasilannya itu. "Mau kemana sih?" "Saya sudah bilang kemarin, nanti kamu juga akan tahu." Dengan terpaksa dan langkah malas, Clarissa berjalan di belakang Leo untuk mengikutinya menuju ke mobil. Karena pria itu tak mengatakan tujuan yang akan didatangi, ia sengaja untuk memakai pakaian ala kadarnya dan juga tanpa make up lengkap selain lipstik berwarna pink dan juga bedak tabur sebagai covernya. "Kamu yakin pergi dengan pakaian seperti itu?" tanya Leo saat keduanya sudah berada di dalam mobil. Bukannya ia protes mengenai apa yang dikenakan oleh Clarissa saat ini, hanya saja ia ingin memastikan
Read more
Dilamar
Setibanya di dalam Gedung, Clarissa langsung diajak ke sebuah ruangan yang ternyata adalah sebuah settingan Leo yang telah mempersiapkan semua ini untuknya. Seorang wanita muda yang usianya tak jauh dari sang puan itu pun menggandeng tangannya dan mengarahkan ke sebuah kursi agar ia bisa duduk di depan cermin yang letaknya tak jauh dari sana. Dan ya, wanita itu adalah seorang make up artist pesanan Leo agar bisa mendadani Clarissa tidak hanya dari wajahnya saja. Melainkan seluruh penampilan gadis itu sesuai dengan keinginannya seperti apa. “Om mau kemana?” tanya Clarissa dengan menarik ujung jas Leo saat pria itu hendak berlalu pergi meninggalkannya di sana. “Saya ingin mengganti pakaian juga sebentar, kamu di sini saja. Untuk make up dan dress apapun yang kamu inginkan bisa kamu pilih sendiri nanti.” Setelah mendapat jawaban seperti itu, akhirnya Clarissa merelakan Leo pergi dari ruangan sana. Dan ia sendiri juga bersiap untuk didandani oleh sang MUA tersebut. Tentu saja ia benar-
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status