Semua Bab Gadis Nakal Tawanan Mafia : Bab 31 - Bab 40
107 Bab
Bab 31 : Antar Sahabat
Daniel tersentak kaget saat Terry mengatakan pertanyaan itu padanya. Mimik wajahnya menjadi gugup selama beberapa detik, lalu normal seperti semula seolah ekspresi barusan hanyalah kesalahan saja. Daniel menatap Terry sedatar tembok dengan suaranya yang sedingin es, namun masih tetap dalam batas sopan yang bisa Terry toleransi."Sepertinya anda salah paham," ujar Daniel dengan nada setenang air."Salah paham?"Ya, anda salah paham," sahut Daniel menegaskan ucapannya. Tangannya dimasukkan kedalam saku celana panjang yang ia kenakan, lalu menatap sang ketua Mafia dengan tatapan datar."Saya tak memiliki perasaan lebih pada nona Jessy. Saya memukul anak buah anda semata mata karena ini merupakan salah satu kewajiban saya untuk melindungi nona Jessy saja,"Terry tersenyum mengejek, sangsi dengan perkataan yang Daniel katakan. Sang ketua Mafia segera berjalan mendekati Daniel sehingga jarak diantara keduanya hanya tersisa satu jengkal saja. Kedua pria dewasa itu saling berhadapan satu sama
Baca selengkapnya
Bab 32 : Masalah Kelinci
Jessy tersentak kaget saat mendengar pertanyaan yang Terry lontarkan padanya. Pertanyaan itu memang pertanyaan biasa, tapi nada suara yang Terry gunakan saat menanyakan hal itu itulah yang menjadi masalah. Pria itu menggunakan nada tinggi, seolah tak suka dengan keputusan yang telah Jessy buat. Sedikitnya, Jessy kaget bercampur takut dengan Terry. Akan tetapi, ia menepis rasa itu dan kembali mengeluarkan suaranya untuk memberi pendapat."Iya, Bunny akan tinggal bersamaku di ruangan pintu coklat muda itu. Anda tak keberatan kan?"Terry memijat pelipisnya dengan perlahan sambil menutup mata mendengar permintaan Jessy. Pria itu bukannya tidak mau membiarkan makhluk kecil berbulu itu ada di ruangan tempat tahanannya akan tinggal. Tapi masalahnya, ia tak suka ada hewan di mansionnya."Tidak, aku tak suka ada hewan di mansionku," ujar Terry dengan nada datar, membuat Jessy cemberut dengan melipat bibirnya kedalam.Gadis itu berhenti berjalan sambil mendekap kelinci coklat yang ada dalam pa
Baca selengkapnya
Bab 33 : Karena Luka
Jessy terdiam mendengar alasan ketiga yang Taehyun katakan padanya. Wajahnya terbengong dan pikirannya terasa kosong saat itu juga. Tanpa terasa, semburat kemerahan tercetak jelas di wajah bonekanya."Jadi...anda takut saya terlalu memperhatikan kelinci itu daripada anda sendiri?" Tanya Jessy menegaskan ucapan Terry, takut dirinya salah sangka yang berujung pada kekecewaan besar karena salah menafsirkan perkataan Terry. Terry menganggukkan kepalanya dengan cepat."Hm," balas Terry singkat dengan nada tak peduli. Jessy menggaruk pipinya yang tak terasa gatal sembari melihat kearah lain, enggan bertatapan dengan mata coklat Terry."Tapi perhatian apa yang anda maksud? Tolong jangan buat saya salah paham karena pengertian dari perhatian itu sendiri sangat luas," sahut Jessy mengemukakan pendapatnya. Gadis itu menatap Terry dengan wajah bingung, sembari menunggu jawaban dari sang ketua Mafia yang tampaknya termenung karena pertanyaan spontannya itu."Kau pikir saja sendiri," balas Terry s
Baca selengkapnya
Bab 34 : Umpan Kecil
Jessy tersentak kaget saat Taehyun mengalihkan pembicaraan dengan hal yang tak berkaitan dengan pembicaraan sebelumnya. Gadis itu mengernyitkan dahi, namun begitu sadar pertanyaan itu arahnya kemana, ia meneguk ludah paksa sembari tersenyum canggung."Eh? Kenapa jadi membahas itu, tuan? Bukannya kita sedang membahas Bunny dan sikap anda pada saya?"Terry menyipitkan mata cokelatnya dan menatap Jessy dengan tatapan mengintimidasi, seraya menyelidik milik wajah Jessy yang berubah drastis. Setidaknya, Terry bisa melihat bibir Jessy yang terlihat kaku saat tersenyum ataupun nada gagap yang dikeluarkan oleh gadis itu."Kita memang sedang membahas kelinci cokelatmu itu. Tapi aku penasaran mengapa tiba tiba laci kamarmu kau kunci. Apa aku salah bertanya seperti itu? Atau mungkin kau menyembunyikan sesuatu dariku?" Tanya Terry bertubi tubi dengan nada menuntut, meminta Jessy untuk bicara dan menjelaskan semuanya.Jebakan. Jessy melihat pertanyaan itu adalah umpan untuk membuatnya bicara. Sang
Baca selengkapnya
Bab 35 : Terlalu Polos
"Bau alkohol pada tubuh anda itu melekat dengan kuat sekali. Apa anda tak merasakannya sedikitpun?" Tanya Jessy sambil menutup hidungnya menggunakan tangan setelah sebelumnya membilas mulutnya menggunakan air. Sebelah tangannya ia gunakan untuk menjepit hidung, dan tangan lainnya digunakan untuk menahan Bunny yang akan melompat ke bathtub.Terry berdiri dan mulai mengendus tubuhnya sendiri, dimulai dari ketika sampai tangan. Pria itu menatap Jessy sambil tertawa kecil saat mengetahui bau yang dimaksud oleh boneka kesayangannya itu."Ini bukan bau alkohol, boneka kecil," ujar Terry pelan sambil membuka bajunya hingga menampilkan tubuh bagian atasnya yang begitu kekar dan berotot. Bahu yang begitu lebar cocok untuk bersandar, otot lengan yang kuat ditambah dengan otot perut berbentuk 6 kotak yang menggoda kaum hawa. Selain itu, terdapat tato berbentuk macan berwarna hitam di punggung pria itu, membuat Terry terlihat makin seksi dan jantan disaat yang bersamaan."Huwaa kenapa anda membu
Baca selengkapnya
Bab 36 : Ciuman Maut
"membunuh? Apa maksud anda?"Wajah Jessy berubah menjadi pucat pasi saat mendengar kata mengerikan itu lolos begitu saja dari mulut Terry dengan begitu mudah. Tubuh gadis itu membeku sejenak dengan detak jantung yang seolah berhenti berdetak saat itu itu juga. Pupil mata itu terlihat mengecil dengan raut wajah terkejut yang begitu kentara di wajah bonekanya.Terry menyeringai melihat boneka kecilnya terdiam. Raut wajah ketakutan itu adalah hal yang paling ia sukai dari Jessy. Saat bibir Terry hendak menyentuh bibir milik Jessy, gadis itu menghalangi bibirnya dengan telapak tangan. Hal ini membuat Terry mencium telapak tangan milik Jessy. Pria itu menatap tajam gadis dalam dekapannya karena berani mengganggu hal menyenangkan yang akan ia lakukan. Cengkraman tangan Terry pada dagu Jessy sedikit ditekankan, membuat ringisan kesakitan lolos dari mulut Jessy."Kau berani sekali ya mengganggu kegiatanku, boneka kecil. Apa kau ingin bernasib sama seperti gadis yang sudah kubunuh tadi pagi?"
Baca selengkapnya
Bab 37 : White Tiger
"White Tiger?"Jessy mengulang perkataan yang Terry ucapkan barusan. Mata gadis itu membulat dengan dahi mengernyit. Mata hijau miliknya melirik ke arah kiri atas, berusaha mengingat nama itu. Bukannya apa, tapi Jessy pernah mendengar nama kelompok itu beberapa kali. "Iya, White Tiger. Itu adalah kelompok Mafia yang menguasai daerah Los Angeles," jawab Terry santai sambil menyilangkan kakinya. Pria itu tampak tak kedinginan ataupun canggung saat bertelanjang dada di hadapan Jessy yang notebene adalah seorang perempuan. Malah, Terry suka melihat rona kemerahan yang tercipta di pipi Jessy akibat ulah nakalnya itu. "Kau pernah mendengar sesuatu tentang kelompok itu?""Pernah. Tapi aku tak yakin apakah kelompok yang kudengar ini sama dengan yang kau maksud, Tuan," ujar Jessy sambil tersenyum tipis dengan nada canggung yang begitu manis. Jemari mungilnya bertautan satu sama lain sambil mengalihkan tatapannya pada Bunny yang masih anteng berada dalam pangkuannya.Terry tertawa tertahan me
Baca selengkapnya
Bab 38 : Fakta Mafia
Terry tertawa kecil melihat riak terkejut yang terlukis di wajah Jessy. Mata hijau gadisnya itu membulat lucu mirip seperti anak rusa, begitu jernih dan juga murni dengan mengedip beberapa kali seperti boneka. Mulut Jessy juga sedikit terbuka dengan gerakan tangan yang terhenti saat mengelus Bunny, si kelinci coklat kedatangannya. "Anda serius?" Tanya Jessy merasa tak percaya dengan apa yang ia dengar. Terry menganggukkan kepalanya dengan cepat untuk menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh tawanannya itu."Iya, tentu saja aku serius. Kau pikir aku bercanda?""Tidak, bukan begitu," ujar Jessy dengan nada tak enak. Gadis itu menggaruk pipinya yang tak terasa gatal selama beberapa kali, merupakan sinyal jika ia tengah kebingungan memilih kata yang harus ia ucapkan pada Terry yang saat ini menunggu kelanjutan perkataannya."Aku hanya heran saja. Pasalnya, dari buku novel yang aku baca, para anggota mafia bahkan ketua mafia sendiri bisa menikah selama beberapa kali dengan perempuan yang
Baca selengkapnya
Bab 39 : Bandul Kalung Harimau
"Kalung yang saya pakai? Untuk apa anda melihatnya?" Tanya Jessy dengan wajah bingung. Jessy melirik Terry dan tangan yang dicekal oleh pria itu secara bergantian. Setelahnya, gadis itu melihat kalung yang melingkar apik di lehernya. Kalung itu hanyalah kalung biasa, dengan warna perak pekat karena terbuat dari emas putih. Sedangkan bandul kalung itu berbentuk wajah harimau kecil yang berwarna emas, sangat kontras dengan tali kalung yang berwarna perak.Jessy mengeluarkan bandul kalung yang ia sembunyikan di balik baju dengan tangan kanannya yang masih memegang tubuh Bunny dan memperlihatkannya pada Terry. Pria itu segera mendekat, melihat kalung berbandul harimau itu lebih seksama. Mata coklatnya menelisik menyeluruh. Tak lupa, tangan Terry juga ikut menyentuh bandul itu untuk merasakan tekstur dan tak sengaja melihat kode kecil yang terukur di belakangnya.2508Itu adalah kode yang tertulis di belakang bandul harimau yang Jessy kenakan. Terry memundurkan kembali kepalanya dan mele
Baca selengkapnya
Bab 40 : Bandul Harimau (2)
Suara musik yang berdentum keras, lampu disko warna warni yang memancarkan cahayanya, pemandangan wanita wanita seksi serta bau rokok dan minuman alkohol menjadi pemandangan pertama yang menghampiri kedua pria itu. Suasana klub terlihat sedikit sesak dan juga ramai dipenuhi dengan para gadis muda ataupun pria dewasa yang sekedar ingin melepas stress di klub ini. Kebanyakan dari mereka tengah menari di tengah ruangan. Namun, tak sedikit pula yang berada di pojok ruangan, entah untuk saling menggoda untuk memikat lawan jenis, bercengkrama dengan sesama teman atau bahkan berciuman panas tanpa mempedulikan sekitarnya.Daniel dan Terry menghiraukan pemandangan itu dan terus berjalan menuju ke tempat VIP di lantai dua untuk mendapatkan tempat yang lebih ekslusif ataupun lebih tenang daripada di lantai satu tempat para orang menari ataupun memesan minuman alkohol di bartender. Saat hendak mencari meja untuk tempat duduk, telinga milik Terry mendengar suara panggilan keras yang cukup akr
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status