All Chapters of Perjanjian Menikahi Bilioner Lumpuh: Chapter 21 - Chapter 30
331 Chapters
21. Rayuan yang Gagal
William tersenyum penuh haru mendapat pernyataan dari putra bungsunya. Dalam hati ia berjanji untuk tekun berlatih otot agar dapat berjalan kembali. Melawan sisa-sisa racun dalam tubuh yang menyebabkan dirinya lumpuh.“Jadi, Daddy sudah mendukungku menjadi pembalap kan?”“Sesungguhnya masih terasa berat bagi Daddy. Tetapi, Daddy akan mencoba untuk mengerti bahwa obsesimu memang ke arah sana.”Wajah Louis ceria. “Itu sudah cukup. Terima kasih, Dad. Aku juga belajar bisnis dari pertandingan ini lho, Dad.”“Bisnis bagaimana?”“Yaah … banyak yang menawarkan kerjasama. Menjadi sponsor atau iklan sebuah produk automatif. Mobil yang aku pakai nanti saat bertanding juga merupakan mobil sponsor.”Kepala William mengangguk-angguk. “Siapa yang mengurusi semua kontrakmu?”“Managerku, Dad.”“Kapan-kapan kenalkan dia pada Daddy.”“Siap, Dad. Aku akan memintanya datang ke sini nanti. Mungkin dia juga perlu banyak belajar bisnis dari Daddy karena dia mengaku sudah mulai kewalahan dengan semakin banya
Read more
22. Emosi
Akhir minggu ini, Keyna tidak kuliah. Setelah ujian, ia mendapatkan libur selama tiga hari. Akhirnya, setelah membilas diri dan berpakaian, wanita itu bermalas-malasan di sofa kamar dan menonton televisi.Sebenarnya ia ingin sekali menengok keadaan tuannya. Namun, mengingat masih ada Serena yang pastinya akan menghalangi dengan segala kesombongannya, ia memilih tetap di dalam kamar. Paling tidak, semua rutinitas dan kegiatan William sudah ia catat dan berikan pada Bastian.Meski demikian, dengan alasan tanggung jawab, akhirnya Keyna menanyakan keadaan William pada Bastian. Pelayan setia itu hanya mengatakan bahwa William sedang sarapan bersama Serena dan Louis di ruang makan.Sementara itu, di ruang makan.“Bagaimana iritasi kulitnya, Dad? Sudah membaik?” tanya Louis penuh perhatian.“Sepertinya semakin parah karena terasa perih dan agak gatal,” keluh William.“Aku sudah memberikan salep, kok,” tukas Serena.“Apa sebelum diberi salep, iritasinya dibersihkan dulu dengan steril water?”
Read more
23. Terpesona
Wajah Keyna maupun William memerah secara bersamaan. Walaupun mereka tau, Louis hanya sedang bercanda. Tetapi, keduanya merasa malu mendengar ucapan pemuda tersebut.“Ngawur kamu, Lou!” desis William.“Bercanda, Dad. Lagipula, bukankah itu hal yang baik jika ternyata benar Daddy sudah bisa bercinta?”“Bisakah kamu mengganti topik pembicaraan ini? Lagipula, bukankah tadi kamu sudah pamit akan pergi? Mengapa masih di sini?”“Tidak jadi, Dad. Itu sebabnya aku mencari Daddy. Sepertinya, aku harus pergi ke Jerman besok pagi untuk daftar ulang perlombaan,” ucap Louis.William mengembuskan napas berat. Ia baru saja akrab dengan putra bungsunya itu. Namun, kini, lelaki muda itu sudah harus kembali beraktifitas.“Jadi pertandingan balapnya nanti akan diadakan di Jerman?”“Betul, Dad.”“Kapan?”“Enam bulan lagi.”William mengangguk. “Apa ada yang bisa Daddy bantu?”“Ada!”“Apa?”“Berlatihlah dengan keras agar nanti Daddy benar-benar dapat melihatku bertanding di sirkuit.”Lelaki yang hampir ber
Read more
24. Makan Malam Romantis
Keesokan harinya, ranjang dengan matras orthopaedic datang. Matras tersebut agak keras namun baik untuk kesehatan tulang punggung. Terdapat palang-palang yang bisa diatur di sekeliling ranjang tersebut. Palang-palang itu akan digunakan sebagai pegangan William saat akan berganti posisi.Hari ini, terapi William berfokus pada penggunaan palang-palang di ranjang. Keyna mengajari suami pura-puranya membalik tubuh dengan tumpuan kedua tangannya. sedikit demi sedikit, lelaki itu mulai bisa menyeret tubuh bagian bawahnya.William benar. Ranjang itu lebih nyaman ditiduri. Ranjang hidrolik kini telah dikeluarkan dari kamar. Sehingga hanya ada satu ranjang di sana. Sofabed yang digunakan Keyna tetap berada di pojok ruangan.Seharusnya Keyna merasa lega karena tidak perlu bersempit-sempit berbaring berdua dengan William. Namun, ia malah merasa kehilangan. Biasanya tanpa sadar, William menggenggam tangannya atau kakinya bergeser merapat kepada kakinya. Karena ranjang baru ini lebih besar, otomat
Read more
25. Mulai Sayang?
“Jadi, Daddy tidak dapat memilih sendiri? Kalian tidak percaya pada pilihan Daddy?”“Seperti Serena itu?” tanya Sacha seraya mencebikkan bibirnya.“Kamu belum pernah bertemu dengannya. Kenapa kamu seperti membencinya, Sacha,” ucap William sambil terkekeh.“Sacha pernah bertemu di kantor Daddy, kok. Dia bergaya seolah dia telah menjadi istri syah Daddy. Menyebalkan!”“Oh ya? Kapan itu?”“Satu minggu setelah kami di sini. Aku dan Kak Fred sedang bekerja di perusahaan Daddy dan tiba-tiba saja ia muncul seperti hantu di siang bolong.”William spontan menyemburkan tawanya. Lelaki itu lalu mendengar bagaimana pertemuan pertama Sacha dan Fred dengan Serena.“Daddy tidak serius ‘kan dengan wanita itu?”“Tidak. Kamu juga pasti sudah mendengar kabar bahwa Daddy mengusir Serena dari mansion ini, bukan?”“Iya. Tetapi, Louis hanya bercerita singkat tentang itu.”“Intinya Daddy dan Serena sebenarnya tidak memiliki hubungan khusus. Hanya, Serena selalu berpikir bahwa suatu saat Daddy akan melamarnya
Read more
26. Terpikat Lagi
“Kau gila, Jas!” umpat William seraya menghempas teleponnya ke ranjang.Kepala bilioner itu menggeleng-geleng keras. Selalu saja bicara dengan Jaslan membuatnya semakin kesal. Sahabatnya itu selalu tepat menggodanya.“Tapi apa benar ia telah jatuh cinta pada perawat kurus itu?” William kembali menggelengkan kepala.“Bastian!” teriak William.Tak lama, Bastian masuk tergopoh. “Ada apa, Tuan?”“Bantu aku mandi.”Bastian mengangguk. Ia segera mengikuti Tuannya ke kamar mandi. Pelayan setia itu mengisi bathtub dan mengatur kehangatan air di dalamnya.Susah payah, Bastian mengangkat bobot tubuh atletis tuannya masuk ke dalam bathtub. Setelah itu, ia mengangkat kedua kaki William untuk masuk ke dalam air. Pelayan itu keluar saat William sudah berendam santai.Sambil menggosok tubuhnya, William kembali memikirkan apa yang diucapkan sahabatnya. Memang, ia akui, beberapa kali hasratnya tersulut melihat Keyna. Bahkan, kejantanannya mulai dapat menegang beberapa kali saat mendapat sentuhan peraw
Read more
27. Aviary Cinta
Dua minggu kemudian, William dan Keyna semakin akrab. Perawat itu kini mulai tampak lebih cerewet dan ceria. Bahkan, William kerap kali tertawa terbahak-bahak saat bercanda dengan Keyna.Seperti saat ini ketika mereka sedang sarapan bersama. William mengatakan akan kedatangan tamu para arsitek yang akan membangun aviary. Lalu, lelaki itu meminta Keyna mendampinginya.“Tuan sengaja, ya, membuat jadwal pertemuan sore hari agar aku bisa ikut?”“Iya.”“Tuan takut pingsan hingga membutuhkan saya mendampingi Anda?”William mengerutkan keningnya. “Kenapa kamu menduga saya akan pingsan?”“Tuan pasti sangat shock melihat proposal pembangunan aviary tersebut. Apalagi melihat biayanya,” cetus Keyna.Tawa William akhirnya meledak. Sudut matanya sampai mengeluarkan air mata karena tertawa. Kepalanya menggeleng pelan.“Menurutmu begitu?”“Iya.”“Atau mungkin kamu yang akan pingsan, Key?”“Benar juga. Lalu siapa yang akan membantuku jika aku pingsan?”“Bastian.”“Kalau begitu, Bastian juga harus iku
Read more
28. Penjebakan
Mendengar pernyataan William, entah mengapa Keyna merasa terkena sengatan listrik. Tubuhnya bergetar pelan. Ia tau ia hanya gede rasa. Tak mungkin, Tuan Besarnya merasakan hal yang sama dengannya. Terpesona. Segera ia membuang rasa itu.Di akhir pertemuan, para perancang bangunan itu mendeskripsikan rincian perkiraan biaya pembangunan aviary. Sekali lagi, Keyna membulatkan mulutnya. Tubuhnya bahkan limbung jika tidak dipegangi Bastian. Wanita itu juga tidak dapat menghitung berapa deret angka pada layar di depan mereka.Para tamu akhirnya pulang. Mereka berjanji bertemu kembali satu bulan kemudian. Keyna segera menghampiri William. Ia lalu menunduk dan berbisik di dekat telinga suami pura-puranya, “Anda benar, Tuan. Saya hampir saja pingsan tadi.”William menoleh. “Kenapa?”“Saya terkejut sekali dengan perkiraan biaya pembangunan aviary itu.”William akhirnya tergelak mengerti. “Dengan permintaanku yang rinci dan sulit, aku rasa harga lima puluh milyar adalah wajar.”“Dan untuk orang
Read more
29. Tiba-tiba ke Jerman
“Apa? Ke Jerman, Tuan?” sentak Keyna kaget. “Tetapi, saya tidak memiliki …”“Passport?” potong William. “Semua sudah diurus Bastian. Kamu tinggal menyiapkan diri untuk membantu putraku di sana.”Keyna terpaku di tempat. Bolehkah ia menolak tugas ini? Bukankah pekerjaannya hanya sebagai perawat William? Tetapi, ia menyukai Louis. Pemuda itu sangat ramah dan baik hati kepadanya.“Keyna!” bentak William. “Jangan melamun. Ayo berkemas!”“I-iya, Tuan,” sahut Keyna terbata. Tanpa bisa ia kontrol, kakinya melangkah cepat ke dalam kamar dan segera mengepak barang-barangnya.“Tu-tuan?” takut-takut Keyna menyapa William yang sedang menatap ponselnya dengan serius. “Mmm … berapa lama kita di Jerman?”“Sampai urusan kita selesai.”Wanita itu melorotkan bahunya. Ia lalu berjalan ke ruang perawatan. Keyna mengepak obat-obatan William, beberapa alat kesehatan yang penting serta alat-alat terapi portable. Sambil menata barang-barang tersebut, Keyna bingung bagaimana dengan kuliahnya?“Aku sudah minta
Read more
30. Perhatian untuk Louis
Louis memberengut mendengar ucapan Daddy-nya. “Apartemen ini sudah cukup mewah dan mahal, Dad.”“Daddy tau. Daddy bangga kamu bisa membelinya.”Lalu, Louis tersipu malu. “Sebenarnya aku tidak membelinya. Ini fasilitas dari sponsor yang akan membiayaiku pertandingan.”William menatap putranya. “Siapa sponsormu?”“Perusahaan automotive mobil listrik, Dad. Vector Tech.”Mulut William sebenarnya gatal untuk memberi wejangan. Namun, tepat saat ia akan berbicara, Keyna menghampiri mereka. Wanita itu datang dengan baki kecil berisi jarum suntik, satu botol kecil obat, cairan steril, kapas serta plester.“Benar terdeteksi kandungan benzodiazepine dalam darah Tuan Muda. Sebenarnya akan hilang dalam waktu tiga sampai lima hari. Sayangnya, racun itu akan bertahan di urine Tuan Muda selama beberapa minggu,” jelas Keyna.“Kamu bisa menetralkan darahnya?” tanya William cepat.“Bisa.” Keyna memperlihatkan jarum suntik kembali ke arah Louis. “Saya izin menyuntik lengan atas Anda, ya.”Dengan pasrah,
Read more
PREV
123456
...
34
DMCA.com Protection Status