Semua Bab Gairah Panas Tuan Arion: Bab 111 - Bab 120
257 Bab
Bab 111 | (21+) On Paviliun
Selesai berbicara dan menghabiskan waktu bersama Bella dan Austin, Arion membawa istrinya dengan hati-hati menuju paviliun. Di perjalanan Arion yang merangkul istrinya, melihat istrinya itu terus mengulas senyum tipis, tangannya naik ke atas dan mengusap pipi Emily, “Ada apa sayang?” tanyanya lembut. Emily menoleh dan memeluk pinggang Arion dengan manja, “Aku tidak sangka Bosku yang yang selama ini aku datangi di paviliunnya menjadi suamiku.” Arion terkekeh dan memeluk balik istrinya itu, menangkup wajah cantik Emily dengan penuh cinta. “Maaf sudah membuatmu kesulitan saat itu, hmm.” Emily menggeleng pelan, “Hmmm,” Cup! Arion mengecup kening Emily, “Karena itu, aku akan menebusnya seumur hidupku dengan mencintaimu sayang.” Emily terkekeh pelan, “Aku juga hanya mencintaimu seumur hidupku!” “Yak… sayang!” Pekik Emily saat kedua kakinya sudah melayang keatas, Arion sudah menggendongnya ala bridal. Emily melingkarkan tangannya dan menciumi bibir suaminya, “Love you so much, Yon
Baca selengkapnya
Bab 112 | Mengatasi Ngidam Yang Unik
“Berhasil? Apa yang berhasil?” tanya Arion bingung. “Coba suap dan makan lagi, sayang.” Pinta Emily semangat. Melihat sang istri menjadi semangat seperti itu, tentu saja Arion langsung kembali menyuapi dirinya, meskipun ia bingung kenapa dia tadi tiba-tiba merasa mual parah seperti tadi, dan mual itu hilang saat Emily menciumnya. Arion kembali memasukkan satu sendok suapan besar ke mulutnya, ia kembali mengerutkan wajahnya karena menahan rasa mual. Emily kembali menciumi suaminya dan memasukkan lidahnya, ia kembali memindahkan setengah makanan dari mulut suaminya ke mulutnya. Dengan mulut penuh ia berkata, “Coba kunyah sayang.” Lalu ia juga ikut mengunyah makanan yang ada dimulutnya. Arion mengikuti kata Emily, ia perlahan mengunyah dan rasa aneh yang tadi membuatnya mual tiba-tiba hilang. “Rasa mualnya hilang ‘kan sayang?” tanya Emily semringah melihat wajah Arion. Arion mengangguk pelan, “Kamu juga?” “Hu’um. Nih aku makan.” Ujarnya setelah menelan makanan yang ada di mulutny
Baca selengkapnya
Bab 113 | (21+) Bersamamu Dalam Kesadaran Utuh
“Rey?” gumam Eleanor menatap sayu manik Reynard yang menatap penuh gelora.Reynard meraih dagu Eleanor dan berkata pelan, “Aku sudah berusaha menahannya sejak pagi. Tapi rasanya sungguh berat, Lea.”Deg deg degDegup jantung Eleanor berdegup begitu cepat. Tatapan mata saling terkunci, Reynard menaikkan dagu Eleanor dan memberikan kecupan lembut berkali-kali.Dengan lembut, Reynard meraih wajah Eleanor dan menariknya lebih dekat. Bibir mereka bertemu dalam kehangatan yang membuat detak jantung keduanya semakin cepat.Eleanor merasakan getaran yang mengalir melalui tubuhnya saat Reynard melumat bibirnya dengan penuh gairah. Kelembutan dan kehangatan cinta mereka tercermin dalam setiap sentuhan. Mereka saling memeluk erat, seolah tak ingin melepaskan satu sama lain.Saat ciuman mereka semakin dalam, Reynard meraih pinggang Eleanor dan menariknya lebih dekat. Mereka terhanyut dalam keintiman yang mendalam, seolah dunia di sekitar mereka lenyap begitu saja. Setiap sentuhan, setiap hembusan
Baca selengkapnya
Bab 114 | Ritual Sarapan Berujung Olahraga Pagi
Keesokan paginya…Arion dan Emily tengah bersiap-siap untuk pergi ke Rumah Sakit milik Harold Grup. Mereka sudah membuat janji dengan salah satu dokter spesialis psikiater untuk Emily.Namun sebelum itu, mereka berdua melakukan sarapan yang sangat mendebarkan. Akibat mendapatkan solusi mengatasi morning sick, membuat mereka harus makan sambil berciuman.Itulah sebabnya pelayan mengantarkan makanan untuk mereka pagi-pagi, dan saat ini kedua pasutri ini sedang saling berciuman sambil makan dengan lahap."Oh my, Emily sayang, metode ini benar-benar menguji birahiku sayang!" gumam Arion sambil menciumi istrinya tanpa makanan di dalam mulut. Ia benar-benar melumat bibir istrinya itu dengan intens.Emily tersenyum, membalas ciuman suaminya. "Jadi bagaimana sayang? Kamu mau berhenti?" tanya Emily menggoda suaminya."Tentu saja tidak. Ayo lanjutkan sayang," ujar Arion yang kini memangku istrinya.Setelah menghabiskan sarapan mereka, Arion benar-benar tidak dapat menahan diri, pria berhazel sa
Baca selengkapnya
Bab 115 | Ciuman Penentuan
“Yah sayang… Hmm? Lagi pula kamu gak bisa makan ‘kan kalau gak ada aku? Aku juga gak bisa makan kalau kamu gak ada.”“Aku bisa luangkan waktu untuk makan siang di rumah ssayang.” Jawab Arion masih mencoba bernegosiasi.Emily menghela napas pelan, “Tapi ‘kan kamu gak tahu kalau aku tiba-tiba ingin makan?” Wanita cantik itu mengelus perutnya, “Hey baby, sepertinya kita berdua akan kesepian di rumah.”Arion tersenyum melihat tingkah menggemaskan istrinya itu, ia menyerah, tapi ia mengajukan satu syarat. “Boleh tapi harus ada izin dari dokter? Bagaimana?”“Euhm…” Emily tersenyum dan mengangguk setuju, “Ok sayang! Lagi pula untuk ladenin kamu ‘itu -itu’ juga beberapa ronde aku kuat apalagi cuma temanin kamu kerja.” Ucap Emily menahan tawanya.Arion menaikkan kedua alisnya mendengar penuturan yang benar-benar mengandung racun dari Emily, “Siapa yang bilang kamu hanya sekedar menemani?” lontar Arion sambil memainkan kedua alisnya naik turun.“Tidak semudah itu sayang,” kekeh Arion.Emily men
Baca selengkapnya
Bab 116 | (21+) Lihat Aku Sebagai Pria
“Balas aku, dan buktikan jika memang aku bukanlah apa-apa bagimu, Cecil.” Ucap Felix tepat di depan bibir Cecilia, kemudian dengan lembut ia meraup bibir Cecilia.Ia melumat bibir atas dan bibir bawah Cecilia, menekan kepala belakang Cecilia. Membuat wanita cantik itu perlahan membuka mulutnya, membalas lumatan yang layangkan oleh Felix.Cecilia menutup matanya, ia dapt merasakan jantungnya berdegup begitu cepat, adrenalinnya meningkat, membuat tubuhnya terasa aneh. Tangannya yang tadinya meremas pakaian Felix kini merenggangkan berubah menjadi sentuhan lembut.Hal itu membuat Felix tersenyum. Ia memasukkan lidahnya kedalam mulut Eleanor dan tidak seperti tadi, Eleanor kini membiarkan pria itu bermain di dalam mulutnya sesuka hati, bahkan lidah mereka kini saling bertaut dan menari begitu intim.Beberapa menit mereka saling bercumbu, kepala mereka bergerak kiri dan kanan untuk mengambil oksigen. Hingga Felix melepaskan bibir ranum Cecilia yang terlihat sedikit membengkak karena ulahny
Baca selengkapnya
Bab 117 | Kejujuran
Bab 96 –Cecilia tersenyum sinis dan lirih, “Lalu bagaimana jika ternyata aku juga sudah rusak? Lebih tepatnya aku sudah tidak virgin lagi?”Felix menoleh sesaat dan menyunggingkan senyuman, “Aku bukan pria kolot yang mempermasalahkan hal itu. Yang aku inginkan itu kamu, bukan wanita lain.”“Lalu bagaimana kalau ada seorang wanita yang mengatakan dirinya virgin dan menyukaimu? Ingin memberikan dirinya kepadamu?”“Tidak ada yang berubah Cecilia, yang aku inginkan itu kamu. Bahkan jika ada sepuluh wanita seperti yang kamu katakan, aku akan tetap memilihmu.” Jawab Felix dengan mantap.Cecilia mengangkat kedua bahunya.“Aku mengatakan semua ini agar kamu tahu, dan aku tidak ingin menutupi apapun darimu. Aku tidak mau jika suatu saat ada seseorang yang datang dan mengatakan hal yang bukan-bukan tentangku. Aku ingin kamu mendengarnya dariku, dan begitu juga tentangmu. Aku tidak peduli apa yang orang katakan tentangmu. Karena yang aku percayai cuma kamu.” Ucap Felix dengan pandangan lurus ke
Baca selengkapnya
Bab 118 | Ciuman Terlama (21+)
“Katakan apa syaratnya, Cecilia.” Ulang Felix bertanya kepada Cecilia.“Uhm, aku ingin merahasiakan hubungan kita dari siapapun.”“Why? Apa karena aku?”Cecilia menggelengkan kepalanya pelan, “Bukan itu.”“Lalu?”Dengan pipi merona, Cecilia berkata pelan, “Aku hanya sedikit gugup dan malu.”“Malu karena pacaran denganku?” tanya Felix yang dengan sengaja menggoda Cecilia.“Bukaaann itu, Felix! Hah… Pokoknya susah dijelaskan!”Felix tersenyum dan mencubit gemas hidung mancung Cecilia, “Aku hanya bercanda… Dan lakukan apa yang menurutmu baik, hmm?”“Terimakasih, Felix.”Cup! Felix mengecup kening Cecilia cukup lama dan menatap wanita cantik itu, “Apa kita pergi sekarang?” tanyanya saat mendapatkan pesan singkat dari Reynard.Reynard mengirimkan lokasi di mana mereka bertemu, restaurant yang dekat dengan bandara.Cecilia mengangguk setuju, Felix pun mulai melajukan kendaraannya dengan hati-hati.Di sepanjang perjalanan, Felix berkali-kali mengecup punggung tangan Cecilia, membuat wanita c
Baca selengkapnya
Bab 119 | (21+) Disela Waktu
“Ya…?” Cecilia benar-benar bingung dengan pertanyaan kedua adik perempuannya itu.“Ituloh kak, bibir kakak bengkak banget!”seru Eleanor sambil mengeluarkan cermin kecil dari dalam tasnya, “lihat deh kak…”Cecilia mengambil cermin kecil tersebut, duduk di kursi kosong dan melihat pantulan wajahnya. Felix mengambil tempat tepat di sisi Cecilia.Bola mata indah Cecilia membulat saat melihat bibirnya yang menebal, ia menggigit bibir bawahnya. Wajahnya merona merah. “Oh my! Ini benr-benar buruk! Apa dia melakukannya sampai seperti ini?” batin Cecilia yang saat ini ingin sekali mencubit kekasihnya itu. “Heem…” Cecilia berdehem, “sepertinya tadi ada serangga di restaurantnya, di sana banyak bunga.”“Serangga? Banyak bunga? Kakak di Restaurant mana?” tanya Emily.“He’em. Gak tahu apa namanya, nih si Felix yang ajak.” Jawabnya sambil melihat ke arah Felix.“Ah iya, mungkin serangga.” Sahut Felix membenarkan, ia menahan senyumannya yang melihat wajah Cecilia yang berusaha tenang. Jujur dia pri
Baca selengkapnya
Bab 120 | (21+) Rest Area
“Felix, kalau Arion dan Emily curiga bagaimana?”“Hmm, tidak mungkin, sayang.”“Lalu kamu mau bawa aku ke toilet yang mana?” tanya Cecilia bingung karena mereka sudah melewati toilet umum.Felix kemudian berbelok ke sebuah koridor, dan memberikan pembayaran di seorang receptionist, kemudian pria itu membawa Cecilia masuk ke sebuah ruangan yang tertulis “Rest Room”. “Felix…?” gumam Cecilia pelan saat melihat sofa besar dan empuk ada di dalam kabin yang tertutup.Felix meletakkan koper Cecilia, dan menarik wanita cantik itu.“Euhmm… Fel…” Cecilia menutup matanya mendapatkan ciuman yang begitu intens oleh Felix.“Aku ingin menghabiskan waktu denganmu sayang, sebelum kamu berangkat.” Gumam felix di sela ciumannya.Ia kembali melumat bibir Cecilia dengan intens, sambil menuntun wanita cantik itu ke arah sofa kulit berwarna coklat.Mendudukkannya di atas pangkuannya, tangan kanannya merengkuh pinggang Cecilia, sedangkan tangan kirinya menahan kepala belakang kekasihnya itu.“Euhmm… Felix…”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
26
DMCA.com Protection Status