Semua Bab TIDAK ADA NAMAKU: Bab 11 - Bab 20
25 Bab
Bab 11
TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)"Saya tidak akan mengajukan pertanyaan mau atau tidak atas keinginan saya tersebut pada kamu, Siti. Tapi saya mohon, beri kesempatan untuk Aarav mengenal kamu lebih.""Maaf, Pak. Saya belum ada keinginan membuka hati untuk pria manapun. Saat ini mau fokus kerja, membahagiakan anak dan juga orang tua.""Baiklah. Saya tidak mungkin memaksa. Kalau kamu memang tidak bisa." Meski tersenyum, tapi sangat jelas guratan kesedihan di raut wajah Pak Baskoro. Terdengar ribut-ribut di depan rumah yang membuat kami diam sejenak. Aku dan simbok beranjak dari tempat duduk untuk melihat ke depan."Orangnya di dalam Pak RT, Bu RT."Asataga … mereka lagi. Rasanya habis sudah kesabaranku menghadapi mereka. "Ada apa? Benar-benar tidak punya kerjaan, ya, kalian ini. Saya juga punya batas kesabaran.""Kenapa? Kamu mau marah? Kami 'kan hanya ingin RT 01 bersih dari perbuatan kotor seperti yang kamu lakukan. Nanti bisa bawa sial." Rini mulai menjadi
Baca selengkapnya
Bab 12
TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)POV Rini"Mas … Mas Agus," teriakku ketika sudah sampai di rumah.Amarahku semakin memuncak ketika melihat Mas Agus enak-enakan masih mendengkur. Orang ini. Lama-lama bikin mu*k saja. Kerjaannya cuma makan dan tidur. Aku menuju kamar mandi mengambil air satu gayung. "Banguuuun." Menyiram kepala Mas Agus."Riniiii. Apa-apaan kamu. Kur*ng aj*r sama suami." Mas Agus bangun sembari mengusap wajahnya yang basah."Kamu itu yang kur*ng aj*r. Gara-gara foto tidak jelas itu. Aku kena masalah besar."Masalah besar apa?" tanya'nya santai."Aku dipermalukan di depan Pak RT, Bu RT dan juga ibu-ibu lain oleh mantan kamu itu.""Masa' kamu kalah lagi sama dia. Balas, dong. Gantian h*j*r. Begini," Mas Agus berlagak bak pendekar memberi contoh gerakan mirip orang kesurupan."Balas-balas. Kamu tahu, siapa pria yang ada di foto itu.""Ya mana aku tahu. Yang pasti pelanggannya Ning.""Dia pemilik perusahaan Wijaya Angkasa."Mas Agus langsung melo
Baca selengkapnya
Bab 13
TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)Bukan mau suudzon, tapi kenapa aku merasa kedatangan Rini dan Mas Agus ada sesuatu yang tidak baik. Mengamati kantong plastik berisi baso yang diberikan Rini."Kenapa, Sit?""Siti merasa aneh dengan kedatangan mereka yang tiba-tiba nengokin Zizah, Mbok. Padahal setelah bercerai, Mas Agus tidak pernah peduli pada anaknya 'kan.""Mungkin karena masalah kemarin, Rini jadi sadar, Sit. Terus dia mau membuka lembaran baru pada keluarga kita.""Semoga saja memang begitu, Mbok."Aku langsung membuka baso tersebut ketika sudah berada di dalam. Kalau dingin nanti kurang enak."Bapak beliin kita baso, ya, Mak?""Iya, Zah. Ayo dimakan!" Menyodorkan mangkok berisi baso dengan mie campur. "Ini punya Simbok. Zizah makan dulu sama Mbah. Emak mau ganti baju." Pulang jualan cilok, aku lebih sering mandi di rumah Bu Anggit. Sekalian mengembalikan gerobak. Sampai rumah tinggal ganti baju.Selesai ganti baju, aku keluar kamar untuk makan bersama s
Baca selengkapnya
Bab 14
TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)POV Aarav"Apa, Yah? Ayah mau melamar Siti untuk Aarav? Tidak mungkin.""Kenapa tidak mungkin, Rav? Ayah hanya ingin kamu mendapat pendamping yang tepat.""Bukannya Ayah yang suka sama Siti, karena wajahnya mirip Mama."Kalau tahu Ayah mau membicarakan hal konyol seperti ini. Mendingan tadi tidak usah pulang. Ada-ada saja. Tidak ada angin, tidak ada hujan, bilang mau melamar perempuan untukku yang bertemu saja baru sekali. Itupun sekedar tahu nama. Sudah."Ayah memang suka sama Siti, tapi bukan suka seperti yang kamu pikir. Ayah sudah tahu siapa dia. Makanya Ayah yakin, Siti adalah pendamping yang tepat untuk kamu."Aku hanya bisa tertawa menanggapi ucapan ayah tersebut. "Memangnya jaman Siti Nurbaya." Aku beranjak pergi."Aarav. Mau ke mana kamu?""Cari hiburan, Yah," jawabku tanpa menoleh.Sampai kapanpun, perempuan yang ada di hatiku hanya Mama seorang. Tidak akan pernah terbagi untuk perempuan lain.—-------------"Mas Aara
Baca selengkapnya
Bab 15
TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)POV RINI"Mas Agussssss," teriakku persis di telinganya."Astaga, ada apa lagi, Sayang. Kupingku sakitt, tahu." Mas Agus mengusap telinganya. "Si Siti tidak apa-apa. Dia sehat-sehat saja. Tadi aku ketemu di jalan saat dia mau ke pasar.""Kalah lagi, ya. Sudahlah, Sayang. Biarin saja. Masih mending kamu dimaafkan dan tidak jadi mencium kakinya."Kedua tanganku mengepal. "Apa kamu bilang, Mas? Coba ulangi lagi!" "Ti-tidak ngomong apa-apa." Mas Agus menutup bibir sembari menggelengkan kepala. Aku tidak akan berhenti sebelum melihat Siti menderita.—--------------TingNotif pesan masuk dari Bu RT.[Mbak Rini, kita diundang oleh Pak Baskoro di acara ulang tahun putranya. Warga RT 01 semua diundang. Sudah disediakan mobil juga untuk datang ke sana. Mbak Rini ikut 'kan?] Isi pesan yang di atasnya ada sebuah gambar undangan. Aarav Rais Wijaya? Aarav … Aarav. Aku seperti pernah dengar nama ini, tapi di mana? Mencoba mengingat-ingat
Baca selengkapnya
Bab 16
TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)"Maaf kalau saya tidak sopan." Aarav melepas tanganku sesaat setelah selesai bicara. Pesta yang seharusnya menjadi kebahagiaan untuk Pak Baskoro dan Aarav justru kacau karena ulah Rini. Bukan aku malu atas ucapannya, karena memang yang dibilang adalah benar. Tapi … dia lebih mempermalukan Pak Baskoro dan Aarav di depan banyak orang."Apa perlu diseret keluar perempuan itu, Sit?" bisik Pak Baskoro.Menggeleng pelan. Urusan Rini lebih baik aku selesaikan saat pulang nanti. Sekarang aku tidak ingin pesta ini tambah berantakan lagi karena mengurus satu orang tersebut."Maaf, kehadiran saya hanya bikin malu Pak Baskoro.""Bikin malu? Apa yang mesti membuat saya malu? Ucapan perempuan itu? Lupakan hal tersebut. Sekarang kita nikmati pesta ini."-Dengan percaya diri, Rini mengikuti acara sampai selesai. Sedangkan Mas Agus, aku tidak melihat dia lagi setelah tadi meninggalkan acara."Jangan, Mbok!" Aku menahan simbok ketika beliau m
Baca selengkapnya
Bab 17
TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)POV Aarav"Meski Ayah tahu apa yang kamu lakukan tadi semata-mata ingin menolong Siti, tapi Ayah sangat bahagia, Rav. Ayah berharap, kamu mau membuka hati untuknya.""Jas ini sangat gerah sekali, Aarav tidak cocok berpakaian seperti ini," ucapku mengalihkan pembicaraan."Ayah tidak ingin kamu kesepian disaat Ayah sudah tiada nanti." Ucapan Ayah seketika membuatku tertegun. "Apa Ayah juga akan meninggalkan Aarav seperti Mama?" "Kamu harus bisa menerima itu." Ayah menepuk pundakku, lalu pergi."Kenapa harus Siti?" tanyaku menghentikan langkah ayah. "Apa karena dia mirip dengan Mama? Itukah alasannya?" sambungku lagi."Pertama kali melihat dia, Ayah memang penasaran karena wajahnya sangat mirip Mama kamu. Tapi bukan itu alasannya," jawab ayah tanpa menoleh ke arahku."Lantas?""Berapa kali ayah bilang. Dia perempuan baik.""Yakin sekali. Bagaimana kalau dia hanya mengincar harta kita? Maksudnya, harta ayah." Kini ayah balik bad
Baca selengkapnya
Bab 18
TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)"Tadi Nak Aarav penampilannya beda, ya. Seperti kerja kantoran," ucap simbok.Aarav memang berpakaian rapi. Benar kata simbok, seperti kerja kantoran. Baguslah kalau memang itu benar."Mungkin dia sudah mau membantu ayahnya, Mbok.""Syukurlah. Nak Aarav kelihatan pria yang baik. Meski sebelum ini dia datang dengan penampilan sedikit nyleneh menurut Simbok, tapi dia sangat santun."—--------------"Siti bawa Zizah ke puskesmas dulu, ya, Mbok. Panasnya tidak turun-turun. Siti khawatir.""Iya, Sit. Mendingan naik ojek saja biar cepat."Aku segera mengambil kain jarik untuk menggendong Zizah."Hati-hati, Sit."Saat baru saja keluar dari pagar halaman. Mas Agus lewat di depan rumah. "Sit, Zizah kenapa? Sakit?" tanya'nya berhenti persis di depanku."Iya, Mas. Dia demam. Aku permisi dulu mau ke puskesmas." Kalau Rini sampai tahu kami ngobrol. Bakal jadi masalah besar. Dan aku tidak mau itu terjadi."Sit, aku antar kalian." Mas Agus m
Baca selengkapnya
Bab 19
TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)"Sit, ini sayurannya." Simbok membawa keluar beberapa macam sayuran yang sudah direbus untuk jualan pecel. "Terima kasih, ya, Mbok." Saat aku dan simbok menata jualan, terlihat Mas Agus jalan lewat depan rumah sambil membawa tas besar. Dia mengucap salam pada kami dan mampir."Kamu mau ke mana, Gus?" tanya simbok."Agus mau balik lagi ke rumah lama, Mbok." "Kamu ninggalin Rini?""Agus 'kan sudah menjatuhkan talak. Tinggal ngurus perceraian secara resmi.""Agus, Agus. Harusnya semarah apapun kamu, jangan sampai mengucap talak.""Agus sudah capek ngadepin Rini, Mbok. Sekarang Agus menyesal sudah ninggalin Siti dan Zizah.""Masalah kita sudah menjadi masa lalu. Tidak perlu kamu bicarakan lagi, Mas. Aku tidak mau kalau sampai ada yang dengar, terus sampai ke telinga Rini." "Ma-maaf, Sit."Baru juga dibicarakan, Rini sudah datang dengan mengendarai motor."Ternyata benar dugaanku, kamu menceraikan aku karena ingin balikan dengan
Baca selengkapnya
Bab 20
TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)"Apa benar, Sit, kamu penyebab perceraian Rini dengan Agus?" ucap Mbak Tiwi yang datang dan langsung menuduhku."Maksud kamu apa, Wi? Kenapa bilang begitu.""Rini sudah cerita semua sama Tiwi, Mbok. Katanya dia diceraikan Agus gara-gara Siti.""Gara-gara aku kenapa, Mbak? Mereka cerai tidak ada sangkut pautnya dengan Siti, Mbak.""Halah, Rini itu sampai nangis-nangis lho cerita sama aku.""Wi … Wi. Dari dulu sampai sekarang, selalu saja berpikiran tidak baik sama keluarga sendiri." Simbok mengusap dada. "Bilang sama Rini, jangan pernah menuduh Siti seperti itu. Karena Siti sudah memiliki calon suami," terang simbok.Mbak Tiwi tertawa. Entah perkataan simbok mana yang menurutnya lucu. "Mbok, Mbok. Sudah tua jangan suka bohong. Calon suami dari mana."Aku memang belum cerita pada Mas Antok dan Mbak Tiwi soal Pak Baskoro yang melamarku. Menggelengkan kepala ke arah simbok agar tidak meneruskan pembicaraan tersebut. "Biar, Sit.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status