All Chapters of SALAH MEMILIH PASANGAN: Chapter 11 - Chapter 20
21 Chapters
Chapter 11
"Kenapa lehel Ayah? Di gigit nyamuk ya? Apakah kamar Ayah sama Bunda ada nyamuknya?" Tanya Mariam lagi. Bastian yang sedang menguyah makanan menatap Mariam tak mengerti. Ia melepaskan sendok dan garpu yang ada di ditangannya lalu menatap Mariam. "Maksudnya?" "Leher Ayah melah. Ada dua." Perasaan Bastian mulai tak enak. Apalagi bi Rini yang ada di belakang Mariam tersenyum malu-malu. Claudia yang menunduk di sampingnya berusaha menahan tawanya. la memang tadi yang membuatnya saat Bastian masih terlelap dalam tidurnya.Raihana nampak juga menahan senyum namun Zarianti menatapnya tajam dengan menahan rasa kesabaran dalam diri Zarianti,karena demi keluarga Bastian yang ingin mempunyai anak dari Bastian. "Leher Ayah merah?" Tanya Bastian semakin bingung. "Riam punya kaca. Nih...!" Mariam memberikan mainannya yang ada kaca. "Riam, jangan ganggu Ayah!" terdengar suara Zarianti menegur putrinya. "Tolong
Read more
Chapter 12
"Mas," ucapan Zarianti terhenti dan dia langsung menutup matanya, karena Bastian dengan cueknya saat itu baru mengenakan penutup miliknya. Sedangkan Bastian dalam hati justru tertawa geli.Berhasil membuat Zarianti merasa malu. "Mas, aku turun ya!" ujar Zarianti dan langsung pergi meninggalkan Bastian yang tersenyum puas. Zarianti sudah menunggu Bastian di meja makan, tak lama kemudian Bastian turun menyusul Zarianti. Dia sudah terlihat rapih, dan tinggal sarapan pagi. Zarianti merasa senang, karena akhirnya Bastian mau makan masakan dirinya. Paling tidak, Bastian sudah mau makan masakan dia, Zarianti yakin setelah itu Bastian akan membuka hatinya. "Aku berangkat dulu ya," ucap Bastian. Zarianti langsung menyambar tangan Bastian dan mencium tangan suaminya. "Selamat kerja ya Sayang, semoga pekerjaannya lancar," ucap Zarianti dan Bastian hanya menganggukkan kepalanya. Zarianti mengantarkan suaminya sampai suaminya p
Read more
Chapter 13
Bastian tampak bersikap manis. Menggendong Zarianti kembali dari kamar mandi. "Tak perlu pakai baju, malam ini! Jika aku mau lagi, aku jadi mudah," ujar Bastian yang meletakkan tubuh istrinya di ranjang, kemudian dia menyelimuti tubuh istrinya dengan selimut. "Aku lelah, ingin tidur," ucap Zarianti. Untuk malam ini, Bastian mengizinkan Zarianti untuk tidur bersamanya. Perlahan mata Zarianti meredup, hingga akhirnya dia tertidur pulas. Berbeda halnya dengan Bastian yang akhirnya sudah merasakan malam pertama yang tertunda bersama Zarianti. Claudia justru sedang merasa kesal, karena Bastian tak juga menghubunginya. Bahkan ponselnya saat ini tak aktif. "Aku akan buat kalian terpisah!"************ Suara bunyi bel berbunyi. Sang ART bergegas untuk membukanya. "Permisi, saya ingin bertemu dengan Bastian. Sampaikan padanya. Ada Claudia datang," ucap Claudia dengan percaya diri. San
Read more
Chapter 14
"Benar-benar jahat pak Bastian. Kasihan Ibu Zarianti. Padahal dia wanita yang baik, lemah lembut, cantik lagi. Pintar masak, dan bahkan sudah memberikan dia anak, walaupun cuma anak angkat doang, Aku yakin, suatu saat nanti Pak Bastian akan menyesal kalau Bu Zarianti pergi meninggalkannya, dan lebih memilih wanita murahan itu," umpat Bi Santi. Dengan tak tahu malunya, Claudia mengajak Bastian ke kamar untuk bermesraan. Claudia sengaja membuat Bastian teran***ang kembali. Membuat Bastian gelap mata, dan menginginkannya lagi. Hingga akhirnya Bastian menuruti keinginan Claudia, dia pun menginginkannya lagi. Keduanya memasuki kamar, dan melihat Zarianti yang sedang membaringkan tubuhnya di ranjang. "Awas kamu! Pindah sana ke kamar sebelah! Claudia ingin mencoba bercinta di kamar ini," usir Bastian. "Tapi Yang, kalau dia mau lihat adegan live enggak apa-apa dia disini atau mungkin kita mau main bersama," ucap Claudia. "Benar-benar ket
Read more
Chapter 15
"Sudah tak perlu berbasa-basi! Ayah sudah tahu semua kelakuan kamu diluar sana, kalau kamu masih berhubungan sama wanita murahan itu. Bahkan kalian sudah menikah siri. Kamu memang benar-benar keterlaluan Bas, padahal kamu tahu kalau saat ini Zarianti sedang program hamil anak kamu," bentak Ayah Agus. Memang dulu Agus tidak menyetujui pernikahan Bastian dan Zarianti, karena perbedaan kasta, tapi setelah Agus menyelidiki bahwa Zarianti adalah anak dari sahabat Agus waktu masih sekolah di SMP dulu dan sekarang sahabat nya Agus sudah meninggal dunia.Tapi Agus tidak mengetahui bahwa ternyata Zarianti adalah mewarisi harta dari orang tua nya yang begitu berlimpah,menjadi no satu di kota jakarta. "Syukurlah kalau ayah sudah tahu. Iya aku tahu Yah, kalau Zarianti saat ini sedang program hamil anak aku. Tapi, cinta tak bisa dipaksakan Yah. Selama ini aku sudah berusaha untuk mencintai dan menerima Zarianti di hidup aku. Namun, Claudia yang tetap ada di hatiku. Aku
Read more
Chapter 16
Luviana merasa iba dengan kondisi sahabatnya itu, terlebih saat ini sang sahabat sedang hamil. Zarianti melepaskan pelukannya dan menghapus air mata yang menetes di wajah cantiknya. "Makasih ya Luv," ucap Zarianti. Kita memang tak pernah tahu rencana Allah untuk kita. Disaat Zarianti menghadapi persoalan rumah tangga. Allah mempertemukan dia kembali dengan sang sahabat. Sebagai teman mengobrol. ************** Zarianti menceritakan apa yang terjadi dengan rumah tangganya dengan sang suami, kepada Luviana. Suaminya, menikahi dirinya karena permintaan alm papanya Zarianti. Jika tidak, papanya akan menarik fasilitas yang selama diberikan termasuk perusahaan yang saat ini dipimpin Zarianti . Padahal suaminya sudah memiliki kekasih. Bahkan mereka telah menikah siri, dan beberapa hari yang lalu istri sirinya datang ke rumah. Sang suami meminta dia untuk membuatkan makanan untuk sang suami dan juga selingkuhannya.
Read more
Chapter 17
"Maaf Yah, hati aku sudah sangat sakit. Asal Ayah tahu, sejak awal pernikahan Mas Bastian sudah menyakiti hati aku. Selama ini aku masih terus bertahan, dan berharap Mas Bastian akan berubah. Aku masih merasa yakin, kalau cinta akan hadir seiringnya waktu. Tapi, ternyata aku lihat kelakuannya semakin menjadi. Bahkan dia tak peduli dengan program ingin mempunyai anak, dia tak pernah mengharapkan kehadiran seorang anak dari rahim aku ini. Jadi, untuk apalagi aku pertahankan," ungkap Zarianti. Ayah Agus dan Bunda Maura terlihat begitu terpukul. Sebenarnya, Zarianti pun merasa tak tega kepada mereka. Terlebih selama ini, kedua mertuanya itu begitu menyayangi dirinya. Zarianti juga sudah menganggap keduanya sebagai orang tua penggantinya yang telah tiada. Namun, jika Zarianti mengingat perlakuan Bastian kepadanya. Dia tak akan mengubah keputusannya lagi. "Sekarang Bastian mana?" tanya Ayah Agus kepada Bastian. "Paling di
Read more
Chapter 18
Ayah Agus dan Bunda Maura menyuruh Zarianti tinggal di rumahnya. Mereka khawatir dengan kondisi Zarianti yang saat ini baru saja di talak oleh Bastian, tapi Zarianti tetap kekeuh tidak mau tinggal di rumah orang tua Bastian,walaupun Ayah Agus dan Bunda Maura sangat menyayangi Zarianti. "Zarianti, maafkan Ayah sama Bunda. Pasti kamu sangat kecewa dengan keputusan orang bodoh ini. Ayah yakin kalau kamu itu adalah wanita yang baik. Suatu saat nanti, kamu pasti menemukan laki-laki yang baik juga. Semoga kamu bisa terima keputusan Bastian. Ayah yakin, suatu saat nanti dia akan menyesal karena telah membuang kamu. Sebagai orang tua Ayah merasa gagal, karena tak bisa mendidik dia menjadi orang yang bertanggung jawab," ucap Ayah Agus. Bastian hanya menyimak percakapan ayahnya dengan Zarianti, walaupun Bastian juga tidak mau membuat Ayah dan Bunda nya kecewa dengan prilaku Bastian, tapi Bastian tidak bisa berbuat dan menurutin kemauan Ayah dan Bunda nya, kare
Read more
Chapter 19
Bastian sudah sampai di apartemen tempat dia tinggal bersama Claudia. Terlihat raut kecewa di wajahnya. Dia merasa kecewa, karena kedua orang tuanya lebih membela Zarianti dibandingkan dia anak kandungnya sendiri. Claudia terbangun dari tidurnya, saat mendengar bunyi bel apartemennya berbunyi. Dia langsung beranjak turun untuk segera membukakan pintu kamar apartemennya. "Kamu kenapa Mas? Mengapa wajah kamu kusut sekali? Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Claudia. Saat sang suami melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Bastian langsung meletakkan bokongnya di sofa, wajahnya terlihat kusut. Bastian mulai menceritakan apa yang terjadi tadi. Entah Claudia harus merasa senang atau sedih dalam hal ini. Karena akhirnya, dialah yang berhasil memenangkan Bastian. Keinginannya terwujud, untuk memiliki Bastian seutuhnya. Pada akhirnya, Bastian memilih dirinya dan menceraikan Zarianti, Claudia tersenyum atas kemenangan nya. "Sudah, jangan bersedih
Read more
chapter 20
Masih dia ingat, saat foto pernikahan itu terjatuh dan kaca figura itu pecah berhamburan. Hingga akhirnya, Zarianti terpaksa mengganti kembali figura itu, Tapi sekarang hanya kenangan semata dan sekejap. "Sini, Bunda bawa saja foto itu. Bunda enggak mau kamu terus mengingatnya," ujar Bunda Maura. "Tidak apa apa Bunda aku, sudah terbiasa dengan semua ini kok, Bun? aku cuma hanya mengingat nya saja , Bunda jangan khawatir dengan diri ku, Bun." Zarianti meyakinkan mantan mertua nya itu, bahwa dirinya sudah lebih tenang Bunda Maura menyuruh Bi Santi untuk menyingkirkan foto itu dari hadapan Zarianti. Bunda Maura dan Bi Santi langsung memasukkan barang-barang milik Bastian ke dalam koper dan juga kantong plastik besar. "Coba Rianti kamu cek! Ada lagi enggak barang dia yang ketinggalan? Biar dia enggak usah masuk kesini lagi, dan enggak ada alasan untuk balik lagi kesini. Oh ya Bi, kalau besok-besok ada Pak Bastian kesini, kamu jan
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status