All Chapters of Tukar Suami dengan Pelakor: Chapter 21 - Chapter 30
32 Chapters
Bab 21
"Selamat atas pernikahanmu, Kania," ucap Sella sambil mengulurkan tangannya kepadaku. Namun, tidak terlihat senyuman di wajahnya.Aku membalas jabatan tangannya sambil tersenyum, aku tau alasan di balik sikap Sella. Wanita itu masih kesal, meskipun dia dan Mas Adnan telah menikah, tetapi tidak sesuai dengan keinginannya. Mereka hanya menikah secara siri kemarin, itulah yang membuat Sella mungkin akan semakin membenciku."Semoga kalian bahagia!"Aku menoleh ke arah Mas Adnan yang juga mengulurkan tangannya padaku. Tangannya menggantung di udara karena aku tidak membalas uluran itu, sampai tiba-tiba Mas Zayyan meraih tangannya."Terima kasih, Adnan," ucap Mas Zayyan. "Terima kasih karena sudah melepaskan Kania!"Mas Adnan terdengar tertawa kecil, dia menatapku sejenak lalu mendekati Mas Zayyan."Aku sudah sangat puas dengan Kania!"Dia berbicara dengan suara pelan namun kata-katanya menusuk hatiku sangat dalam."Pak Zayyan, andai kau tau jika Kania itu ...." Mas Adnan terdiam sejenak.
Read more
Bab 22
Kania terus menatap mobil Zayyan yang sudah keluar gerbang, senyum wanita itu terukir lagi saat mengingat kejadian tadi. Rasa lega mengalir dalam dirinya karena ternyata Zayyan tidak marah padanya.Kania menghela nafas pelan, ia berbalik dan sedikit terkejut karna melihat Sela sedang berdiri di belakangnya, sembari menatap sinis ke arahnya. "Sella, sedang apa kamu di sini?""Puas kamu, Mbak. Puas kamu membuat semua keluargaku menyukaimu?" teriaknya membuat Kania terperanjat. "Kenapa kamu bicara seperti itu, apa maksudmu?" tanya Kania. Wanita itu masih tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan adik iparnya. Terdengar kekehan dari mulut Sella, ia menggelengkan kepala sembari bersidekap dada dengan matanya menatap sinis ke arah Kania. "Jangan pura-pura polos, Mbak. Aku tau, jika kamu memasak makanan itu agar Mas Adnan bisa mengingat masa lalu kalian, dan memujimu kan?" Pertanyaan Sella membuat Kania tertegun Wanita itu benar-benar tidak menyangka dengan ucapan yang keluar dari mul
Read more
Bab 23
Kania terus menatap ke arah pintu kamarnya, jantungnya berdetak dengan cepat. Ia melirik jam yang menunjukkan pukul sepuluh malam, namun tidak ada tanda-tanda kepulangan Zayyan. Kania sudah bertanya kepada Dika tentang keberadaan Zayyan, akan tetapi Dika juga tidak mengetahuinya. Helaan nafas keluar dari mulut Kania, padahal wanita itu sudah berdandan begitu cantik untuk menyambut suaminya.Ia berjalan ke arah ranjang dan merebahkan dirinya di kasur. Mengambil selimut dan mulai menyelimuti badannya, hawanya terasa begitu dingin karna dia hanya memakai pakaian tipis. Brak! Matanya yang mulai terpejam kembali terbuka saat terdengar pintu dibuka dengan kencang, dalam kegelapan ia melihat seorang lelaki masuk ke kamarnya. Kania tersenyum, ia langsung bangun dan mulai menyalakan lampu lalu menghampiri Zayyan. "Mas, Kamu sudah pulang," ujarnya sembari Menghampiri Zayyan. Tiba-tiba Kania terperanjat saat Zayyan memeluknya dengan erat, rasa geli bercampur merinding karna kepala lelaki
Read more
Bab 24
"Berhenti untuk menganggu istri saya! Jika tidak, hidupmu kupastikan akan menderita, Adnan!" Aku menahan tubuh lelaki itu saat ia sudah ada di depan pintu, sedangkan Kania sudah pergi kembali ke depan. Adnan menghempaskan tanganku, ia lalu menatap remeh ke arahku. "Kau hanya mendapatkan raganya, tapi hatinya masih miliku, Zayyan!" ucapnya membuatku mengepalkan tangan. Jika saja kami tidak berada di rumah, mungkin aku sudah menghabisinya sekarang juga.Tahan Zayyan, menghadapi Adnan tidak perlu dengan kekerasan. Aku langsung tertawa hingga dia menatap heran ke arahku. Aku menepuk bahunya dengan keras. "Selain tidak tau malu, kau juga tidak tau diri adik ipar. Jelas-jelas kau tau jika Kania sangat mencintaiku, dan ...."Aku menjeda ucapanku, mendengar suara giginya gemeretak. Aku semakin tertawa karna berhasil memanasinya. "Yang kau katakan benar, jika istriku itu ...."Bugh! Belum sempat aku bicara, Adnan langsung menghantam rahangku membuatku tersungkur. Terlihat lelaki itu begi
Read more
Bab 25
Aku terus memandangi wajah cantik istriku, dan penyesalan kembali terlintas di hatiku."Sayang, setelah kamu bangun, semuanya akan berubah. Aku bersumpah akan membuatmu bahagia seperti dulu," bisikku sambil mencium keningnya dengan lembut.Aku mengambil tangannya dan mencium tangan mulus istriku, kemudian menyelimuti tubuhnya dengan penuh kasih sayang.Aku menghela nafas pelan. Lebih baik aku segera bersiap pergi ke kantor dan menyelesaikan pekerjaanku sehingga aku bisa secepatnya kembali untuk berduaan dengan istriku tanpa gangguan.Saat aku berjalan menuju kamar mandi, pandanganku tertuju pada sebuah tong sampah yang memperlihatkan sebuah baju yang begitu familiar. Aku merasa ada yang tidak beres dan mencoba mendekati tong sampah itu. Deg! Hati ini terasa begitu sesak saat aku mengambil baju itu dan ternyata sebuah lingre yang di pakai Kania saat malam itu, ya tuhan kenapa baju nya robek. Aku memegang kepalaku, rasa pusing menyeruak namun aku tidak mengingat apa yang terjadi. "
Read more
Bab 26
Pov authorKania terbangun dan menatap kamarnya sudah kosong, pikiran wanita itu kembali mengingat kejadian barusan. Air matanya menetes, ia yang tidak bisa mengontrol dirinya sampai melakukan hal sememalukan itu pada suaminya sendiri. Tiba-tiba mata Kania tidak sengaja menoleh ke arah meja di sampingnya, di sana sudah tersedia sarapan beserta secarik kertas kecil.Wanita itu mengambil kertas itu dan membacanya, di sana ada kata-kata manis yang membuat jantung Kania berdetak kencang. 'Jangan lupa sarapan sayang, dan tunggu aku pulang. Aku mencintaimu,'"Tidak, bagaimana aku bisa bertemu Mas Zayyan setelah kejadian tadi," gerutunya sembari menutup wajah. Ia merasa begitu malu, walaupun mereka sudah menikah namun baru kali ini ia seterbuka itu di depan Zayyan. Kania terdiam sejenak, setelah lama berpikir akhirnya ia kembali menaruh kertas itu di tempatnya dan turun dari tempat tidur. Ia memilih untuk pergi ke rumah orang tuanya, untuk saat ini ia ingin menenangkan diri dan menghinda
Read more
Bab 27
Zayyan tidak bisa menahan senyumnya saat melihat wajah Kania yang tampak kesal, wanita itu terus menggerutu karna tau Ibunya mendengar apa yang mereka bicarakan. "Mas Zayyan, kenapa bahas itu. Malu ih, di denger Ibu," keluhnya.Zayyan terkekeh, ia lalu mendekat ke arah Kania. "Hm, memangnya kenapa? Kan kita sudah suami istri!" bisiknya di telinga Kania. "Tapi 'kan, Mas ...."Cup! Mata Kania melebar saat Zayyan mencium bibir wanita itu sekilas, Kania yang sejak tadi tidak berhenti bicara langsung diam seketika. Kania yang sudah salah tingkah memilih untuk bangkit, namun Zayyan langsung menarik tangannya hingga badan wanita itu jatuh di pangkuan Zayyan. "Mau kemana, hm?" tanya Zayyan sambil melingkarkan tangannya di pinggang Kania. "Mas lepasin!" Kania memberontak namun Zayyan semakin mempererat pelukannya. "Diam Kania, saya masih merindukanmu," lirihnya membuat kania mengulas senyum tipis, ia yang menundukan kepala langsung mendongak menatap Zayyan. "Maafin kelakukan Mas kemari
Read more
Bab 28
"Aa--adnan, bangun. Kamu ingi menipu saya 'kan? Bangun Adnan!" Zayyan terus menggoyangkan tubuh Adnan hingga darah lelaki itu mengenai tangannya, bau anyir begitu menyeruak membuatnya seketika tersadar. Dengan nafas yang tersenggal-senggal, Zayyan mengambil tangan Adnan dan merasakan bahwa urat nadinya sudah tidak berdenyut. Demi meyakinkan diri, ia kembali menempelkan jarinya di hidung lelaki itu."Tidak mungkin!" Lelaki itu seketika memejamkan mata dengan badannya yang seketika melemas, saat menyadari jika Adnan sudah tiada. Tubuh Zayyan gemetar, ia tidak tau harus berbuat apa. Terpaksa lelaki itu menelpon ambulan dan membawa jenazah Adnan ke rumah sakit. ***Di sisi lain, Kania dengan cemas menunggu Zayyan. Lelaki itu bilang akan pulang pukul sepuluh malam, namun sekarang sudah tengah malam akan tetapi Zayyan tak kunjung datang. Kania berkali-kali menghubungi ponselnya, namun tidak ada jawaban. Ia yang kesal langsung melempar ponselnya ke sembarang arah. "Mas, kamu kemana si
Read more
Bab 29
"M- Mas, aku percaya. Kamu pasti tidak melakukan semua itu!" Mendengar hal itu, Zayyan tersenyum. Ia lalu mengelus puncak kepala Kania. "Terima kasih, Sayang!" "Maaf, waktu menjenguk sudah habis!" Salah seorang polisi tiba-tiba datang dan membawa Zayyan pergi. Kania ingin mengejar, namun Dika langsung menahannya."Jangan berbuat bodoh, Kania. Jika kamu membuat keributan di sini, semuanya bisa menjadi lebih buruk!" peringat Dika dengan tegas, membuat Kania terdiam. Matanya terus menatap punggung Zayyan yang dikawal seperti tahanan. Rasanya begitu berat melihatnya dalam situasi seperti ini."Mas, aku akan mencari si pelaku sebenarnya dan membebaskanmu dari penjara," gumam Kania pelan, suara itu terdengar oleh Dika. "Ayo, Kania. Kita harus pulang sekarang!" kata Dika, Kania hanya mengangguk pasrah. Saat mereka hendak pergi, Ayah Zayyan mendekati mereka."Kania, Dika. Di mana Zayyan?" tanya Ayah Zayyan dengan wajah penuh kekhawatiran. "Tuan Zayyan telah dibawa masuk kembali, Pak. W
Read more
Bab 30
"BAJINGAN!" Semuanya terperanjat ketika melihat Ayah Zayyan langsung menghantam wajah Dika dengan keras hingga lelaki itu terhuyung ke belakang. Rasa perih seketika menjalar bersamaan dengan darah keluar di sudut bibirnya. "Kenapa kau melakukan itu, Dika? Kenapa?" teriak Ayah Zayyan sambil memegang kerah baju milik Dika.Sela tidak bisa berhenti menangis, ia belum pernah melihat Ayahnya yang semarah itu Pada Dika. Wanita itu juga sangat terguncang, terlebih ia menganggap Dika seperti kakanya sendiri. Melihat Sela yang terus menangis, Dika tidak tahan lagi. Ia yang sedari tadi hanya diam akhirnya kembali bersuara."Karna, dia!" Tunjuk Dika ke arah Sela. "Saya tidak ingin Sela tersakiti, dan saya akan menyakiti orang yang telah menyakiti orang yang saya cintai!" Deg! Kata terakhir yang keluar dari mulut Dika benar-benar membuat mereka melebarkan matanya. Dika kembali tersenyum, ia lalu menatap ke arah Sela."Sela, saya memang yang membawa pisau itu untuk membunuh Adnan. Namun, bu
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status