Semua Bab Ayah Jagoan Yang Menyamar: Bab 31 - Bab 40
182 Bab
Chapter 31
Oleh karena itu, ketika Alisha dan Tannia adu mulut, Annita selalu menengahi dan menyabarkan kedua adiknya, sebab dia pun tidak bisa memastikan bahwa ayahnya dalam keadaan berdosa. Ada banyak asumsi yang bertebaran di dalam kepala Ramsey, namun karena tidak punya bukti, dia tidak bisa memastikan semuanya.“Annita, apa kau pernah berpikir bahwa ayahmu akan pulang nantinya?”“Tiga belas tahun adalah waktu yang sangat lama, Ramsey. Jika dia masih berada di kota ini, tidak mungkin tidak pernah sekali pun dia berkunjung, atau minimal menelepon untuk mengetahui kabar kami.”Ungkapan tersebut ada benarnya. Kalau memang Rick masih berada di sini, kenapa dia tidak mau mengunjungi anak dan istrinya? Apa sebenarnya yang terjadi?Ramsey terpikir bahwa bisa saja Rick sudah tidak lagi berada di kota ini atau bahkan di negara ini, lalu Rick menetap di negeri yang jauh dari sini untuk menyelamatkan dirinya.Anehnya, kenapa hingga kini keluarga Rick tetap
Baca selengkapnya
Chapter 32
Setelah dari ruangan Bastian, kemudian Ramsey bergegas menuju ruangan bendahara. Selama perjalanan ke sana, dia disapa sejumlah karyawan yang berpapasan dengan dia.“Ramsey, terima kasih traktirannya.”“Kami tidak mengerti bagaimana cara kau bisa melakukannya, Ramsey. Bahkan Manager Bastian saja yang gajinya lima kali lipat darimu tidak akan bisa mentraktir empat ratus orang dalam satu malam.“Yang pasti, kami kagum pada mu, Ramsey.”Belum genap satu bulan bekerja, Ramsey sudah sangat terkenal seantero Luxor. Tidak ada yang tidak tahu nama dan wajah Ramsey Aaron di divisi ekspedisi. Bahkan, orang lebih mengenal dirinya dari pada mengenal Pak Bastian. Sekarang nama Ramsey sejajar dengan para petinggi Luxor yang berada di bawah CEO. Maka dari itu, sebelum menghadapi Kate Houston yang sangat cerewet, tiba-tiba Ella Xinlaire menghadangnya.“Hei Pria Hoki! Untung aku bisa bertemu kau di sini. Sekarang Tuan CEO ingin bertemu dengan mu.”
Baca selengkapnya
Chapter 33
Dia berkata sangat dingin, “Ramsey Aaron yang bekerja di divisi ekspedisi. Baru-baru ini kau mentratkir orang satu gedung. Undangan tersebut juga datang kepadaku, tapi aku tidak bisa hadir, bukan berarti aku tidak menghormatimu, melainkan aku punya kesibukan lain.”Kemudian Levon memuji sekaligus heran. “Delapan ratus enam puluh ribu dollar. Kira-kira, butuh waktu berapa lama kau bekerja di Luxor agar mengumpulkan uang sebanyak itu? Ah, aku sangat malas menghitungnya, Ramsey. Tapi mengherankan, kau bukan malas menghitung, tapi kau mau mengeluarkan uang sebanyak itu.”Pihak Hotel Daire mengenal sosok Levon dan Luxor. Mereka pikir, orang yang mentraktir empat ratusan orang di sana dalah CEO Luxor yang terhormat dan kaya, namun nyatanya bukan. Parahnya, orang yang mentraktir tersebut merupakan pegawai yang baru saja masuk bekerja dan belum sempat menerima upah.Hal tersebut tentu memancing kecurigaan Bos Luxor. Bagaimana bisa seorang petugas ekspedisi bi
Baca selengkapnya
Chapter 34
Levon merupakan satu dari sekian banyak orang yang menolak penobatan Marvin menjadi seorang Raja. Namun dari sekian banyak orang yang menolak, dia adalah orang yang paling keras penolakannya. Dia adalah orang yang paling besar suara penolakannya.Ketika Levon tahu informasi tentang kepergian Marvin keluar negeri untuk mencari anaknya yang hilang, Levon sangat senang. “Aku senang ketika tahu kabar anaknya kena culik. Maka dari itu dia tidak jadi diangkat menjadi Raja Glora. Hahaha.” Lalu Levon tertawa jahat. Dia berharap agar Marvin tidak pernah bisa menemukan anaknya, selamanya.Mendengar kesaksian yang cukup mengejutkan itu, Ramsey menarik napas cukup dalam. “Padahal, dia masih kerabat Tuan Levon, dan lagi pula dia baik hati.”Levon membuang pandangannya. “Aku tidak peduli dia baik atau buruk. Dia menemukan harta karun Glorisium senilai triliunan dollar, dianggap pahlawan, dan bakal menjadi Raja terkenal. Siapa yang tidak iri, Ramsey? Jika aku bertemu den
Baca selengkapnya
Chapter 35
Saat Ramsey melangkah dari ruang CEO menuju ruang bendahara, Ella terus menempel ketat dirinya. Ramsey agak risih karena mendapat pengawalan, tapi Ella yang centil sengaja melakukan hal demikian.Ramsey tidak terlalu mengindahkan kehadiran wanita ini karena dia sedang buru-buru. Setibanya di ruang bendahara, dia mesti berhadapan dengan Kate. Ramsey menyabarkan dirinya sendiri.“Ramsey, jika kau tidak menjadi seorang penjilat mahir, kau tidak akan kehilangan Carlos. Sadarilah, sekarang Carlos tidak lagi bekerja di Luxor. Kau telah menghancurkan karirnya.” Kate masih saja melayangkan tudingan kotor tak berdasar.Tidak terima atas tudingan tersebut, Ramsey membela diri. “Berhenti menebar fitnah, Kate. Silakan kau temui Carlos dan tanyakan apa alasan dia bisa diberhentikan bekerja. Jujur saja, aku pun sampai saat ini tidak tahu apa alasannya.”Ella menurunkan pangkal alisnya. “Ramsey, kau pandai sekali bersilat lidah. Bilang saja kau penjilat. Kami pi
Baca selengkapnya
Chapter 36
Hari itu juga Ella dan Kate langsung dipindahkan ke bagian pos terdepan. Hukuman yang mereka terima belum tahu pasti kapan akan selesai. Ketika menyaksikan dua wanita layaknya artis itu, semua orang pun tercengang heran, termasuk Annita.Annita mengawasi mereka dengan pandangan heran. “Aku melihat dua anak yang baru magang.” Annita tidak bisa untuk tidak tertawa, hanya saja dia membekap mulutnya agar tawa kecilnya tidak pecah. Matanya berbinar bahagia kala menyaksikan dua wanita yang selama ini mem-bully-nya akhirnya dapat hukuman juga.Jika biasanya Ella dan Kate selalu tampil dominan dan banyak oceh, sekarang mereka layaknya patung butik, bahkan parahnya lebih menyedihkan dari pada patung butik. Ujung bibir mereka melengkung ke bawah seperti mangkok terbalik dan kening mereka berkerut, melepaskan kekecewaan di hati.“Kan kalian berdua wanita tercantik di Luxor, jadi kalian sangat pantas berada di garda terdepan supaya memikat perhatian para pengunju
Baca selengkapnya
Chapter 37
Saat beberapa jam menempuh perjalanan, Ramsey meminggirkan mobilnya karena dia mau membeli sesuatu di sebuah toko. Toko kecil tersebut sendirian dan tidak ada bangunan lain. Tampak kotor dan tidak terawat, tetapi masih aktif.“Permisi,” ucap Ramsey setelah membuka pintu toko.Seorang wanita paruh baya yang wajahnya sedikit kumal karena debu jalanan pun menyambut kehadiran sang pembeli. “Silakan, Tuan.”Ramsey mengedarkan pandangan ke seisi toko. Tidak seperti mini market yang bagus dan bersih, di dalam sini tidak hanya kotor dan berantakan tetapi makanan dan minuman yang dijual juga tidak lengkap. Bahkan Ramsey tidak menemukan minuman berenergi yang biasa dia minum. Dia hanya mendapati air mineral, teh botol, dan minuman soda. Itu pun hanya sedikit pilihan merek.Sebagian produk pun sudah tidak layak konsumsi dan parahnya ada bungkus yang sobek. Ramsey heran kenapa sang pemilik toko tidak bisa merawat dan mengelola toko dengan baik. Toko kecil ini
Baca selengkapnya
Chapter 38
Ramsey melanjutkan perjalanan. Selama berjam-jam lamanya di dalam mobil, dia menunggu kabar dari Bastian. Seharusnya Bastian menelepon Ramsey, namun sampai malam hari dan perjalanan lebih kurang satu jam lagi, Bastian tak kunjung menelepon Ramsey.Mengherankan, kenapa tidak sesuai prediksi?Pada awal malam, tiba-tiba mobil ekspedisi ukuran kecil yang Ramsey kemudikan dibuntuti oleh dua mobil jip hitam. Ramsey sedikit was-was karena jalanan sedang sepi. Ketika Ramsey memperlambat laju mobilnya dan memberikan ruang, namun anehnya dua mobil tersebut juga memperlambat laju mobil dan tidak mau menyalip. Dan ketika Ramsey mempercepat laju, dua mobil tersebut juga mempercepat laju.Meski merasa terancam, Ramsey tetap duduk tenang dan tidak gegabah sedikit pun. Beberapa kali dia mengawasi spion kiri kanan, memastikan bahwa dua mobil asing tersebut masih membuntutinya. Dan pada akhirnya Ramsey meminggirkan mobilnya supaya dua mobil tadi pergi duluan.Namun
Baca selengkapnya
Chapter 39
Selain itu, Ramsey juga tidak mau ada sentuhan fisik, jika ada sedikit saja, maka mereka akan gagal. Sementara itu para pembegal tidak punya banyak waktu untuk bernegosiasi. Pemimpin mereka tetap tidak akan mengatakan siapa mereka sebenarnya karena dinilai akan sangat berbahaya.Kemudian Ramsey diseret menuju bagian dalam mobil dan dipaksa untuk segera membuka pintu brankas. Namun, Ramsey tetap tidak mau. Dia sengaja mengulur waktu agar rombongan Zion bisa tiba sebelum adanya adu fisik. Jika sekarang Ramsey kena keroyok, dia pasti mati.“Darky, Vox, Morgan, atau gangster, atau preman jalanan biasa?” Suara Ramsey agak tertahan oleh kain penutup wajahnya.“Diam kau!” teriak seorang dari mereka. “Jangan banyak bicara! Lakukan saja apa yang kami perintahkan kalau kau ingin tetap hidup. Kami hanya butuh barang-barang di dalam, lalu kau bisa pergi.”Tidak semudah itu. Ramsey punya tanggung jawab besar di dalam pekerjaannya. Jika dia dirampok dan barang
Baca selengkapnya
Chapter 40
Karena rencana penculikan anakny Ramsey telah gagal, maka Mark dan anak buahnya mencari peruntungan lain untuk biaya hidup mereka di negeri orang, salah satunya adalah mereka membegal mobil-mobil yang membawa barang mahal, seperti Luxor.Ramsey dan Zion mendesak Mark agar membuka semua rahasia dan tidak perlu ada yang ditutup-tutupi. Dan pada akhirnya Mark memberi tahu bahwa nanti Mafia Darky bakal menghadang mobil ekspedisi Luxor pada perjalanan menuju New Garcia.“Aku memastikan bahwa mereka akan melakukannya.” Mark tertunduk lemas.“Dari mana kau bisa memastikannya? Dan dari mana Darky bisa tahu bahwa nantinya akan ada mobil ekspedisi Luxor yang berangkat ke sana?”“Orang dalam.” Mark menjawab tanpa ragu.Ramsey menatap Mark, dan seandainya Mark tahu bahwa di hadapannya sekarang adalah Marvin Rock, dia bisa pingsang di tempat.“Kau harus jawab sekarang, bayi yang diculik akan dijual ke mana?” sentak Ramsey dengan memasang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
19
DMCA.com Protection Status