All Chapters of Kubawa Benihmu, Mas!: Chapter 41 - Chapter 50
158 Chapters
41. Sebuah Tabir
Alifian terdiam sejenak, pria kecil itu berulang kali menghirup napas seolah dia takut kehabisan stok oksigen di udara bebas. Setelah merasa yakin, anak itu mulai bercerita mengenai awal jumpa dengan wanita itu. Marni mendengarkan dengan seksama dan terkadang membola kedua matanya. Dia merasa ikut sedih mengingat semua kekejaman majikannya itu."Setega itukah, Nak? Sungguh kejam," keluh Marni."Iya, Nek. Kejadiannya juga masih baru kok, sekitar dua atau tiga hari yang lalu."Marni mengernyitkan dahi, dia mencoba ingat kejadian yang dia alami tiga atau dua hari yang lalu. Iya, saat itu Anne terlihat begitu bahagia hingga Marni diberi buah segar dalam bentuk kupasana. Hari yang tidak biasa, rupanya kebahagian ini."Jadi seperti itu kisahnya, lalu sekarang bagaimana persaan Alif?""Alif saat ini tidak diperbolehkan oleh Paman Saga keluar sendiri, Nek. Kata paman berbahaya," ungkap Alifian.Marni memeluk lagi tubuh cucunya itu. Dia merasa semakin bersalah telah membawa Sarita ke kota saat
Read more
42. Niat Yang Berbeda
"Tidak, aku tidak miliki kembaran. Hanya saja wajahku ini begitu mirip dengan ayahku. Mungkin yang Nenek lihat saat itu adalah ayahku," jelas Sagara. "Dia sudah meninggal sesaat setelah bercerita telah berhasil menyelamatkan Bibi Alinsky yang sedang hamil tua."Marni akhirnya mengangguk mengerti, lalu suaranya pun keluar. Wanita itu bercerita asal mula adanya Sarita. Namun, Marni tidak mengerti mengapa ibunya Sarita ditinggalkan begitu saja tanpa pengawasan dan percaya pada orang asing seperti dirinya. Saga mendengar semua cerita yang mengalir lancar dari mulut Marni.Pria itu mengernyitkan dahi, dia terlihat sedang berpikir menyamakan kisah itu dengan kisah dari ayahnya saat dia masih remaja. Saat itu keluarga Waluyo sedang mengalami krisis kepercayaan sehingga terjadi perang saudara. Mereka saling menjatuhkan satu sama lainnya, hanya Alinsky dan ayahnya lah yang masih selamat.Saat kejadian Sagara sedang berada di luar negeri ikut ibunya yang sedang plesir. Ketika pulang semua sudah
Read more
43. Taman Kota
Sore yang cerah, Sarita membawa Alifian bermain ke taman kota. Di sana terlihat ramai anak kecil seusia anaknya, Sarita sengaja membawa Alifian agar anak itu bisa berinteraksi dengan sekitarnya."Wah ramai sekali, Ma!" decak kagum Alifian."Iya, Sayang. Tidak biasanya," jawab Sarita sambil mengeluarkan sepeda mini untuk Alifian.Setelah sepeda itu bisa keluar seutuhnya, Sarita menutup pintu bagasi. Selanjutnya wanita itu membawa sepeda roda tiga tanpa alat kayuh itu di tempat landai."Ini cara mainnya gimana, Ma?""Iya pakai kaki Sayang, nah itu ada temannya!"Alifian pun melihat arah tunjuk mamanya, lalu dengan cepat Alifian meniru cara main sepeda tanpa pedal. Gadis kecil yang ditunjuk Sarita lah tujuan Alifian. Maka dia pun meminta ijin."Asyik ini, Ma. Alifian ke sana dulu!" pinta Alifian sambil mendekatkan sepedanya pada anak perempuan."Hai, boleh aki gabung?" tanya alifian pada seorang gadis kecil seusia dirinya."Boleh, aku Almayra. Kamu?" jawab gadis kecil itu sambil sebutkan
Read more
44. Pendekatan
"Jangan ganggu putraku bermain, Tuan!" pinta Sarita datar."Aku hanya ingin berbincang saja, Sarita.""Sudahlah, apa yang sudah kamu buang tidak bisa kembali. Jadi pergilah!"Saat kedua orang dewasa itu beradu kalimat, Alifian mengajak teman perempuannya bermain sepeda di dekat ibu temannya itu. Almayra pun mengangguk, lalu keduanya sepakat balapan menuju ke tempat ibunya gadis kecil itu."Yeee, aku yang menang. Kamu kalah, Fian!" sorak Almayra."Hu hu, kamu sudah lihai pakai sepeda itu, Mayra. Aku baru hari ini mainnya, jadi sengaja memgalah buat kamu," jawab Alifian sambil mengatur napasnya.Ibunya Mayra tersenyum, wanita itu bangkit dan berjalan mendekat pada kedua anak itu sambil membawa dua botol air mineral."Sudah jangan berebut kalah dan menang seperti itu, baik yang menang ataupun kalah hasil sama. Kalian menjadi sehat, ini ibu bawakan minum!" "Terima kasih, Ibu!/ Tante!" kata Almayra dan Alifian bersamaan.Ara mengangguk, lalu membukakan tutup botol keduanya bergantian. Bib
Read more
45. Mencari Ide
Bagaskara pun berbalik badan, dia melangkah menuju ke mobilnya terparkir. Otaknya terus mencari cara untuk merebut kembali hati wanita yang sempat menghiasi hidupnya meski hanya empat bulan."Hanya sedikit waktu kita bersama, Sari. Akan tetapi kamu bisa mengerti semua inginku, hanya kamu lah wanita yang bisa memahami karakterku," batin Bagaskara sambil menyalakan mesin mobil.Perlahan pedal gas diinjak, lalu mobil melaju dengan perlahan meninggalkan tempat parkir. Bagaskara menikmati perjalanan pulangnya menuju ke apartemen kecil yang berhasil dia sewa di sekitar jalan simpang lima Semarang. Kota Semarang yang ramah lingkungan membuat Bagaskara ingin tinggal lebih lama sekalian berjuang untuk hidupnya."Sepertinya aku akan mengajukan perpindahan tugas ngajar saja, di sini lebih nyaman dan damai," batin Bagaskara.Mobil mulai memasuki basement khusus parkir penyewa apartement atau yang miliki pribadi. Setelah mobil terparkir pada tempatnya, pria itu pun keluar dari mobilnya. Saat melew
Read more
46. Rachel
Esok hari yang cerah, Anne terlihat sedang sarapan sendiri di meja makan. Wanita itu membola kala kedua matanya melihat putrinya berjalan santai sambil menenteng tas jinjing."Pagi, Ma!" sapa Rachel.'Kau pagi buta sudah di sini, apa tidak ada kerjaan, Huum?""Lagi santai, ini mau ke mall ternama milik keluarga Waluyo," jawab Rachel Gadis itu tanpa permisi langsung mengambil roti tawar dan segera diolesinya dengan selai kacang. Setelahnya dicelupkan pada cangkir kopi mamanya."Rachel, apa-apaan kamu itu! Itu kopi milik mama," geram Anne."Maaf, Ma. Sengaja! Bu Rina, tolong bikinin kopi lagi buat mama, Ya!" pinta Rachel saat melihat Rina melintas sehabis membersihkan halaman."Lho, Mbak Rachel, kapan lewatnya? Iya, siap," jawab Rina."Tadi saat Mbak Rina lagi nyapu halaman," jawab Rachel.Rina pun berlalu meninggalkan meja makan, setelah menaruh alat kebersihannya dia langsung menuju ke dapur untuk membuatkan secangkir kopi. Beberapa saat, wanita itu sudah kembali sambil membawa nampa
Read more
47. Pembukaan Pameran Perhiasan
Mobil yang membawa Sarita akhirnya sudah sampai di parkiran mall terbesar. Sesuai rencana semula, Saga yang menugaskan Sarita untuk meresmikan produck terbaru liontib hasil karya Rachel di publik dalam naungan Saga's Colection."Apakah sudah siap, Sarita?" tanya Sisil yang sudah berdiri sesaat setelah menutup pintu."Aku harus siap, semua sudah di depan mata, Sil. Aku butuh dukunganmu!""Jangan khawatir, aku selalu berada di depan sebagai tamengmu jika gadis itu berbuat lebih!""Terima kasih!"Sarita pun mulai melangkah meninggalkan base camp khusus tempat parkir mobilnya. Sisil berjalan mengikuti langkah Sarita dari belakang. Langkah yang anggun memasuki ruang pameran. Beberapa model kalung berlian dari berbagai batu terpampang di etalase.Mata Sarita melihat keseluruhan pameran berlian yang terpajang di meja etalase. Ada sesuatu yang dia inginkan, Sisil bisa merasa ketertarikan sahabatnya pada jenis batu berlian orange."Apa inginkan kalung itu, Nyonya?" tanya Sisil dengan nada rend
Read more
48. Tak Terbantahkan
Sarita mengulas senyum tipis dan menatap pada Ades yang terlihat bingung dengan hadirnya Rachel. Wanita muda itu sedang ramai dibicarakan di medsos mengenai unggahannya yang menyatakan bahwa dia adalah tunangan dari Sagara."Hai, bukankah Nona baru saja bertunangan dengan Tuan Sagara. Bagaimana bisa Anda datang sendiri sedangkan Tuan Saga tidak?" cerca Ades, "Bisa jelaskan keadaan ini?"Rachel kelabakan, wanita itu bingung hendak menjawab apa. Tidak mungkin juga jika dia harus bersatu dengan Sarita yang tidak mengerti apapun."Tadi kami sempat datang bersama, Tuan Ades. Kemudian karena suatu hal, tunangan saya harus pergi," papar Rachel.Ades tersenyum lalu berkata, "Apakah ada desain terbaru Anda dipameran ini, Nona?""Ada, Tuan Ades. Kali ini saya membawa berlian tipe D. Ini lebih berkelas, silakan dilihat. Mari saya tunjukkan di sana!" Ajak Rachel.Ades menatap pada Sarita, wamita itu hanya mengangguk saja. Dia tidak ingin menghentikan promo yang dilakukan oleh Rachel. Karena ini a
Read more
49. Diburu Wartawan
"Sialan wanita itu, apa sih maunya?" umpat Rachel."Jangan keras jika mengumpat. Dinding pun bisa mengadu pada penguasa, apa kamu ingin karier yang baru saja kamu usahakan hancur, Achel?""Aku tidak tahu lagi harus bagaimana mendekati pria itu, Ni Luh. Kamu pasti tahu sepeerti apa pesonanya, hanya mengirup aroma tubuhnya saja aku sudah bergetar," papar Rachel.Ni Luh melihat sahabat sekaligus calon adik iparnya dengan tatapan sedih. Jangankan Rachel, dia pun juga sulit menggapai rasa Bagaskara yang sudah tertambat pada wanita yang penuh talenta -- Sarita Waluyo. Namun, kenyataan ini tidak berani dia ungkapkan pada Rachel. Ni Luh sendiri memandang punggung Sarita yang semakin hilang di antara pengunjung lainnya.Sejenak kedua bola matanya membulat kala melihat sesosok bayangan yang sangat dia kenal. Tangannya memeluk erat lengan Rachel bahkan sedikit mencengkeram, bibirnya ingin memanggil sebuah nama tetapi suaranya tercekat di tenggorokan."Kamu kenapa Ni Luh? Memangnya siapa yang kam
Read more
50. Lebih Baik Diam
"Bagaimana Tuan Pradipta?" tanya seorang wartawan senior."Maaf, saya masih ada perlu dengan Nyonya Sarita. Mungkin lain kali semua pertanyaan kalian saya jawab!""Nyonya, bagaimana menurut Anda atas pernyataan Tuan Dipta ini?" Wartawan senior itu berpaling pada Sarita yang berjalan di belakang Bagas.Wanita itu hanya tersenyum simpul tanpa berniat menjawab satu pertanyaan pun dari mereka. Sarita masih terus berjalan dengan langkah pasti dan elegan selayaknya wanita papan atas yang sudah lama di dunia bisnis. Bagaskara beberapa kali menelan saliva melihat pemandangam di depannya. Sarita yang ada di depannya sungguh berbeda dengan Saritanya dulu dan Bagas sadari hal itu. Pria tersebut merasa bahwa dirinya tidak layak berada di sisi wanitanya dulu. Namun, senyum Alifian membayang di pelupuk mata membuat semangatnya berkobar lagi untuk meraih cinta Sarita."Sarita, tunggu!" teriak Bagas kala kaki Sarita mulai menapaki trotoar.Wanita itu pun menghentikan langkahnya dan menunggu Bagas hi
Read more
PREV
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status