All Chapters of Gelora Cinta Cassanova Impoten: Chapter 51 - Chapter 60
110 Chapters
Tuduhan Rima lagi
Melihat Harun dan Alan berkelahi, Mala mendekati keduanya."Hentikan, apa yang kalian lakukan!" Bentak Mala.Harun dan Alan menatap Mala."Maafkan Aku, Aku tidak suka dia menghadang'ku!" Jawab Alan."Aku takut kamu kena masalah, kalau dia masuk ke rumah kamu," bela Harun."Pergi, kalian berdua dari tempat ini!" Teriak Mala, sekuat tenaga.Kemarahan dalam hati Mala sudah tidak tertahankan lagi. Setelah berteriak seperti tadi, Mala pun masuk ke dalam rumah lagi, melihat Brama dalam gendongan Bu Minah, Mala segera mengambil Brama dari gendongan Bu Minah, membawa masuk Brama ke dalam kamarnya.Semenjak itu, Mala tidak pernah keluar rumah lagi, dia hanya diam di dalam rumah mengurus Brama. Brama telah menjadi obat kesedihan yang ampuh untuk Mala.Sebulan sudah berlalu, Mala yang terus tinggal di rumah, mengurus Brama, menimbulkan gosip lain yang baru, gosipnya Mala menjadi simpanan pria hingga tak perlu bekerja.Mala yang asyik sedang berjemur matahari pagi bersama Brama, melihat Harun lew
Read more
Melamar Kerja lagi
Untuk menghindari pertikaian lagi dengan Rima, Mala memilih pergi dari desa itu, Mala memilih akan kembali ke Jakarta.Walaupun Mala masih takut akan bertemu dengan Bramono lagi ketika di jakarta nanti, namun tidak ada pilihan lain. Dari pada tinggal di desa tetapi selalu makan hati.Lagipula bisa saja Bramono sudah melupakan dirinya, atau Bramono kini sudah menikah, walaupun rasanya tidak mungkin, mengingat pria seperti apa Bramono.Mala membawa Bu Minah untuk mengasuh Brama, jika nanti dia bekerja.Bu Minah yang memang sudah tidak punya siapa-siapa di desa, memilih untuk ikut Mala ke Jakarta, dia tidak mau berpisah dengan Brama, katanya.Tentu saja Mala senang mendengar hal itu, dia pun sudah menganggap Bu Minah adalah Ibu barunya.Pandangan mata Mala, ke arah jendela bis yang memperlihatkan pemandangan di sepanjang jalan.Mereka menggunakan Bis untuk berangkat ke Jakarta. Mala menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya, agar bisa bertahan untuk menjalani hidupnya di Jak
Read more
Markus
"Maaf tuan!" Ucap Mala sekali lagi, melihat wajah kesal dari pria yang di tabrak olehnya.Markus yang masih terkejut dengan mahluk cantik di depan matanya, tidak mendengar ucapan Mala.Sampai Mala kemudian menghilang dari hadapan Markus, Markus masih terdiam di tempatnya.Markus hanya menatap ke arah Mala pergi, tanpa bisa berkata apa-apa.Mala pulang dengan lesu, entah mengapa hatinya merasa sakit dan kecewa, karena tidak di beri kesempatan bicara saat wawancara tadi.Di tempat lain ada seseorang yang pikirannya, terpaku pada kejadian yang baru saja menimpanya."Siapa dia? Kenapa aku seperti mengenalnya?" Batin Markus.Matanya terpejam, membayangkan wajah wanita, yang baru saja bertabrakan dengannya.Markus merasa dekat dengan wanita itu, tapi tidak tahu siapa dia. Karena memang Markus tidak mengenal wanita itu, tapi Markus merasa ada bagian tubuh dari wanita itu, yang sangat mirip dengan seseorang yang dekat dengannya.Markus menelepon staf nya yang bertugas mewawancarai para pela
Read more
Mala menarik semua orang
Mala yang sedang menunggu Markus keluar dari ruangannya mengerutkan keningnya,kenapa bosnya belum juga keluar.Mala dengan terpaksa mengetuk pintu ruangan Markus kembali, hingga membuat Markus terkejut.Markus sebenarnya sudah siap keluar dari tadi, untuk bertemu Mala, namun Markus selalu merasakan jantungnya berdetak cepat, saat dia mau membuka pintu, jadi mau tidak mau, Markus membatalkan untuk membuka pintu.Hingga akhirnya Mala mengetuk pintunya dan diapun terkejut.Markus membuka pintu ruangannya perlahan, dia mendapati Mala sudah berdiri di depan pintu.Markus langsung memasang wajah dinginnya untuk menutupi degup jantungnya."Kita pergi sekarang!" Ucap Markus, tanpa menoleh ke arah Mala.Mala tak banyak bicara lagi, mengikuti Markus tidak perduli bagaimana sikap Markus padanya."Masuklah!" Ucap Markus meminta Mala masuk ke dalam mobilnya, masih tanpa menoleh ke arah Mala.Mala duduk di depan bersama sopir, sedangkan Markus di belakang.Markus sepanjang jalan diam, namun pandang
Read more
Apa dia sudah menembakmu
Markus yang penasaran ingin mengenal Mala lebih jauh, mengundang Mala makan malam.Namun Markus harus menelan rasa kecewa, karena Mala menolak ajakannya."Maaf aku tidak bisa!" Tolak Mala.Markus merasa kecewa dengan penolakan Mala, namun dia tidak bisa berbuat apapun, karena ini di luar kerjaan, jadi Mala berhak menolak."Mungkin lain kali akan aku, coba lagi," ucap Markus.Saat Mala tiba di rumah malam ini, Brama sudah tertidur nyenyak, ada sedikit rasa bersalah di dalam hati Mala pada Brama putranya.Mereka kini hampir tak pernah bertemu, karena Mala harus berangkat kerja di saat Brama sedang tidur, dan di saat Mala pulang, Brama sudah tidur.Mala mencium pelan pipi Brama, dengan sedih."Nanti jika ibu libur, ibu janji akan mengajak kamu keluar, untuk jalan-jalan," bisik Mala.Hari demi hari berlalu, Markus kini sudah terbiasa dengan kehadiran Mala, sebagai sekertaris nya. Walau jauh di lubuk hatinya masih ada pertanyaan besar menyangkut Mala, yang ada di dalam pikirannya.Entah me
Read more
Bertemu Ratna Lagi
Mala dan Anton kini menjadi akrab, hingga Markus akhirnya kembali, setelah seminggu lamanya di Kanada.Markus menatap Mala dengan intens, selama di Kanada dia mengetahui sesuatu, pantas saja dia sedikit merasa tertarik dengan Mala, Markus sedikit tersenyum mengingat hal itu.Namun Markus tidak ingin mengatakan apapun dulu pada Mala, sebelum semuanya dugaan nya benar. Markus tersenyum pada Mala, saat dia merasa puas dengan hasil kerja Mala. Markus segera berdiri dan menyalami Mala.Markus pun lalu melihat ke arah Anton kemudian menyalaminya juga."Sebagai rasa terima kasih, aku akan mengajak kalian makan malam bersama!" Ucap Markus."Siap bos!" Jawab Anton.Namun Mala hanya diam tidak menyahut atau menolak membuat Markus menoleh ke arahnya."Apa kamu bisa?" Tanya Markus pada Mala, ingat jika Mala pernah menolak ajakan makan malamnya."Bisa pak!" Jawab Mala pelan dan ragu.Sebenarnya Mala tidak mau, karena Mala tak ingin mengurangi jatah kebersamaan dengan Brama di malam hari.Tapi kare
Read more
Saling mengkhawatirkan
Markus mengantar Mala malam itu, berharap dalam hati, Mala akan mengajaknya masuk ke dalam rumah, namun itu hanya terjadi dalam mimpinya saja.Mala begitu turun dari mobil, langsung berjalan cepat masuk ke dalam gang. Seperti takut jika Markus akan mengikuti nya. Markus hanya bisa memandang Mala masuk ke dalam gang, hingga akhirnya Mala benar-benar menghilang dari pandangan matanya.Mala yang sudah sampai di depan rumah, mencoba membuka kunci rumah secara perlahan-lahan karena takut mengganggu Brama dan Bu Minah yang sedang tidur.Setelah masuk, Mala langsung masuk ke dalam kamarnya, Mala melihat tempat tidurnya kosong, berarti Brama tidur dengan bu Minah.Mala duduk di depan meja Rias untuk membersihkan wajahnya dari make up yang dia pakai malam ini.Ingatan Mala tertuju pada cerita Ratna tentang bramono. Ada rasa sedikit tak percaya pada cerita Ratna.Mala ingat kejadian saat itu, bagaimana marahnya Bramono pada Ratna, saat tahu jika Ratna biang masalah hidupnya. Bramono dengan tega
Read more
Ke rumah Nenek
Markus menatap Mala yang sedang bekerja di depannya."Mala apakah aku bisa bertemu dengan kedua orangtua kamu?" Tanya Markus tiba-tiba.Mala menghentikan pekerjaannya, lalu menoleh ke arah Markus."Untuk apa?" Tanya Mala, merasa aneh."Hanya ingin tahu saja, apa tidak boleh?" Tanya balik Markus."Maaf, tapi aku yatim piatu. Ayahku meninggal saat aku kecil dan ibuku baru meninggal hampir tiga tahun ini," jawab Mala dengan wajah sedih, dia masih sedih dengan kepergian ibunya."Apa? jadi kamu yatim piatu?" Tanya Markus tak percaya.Mala mengangguk, menjawab pertanyaan Markus."Apa kamu masih ingat wajah ayahmu?" Tanya Markus, mengingat Mala sudah di tinggalkan ayahnya sejak kecil."Aku sudah lupa, tapi aku punya fotonya," jawab Mala."Kata ibuku, aku mewarisi mata ayahku yang indah," lanjut Mala."Boleh aku lihat foto itu?" Tanya Markus lagi."Boleh," jawab Mala. Mala beranjak dari duduknya keluar dari ruangan Markus, untuk mengambil tasnya.Mala lalu mengeluarkan dompetnya dari dalam t
Read more
Teman lama
Mala yang sedang menunggu kedatangan Markus, duduk dengan gelisah, karena hari ini Markus telah mempunyai janji dengan klien penting.Namun sampai sekarang Markus belum juga datang, seharusnya sudah sejak pagi, dia datang."Apa yang harus aku lakukan?" Gumam Mala, bingung.Mala berjalan ke arah ruang rapat sekali lagi, untuk memastikan jika semua sudah benar-benar siap, hanya tinggal menunggu klien mereka dan Markus datang.Mala mencoba menelepon Markus lagi, namun tetap tidak ada jawaban, entah di mana Markus berada sekarang, Mala bertanya dalam hatinya.Mala terkejut, saat handphonenya berdering, Mala langsung mengangkatnya."Iya pak! semua sudah di siapkan, sesuai instruksi anda!" Jawab Mala di telepon.Mala melihat jam di tangannya, sudah di pastikan Markus tidak akan datang, jika datang pun dia pasti sudah terlambat."Aku harus berbuat sesuatu agar klien tidak kecewa," ucap Mala memutar otaknya.Mala pun meminta bantuan dengan pihak terkait untuk membantunya bersiap-siap menggant
Read more
Pergi ke pesta bersama
Markus hari ini mengajak Mala, untuk menghadiri sebuah pesta yang akan di adakan besok malam, namun Mala segera menolaknya, Mala tidak ingin terlalu sering meninggalkan Brama.Namun Markus yang biasanya mengalah, kini sedikit memaksa, membuat Mala akhirnya menerima ajakan Markus itu."Ayolah, ini pesta penting untukku, dan aku ingin kamu ikut," melas Markus.Mala terdiam melihat wajah Markus dengan lekat, ada rona kesedihan di sana."Baiklah, tapi aku tak bisa terlalu malam," ucap Mala."Baiklah, tidak masalah," jawab Markus.Sebenarnya dalam hati Markus ingin sekali mencari tahu, kenapa Mala susah kali di ajak keluar pada malam hari, namun Markus menahan keinginan hatinya itu, dia tidak mau membuat Mala malah tertekan.Untuk pesta kali ini, Markus bahkan membelikan Mala gaun pesta yang sangat indah dan mewah, untuk di pakai nanti, hingga membuat Mala menatap heran ke arah Markus."Jika aku pakai gaun ini, aku akan seperti tuan rumah bukan tamu," ucap Mala, sambil tersenyum malu."Bi
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status