All Chapters of Affair with CEO: Chapter 21 - Chapter 30
54 Chapters
19 - Pil Kontrasepsi
ALAN tahu doanya sama sekali tidak terkabul saat melihat Jeanne sedang bersama pria asing sore itu. Dia tidak mendekati mereka. Tidak pula menyapa, berbasa-basi, ataupun berkenalan dengan rivalnya. Karena Alan tidak ingin menyadari kekalahan telaknya.Walaupun dia menang dari segi materi, tapi dari segi fisik dia tentu kalah jauh dari kekasih Jeanne itu. Alan memiliki tubuh tinggi yang terbilang kurus. Tubuhnya memang padat, tapi bukan berisi dan berotot seperti binaragawan, karena Alan memang tidak pernah melakukan olah raga seperti mereka.Alan hanya mendalami ilmu bela diri dan cara menggunakan senjata, terutama pistol dan senapan laras panjang. Itu pun dia lakukan karena papanya memaksa Alan untuk melakukannya. Papanya punya ambisi untuk menjadikan Alan seorang tentara. Sayangnya Alan sama sekali tidak tertarik dan tidak menginginkannya.Hidup pas-pasan dengan mengandalkan uang dari pensiunan setelah kehilangan anggota tubuh atau malah kehilangan nyawa
Read more
20 - Alasan
JEANNE tidak menemukan Fredy saat dia keluar dari kamar mandi. Padahal Jeanne kira Fredy sedang menunggu di kamarnya, karena pria itu ingin segera menggunakan kamar mandi bergantian dengannya. Namun ternyata, kekasih bebeknya itu tidak ada di sana.Setelah menyisir rambutnya yang basah tanpa repot-repot mengerikannya seperti biasa, Jeanne keluar dari kamar dan mencari keberadaan Fredy di apartemennya.Di ruang tamu tidak ada. Jeanne berpindah menuju dapur dan Fredy berada di sana. Dia sedang duduk dengan tenang di salah satu kursi sambil menyesap sebuah kopi instan yang baru saja diseduh olehnya.Jeanne memang menyimpan kopi instan, teh, dan juga mie. Dia sengaja menyetoknya agar dia bisa memakan atau meminumnya saat dia sedang ingin makan sesuatu di malam hari."Gue udah selesai, nih. Lo mau mandi sekarang apa nanti?" Jeanne mendekat tanpa rasa curiga sedikit pun.Fredy hanya diam saja. Tanpa menolehkan kepala dan tak terusik sedikit pun
Read more
21 - Tidak Terpuaskan
JEANNE sedang memesan makanan saat pesan Alan masuk ke ponselnya. Jeanne langsung mengernyitkan dahi saat melihat ada sebuah foto yang dikirim pria itu padanya.Karena penasaran, Jeanne pun membuka pesan dari Alan. Penampakan foto pria itu yang sedang telanjang di atas ranjang sukses membuat Jeanne refleks menjatuhkan ponsel sembarangan."Gila!" makinya, mengatur napas dan detak jantungnya sebelum memungut kembali ponselnya yang untungnya tidak rusak.Dia menghapus foto itu dari kotak pesannya sebelum memberikan balasan.Jeanne : Udah gila lo, ya?Jeanne : Nomor lo mau gue blokir aja apa gimana?Alan : Kangen.Jeanne : Cari pacar sana, Lan. Biar yang lo kangenin pacar lo sendiri, bukan pacar orang.Tidak ada jawaban. Jeanne langsung menghapus seluruh pesan Alan yang ada di ponselnya. Takut kalau si bebek mau pinjam ponsel dan melihat isi pesannya, eh malah menemukan pesan tidak senonoh dari CEO di kantornya.Alan : Cowok lo mana?Jeanne mendesah, kenapa Alan mengirim pesan lagi, sih?
Read more
22 - Mulai Membandingkan
SEPANJANG malam Jeanne tidak bisa memejamkan mata. Walaupun sejak tadi dia bisa menyembunyikan semuanya dengan berpura-pura, nyatanya hati dan tubuhnya tidak sedang baik-baik saja.Jeanne menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan mengelana entah ke mana. Bayangan percintaan mereka masih membekas dalam ingatannya. Bukan karena percintaan panas mereka yang begitu luar biasa, melainkan kebalikannya.Jeanne merasa sangat kecewa, tapi dia mencoba menyakinkan dirinya jika itu bukan apa-apa. Namun, kenyataan bahwa Jeanne tidak bisa merasakan apa pun saat Fredy menyentuh tubuhnya benar-benar membuat hatinya terluka.Jeanne memejamkan mata, mengembuskan napas panjang dan mencoba mengingat kembali apa yang membuatnya mau menerima Fredy menjadi pacarnya.Fredy adalah pria dewasa. Dia mapan dan sangat bisa diandalkan. Dan yang paling penting, tentu saja karena Fredy mau menerima Jeanne beserta semua kekurangan yang dia punya.Dia mau menerima Fredy bukan sekadar karena pria itu tampan, mapan,
Read more
23 - Puasin gue!
JEANNE merasa dirinya sangat bodoh ketika dia sampai di depan pintu apartemen Alan. Untuk apa dia datang ke sini? Untuk apa dia kemari? Untuk meminta kepuasan dari seorang bajingan bernama Alan begitu?Pria sialan itu pasti akan tertawa terpingkal-pingkal saat melihatnya datang lebih dulu. Apalagi dia datang untuk memohon agar bisa ditiduri olehnya.Walaupun sudah tahu bagaimana akhirnya, nyatanya Jeanne tetap membunyikan bel apartemen bersuara auman harimau yang mengerikan itu. Berulang kali dia membunyikan bel, tapi tak ada tanda-tanda bila pintu apartemen itu akan terbuka untuknya."Jangan bilang dia lagi nggak ada di apartemennya," kata Jeanne lebih kepada dirinya sendiri.Dia membunyikan bel sekali lagi dan tak ada tanggapan apa pun yang menyambutnya di sana. Jeanne menghela napas lelah. Lengkap sudah kebodohannya hari ini, karena sudah datang ke sini hanya untuk bisa dipuaskan oleh seorang bajingan bernama Alan.Nyatanya, Jeanne masih mencoba membunyikan belnya sekali lagi hingg
Read more
24 - Hasutan Alan
OMONG kosong apa yang sedang Jeanne katakan padanya? Alan sudah menemukan yang baru? Jeanne bertanya apakah dia masih boleh tidur dengan Alan lagi?Memangnya Alan pernah melarang Jeanne untuk tidur dengannya? Padahal dia mengharapkan hal itu sejak kemarin malam. Alan bahkan sudi bersujud di bawah kaki Jeanne hingga perempuan itu mau menuruti keinginannya itu.Lantas mengapa sekarang Jeanne malah bertanya seperti ini? Kenapa dia malah merendahkan dirinya sendiri? Hanya karena dia menyadari Alan telah bersama wanita lain, bukan berarti Alan sudah punya pacar baru dan tidak akan pernah melirik Jeanne lagi.Alan menarik Jeanne ke dalam dekapan tubuhnya. "Omong kosong," desisnya, sembari mencium bibir Jeanne dengan penuh emosi. "Gue bahkan rela sujud di bawah kaki lo buat bisa tidur sama lo lagi, Jeanne." Alan mengatakannya tepat di samping bibir Jeanne, lalu dia mencium bibirnya lagi.Jeanne mencoba bicara, dia menarik dirinya dan berkata, "Bukannya lo tadi udah sama wanita lain-"Jeanne
Read more
25 - Jeanne Jealous
SEMENTARA Jeanne merasa bimbang dengan keputusan yang akan dibuatnya, Alan merasa bahagia karena sebentar lagi penantiannya akan segera mendapat jawaban.Alan pun menyambut hari senin dengan senyum mengembang di bibirnya. Senyum yang tak biasa dia tampilkan dan membuat beberapa orang yang melihatnya jadi penasaran. Tak terkecuali Glen yang selama ini menjadi asisten pribadinya. Alan yang banyak senyum begini terasa seperti bukan bosnya.Jika saja Glen tidak tahu kalau Jeanne sudah punya pacar, mungkin dia akan beranggapan kalau kedua orang itu kini sudah berpacaran. Sayangnya jelas bukan demikian. Glen malah merasa kalau Alan bahagia karena sebentar lagi dia akan mendapat sekretaris perempuan yang bisa dia manfaatkan.Pria itu mengembuskan napas kasar, lalu mengacak-acak rambutnya yang sudah berantakan. Dia frustrasi. Sangat-sangat frustrasi. Kalau hal seperti ini terjadi lagi dan lagi, lalu sampai kapan semua ini akan berakhir?Saat itulah dia tidak sengaja melihat Jeanne lewat di de
Read more
26 - Bungkusin Jeanne
SETELAH Jeanne melepaskan pegangan tangannya, sontak saja Tantri menatapnya dengan tatapan heran sekaligus tidak percaya. "Gue kira lo mau ikut makan siang bareng Pak Alan lagi, Je."Jeanne tersenyum masam mendengar ucapan itu. Sejujurnya dia memang ingin makan siang bersama Alan, tapi entah kenapa dia langsung badmood saat melihat Sherina berdiri di sebelah pria itu. Lebih badmood lagi saat tahu kalau Sherina yang akan menjadi sekretaris baru Alan.Entah apa yang sedang terjadi dengannya, Jeanne tidak tahu. Atau mungkin dia merasa cemburu? Dia memang belum pernah merasa cemburu sebelumnya, marah dan kesal sih sering, tapi kalau cemburu begitu sepertinya tidakLagian, kenapa dia harus merasa cemburu segala? Dia bukan siapa-siapanya Alan juga. Cuma teman yang merangkap sebagai simpanannya saja."Kenapa? Jangan bilang lo ketagihan makan siang bareng Mas Mantan?" Bukannya menjawab, Jeanne malah balik menyerang.Tantri langsung menatapnya taj
Read more
27 - Pinjem Ponsel
UNTUK yang ketiga kalinya Jeanne berpapasan dengan Glen hari ini. Entah ini yang disebut sebagai takdir, jodoh, atau apa pun itu, tapi sumpah pertemuan mereka sangat mengganggu sekali. Terlebih Glen sedang bersama Sherina kali ini.Tantri sudah memasang wajah masam saat melihat Glen berada di sekitarnya. Dia ingin langsung melengos sambil menyeret Jeanne untuk menghilang secepatnya. Namun bak sudah mengetahui rencananya, Glen segera mencegat langkah mereka."Jeanne!" panggil laki-laki itu dengan senyum tak berdosa terpampang di wajahnya."Ada apa lagi?" Jeanne mengembuskan napas kasar sembari menjawab panggilannya dengan sebal. Dia benar-benar tidak mood meladeni pria itu sekarang."Pak Alan minta bungkusin lo katanya." Kata-kata itu sontak membuat ketiga wanita yang ada di sana langsung memelototinya.Jeanne menatap Glen tajam. "Hah?! Dia minta bungkusin gue? Dikira gue makanan apa?" Responnya yang terlihat kesal."Mana gue tahu
Read more
28 - Alan vs Fredy
PONSEL Jeanne tiba-tiba saja bergetar. Seperti sudah tahu siapa yang sedang menghubunginya, Jeanne langsung menghela napas kasar. Dia mengambil ponselnya dari tangan Alan dan langsung mengangkat panggilan."Halo!"Jeanne berdiri dan berniat pergi, tapi Alan langsung memegangi sebelah tangannya yang lain dan mencegahnya untuk menjauh dari sana. Jeanne menatapnya protes, tapi Alan balas menatapnya tajam sambil menepuk sofa di sebelahnya. Isyarat jelas kalau Alan meminta Jeanne untuk tetap duduk di sampingnya.Jeanne mengembuskan napas sekali lagi dan terpaksa harus duduk kembali. Sebenarnya dia tidak ingin bertengkar dengan Fredy di depan Alan, karena Alan mungkin akan tertawa mendengar pertengkaran mereka.Namun, Jeanne tidak punya banyak pilihan. Cengkeraman tangan Alan bukan jenis cengkeraman yang bisa dia singkirkan dengan mudah. Alhasil dia hanya bisa pasrah saat Alan mendekatkan wajah dan ikut menguping pembicaraannya dengan Fredy yang ad
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status