Semua Bab Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya: Bab 51 - Bab 60
530 Bab
51 Kemunculan Ivan
"Senin nanti, aku ingin mengantarmu pulang, sebelum mengantarmu pulang, aku ingin makan malam bersama mu kalau kamu bawa mobil, aku akan puas cuma mengikuti mu dari belakang. Kalau kamu gak bawa mobil, aku ingin kamu duduk di belakangku seperti sekarang ini," kata Davin kepada Vania, tepat setelah motornya melewati gerbang perumahan, untuk menuju ke rumah Vania."Baik. tapi kita gantian. besok malam, aku yang traktir. oke?" kata Vania. Vania memikirkan gaji Davin yang tidak sebesar gajinya, karena itu, Vania putuskan untuk gantian membayar di rumah makan."Oke," jawab Davin untuk meredam kecurigaan Vania.Beberapa saat kemudian, mereka berdua telah berada dua rumah dari rumah nya Vania. Vania pun minta turun disitu, agar tidak dilihat ayahnya. keduanya bertatapan lama, Vania berdiri di dekat motor dan melambaikan tangan untuk melepas kepergian Davin. "Kamu masuk dulu," kata Davin."Kenapa?" "Aku ingin memastikan, kamu aman sampai di rumahmu dulu, baru aku pulang ke rumahku," kata Da
Baca selengkapnya
52 Masalah Baru untuk Tuan Muda
"Iya iya. Vania ikut kamu aja ya, Ivan," kata Willy yang langsung menarik tangan Vania untuk dibawanya ke tangan Ivan. tapi, Vania langsung menyembunyikan tangannya dengan cara menaruh kedua tangan nya di dada."Van....kamu ikut Ivan ya. percaya sama aku. dia orang baik. dia gak akan mencelakakan mu," bisik Vartan di telinga Vania."Tapi, aku ikut di mobilku aja deh. kamu aja yang sama-sama dia," jawab Vania tegas."Jangan gitu dong, kamu bisa bikin malu, Ivan. please....demi aku, kamu ikut mobilnya, please....demi aku," mohon Vartan sambil berbisik di telinga kanan Vania.Vania masih ingin membantah tapi wajah marah Willy yang langsung terpampang didepan wajah Vania, saat Willy berdiri tepat di hadapan Vania, membuat Vania mulai menciut. itu masih ditambah dengan bisikan lembut bundanya di telinga kirinya yang meminta Vania untuk ikut Ivan, membuat Vania berada dalam posisi sulit. Akhirnya, Vania pun setuju untuk ikut dengan mobilnya Vartan, tapi, sekalipun begitu, Vania masih menyi
Baca selengkapnya
53 Dijodohin Keluarga
Setiap kali, Ivan mendekati nya, Vania selalu berjalan menjauhi Ivan, sehingga seperti terjadi kucing-kucingan diantara keduanya, yang satu mendekat sementara yang satu terus menjauh, hingga akhirnya, setelah Vania terus menghindari nya, Ivan pun menyerah, dia tidak lagi mendekati Vania, dia hanya berdiri menunggu dari jarak sekitar tujuh meter.Beberapa waktu kemudian, mobil Honda Brio milik Vania datang. Willy dan Sita keluar dari mobil, sementara Vartan, langsung menuju ke tempat parkir."Wow... hotel nya sangat mewah, Nak Ivan," kata Willy yang terkagum-kagum melihat interior dalam hotel Golden Peninsula ini."Kalau bapak dan ibu mau, aku bisa siapkan kamar gratis untuk kalian," kata Ivan yang berusaha mengambil hati Willy dan Sita."Ayah dan Bunda harus pulang. banyak tamu di rumah," ketus Vania."Biarkan saja mereka. kalau kita nginap disini, mereka kan bisa pada pulang sendiri," kata Willy sambil mendelik ke arah Vania."Kalau begitu, aku akan menyuruh orang ku untuk menyiapkan
Baca selengkapnya
54 Rencana Pertemuan
"Baik. aku akan kesana menemui mu. aku juga memang lagi rindu kamu," kata Davin jujur di ujung telpon."Kan kita baru semalam ketemuan, emang gak cukup ya?" tanya Vania sambil berjalan menjauhi lorong toilet hotel, dia takut, ayahnya datang mencari nya dan melihat nya menelpon, dia tahu, ayahnya yang benci pada Davin, pasti akan langsung menduga kalau dirinya sedang menelpon Davin."Gak cukup. aku pengennya bersama kamu setiap hari," jawab Davin di ujung sana."Bucin banget," goda Vania sambil tertawa."Biarin. aku rela jadi bucin, asalkan hanya bucin in kamu," tegas Davin yang disambut tawa renyah Vania."Tapi, sebenarnya, aku rindu juga sih.""Tuh....kan sama, kita sama-sama rindu. udah ah, entar malam, aku pasti bersama mu. berapa kamar hotel kamu?""Belum tahu. nanti aku kabari lagi. yang jelas, malam ini, aku harus nginap di hotel ini. tapi...," kata Vania dengan suara ragu."Tapi kenapa?" tanya Davin."Kamu gak usah nginap deh. harga kamarnya mahal-mahal, aku kasihan---""Gak ap
Baca selengkapnya
55 Menyelinap
Davin sudah berada di kamar nya, sementara itu, Wilson sendiri sedang mondar-mandir di dekat lift dan siap untuk tugas mengikuti langkah Vania, kemanapun Vania pergi. untuk malam ini, Wilson mendapatkan tugas tambahan, yaitu mengambil foto dan Video Vania saat bertemu seorang pria, karena Davin merasa cemburu dengan kehadiran pria bernama Ivan itu, jadi, Davin ingin, pertemuan Vania dengan Ivan, harus dilihat nya dan Wilson lah yang dapat job untuk mengabadikan momen itu.Wilson mondar-mandir di depan lift, dengan memakai topi dan kacamata agak gelap, ditambah masker di mulut untuk menyembunyikan wajahnya dari Vania, karena, menurut Tuan Muda nya, Vania sudah mulai menghapal wajah Wilson, setelah Wilson sempat menolong Vania saat hendak diculik Ardy dan kawan-kawan nya.Di kamarnya, Davin ditelpon oleh Peter," Iya. ada apa, Peter?" tanya Davin."Tuan Muda, aku sudah mencari informasi tentang pemilik Hotel Golden Peninsula itu, ayahnya Ivan itu selalu menjadi langganan dalam daftar sep
Baca selengkapnya
56 Makan Malam Menyebalkan
Untuk beberapa saat, mereka berdua meresapi apa yang ada di dada mereka. keduanya merasakan cinta membara yang semakin membawa mereka dalam kesatuan hati yang membuat kenyamanan saat bibir mereka bersatu, dan lidah saling belai dengan lembut.Kemesraan mereka baru terhenti saat sebuah panggilan telepon terdengar dari handphone di dalam tas Vania. dengan berat hati, Vania pun melepaskan bibirnya dari bibir Davin, kemudian dia mengangkat panggilan telepon yang berasal dari ibunya itu."Iya, Bun," jawab Vania."Kamu sudah siap kan? Bunda sudah mengetuk pintu kamar kamu loh, sejak tadi. bukain dong," kata Sita di ujung telpon.Sekarang, Vania yang kebingungan, karena, kalau dia keluar dari kamar nya Davin ini, Bundanya akan melihatnya saat dia mendekati kamarnya, karena itu, Vania berkata," Bun, Bunda balik deh ke kamar Bunda, nanti aku segera ke kamar Bunda, oke?""Baiklah. tapi ingat, jangan lama-lama.""Iya, Bunda."Sesudah itu, Vania menunggu sejenak. saat Vania menunggu ini, tanpa se
Baca selengkapnya
57 Tekanan Keluarga
Vania merasa semakin tidak tahan, saat Ivan selalu menyombongkan harta kekayaan keluarga nya selama makan malam ini, sehingga acara makan malam ini terasa samakin menyebalkan bagi Vania. karena itu, supaya Vania tidak perlu mendengarkan ocehan Ivan, Vania memilih untuk mengisi mulutnya dengan makanan terus dan mencoba semua makanan yang terhidang di atas meja, bahkan, Ivan beberapa kali harus menghentikan kata-kata nya karena, Vania ribut meminta tambah sambel beberapa kali kepada pelayan, tambah kecap, bahkan tambah sendok beberapa kali, karena beberapa kali, dia sengaja menjatuhkan sendok nya ke bawah meja.Tapi, sekalipun omongan nya selalu terganggu oleh ulah Vania itu, Ivan tidak merasa terganggu, dia terus sabar menunggu hingga Vania menyelesaikan ulahnya, sesudah itu, Ivan kembali pada kebiasaan nya, menyombongkan harta kekayaan keluarga nya.Hingga akhirnya, Vania tidak bisa lagi makan, perutnya sudah penuh, mulutnya tidak bisa lagi diajak kerja sama untuk melahap makanan di a
Baca selengkapnya
58 Melihat Cahaya Rembulan
Davin : "Tenang. aku punya caranya."Vania : "Oke. aku tunggu.Setelah itu, Vania pun menunggu di kamarnya. dia memasang TV dan mencari channel music, dia ingin mendengar kan lagu-lagu sambil menunggu kedatangan Davin.Beberapa saat kemudian, terdengar ketukan di pintu kamarnya, dengan sigap, Vania langsung mendekati pintu kamar nya, tapi, sebelum dia membuka pintu kamar nya terdengar suara orang menyapa dengan kata-kata khas pegawai hotel. orang diluar itu, mengatakan 'Room service'.Vania pun membatalkan gerakan nya yang baru saja hendak membuka pintu kamar nya, karena mendengar kata-kata itu diluar, karena Vania merasa tidak pernah memesan makanan atau apapun dari hotel. saat ini, dia cuma menduga, kalau pesanan ini, dikirim Ivan untuk nya. tapi, orang diluar masih tetap menyebutkan Room Service sehingga Vania jadi agak kesal dengan keadaan itu, dia pun membuka pintu kamarnya."Aku tidak.... hah," Vania tidak menyelesaikan kata-katanya, dia kaget karena melihat seorang pria berser
Baca selengkapnya
59 Macan Betina Marah
Vania yang terburu-buru, ingin menghalangi Bundanya masuk ke ruangan nya, tidak menyadari kalau aksinya ini, membuat situasi menjadi canggung. Davin yang berada di belakangnya, tak menyangka dan hanya bisa melongo saat tanpa peringatan dulu, Vania langsung membuka bajunya, meninggalkan bajunya di lantai, kemudian menuju ke pintu kamar.Vania membuka sedikit pintu kamar nya, sementara Davin yang menyadari pintu akan dibuka, langsung menunduk hingga di samping ranjang."Sini bajunya, Bun," kata Vania sambil mengambil baju kerjanya yang berada di tangan bundanya. bundanya yang melihat keadaan anaknya yang terlihat polos tanpa pakaian itu, mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar, sehingga, dia pun cuma bisa terdiam saat Vania kembali menutup dan mengunci pintu kamar nya di depan matanya.Setelah itu, Vania langsung masuk ke kamar mandi, begitu Vania ke kamar mandi, barulah Davin tiduran di pembaringan hotel dan berusaha menahan deburan ombak di dadanya yang terjadi karena pemandangan in
Baca selengkapnya
60 Ayah Vania Sakit
Sore nya, Davin yang sudah mandi dan berpakaian rapi itu, sudah menunggu di depan ruangan nya Vania. satu jam terakhir ini, Davin menelpon Vania tapi tidak diangkat, Davin juga sudah chat, tapi, masih belum dibaca, akhirnya, Davin pun menunggu di depan pintu ruangan nya Vania. Rani keluar dari ruangan nya Vania dan langsung menghampiri Davin."Vania sudah pulang, kira-kira satu jam yang lalu," kata Rani yang langsung membuat Davin kaget."Kok dia gitu? dia kan janjian untuk pulang sama-sama dengan ku.""Dia dapat kabar ayahnya kolaps dan masuk rumah sakit. dia langsung bingung dan menangis, kemudian dia pergi, hingga handphone nya tertinggal di atas meja kerja nya. aku sempat menawarkan diri untuk mengantar nya, apalagi dia gak bawa mobil hari ini. tapi, dia menolak, dia cuma bilang, dia akan naik taksi online.""Aduh. tahu gak, ayahnya dirawat di rumah sakit mana?" tanya Davin."Aku gak tahu," jawab Rani."Oke. kalau gitu aku pergi dulu. thanks ya.""Iya."Setelah itu, Davin langsung
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
53
DMCA.com Protection Status