Semua Bab Penguasa Fisik Tanpa Batas : Bab 141 - Bab 150
377 Bab
Bab 141 "Pertarungan Antara Jiwa Gelap, Klan Emas, dan Pisau Misterius"
Xue Feng dan kelompoknya menatap kelompok berambut merah tersebut dengan ekspresi meremehkan, seolah-olah menganggap mereka kekurangan suplemen otak, karena tidak menyadari ancaman gerombolan jiwa gelap yang penuh di langit gunung tersebut. Meskipun begitu, Xue Feng merasakan kebahagiaan dan keinginan yang kuat dari sosok lendir yang terikat oleh rantai petir saat melihat kedatangan kelompok itu, yang membuatnya bingung.Saat itu juga, muncul seorang lelaki tua berambut merah menyala yang terlihat sebagai pemimpin. Dia berjalan perlahan dan terus menatap Li Mei dan Li Wei seolah melihat semut.Di sisi lelaki tua itu, juga terlihat seorang gadis berambut merah yang berumur sekitar 7 tahun. Meskipun tinggi dan umurnya seperti seorang gadis kecil, ekspresinya dan matanya yang seolah memandang rendah semuanya tidak cocok dengan usianya."Bocah miskin! Kemana lagi kamu mau lari!? Kami sudah mencari kamu selama beberapa hari... Akhirnya... Huhuhu... Jiwa spiritual itu akan menjadi milikku!
Baca selengkapnya
Bab 142 "Ling Qi dan Kekuatan Formasi Rantai Petir"
Saat Xue Feng berpikir permaisuri belalang sembah hanya bersumpah kosong karena dia sudah kehilangan kepercayaan pada kebaikan kelompok belalang sembah itu.Tiba-tiba muncul simbol di dahi permaisuri belalang sembah itu yang dengan cepat menuju ke arah dahi Xue Feng. Saat itu dia mengerti. Itu adalah sumpah yang tidak dapat dilanggar oleh permaisuri belalang sembah itu.Akhirnya, Xue Feng melepaskan pisau emas itu yang dengan cepat menuju ke arah belalang sembah. Sementara itu, gerombolan belalang sembah lainnya menghadang kedatangan kelompok jiwa gelap yang menggunakan tubuh suku api tadi yang mencoba menghalangi permaisuri belalang sembah mendapatkan pisau emas itu.Karena jiwa gelap itu sudah memiliki tubuh, mereka dapat melancarkan serangan elemen kegelapan ke arah kedua kelompok Xue Feng, dan juga belalang sembah yang menggunakan teknik penghalang elemen emas melindungi permaisuri mereka.Meskipun belalang sembah memiliki tubuh kecil, saat mereka bersatu, kekuatan mereka sangat m
Baca selengkapnya
Bab 143 "Langkah-langkah Terakhir Menuju Kebebasan"
Mendengar kata-kata permaisuri belalang sembah, pemimpin jiwa gelap yang masih gelisah dengan kehilangan koneksi dengan jiwanya dan tubuhnya, mulai menatap semua di sekitarnya dengan senyum kejam."Kukuku... Kamu yang memaksaku," ucapnya pelan sambil menulis sesuatu ke udara, yang memunculkan simbol yang terlihat gelap dan jahat.Seketika itu juga, suasana di sekitar mulai terasa suram. Dunia seolah dipenuhi oleh kesunyian dan kejahatan. Petir di langit seolah merasakan sesuatu, dan langit mulai dipenuhi petir seolah bersiap menghadapi sesuatu yang dahsyat."Kamu yang memaksaku untuk mati! Kalian semua juga harus musnah bersamaku! Kukuku!" jerit pemimpin jiwa gelap. Tubuh yang dia gunakan juga mulai melebur, seolah terhakis saat dia mengaktifkan simbol jahat tadi."Dia mengaktifkan formasi kerakusan! Dunia ini akan ditelan oleh kegelapan!" jerit permaisuri belalang sembah dengan ketakutan.Dia juga terlihat bingung dan sedih. Xue Feng, yang merasakan emosi putus asa dari permaisuri be
Baca selengkapnya
Bab 144 "Buah Emas, Memurnikan Kutukan Emosi"
Saat Xue Feng hendak pergi bersama kelompoknya, tiba-tiba ia menyadari bahwa Fen Hu tidak ada di sana. Hanya Li Wei dan Li Mei yang bersama Tang Hua sejak tadi."Ke mana rubah itu pergi?" tanya Xue Feng kepada Tang Hua dan kedua bocah yang terlihat bingung melihat sekitarnya."Mungkin dia sudah turun ke bawah?" ucap permaisuri belalang sembah yang merasa bahwa hanya disana tempat yang dapat seseorang pergi dari gunung tersebut."Ke bawah? Kemana tujuannya?" tanya Xue Feng dengan cepat, khawatir terjadi sesuatu pada Fen Hu."Di bawah terdapat formasi teleportasi untuk keluar dari ruangan ini. Ada juga kolam petir di bawahnya, sangat baik untuk memurnikan sesuatu. Tetapi, itu juga dapat membuat formasi teleportasi tidak dapat diaktifkan, jika energi didalam kolamnya terganggu. Karena formasi itu menggunakan energi petir untuk diaktifkan," ucap permaisuri belalang sembah tanpa terlalu khawatir terjadi sesuatu di sana.Namun, Xue Feng yang me
Baca selengkapnya
Bab 145 "Fen Hu, Si Rubah Ekor Sembilan"
Saat itu, tubuh Fen Hu mulai melayang dengan sendirinya, sambil menjerit seolah-olah kesakitan memegang dadanya yang mengeluarkan asap hitam. Xue Feng dengan cepat mendekatinya, mengeluarkan cairan penyembuhan dari botol yang melayang ke mulut Fen Hu, dikendalikan olehnya untuk masuk ke tenggorokan Fen Hu. Karena sering terjadi kejadian aneh saat dia menggunakan teknik penyembuhan sebelumnya, Xue Feng mengambil inisiatif untuk menggunakan cairan penyembuhan, menghindari terjadinya hal aneh lainnya. Terlihat efek cairan penyembuhan mampu mengurangi sedikit rasa sakit pada Fen Hu. Namun, dia masih terlihat kesakitan karena buah emas yang dimakannya mulai menunjukkan kekuatannya untuk memurnikan energi gelap kutukan dari tubuhnya.Saat Xue Feng hendak mengeluarkan botol lainnya untuk diminum oleh Fen Hu, tiba-tiba Xue Feng seolah mendapatkan pencerahan. Dia melambaikan tangannya, menyelimuti Fen Hu dengan energi ruangnya.Seketika itu, te
Baca selengkapnya
Bab 146 "Monster, Manusia, dan Makanan Ajaib"
Saat mereka semua penasaran, mereka melihat sekelompok orang yang berpakaian bulu dan daun-daun menutupi seluruh tubuh mereka berlari kencang. Dibelakang mereka, terlihat gerombolan monster kepiting sebesar lima meter setiap seekor mengejar mereka, sambil terus mengepit jepitnya seolah sangat marah dengan kelompok manusia yang dikejar.Xue Feng, yang melihat itu, dapat memastikan bahwa itu pasti kelompok manusia yang sama sepertinya sebelumnya, yang datang telanjang dan memakai pakaian dari bulu monster dan daun-daun pohon.Kelompok itu, yang melihat kelompok Xue Feng, seolah melihat penyelamat, berlari menuju ke arah mereka dengan cepat. Setelah sampai mendekati kelompok Xue Feng, mereka terus melarikan diri ke arah yang berbeda, ada sinar licik di mata kelompok itu yang melarikan diri, sambil melihat gerombolan kepiting yang seolah tertarik pada kelompok Xue Feng yang hanya berdiri menonton mereka."Mereka sengaja menggunakan kita untuk menjadi
Baca selengkapnya
Bab 147 "Emosi dan Kekuatan: Perjalanan Kultivasi Li Mei dan Li Wei"
"Tidak apa-apa, cepat bangun. Aku tidak akan menjadi guru kalian. Tetapi, kalian dapat menganggapku sebagai saudara laki-laki kalian. Namaku, Xue Feng. Kamu berdua bisa memanggilku Xue-ge," ucap Xue Feng sambil mengangkat keduanya yang matanya sudah memerah, terlihat terharu.Gadis kecil itu menatap Xue Feng dengan matanya yang memerah. "Xue-ge," ucapnya pelan. Li Wei mengelap airmatanya yang mengalir, membuat Xue Feng bingung mengapa keduanya harus menangis."Terima kasih karena menerima kami. Kami berdua sudah tidak punya siapa-siapa. Aku sempat bingung harus bagaimana menghadapi kehidupanku dengan saudara perempuanku setelah ini," ucap Li Wei yang masih mengelap airmatanya, dan juga ingus yang mulai keluar.Xue Feng tiba-tiba sadar. Keduanya baru saja kehilangan ibunya, dan mereka juga dibawa olehnya ke tempat yang tidak diketahui mereka berdua. Meskipun Li Wei selalu terlihat dewasa, mungkin itu karena adanya saudara perempuannya. Faktanya, keduanya ma
Baca selengkapnya
Bab 148 "Ujian Petir: Ji Feng's yang Membuat Marah Langit"
"Oh, sebabnya apa itu?" tanya Xue Feng, sambil terus melihat daging yang dipanggang. Karena mereka baru saja makan daging kepiting, dia memanggang daging monster lain yang dapat dimakan oleh Li Mei."Itu karena aku belum mampu membuatnya sadar sepenuhnya. Aku harus mencapai tahap ketiga untuk dapat memanggilnya untuk bertarung untukku. Dia hanya dapat memberikan aku teknik tadi untuk melindungi diriku," balas Li Mei yang mulai terlihat senang berbicara, merasakan bahwa Xue Feng peduli padanya.Xue Feng mulai mengerti. Mungkin karena jiwa spiritual rubah itu kuat, dia memerlukan energi yang cukup untuk sadar sepenuhnya.Saat itu, permaisuri belalang sembah tiba-tiba muncul dari balik pohon-pohon sambil memegang leher seseorang yang terus mencoba untuk melepaskan dirinya yang dibawa terbang oleh belalang sembah.Xue Feng menatap hal itu dengan bingung. Apakah belalang sembah ini mulai ingin memakan manusia?Permaisuri belalang sembah itu melempar orang itu yang akhirnya diketahui oleh X
Baca selengkapnya
Bab 149 "Evolusi Petir dan Kekuatan Terpecah: Misteri Dua Kepribadian"
Saat itu, petir putaran kedua mulai muncul di langit, terlihat lebih besar dari sebelumnya. "BOOM!" Petir itu menyelimuti seluruh tubuh Ji Feng, sehingga mereka hanya dapat melihat cahaya petir memenuhi langit.Ketika mereka berpikir putaran ketiga akan memakan waktu menunggu seperti sebelumnya, petir tahap ketiga tiba-tiba muncul dengan cepat sebelum Ji Feng sempat diberikan waktu untuk istirahat. "BOOM!""Ada yang tidak normal. Petirnya terlalu cepat datang," ucap Jin Mei, membuat Xue Feng mengerutkan keningnya bingung.Dia melihat petir tahap keempat mulai datang lagi hanya beberapa menit setelah petir tahap ketiga selesai. "Apa yang tidak kena? Apakah memang petir seharusnya memberikan waktu?" tanya Xue Feng pada Jin Mei dengan cepat."Benar, meskipun itu ujian evolusi, mereka seharusnya diberi waktu untuk menyembuhkan diri orang yang melewati ujian. Sekarang tampaknya ruang ini seolah tidak memberikan waktu itu. Mungkin ruang ini mengetahui bahwa temanmu itu bukan berasal dari si
Baca selengkapnya
Bab 150 "Evolusi Ji Feng dan Rencana Perjalanan Menuju Pulau Misterius"**
Xue Feng terus mencium Tang Hua tanpa melihat perubahan apapun. Saat dia memutuskan untuk menghentikan ciuman, simbol emas tiba-tiba menyelimuti tubuh Tang Hua.Dia dengan cepat melepaskan ciuman, Xue Feng menyaksikan perubahan ajaib: mata biru es Tang Hua perlahan berubah menjadi hitam, rambut putih kebiruan berubah menjadi hitam. Tang Hua mulai kembali menjadi dirinya yang sebelumnya. Meskipun dia merasa lega melihat Tang Hua yang asli kembali, dia juga penasaran kemana perginya keperibadian Tang Hua yang dingin sebelumnya. Kerana meskipun dia dingin, dan terlihat sombong. Ianya juga sebagian dari Tang Hua. Setelah beberapa saat, Tang Hua membuka matanya, menatap Xue Feng dengan wajah memerah, dan air mata mengalir. Dia berlari mendekati Xue Feng, memeluknya erat. "Xue-ge, aku merindukanmu," katanya sambil terisak.Xue Feng merasakan ketertarikan dengan momen ini, seolah pernah mengalaminya sebelumnya. Akhirnya, dia menatap Fen Hu yang santai
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
38
DMCA.com Protection Status