Semua Bab Jebakan Manis Sang Miliarder: Bab 101 - Bab 110
111 Bab
101. Kembali Menunjukkan Diri
“Ada satu orang yang cocok melakukannya, tetapi aku tidak yakin dia akan mau menerima tawaranku sebab dia termasuk orang yang pilih-pilih dalam pekerjaan.”Artur mengernyitkan kening. “Itu bukan masalahku, Tuan Ethan. Jika kau berminat aku siap bekerja sama denganmu tetapi aku tidak mau merugi dengan menyetujui pekerjaan yang orangnya tidak siap dalam segala hal.”Ethan mengangguk mengerti. “Aku akan coba menghubunginya, tetapi jika berkenan aku ingin meminta waktu sebelum kau menemukan klien lain untuk menerima tawaran ini, Tuan. Apakah bisa?”Artur berpikir sebentar. “Sejauh ini ada tiga dari orang yang menghubungi untuk bertemu dan kau salah satunya. Jika kedua orang ini memiliki kemampuan yang baik aku tentu lebih memilih mereka dibandingkan dirimu, Tuan Ethan.”Ethan membasahi bibirnya dengan keraguan. Dirinya sungguh berminat melakukan kerja sama dengan Artur apalagi pengelolaan perusahaan milik pria itu sungguh baik dan tidak pernah menurun yang bisa menghasilkan kapan saja tan
Baca selengkapnya
102. Pelipis Berdarah
“Kau tak apa?”Katarina segera membantu Artur berdiri setelah membiarkan pria itu bersembunyi di kamar mandi dengan pelipis yang masih berdarah. Katarina mengedarkan pandangan sebentar untuk memastikan kedua orang tuanya benar-benar telah pergi dan Artur akan aman di dalam kamarnya. Ia menghembuskan napas pelan seraya mengajak Artur mendudukkan diri dipinggiran ranjang dengan dirinya yang mengambil kotak P3K.“Maafkan aku. Aku sungguh tidak tahu jika itu dirimu,” sesal Katarina seraya menuangkan cairan anti septik ke kapas lalu menarik wajah Artur untuk ia bersihkan. “Kau terluka.”Artur diam saja dengan Katarina yang berwajah penuh kekhawatiran melihat dirinya terluka. Ia tersenyum kecil dan mengambil tissue untuk membersihkan darah di tangannya. “Kau tak percaya aku akan datang?”Katarina mengganti kapas yang telah ia gunakan dengan kapas yang lain. Menuangkan kembali cairan anti septik lalu beralih ke luka Artur. “Lukanya panjang. Itu tidak menyakitimu, bukan?”Artur mengambil kedu
Baca selengkapnya
103. Malam Hangat
“Sampai kapan kau terus menciumi perutku, hum?”Nicole mendudukkan kembali tubuhnya dengan tegak setelah melakukan ritual menyayangi calon anaknya di dalam perut Kaylee. Ia menatap Kaylee lalu terkekeh. “Lama sekali dia keluarnya. Aku sudah ingin melihat wajah menggemaskan mereka berdua.”Kaylee tersenyum kecil. “Sabar, Sayang. Masih beberapa bulan lagi dan kau bisa melihat mereka.”Nicole membaringkan tubuh lalu menyamping dan menyangga kepalanya dengan satu tangan menatap Kaylee. “Aku tidak memiliki keturunan yang pernah menghasilkan anak kembar, tetapi mengapa kau kini justru mengandung anak kembar? Apakah kau memiliki keturunan dari orang kembar?”Kaylee menggeleng. “Tidak juga. Memangnya harus memiliki keturunan kembar baru akan tumbuh kembar lagi? Lucu sekali.”“Memang tidak harus seperti keturunan, tetapi kebanyakan orang yang hamil anak kembar sebelumnya salah satu dari keluarga mereka pasti memiliki anak kembar. Jadi, tanaman yang sudah tua lalu seperti tumbuh lagi dari ketur
Baca selengkapnya
104. Kembali Menemui
Artur segera beranjak dari duduknya begitu melihat Brad keluar. “Selamat sore, Tuan Bradson. Bisakah Anda meluangkan waktu sebentar untuk saya? Mengenai hari sebelumnya, saya ingin meminta maaf karena ada keperluan yang mendadak hingga tidak bisa menunggu Anda sampai selesai.”Brad tetap berjalan dengan Artur yang mengikuti di sampingnya. “Maaf tidak bisa. Saya ada rapat.”Brad menampakkan senyuman tipis terkesan mengejek lalu meninggalkan Artur. Artur kembali fokus dan kembali mengejar pria baya itu. “Lalu … bisakah kita bertemu pekan depan? Saya menghormati Anda dan berharap kita bisa bicara.”Brad menghentikan langkahnya lalu menatap Artur dari atas sampai bawah. “Apa yang kamu inginkan dengan pertemuan kita meski sekarang atau pekan depan?”Artur diam dan menatap Brad lurus. “Tidak ada. Saya hanya ingin mengenal Anda lebih dalam dan membicarakan rencana masa depan yang telah saya pikirkan sebelumnya.”Brad tersenyum mengejek. “Sombong sekali, baru bertemu dan bahkan tidak saling m
Baca selengkapnya
105. Acara Keluarga
Seluruh keluarga besar Katarina mulai berdatangan, mulai dari paman pertama dari ayahnya beserta keluarganya, lalu paman kedua dari ayahnya dengan keluarga, disusul oleh keluarga dari ibunya dan terakhir adalah paman dari ibunya yang datang sendirian sebab belum memiliki keluarga sendiri. Semua orang sudah datang tetapi Katarina sudah memutuskan untuk tidak ikut dan memilih tetap dikurung di dalam kamarnya. Ia tidak mau mengecewakan kedua orang tuanya lagi dengan berusaha keluar dari kamar dan mengambil kesempatan seperti yang dikatakan oleh ibunya semalam.“Semua baik-baik saja tanpaku? Menyebalkan sekali menjadi anak satu-satunya dalam keluarga. Tidak memiliki saudara yang bisa diajak kompromi atau paling tidak menemaniku agar tidak bosan di dalam kamar.”Katarina bicara sendiri dan kembali melihat ke suasana luar rumahnya lewat balkon yang tertutup. Untung saja balkonnya menggunakan pintu kaca, jadi ia bisa melihat suasana di luar kamarnya meski sedang bersedih di dalam kamar yang
Baca selengkapnya
106. Menemukan Cara
Suara ketukan pintu membuat Katarina yang ketiduran mulai tersadar. Ia mengucek matanya dan mengedarkan pandangan. Masih di dalam kamar. Katarina membulatkan mata begitu teringat niatnya untuk keluar dari kamar hingga kelelahan sendiri lalu tertidur dengan posisi duduk meringkuk di depan pintu. Katarina segera beranjak dan menunggu pintu terbuka.“Ibu?”Tidak ada suara selain ketukan lagi.“Ayah?”Katarina masih berusaha menebak siapa orang yang datang ke kamarnya bahkan tidak kunjung membuka pintu dan malah terus mengetuk. Alisnya menukik dengan segala rasa penasarannya. Sampai kemudian pintu terbuka dan menampakkan sosok Artur yang berdiri dengan menyunggingkan senyuman.“Hai,” sapa Artur melihat kekasihnya seraya terus menyunggingkan senyuman.Katarina tidak merespon sebab masih begitu terkejut sekaligus bingung apakah dia mimpi atau memang Artur berada di depannya. Sedangkan Artur mengernyitkan kening, melihat seluruh tubuh Katarina yang tidak serapi yang selalu ia lihat apalagi d
Baca selengkapnya
107. Harapan Terakhir
“Mau bagaimanapun hukuman tetap berjalan, Kaylee. Jangan khawatir. Aku sudah meminta pada pihak kepolisian untuk membawa Jasmine ke rumah sakit yang lebih baik penanganannya. Kita cukup menunggu kabar saja.”Nicole berusaha menenangkan Kaylee yang begitu syok dan marah ketika mendengar keadaan Jasmine sakit parah bahkan pihak kepolisian hanya memberikan obat ala kadarnya tanpa tahu penyakitnya. Kaylee sudah tidak akan mentolerir jika sesuatu yang buruk terjadi pada Jasmine. Mau bagaimanapun juga, meski mereka pernah berseteru tetapi Kaylee dan Jasmine semakin berhubungan baik setelahnya dan mulai melupakan semua masalalu. Sejak Jasmine berada di penjara juga Kaylee sering menemuinya dan membawakan berbagai makanan demi menyenangkan wanita tersebut, tetapi saat ia tidak datang dalam seminggu ini ia langsung mendengar kabar buruk dari kepolisian tentang keadaa Jasmine.“Sampai kapan akan menunggu kabar, Nic? Kau tidak mendengar Jasmine sampai muntah darah? Apalagi pihak kepolisian tidak
Baca selengkapnya
108. Detik Berhenti
Sudah hampir dua puluh tiga jam Kaylee dan Nicole menunggu perubahan tubuh Jasmine dan sejauh waktu itu berjalan juga keduanya tidak berhenti berharap akan keadaan baik untuk Jasmine yang bibirnya semakin berubah membiru beserta pucat pasi. Kaylee mulai merasakan tubuh Jasmine yang perlahan dingin, tetapi ia masih menyangkal dan berusaha yakin wanita itu akan bertahan.Nicole mendekat dan melihat jam. Tersisa satu jam lagi sebelum dokter menyatakan gagal untuk kehidupan Jasmine. Nicole mencoba tenang meski perasaan dan otaknya berhenti mencerna. Mereka berada disisi berbeda untuk memastikan Jasmine memiliki kesempatan bertemu kembali dengan mereka.Dua jam sebelumnya dokter mengatakan Jasmine keracunan salah satu bahan masakan yang dikonsumsi. Racun dalam tubuh Jasmine sudah menyebar dan menyebabkan ketidaksadaran serta racun terus menyebar hingga beberapa organ dalamnya terinfeksi parah. Jika dalam dua puluh empat jam tidak ada reaksi apapun itu berarti racun sudah menyebar ke seluru
Baca selengkapnya
109. Pernikahan Tidak Terlupakan
Hari itu akhirnya datang, tepat diakhir bulan seperti yang Artur katakan sebelumnya. Restu kedua orang tua masing-masing yang telah mereka dapatkan lalu hingga persiapan pernikahan hari ini yang telah dibantu semua orang, termasuk kedua orang tua Katarina dan Artur.Katarina, wanita itu telah cantik dengan gaun putih tanpa lengan dengan bagian dada yang terbuka dibagian tengahnya. Memperlihatkan kulit seputih susu yang jarang sekali ia perlihatkan dengan bagian bawah gaun yang menyapu lantai sampai beberapa meter ke belakang. Kedua tangannya yang memakai kaus tangan transparan sampai siku juga jari yang tersemat cincin perak dengan berlian berwarna biru laut di atasnya semakin memperlihatkan betapa indahnya hari ini.Artur, pria itu tersenyum begitu melihat sang kekasih berjalan perlahan ke arahnya dengan kedua tangan yang memegang buket bunga pengantin berbentuk round dengan isian bunga mawar, peony serta ranunculus. Wanita itu terlihat begitu cantik dengan rambut disanggul belakang
Baca selengkapnya
110. Hadiah Dari Tuhan
Suara tangisan bayi yang bersahutan menggema dalam ruangan membuat siapa saja yang tengah menunggu di depan ruang persalinan menghembuskan napas lega. Setelah beberapa jam mereka menunggu proses persalinan, akhirnya membuahkan hasil dan melegakan segala perasaan khawatir sebelumnya. Ketakutan itu sirna bersamaan dengan suara bayi yang akan mereka lihat dan cintai nantinya.“Kaylee berhasil.”Pamela mengangguk dengan wajah harunya. Ia bergenggaman tangan dengan Verika sejak tadi dengan harapan keduanya yang sama-sama menginginkan keselamatan Kaylee beserta anak dalam kandungannya. Pamela tersenyum.Tidak jauh berbeda dengan Pamela serta Verika, Franco dan Fernando saling melempar senyum dengan puas setelah mendengar tangisan dua bayi yang bersahutan di dalam ruangan. Sedangkan di dalam ruangan, Nicole tersenyum dengan napas lega setelah ikut tersakiti melihat Kaylee yang berjuang begitu keras untuk hidup kedua anaknya karena pilihan Kaylee yang menginginkan melahirkan anaknya secara no
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status