All Chapters of Tiga Bayi Sang Mafia: Chapter 31 - Chapter 40
233 Chapters
Bab 31. Bucin Lo
"Lo aja yang mafia jelangkung jangan gue, gue ga bakalan seperti itu, sudahlah, jangan buat masalah, gue lempar kalian ke luar dan jangan ada yang tertawa," ucap Cakra melirik ke arah Arvin. Arvin yang duduk di depan merubah raut wajahnya yang tadinya terlihat tersenyum kecil sekarang berubah menjadi datar. Ketiga sahabatnya melihat asisten Cakra merubah wajahnya menjadi datar semakin menertawakan dirinya. "Lo emang bener~benar tidak ada akhlak ya, masa kamu katakan hal itu. Memangnya kenapa kalau dia ketawa, toh dia belum berperang. Dan juga, lo biarkan Arvin mencari wanita dia ingin merasakan nikmat dunia seperti lo, bro. Benar tidak Arvin apa yang gue katakan," ujar Pasha. Cakra menghela nafasnya dia tidak mengerti dengan sahabatnya ini, sejak kapan dia melarang asistennya untuk dekat dengan wanita. "Aku tidak melarangnya," jawab Cakra."Tuh dengar Arvin dia tidak larang, cari kalau perlu kita akan carikan, mau tidak?" tanya Beno. Arvin menggelengkan kepala dia tidak mau seper
Read more
Bab 32. Mengembang
Cakra memeluk Alena dengan kencang dia benar-benar gemes melihat suaminya yang memeluknya. "Sudah, aku mau tidur, kamu dari mana saja, aku lama sekali nunggu kamu. Aku pikir kamu pulangnya besok karena kamu kalau sudah kerja ga ingat waktu makanya aku telpon kamu," ucap Alena. Cakra melepaskan pelukkannya dan memandang istrinya yang saat ini menatapnya dengan tatapan yang sangat lucu dimatanya. "Aku tadi ada urusan, bukannya kamu sudah tahu. Lagi pula mana mungkin aku pulang malam tanpa tujuan yang jelas. Kamu pikir aku ke club begitu? Aku tidak pernah ke sana seumur hidupku," jawab Cakra jujur. Dia walaupun ketua klan mafia jarang untuk ke club dia pasti meminta anak buahnya yang terjun memantau musuhnya. "Aku hanya khawatir saja, sudah malam. Kamu harus istirahat jangan sampai lupa untuk istirahat. Sekarang aku mau tidur, peluk aku lagi, Sayang," ucap Alena dengan manja. Cakra pun menganggukkan kepala dan memeluk Alena dia naik ke ranjang yang ukurannya cukup besar. Keduanya
Read more
Bab 33. Pengadu
Alena melihat siapa yang datang segera menghampiri dan menyalami ayah mertuanya. "Daddy, selamat pagi, silahkan duduk. Daddy sudah bertemu anakku? Mereka mirip denganku bukan? Dia anakku Daddy dan cucu Daddy. Oh ya, Daddy, anak Daddy mengatakan aku ini mengembang, padahal aku tidak mengembang. Aku seperti ini juga karena dia, dia pelakunya dan dia juga yang membuatku kesal Daddy," adu Alena dengan suara bergetar dan menundukkan kepala sambil memilin ujung bajunya. Tuan Rosario mendengar apa yang dikatakan oleh menantunya menghela nafas, dia tidak mengerti dengan jalan pikiran anaknya ini. Syukur~syukur ada yang mau, malah diperlakukan seperti ini. Tuan Rosario memandang Cakra dengan tajam dia tidak menyangka Cakra tega mengatakan itu. Alena yang melihat mertuanya marah kepada Cakra segera berbalik dan menunjukkan wajah sendunya. Cakra melihat reaksi ayahnya dan istrinya membolakan matanya dan menghela nafas karena istrinya sudah pandai untuk merayu Daddynya."Daddy, jangan kamu de
Read more
Bab 34. Ingin Dibuang
Alena ditemani Cakra untuk memberikan asi sedangkan yang lain menunggu diluar karena Cakra ingin menjadi suami yang baik dan Daddy terbaik untuk jagoannya. "Siapa dulu, Sayang yang akan kamu kasih asi?" tanya Cakra. Setelah Dokter menyerahkan si kembar dan memberitahukan kepada Cakra dan Alena bahwa mereka sudah bisa membawa si kembar pulang ke rumah membuat Cakra dan Alena senang akhirnya mereka bisa memboyong ke tiganya kembali ke rumah mereka. "Si bungsu dulu, karena dia belum asi langsung jadi aku mau dia meminumnya, cepat bawa sini, perlahan saja," ucap Alena yang meminta Cakra mendorong box bayinya mendekati dirinya. Alena duduk di sofa dan menatap ke arah Cakra yang mendorong si bungsu dan dua anak yang lainnya mendekati Alena. Alena senang anaknya berkumpul. Perlahan Alena menggendong si bungsu. Cakra melihat Alena membuka kancing bajunya dirinya duduk di dekat Alena dan terus memperhatikan istrinya tersebut. Alena membuka perlahan bajunya dan mengeluarkan dadanya tapi
Read more
Bab 35. Kejamnya Cakra
Semua yang di ruangan tersebut tertawa melihat Tuan Rosario yang disindir oleh Beno. Alena geleng kepala melihat kelakuan mertuanya. Tidak lama Arvin dan Ibu Aminah datang. "Wah, rame sekali ini. Ada apa ini? Eh tunggu, ini bukannya, si bungsu ya? Alhamdulillah, cucu nenek sudah bisa kumpul, apa sudah di kasih asi?" tanya Ibu Aminah kepada Alena. "Sudah, alhamdulillah. Mereka sudah dikasih asi kok, sini buk, duduk sama aku," ucap Alena meminta kepada ibunya untuk duduk bersama dirinya. Cakra memandang ke arah Alena dan Ibu mertuanya yang tersenyum karena mereka sedang bicara dan bahagia saat mengetahui anak bungsunya sudah berkumpul. "Tuan, apa sudah siap?" tanya Arvin. "Sudah, ayo kita pergi sekarang. Sayang, aku pergi kerja dulu kamu hati~hati di sini dan kalau ada apa-apa kasih tahu ya. Daddy, apa mau di sini atau pulang bersamaku. Kalian bertiga pergi dari kamar ini, jangan menganggu anakku yang sedang tidur, cepat, kalian pergi! usir Cakra kepada kedua sahabatnya yang baru
Read more
Bab 36. Bidadariku
Pria yang ditendang oleh Cakra pingsan. Beno mendengus kesal karena dia tidak sempat untuk menendang pria ini. "Bagaimana ini bro, dia pingsan apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita hanya bisa menebak siapa pelakunya. Iya kalau dia pelakunya kalau tidak bagaimana," ucap Beno. Cakra menatap pria yang sudah habis dia hajar dan sepatunya juga meninggalkan jejak darah. Arvin yang tahu sepatu bosnya itu berdarah segera keluar dan dia berjalan keluar. "Gue yakin pasti semua ini ulah dia, tidak salah lagi. Lebih baik kita kembali, kita lihat apa lagi pergerakan dari dia, apakah dia akan mengirim seseorang untuk memata~matai lo lagi atau tidak," ucap Malik. Cakra setuju dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya, lebih baik kembali dan menunggu apakah ada kiriman mata~mata atau tidak. Tidak lama, Arvin datang membawa sepatu Cakra. Cakra segera memakai sepatu yang dibawa Arvin. Arvin yang hendak membawa sepatu Cakra di cegah, dia mengambil totebag dan memasukkannya sepatu yang penuh n
Read more
Bab 37. Gila Lo Bro
Cakra bercengkrama dengan anaknya dan Alena. Sedangkan Arvin, Beno, Malik dan Pasha masih duduk dan memperhatikan ke arah wanita yang saat ini terlihat memandang mereka tapi tidak dengan Inez yang sibuk dengan ponselnya. "Kalian lihat wanita yang asyik dengan ponselnya itu. Dia terlihat seperti sedang sibuk dengan dunianya, dia bukannya OB di kantor Cakra ya?" tanya Malik dengan berbisik di telinga Pasha. Pasha terus memandangi wanita yang cuek tersebut. Malik juga menatap ke arah Merry yang memandangnya dan hampir sama dengan Inez dia pun membuang wajahnya karena dia tahu siapa pria yang dia pandang itu "Benarkah, apa dia OB dikantor Cakra. Vin, kamu mengenalnya?" tanya Beno ke Arvin yang sibuk memandang ke arah Hana yang menurutnya sangat imut tapi dia berusaha untuk tidak memperlihatkan kalau dirinya pria genit. Beno yang tidak mendapatkan tanggapan dari Arvin langsung menoleh ke arah Arvin. Begitu juga dengan Pasha dan Malik. Mereka memperhatikan asisten sahabatnya itu. Arah
Read more
Bab 38. Nikah Kok Kilat
"Daddy," panggil Alena kepada mertuanya. "Hey you, duda araban, apa kabar?" tanya Beno sambil menunjuk ke arah Tuan Rosario yang berjalan ke arah anak dan menantunya. Tuan Rosario yang mendengar apa yang dikatakan oleh Beno membolakan matanya dia benar-benar ingin memukul kepala dari sahabat anaknya ini. Cakra ikut tersenyum melihat Daddynya di goda oleh Beno. Keduanya sedari dulu sudah seperti serial kartun kucing dan tikus tidak pernah akur sama sekali. "Siapa yang mau nikah?" tanya Tuan Rosario yang duduk di sofa sebelah Cakra. Tuan Rosario ingin melihat ketiga cucunya yang tertidur di box bayi. Tuan Rosario tidak berani memegangnya karena dia baru datang takut ada virus dari luar setelah puas barulah dia pindah kembali ke sofa sebelah Beno. "Arvin ingin menikah keponakan ibu Aminah yang itu Daddy, apa Daddy merestuinya?" tanya Cakra menunjuk ke arah Hana yang tertunduk malu. Tuan Rosario mendengar asisten anaknya akan menikahi sepupu Alena balik memandang Arvin yang saat i
Read more
Bab 39. Pria Menyebalkan
Pria yang berdiri di depan Inez berdecih dan menunjukkan raut wajah yang masam. Inez terlihat cuek melihat pria tersebut. "Jangan pura-pura tidak tau lo, ikut gue sekarang," ucap Pria tersebut yang tidak lain adalah Pasha sahabat dari Cakra. "Emang saya tidak tau, memangnya siapa anda main ajak saya. Ck, ini ojek mana lagi, kenapa ga ada yang konfirmasi, apa mereka udah balik ke rumah ya, tapi belum malam juga," ucap Inez yang masih melihat ponselnya. Mendengar perkataan dari Inez membuat Pasha sedikit kesal. Dia tidak menyangka teman Alena ini keras kepala tidak mau mengikuti apa kata dirinya. Dengan tarikkan nafas dan membuangnya kasar Pasha segera menarik tangan Inez tidak peduli jika Inez marah padanya. "Ayo ikut gue, banyak bicara lo, dasar cerewet," ujar Pasha. Inez yang ditarik paksa oleh Pasha terkejut. "Eh, kenapa ini, lepaskan saya, jangan tarik saya, Tuan. Lepaskan!" teriaknya kencang. Pasha tidak peduli dengan teriakkan dari Inez. Dia terus menarik tangan Inez hingg
Read more
Bab 40. insyaf Lo
Pasha memandang sahabatnya yang mengatakan dirinya playboy cap coro. Wajah masam Pasha terlihat jelas dia malu di depan Inez dia dikatakan playboy cap coro. "Ck, jaga bicaramu bedtie, jangan buat aku melemparmu dari sini. Walaupun ini kantormu aku ga takut sama sekali," omel Pasha. Malik, Beno tertawa melihat keduanya saling sindir satu sama lain. Inez yang menatap Pasha mengomel hanya cuek dia segera meninggal ruangan bosnya. Inez kesal karena sahabat bosnya ini sudah merusak ponselnya dan tidak mau minta maaf hingga dia sulit untuk memesan ojek online. Pasha mendengus kesal karena Inez cuekin dirinya. "Lo sih, main asal bicara tentang gue, lihat dia pergi tuh. Sepertinya dia ilfil sama gue, dasar teman tidak ada akhlaknya," gerutu Pasha. "Lagian, lo itu kegenitan teman istri gue lo ganggu, harusnya lo itu ga perlu ganggu dia, lo bukannya banyak wanita ya udah dekati mereka jangan dekati sahabat istri gue, mereka anak baik~baik, ga kayak lo pada," jawab Cakra. Beno mengeplak k
Read more
PREV
123456
...
24
DMCA.com Protection Status