Semua Bab Istri Satu Hari sang CEO yang Melarikan Diri: Bab 11 - Bab 20
56 Bab
BAB 11 Marah
Keith berjalan menaiki tangga, menuju kamar yang telah dia sediakan untuk Archer. Kamar itu terletak tidak jauh dari kamarnya dan juga kamar Anna. Hanya dipisahkan oleh ruang keluarga.Setelah sampai di depan pintu kamar, Keith menarik nafasnya dalam-dalam, menenangkan dirinya sejenak. Dia selalu tenang setiap kali menghadapi bisnis-bisnis besar. Namun entah mengapa, dia menjadi gelisah ketika harus menghadapi anak yang belum genap berusia 3 tahun.Setelah Keith merasa sedikit tenang, dia memberanikan dirinya untuk mengetuk pintu.Tok! Tok! Tok!Hening. Tidak ada jawaban dari dalam kamar.Keith mengerutkan alisnya, lalu kembali mengetuk pintu. Akhirnya, sebuah suara bayi terdengar dari dalam ruangan.“Siapa?” tanya Archer.“Ini aku … ini Papa,” jawab Keith tegang.Hening. Tidak ada jawaban lagi dari balik pintu.“Archer, bisakah Papa masuk? Papa ingin mengobrol denganmu,” tanya Keith lagi.Akhirnya, suara langkah kaki berjalan mendekati pintu. Tanpa sadar, sudut bibir Keith menyungg
Baca selengkapnya
BAB 12 Apakah Dia Benar-benar Papaku?
Anna mengangguk dengan antusias, “ya, berkebun! Aku ingin menanam sayuran dan buah-buahan. Apakah kamu mengetahui dimana aku bisa melakukannya?”“Itu … sebentar Nyonya. Biar aku bertanya kepada Tuan dulu,” kata Rose. Bagaimana kalau tuannya marah karena melihat nyonya mereka berkebun? Rose bergegas berjalan menuju sudut tembok, mengeluarkan HPnya lalu menekan layar telepon genggamnya. Tidak lama kemudian, suara seorang pria terdengar di seberang telepon.“Halo? Apakah dia berulah?” tanya Keith. “Tidak, Tuan, bukan seperti itu,” sangkal Rose cepat.“Lalu?” tanya Keith.“Nyonya … Nyonya ingin berkebun,” jawab Rose.“Berkebun?” Keith menduga dirinya salah dengar. Dia tidak pernah mendengar Tiana menyukai kegiatan berkebun sebelumnya.“Iya Tuan, berkebun,” jawab Rose.“Apakah maksudmu berkebun seperti memegang tanah, cangkul, menanam tanaman?” Keith tiba-tiba saja merasa dirinya sedikit bodoh.“Ya,” jawab Rose sedikit geli. Dia sudah bekerja di rumah keluarga Wilson semenjak Keith lahir
Baca selengkapnya
BAB 13 Bergandengan Tangan
“Ya, dia memang Papamu,” jawab Anna seraya mengangguk.“Lalu, kenapa selama ini dia meninggalkan kita?” tanya Archer.Anna tercekat. Dia tidak menduga Archer akan tiba-tiba saja menanyakan pertanyaan ini. Berapa umurnya? Dia belum berusia 3 tahun tapi pemikirannya selalu terlihat lebih dewasa dari anak seumurannya.Setelah beberapa saat, Anna menggeleng pelan. Dia menjawab dengan wajah menyesal, “tidak. Bukan Papamu yang meninggalkan kita. Tapi Mama yang pergi meninggalkan Papa.”Ketika mendengar jawaban Anna, Archer terlihat sedikit bingung, “mengapa Mama meninggalkannya? Apakah karena dia selalu bersikap jahat kepada Mama?”Anna menghela nafas pelan dan tersenyum kecut, “tidak. Ada beberapa kesalahpahaman antara Mama dan Papa di masa lalu. Ini semua salah Mama. Tapi sekarang, demi Archer, kami akan memperbaikinya. Mama harap Archer bisa mulai menerima keberadaan Papa.”“Selama dia bersikap baik kepada Mama, aku pasti akan bersikap baik kepadanya juga!” jawab Archer tegas. Dia tetap
Baca selengkapnya
BAB 14 Mulai Goyah
Suasana di ruang makan tampak hening, hanya terdengar suara dentingan garpu dan pisau. Archer melirik kedua orang tuanya dari waktu ke waktu, berusaha menilai mereka. Tapi, bagaimana mungkin anak berusia 2 tahun bisa mengalahkan pengalaman orang dewasa?Keith dan Anna menyadari tatapan menilai Archer dan mereka berpura-pura tidak tahu.Anna berdehem, menoleh ke arah Keith dan bertanya dengan nada lembut, “Sayang, apakah kamu ingin menambah sesuatu? Steak? Atau mashed potato mungkin?”Keith masih merasa kikuk dengan panggilan Anna, tubuhnya kembali menegang. Tapi dia berusaha menjaga ketenangannya di permukaan dan menjawab, “tidak, terima kasih.”Anna menoleh ke arah Archer, “bagaimana denganmu? Apakah kamu ingin tambah sesuatu?”Archer menggelengkan kepalanya pelan dan menjawab dengan sopan, “tidak, Mama. Aku sudah kenyang, terima kasih.”Setelah itu, suasana kembali hening hingga mereka semua menyelesaikan makan malam. “Bagaimana kalau kita berjalan-jalan sebentar di taman untuk men
Baca selengkapnya
BAB 15 Kedatangan Keluarga
“Sayang, jam berapa kamu akan pulang hari ini?” tanya Anna. Dia dan Archer sedang berjalan menuju teras untuk mengantarkan Keith yang hendak pergi bekerja. Keith melirik ke arah Anna, lalu Archer yang juga sedang menatapnya. Dia menjawab dengan hati-hati, “seperti biasa, sekitar jam 7 malam.”Anna mengangguk puas. Dia lalu menunduk dan berbicara kepada Archer, “Papamu akan berangkat kerja. Ayo, katakan sesuatu.”Archer melihat ke arah Keith, lalu berkata dengan sedikit ragu-ragu, “hati-hati di jalan.” Pada akhirnya, dia tetap belum bisa memanggilnya dengan sebutan Papa. Dia masih bisa melihat sikap Keith yang kaku kepada ibunya.Raut wajah Keith sedikit melembut ketika mendengar perkataan anaknya. Setidaknya hubungan mereka sudah mengalami kemajuan. Dia mengangguk kepadanya Ketika ketiga orang itu hampir sampai di depan pintu ketika mereka terdengar beberapa suara langkah kaki yang mendekat dari arah balik pintu. Alis Keith sedikit mengernyit, merasa tidak senang. Pelayan mana yang
Baca selengkapnya
BAB 16 Apakah Kalian Bisa Keluar Sendiri?
Anna menoleh dan menatap Esme dengan tatapan tajam. Dia sangat mengetahui apa tujuan Esme. Sepupu tersayangnya ini hendak menghancurkan kepercayaan Keith kepadanya. Esme mengangkat salah satu alisnya. Sudut bibirnya sedikit terangkat dan dia menatap Anna dengan tatapan provokatif seolah-olah bertanya, apa yang akan dikatakan Anna untuk membela dirinya.Anna hendak membalas perkataan Esme, namun, tanpa diduga, Keith mendahuluinya.“Apa yang kamu katakan? Apakah kamu tidak tahu kalau perkataanmu bisa mencemarkan nama baik keluarga Wilson?” Keith bertanya dengan nada dingin. Dia mungkin masih merasa sangat kesal kepada Anna, namun dia tidak akan membiarkan siapapun berbicara omong kosong mengenai Archer.Esme menciutkan lehernya, merasa ketakutan saat melihat tatapan Keith. Dia buru-buru berkata, “ah, Tuan Keith, bukan seperti itu. Aku hanya … aku hanya … aku hanya merasa kasihan kepadamu. Bagaimana kalau Tiana menipumu selama ini?”Tiana tertawa dengan marah. Matanya menatap Esme denga
Baca selengkapnya
BAB 17 Pergi ke Pesta
Anna berdiri, melihat penampilannya sendiri di depan cermin. Dia mengenakan gaun A-line berwarna putih selutut. Rambutnya ditata dengan sanggul sederhana, dengan hiasan bunga kecil terselip diantaranya. Wajah Anna terlihat cantik natural, dengan riasan tipis. Dia tidak lupa menenteng sebuah tas clutch dan juga menggunakan sepatu hak tinggi yang berwarna senada. Anna mengenakan sepasang anting berlian yang terlihat sederhana, namun sangat anggun. Di lehernya tergantung sebuah kalung dengan rantai tipis, tetapi liontin berlian berbentuk mata air tidak bisa meremehkan penampilannya. Dia juga tidak lupa mengenakan cincin pernikahan di jarinya.Setelah merasa penampilannya cukup anggun, Anna mengangguk puas. Dia berpikir kepada dirinya sendiri, “seharusnya penampilan ini tidak akan membuat malu.”Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu di luar disertai suara datar seorang pria, “apakah kamu sudah siap?”Anna melirik ke arah jam. Jam tujuh kurang lima. Dia berbisik pada dirinya sendiri, “
Baca selengkapnya
BAB 18 Tamparan di Wajah
Berbeda dengan Anna yang jantungnya terasa sedikit berdebar, Keith berjalan dengan penuh percaya diri dan acuh tak acuh, seolah-olah tatapan orang-orang yang tertuju kepada mereka adalah hal yang sudah semestinya. Bagaimana tidak? Tatapan orang-orang ini sudah biasa dia dapatkan semenjak kecil. “Tuan Wilson, apa kabar? Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu malam ini.” Seorang pria paruh baya dengan wajah ramah menghampiri mereka dan menjabat tangan Keith.Keith menjabat tangannya sebentar seraya mengangguk ke arah pria itu dan balas menyapanya, “Tuan Smith, maaf karena aku sudah lama tidak menemuimu.”Pria yang dipanggil dengan sebutan Tuan Smith itu terkekeh pelan, “bagaimana aku bisa menyalahkanmu? Aku mengerti kalau kamu pasti sangat sibuk.” Setelah mengatakan itu, dia menoleh ke arah Anna, dan bertanya dengan wajah penuh keingintahuan, “apakah ini Nyonya Wilson? Dan … Tuan Muda ini adalah ….”“Archer Wilson, putraku,” jawab Keith tegas.Tuan Smith menanyakan apa yang ingin di
Baca selengkapnya
BAB 19 Ah! Keith! Sakit!
Wajah Mia memucat ketika mendengar ancaman Anna. Jantungnya berdebar kencang dan pikirannya bergerak liar, “sial! Apa yang dikatakan Esme sore tadi? Bukankah dia mengatakan kalau Keith membenci Anna dan meragukan identitas anak sialan itu?! Mengapa semuanya berbeda?”Dia memang anak dari pemilik Perusahaan Brooke, yang identitasnya juga tidak main-main. Tetapi … bagaimana bisa mereka dibandingkan dengan keluarga Wilson?Mia melirik ke sekitar. Suara bisikan yang awalnya pelan, kini berubah menjadi ramai. Orang-orang yang menonton melemparkan tatapan menghina kepadanya, seolah sedang mengejeknya. Dia menarik nafas dalam, berusaha mengontrol emosinya.Keith tidak bergeming dan mengatakan apapun. Sikapnya menunjukan kalau dia akan berpihak dengan segala keputusan istrinya.“Mia, lebih baik kita pergi dari sini sekarang,” bisik salah satu wanita di belakangnya ketakutan.“Ya. Ini tidak akan berakhir dengan baik kalau kita tetap di sini,” bisik teman lainnya.Mia memikirkan saran kedua tem
Baca selengkapnya
BAB 20 Apakah Bagian Bawah Sini Basah?
“Keith, sakit! Lepaskan! Kamu menggenggam tanganku terlalu kuat!” jerit Anna. Dia sedikit ketakutan melihat perubahan suasana hati Keith. Anna tiba-tiba saja menyadari kalau dia sama sekali tidak memahami Keith.Keith tidak menggubris perkataan Anna sama sekali. Dia bahkan tidak meliriknya. Dia terus menyeret Anna menuju kamar hotelnya.“Ke-keith? Bisakah kita bicara?” tanya Anna, berusaha menyandarkan Keith. Anna mengernyit, genggaman tangan Keith terlalu kuat. Dia bahkan sudah bisa melihat jejak kemerahan di pergelangan tangannya.Keith tidak menjawab. Dia tetap menarik Anna hingga mereka tiba di depan sebuah kamar. Dia berhenti, lalu menekan kode angka pada pintu. Ketika pintu terbuka, Keith menyeret Anna masuk ke dalam kamar dengan kasar.“Ah!” Anna kembali menjerit kesakitan. “Keith, bisakah kamu melepaskanku? Akan tidak baik kalau Archer melihat kita seperti ini!” kata Anna dengan nada memohon. “Kamu tidak perlu khawatir. Dia tidur di kamar yang berbeda,” kata Keith akhirnya me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status