Semua Bab Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar: Bab 171 - Bab 180
184 Bab
Mama Dari Mana?
Safia berjalan dengan sangat tenangnya, kebahagiaan yang tidak pernah dirasakan bersama dengan Manan didapatkan dari Aran yang sangat begitu memujanya. "Safia masuk kedalam dan terkejut Amar belum tidur dan menatap safia dengan tatapan penuh tanya. "Mama dari mana?" tanya Amar pada Safia. "Mama menemui klien, ada proyek yang harus dibahas, Nak, kenapa belum tidur?" Safia pada Amar. "Erina panas, Mama aku tidak tahu harus panggil Mama atau bibi Ira," ucap Amar sambil menatap wajah mamanya itu. "Kalau memang ada bi ira bilang sama bi ira ya agar bibi bisa menelpon Mama dan bisa segera pulang untuk Erina," ucap Safia pada.Amar sambil menggandengnya dan menaiki tangga menuju kamar Erina Terdengar rintihan lirih dan tangisan secepat kilat Safia menyentuh kening sang putri. ia segera mengecek dengan termometer dia terkejut karena suhu badan Erina mencapai 39° celcius. Kenapa sepanas ini, adek kalau di sekolah makan apa?" tanya safia pada Amar. Makan makanan biasa saja, gak ada.
Baca selengkapnya
Papa Tolong pulang!
Pasangkan pada telingaku aku akan bicara padanya," ucap Manan dan terdengar sangat lembut membuat Safia sangat iri, dengannya saja Manan tidak bisa begitu. "Iya ada apa? Kau tahukan aku sedang meeting," ucapnya sedikit kasar. "Erina sakit ia terus saja mencarimu. Aku hanya memberi tahumu, kau pulang atau tidak terserah," ucap Safia dan didengar oleh Amar. "Kok mama bilangnya gitu sih, sini biar Amar yang telpon," pinta Amar pada Safia lalu dengan cepat menyambar telpon sang mama. "Papa, Erina sedang sakit, Papa harus pulang hari ini tadi Amar sudah janji pada Erina kalau ia mau minum obat Papa pasti datang, ayolah bilang saja sama pak atu ibu klien kalau anak papa yang cantik sakit. "Baiklah, Papa sebentar lagi akan pulang, papa ngantar klien dulu, yaa. Bilang sama Erina Papa pulang setelah ini," jawab Manan "Baiklah, janji ya pa, kami tunggu. Kami nggak akan tidur kalau Ayah gak pulang," ucap Amar. "Iya, Papa janji nanti pulang, tidur saja, nanti kalau sudah sampai ru
Baca selengkapnya
Kau bersamanya?
"Papa kenapa pulangnya malam?" tanya Erina dalam gendongan Manan. "Maaf Papa kan kerja sayang, rapat dengan klien papa," ucap Manan sambil membelai punggung sang Putri. "Pa, aku mau tidur sama Papa, mau kan, bolehkan?" tanya Erina "Ia boleh sekarang tidurlah ini sudah malam," ucap Manan pada putrinya. "Janji, gak akan ninggalin Erina kalau Erina sudah nyenyak tidurnya?" tanya Erina pada sang papa. "Janji," ucap Manan pada Erina. Malam semakin larut Manan menggendong sang putri sambil terus membelai punggung sang putri hingga Erina lelap di bahunya. Setelah putrinya terlelap ia pun membaringkannya di atas ranjang dan menyelimuti tubuh sang putri terlihat Safia berdiri di depan pintu. "Kau di sini? masuklah dan jaga Erina sebentar aku mau mandi?" ucap Manan pada Safiah "Kau dengan wanita, apa itu klienmu?" tanya Safia "Jangan bertanya, kau juga bersamanya," ucap Manan sambil berjalan keluar. Safia terdiam ia duduk di bibir ranjang di dekat anaknya yang tertidur, sa
Baca selengkapnya
Sandiwara
Safia akhirnya memutuskan untuk tidak masuk kerja dan menemani putrinya yang sedang sakit ia pun menghubungi sekertarisnya untuk mereschedule pertemuan dengan Tuan Aran, ia pun menelpon dengan menjauh dari anaknya juga Manan yang menatapnya, tetapi Safia tidak perduli sama sekali, setelah selesai dengan urusannya ia pun kembali ketempat mereka. "Papa kalau mau sarapan dulu, sudah siap dari tadi, apa ku ambilkan dan ingin sarapan pagi bersama Erina?" tanya Safia. "Gak usah deh Ma, biar aku kesana saja sambil menemani amar sarapan pagi, Mana ambilkan Erina saja biar lekas sembuh," ucap Manan pada Safia sambil menatap sang putri dan tersenyum manis, Seolah-olah mengatakan kami baik-baik saja. "kalau begitu tungguin Erina dulu ya Pa, aku mau ngambil makanan untuk Erina," ucap ucap shafiyah sambil berjalan keluar dari kamar putrinya itu "sekalian kuambil makananmu, Ma, biar bolak-balik ke atas ke bawah nanti kau capek," pesan Manan. "iya," jawab Safia seolah-olah tidak terjadi ap
Baca selengkapnya
Mulailah Mendekati Putraku
Bagaimana dengan putrinya mas?" tanya Lala dengan antusias karena ia ingin memberikan perhatian penuh pada pria itu, sesungguhnya dalam hatinya hanya ada Akran tetapi pria itu ingin kembali dengan mantan istri yang di pisahkan secara paksa dan manipulasi oleh sang ayah. "Dia sudah lebih mendingan dan sedang bersama mamanya," ucap Manan dengan tersenyum sambil mengemudi. "Apa tidak apa-apa jika saya satu mobil dengan Anda?" tanya Lala. "Tidak apa-apa, memangnya kenapa? Apa yang kamu cemaskan?" tanya Manan "Istri anda tidak marah?" tanya Lala. "Kenapa harus marah, orang seperti saya selalu saja bertemu dengan orang dalam urusan bisnis pria ataupun wanita jadi dia pasti akan memakluminya lagi pula kami ada masalah dalam hubungan kami dan kami sepakat untuk jalan sendiri-sendiri walau tinggal satu atap, dan akan memutuskan bercerai saat menemukan pasangan yang benar-benar kami inginkan," ucap Manan. "Saya kira hubungan anda dengan istri baik-baik saja karena kulihat kalian beg
Baca selengkapnya
Bikin Kesal
"Saya teman Ayahmu, saya diminta menyebutmu karena Ayahmu masih sibuk," ucap Lala. "Mana buktinya kalau Tante adalah teman papaku? kata mama dan papa Aku tidak boleh ikut atau percaya kepada orang yang baru kenal dan aku tidak tahu siapa Tante nama tante bisa jadi nanti cuma mengaku kalau teman teman papa,"ucap Amar. "Namaku Lala, Kok bisa panggil aku tante Lala, Aku ini benar-benar teman ayahmu dia menyuruhku untuk menjemputmu jika kau tidak percaya akan ku telepon dia," ucapnya pada Amar sambil mengambil handphonenya yang ada di dalam tas lalu menekan sebuah nomor yang terlama kemudian tersambung. "Putra Bapak tidak mau saya jemput katanya saya orang asing, apa anda bisa mengatakan sesuatu pada putra anda?" tanya Lala "Baiklah Saya mau bicara dengannya," ucap Manan. "ini papa kamu ingin bicara padamu tolong terima dulu," ucap Lala. "Iya Ada apa Pa, Kenapa Papa meminta tante-tante ini untuk menjemputku kan Om Andi bisa menyebutku," protes Amar. "Itu teman papa, kamu har
Baca selengkapnya
Dibuat Sebal
"Tante aku lapar?" ucap Amar sambil melirik wanita yang tengah mengemudi. "Oke, mau makan kemana? Tante temani makan," ucap Lala sambil mengemudi. "Aku ingin makan kepiting tante, sudah lama Papa gak ngajak makan kepeting. Apa tante mau mengajakku ke restoran Sea food?" tanya bocah itu lagi. "Kalau kamu ingin tentu saja, Tante mau mengajakmu," ucap Lala pada bocah itu. Lala pun mengemudi mobilnya menuju restoran Sea food, dengan sedikit mempercepat lajunya agar segera sampai ke restoran itu tapi hal itu malah justru mendapatkan teguran dari bocah lelaki itu. "Tante pengemudi yang buruk. Kenapa jalannya kencang sekali, Amar hanya ingin makan kepiting saja bukan sedang lapar. Ingat, tante! Tante itu bawa penumpang bukan kantung beras," ucap Amar dengan pedasnya. "Iya maaf, Tante kira kamu lapar banget, itu sebabnya Tante mempercepat laju mobilnya, karena bisanya kalau orang lapar itu tidak akan sabar dan segera perutnya minta diisi," ucap Lala sambil menghembuskan napas kasa
Baca selengkapnya
Dibatas kesabaran
Lala beranjak dari duduknya dengan sangat kesal, tetapi bagaimana lagi, anak kecil itu adalah jalan untuk bisa mewujudkan misinya yaitu menaklukkan hati Manan. "Anak itu sedang mengerjaiku," gerutunya lirih. Ia berjalan ke kamar mandi dan membersihkan pakaiannya sayangnya noda itu tidak bisa dibersihkan. Kembali ia mengumpat dalam hati. 'Ahh ... sial mengapa tidak bisa hilang?' Setelah berusaha untuk menghilangkan noda itu tetapi tetap tidak bisa, ia pun keluar dari toilet dengan hati kesal dan kembali kemejanya dan alangkah terkejutnya ia begitu banyaknya yang di pesan Amar. "Kau memesan semua ini?" tanya Lala menatap tak percaya. "Kenapa, Tante?" tanya Amar. "Apa kau bisa menghabiskan semua ini?" tanya pada bocah itu. "Tidak, Tante, tetapi aku mencari makanan yang tidak pedas makanya itu aku pesan semuanya," ucap Amar tersenyum dengan manis "Iya tante tahu tapi tidak seperti itu kau bisa tanyakan pada pelayan mana makanan yang tidak pedas Tidak harus memesan semua in
Baca selengkapnya
Dibuat Jengkel
"Aku kenyang, Tante karena Tante cemberut," protes Amar. Lala duduk dengan memijit kepalanya sambil melirik bocah yang duduk tertunduk kepalanya itu. Ia menghela napas lalu berkata lagi," pesanlah kepiting lalu makanlah!" Wanita memecahkan cangkang kepiting dengan alat pemecah cangkang lalu menyuapkan dagingnya ke dalam mulutnya. "Baiklah aku akan coba beberapa porsi yang gak pedas," ucap anak itu sampai membuat Lala hampir tersedak. "Anak tampan pesan satu porsi saja dan makanlah, Oke, pesan yang biasa kamu makan dengan ayahmu, mengerti anak manis?" ucap Lala sambil menekan rasa jengkelnya yang sudah sampai ubun-ubun. "Baiklah aku hanya pesan satu porsi saja dan memakannya karena aku takut Tante kehabisan dan di suru cuci piring!" ucap amar tersenyum sambil memanggil pelayan. Tak berapa lama pelayan pun datang Amar mulai memesan makanan yang biasa di makannya dan dia juga memesan es krim coklat kesukaannya satu gelas besar. Beberapa saat kemudian pelayan kembali dengan
Baca selengkapnya
Kau Kenapa?
"Ia menghembuskan nafasnya. 'Hemm ... anak kecil lihat aku menjadi pusat perhatian dan gunjingan mereka padahal ini baru mulai bagaimana nanti selanjutnya apa harus mundur, Aaahhh ... tidak, aku tidak boleh mundur walaupun apa yang terjadi.' Pintu lift terbuka Lala pun belum beranjak dari tempatnya berdiri, ia masih menatap pakaiannya yang sangat kotor. "Tante selanjutnya kita kemana?" tanya Amar sambil mengulum senyum samar ia sangat puas telah mengerjai wanita itu. 'jangan pikir muda untuk dapatkan Papa, hadapi anaknya dulu,' pikir Amar sambil menunggu jawaban dari Lala. "Ahh ... iya ayo keluar," ajak Lala saat tersadar kalau dia harus mengantar Amar sampai di kantor ayahnya dan ia sudah mengirim foto pada pria itu tetang pesanan makanan anaknya yang begitu banyak. Mereka berjalan menuju kantor Manan, Lala sangat beruntung di lantai ini hanya ada ruangan Manan dan Asistennya. Hingga sampai akhirnya mereka sampai di ruangan itu dan Lala mengetuk pintunya terbuka lalu Manan m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status