Semua Bab Iveryne ; Mitos Pedang Iblis: Bab 11 - Bab 20
75 Bab
11 — Selene dan Argios
Selene senang sekali saat kelahiran adiknya, sinar bulan paling cerah abad itu ketika Selene mendatangi ibunya. Argios, adik Selene mengalami pemikiran lugu, di sembunyikan dari dunia luar membuatnya bersedih setiap saat, dia tidak punya kemampuan apapun, tidak pernah diberatkan tugas, tidak bisa bergaul dengan mudah karena orang tuanya. Hyperion dan Theia sangat-sangat takut dia akan dimanfaatkan kegelapan. Apalagi saat ramalan Pythia, pendeta Apollo di Delphi yang mengatakan bahwa putra bungsu mereka akan menjadi salah satu kegelapan paling bersejarah yang memegang peran paling penting dalam pemusnahan dan pembantaian dalam skala besar-besaran.Setelah satu abad, tidak ada yang berubah, Selene meminta pada Elther—Goeron untuk menempa sebuah pedang dari cahaya bintang murni Asteria, cahaya paling terang dan keberkatan api Hestia. Pedang yang memancarkan cahaya luar biasa itu akhirnya bisa membuat sepintas senyum mengembang pada wajah Argios.Dia berlatih dengan Dewi perang, Athena, k
Baca selengkapnya
12 — Kemunculan Archer
“Keluarga? Aku?” Iveryne menunjuk dirinya. “Mengapa?” “Karena kamu berada di Area Pertahanan! Kami tidak mudah menerima orang baru, lho. Untukmu pengecualian. Selain Guru Ragon, aku juga mulai menyukaimu!” Iveryne mengernyit jijik, senyum di wajah Calix lama-lama menjadi menggelikan. Lelaki itu tersenyum lebar menampilkan deretan giginya yang rapi, terlewat lebar sampai Iveryne bertanya-tanya bagaimana bisa mulutnya tidak robek. “Tidak bisa, aku hanya—” “Hei, tidak peduli siapa kamu, darimana asalmu, atau bagaimana masa lalumu. Sekarang, kita keluarga! Kita akan memperbaiki semuanya bersama-sama!” Iveryne menatapnya setengah kagum, dia menyeka air pada sudut matanya sembari berkata, “Tidak kusangka … “ Dia sesegukan mengatakan akhir kalimatnya, Calix mendekat berniat menepuk-nepuk punggungnya. “Bisa serius, rupanya.” Calix menghentikan langkah dengan geram. Sementara Iveryne di sisi danau tertawa puas. “Kamu merusak suasana,” ucapnya malas, kembali duduk bersandar di pohon sambil
Baca selengkapnya
13 — Bayangan Iblis
[Dyord, bayangan iblis, terbuat dari jiwa gelap yang di bunuh. Penyihir memanfaatkan mereka untuk menjadi tameng pelindung tidak terkalahkan. Berasal dari nereka dan mengabdi pada pengeran neraka, Asmodeus. Hanya api suci Dewi Hestia yang bisa mengirimkan mereka kembali, atau api neraka, yang dengan senang hati para Dyord terima]“Hellfire,” gumam Iveryne, pikirannya berkelana tentang nama pedang Reiger. Pria itu pasti membunuh Dyord atau mengetahui sejarahnya, dan begitulah dia terinspirasi nama yang—cukup hebat!Dia duduk di kamar dengan sarang Archer bergoyang, burung hantu itu masih belum sembuh total setelah kejadian dua hari lalu, dan Calix menyarankan mengurungnya tetap dalam Sangkar. Lima hari bersama Reiger dan Calix bukan hal yang buruk. Masakan Calix benar-benar enak, dan buruan Reiger juga tidak pernah mengecewakan. Mereka sepakat akan membicarakan ini dengan Guru Ragon, karena kepulangan beliau besok setelah lima hari berada di Ibukota tanpa memberi kabar. Calix meminjamk
Baca selengkapnya
14 — Dikunjungi Penyihir
Iveryne mengerang frustasi, percakapan pertamanya dengan Guru Ragon tidak bisa dikatakan baik. Dia melihat pedang perak yang menggantung di pinggang rampingnya dengan indah. Kecewa, marah, kesal. Iveryne belum pernah merasa tidak berguna seperti ini dalam hidupnya. Dia bukan ksatria dan tidak punya mana sempurna dalam dirinya karena baru berusia tujuh belas tahun, dan sekarang dia kehilangan seluruh keluarga di bawah hidungnya sendiri. Keluarga barunya memang baik dan menerimanya, kecuali Reiger, terlepas dari entah sudah sifatnya begitu sejak awal atau bagaimana. Dia memasuki rumahnya, menyapu lagi kenangan terakhir sebelum benar-benar pergi. Dia nekat berjalan berpuluh-puluh kilometer—tidak sejauh itu, hanya saja Iveryne suka melebih-lebihkan karena kakinya terasa kebas. Dia tidak menaiki kuda karena Reiger pasti menemukannya, tapi tujuannya benar-benar mudah ditebak. Ransel kulit hitam tergantung pada dinding kamarnya—yang membuat Iveryne merasa janggal karena kamarnya kelihatan
Baca selengkapnya
15 — Kegigihan Murid
“Kamu benar!”“Aku harus siap ke depannya!” Iveryne tidak main-main dengan ucapannya waktu itu. Reiger di buat kaget dan Calix, tidak bisa menahan mulutnya untuk menganga lebar. Gadis itu melewati batas kegigihan tertinggi, keinginannya untuk menguasai seni pedang membuat decak kagum tersendiri dari Guru Ragon. Kesehariannya tidak lagi di habiskan dengan bercanda, meski kadang Calix mengajaknya bercanda karena terlalu serius. Pagi dihabiskan untuk lari pagi, lalu tengah hari dengan latihan fisik, dan sore untuk latihan seni pedang. Iveryne butuh menghabiskan satu tahun lagi di akademi untuk mempelajari hal itu, dan sekarang, dia mendapat dari keluarga barunya, Ksatria Aregorn itu sendiri. Jika dulu Iveryne berani mengatakan bersedia melakukan apapun untuk jadi murid Ksatria Aregorn. Sekarang hatinya mempertanyakan itu, kehilangan keluarga untuk mencapai tujuan bukan sesuatu yang dia inginkan! Jika harganya semahal ini, Iveryne tidak akan melakukannya. Iveryne sering mengasah pedang
Baca selengkapnya
16 — Perkamen Takdir
Kediaman Guru Ragon agak sepi, beliau sedang sakit, di sisi kanan kamarnya ada Ruang Kesehatan yang bersebelahan dengan Kandang Kuda. Lalu di sisi kirinya adalah Ruang Senjata, bersebelahan Kamar Iveryne. Jadi ketika terdengar panggilan Calix di seberang sana menginterupsi di malam yang sunyi, dia refleks mendongak heran.“Guru memanggilmu,” ujarnya, bertumpu pada kedua lutut.“Apa aku membuat kesalahan?” Calix mengendikkan bahunya acuh. Biasanya Guru Ragon tidak pernah memanggilnya secara pribadi begini, selalu ada perantara, entah itu Reiger yang mengajak latihan, lalu bertemu di Ruang Latihan, hanya di situlah biasanya mereka bertemu.Mungkin karena sedang sakit … Iveryne mengangkat ibu jari tanda setuju, berbelok menuju Kediaman Sang Guru. Dia belum pernah ke situ sebelumnya, bahkan Calix yang notabenenya lebih lama darinya juga sama. Hanya Reiger seorang yang sering, mereka menduga dia melaporkan alasan kuatnya yang berhubungan dengan kepentingan berkuda malam-malam.Suara batuk
Baca selengkapnya
17 — Lemparan Bola Api
BYUR!Iveryne tersentak! Duduk dengan keadaan basah kuyup. Calix berdiri di sana dengan ember hitam cukup besar. Memproses semuanya, Iveryne benar-benar marah! Dia sampai bisa merasakan kepulan asap samar-samar mengelilingi tubuhnya. “CAL—” “Kebakaran!” Netranya menelusuri sekeliling. Iveryne berusaha memproses semua yang terjadi ketika Calix menariknya. Dia menyambar Aelther yang tergeletak di sisi tempat tidur, mengikuti lelaki itu dengan tergesa-gesa. Tunggu, asap?! Itu bukan dari kepalanya yang ingin meledak atau wajah marahnya. Asap itu murni datang dari kebakaran!.Apakah Calix membakar Area Pertahanan?!“Calix, jangan katakan ini ulah—” DUARR! BUKK! PRAK! Keduanya dihantam bola api besar, bola api yang sama seperti yang dilempar pada kediaman Guru. Perpustakaan dan kandang kuda hangus. Kandang kuda di seberang tidak memunculkan tanda-tanda keberadaan Cherrol, atau mungkin Calix sudah mengamankannya. Dia lebih mencintai Cherrol dari dirinya sendiri!Atau kemungkinan buruk
Baca selengkapnya
18 — Mencuri Kuda
Keduanya hanya punya dua pilihan, membunuh atau dibunuh. Di masing-masing sorot mata mereka, kobaran api permusuhan menari-nari dengan sangat riang, berkibar jelas dengan tempaan cerahnya bulan. Ada yang mengalah? Mimpi saja! Ksatria Aregorn dan penyihir gelap adalah dua kesatuan dari kekuatan yang bertentangan.Musuh abadi.Pertarungan sengit itu didominasi oleh Reiger, dia memukul, menyabet, menangkis, bahkan sampai menendang dan menghajar Argael tanpa ampun. Iveryne saat ini luar biasa kagum, tapi ini bukan waktu yang tepat untuk memuji, dan dia menjadi beban! Argael tidak menghilangkan luka yang disebabkan Hellfire.Atau mungkin, tidak bisa?Sepertinya yang bisa membunuh dan melukai penyihir hanya api.Argael berlumuran darah sekarang. Hanya saja, jubah hitamnya mengkamuflasekan dengan hebat. Reiger tetap tenang, nafasnya biasa saja. Kecuali beberapa tubuhnya mengalami luka lain, meski tidak separah Argael. Ketika pedang hitamnya diangkat lagi, tanda memulai kembali pertarungan s
Baca selengkapnya
19 — Mulut Besar Calix
Mereka berkuda melewati Hutan Rutburn—penghubung secara lain antara Ibukota dan penginapan mereka. Reiger memilih jalan hutan yang sepi alih-alih menyewa kereta kuda di jalan besar. Yang Iveryne pahami, bahwa Reiger setiap saat memakai topeng setengah wajahnya, kecuali jika mereka sedang dalam sebuah ruangan.“Aku yakin dia takut orang-orang terpesona,” kata Calix ketika mereka kehabisan topik dan malah membahas topeng Kaiden.Iveryne tertawa sekenanya, dia mengingat kembali tentang Guru Ragon yang sudah baik padanya, mengatakan bahwa masa depan adalah misteri, dan takdir mengaturnya menjadikannya tak terhindari.Apakah jika dia tidak berada di Area Pertahanan sebelumnya, hal ini tidak akan terjadi? Sepertinya, hampir seluruh tempat yang bersedia menampungnya menjadi tidak aman dalam radius kurang sepuluh meter.“Hei, apa yang kamu pikirkan?” Calix bertanya ragu-ragu.“Calix, apa kamu pernah berpikir ini tidak terjadi kalau aku—” “Tidak!” jawabnya tanpa ragu. “Takdir selalu berjalan,
Baca selengkapnya
20 — Undangan Wilder
Iveryne ingat ini, dia sempat membicarakannya, jika ada orang yang makan dan tak membayar, pemilik kedai akan memperkerjakannya untuk memasak dari pagi sampai malam untuk para pelanggan tanpa upah, secara terus-menerus sampai ada orang yang menebusnya.Dan jika mencuri, maka akan dipajang di Alun-alun Kota sambil dilempari buah-buahan busuk dan batu. Dia sengaja membicarakan ini tadi saat makan, karena tahu bahwa koin Calix tidak akan cukup.“Ingatlah untuk tidak menyombongkan hal yang tidak pasti!” Mereka menyewa penginapan lagi, informasi yang Reiger cari akan tersedia besok pagi, atau memang karena Guild Informasi tutup? Karena mereka sampai saat senja, dan uang habis hanya akal-akalannya untuk membuat Calix jera, karena itu, sepertinya berhasil.Kelihatan sekali Reiger itu tidak seperti gelandangan!Penginapan mereka tidak jauh dari Toko Roti Baerd, Iveryne baru menyadarinya saat membuka jendela ingin melihat bulan, dan itu, toko roti ibunya, berada dalam jangkauan jarak pandangny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status