Semua Bab Kekasih Bayaran Tuan Presdir Arogan: Bab 61 - Bab 70
241 Bab
Bab 61 - Seribu Wajah Mengelabui Lawan
“Apa sekarang masih terasa sakit, Sayang?”Kalimat yang meluncur dari bibir Lucas benar-benar membuat degup jantung Sienna melompat tidak karuan.Jika saja dia tidak tahu semua ucapan dan tindakan ini hanyalah sekedar sandiwara, mungkin Sienna benar-benar akan melayangkan tamparan di wajah pria itu untuk menyadarkannya dari kegilaan ini!‘Sadarlah, Sienna. Tarik napas dalam-dalam dan lakukan bagianmu dengan baik,’ batin Sienna yang mencoba untuk menenangkan debaran di dalam dadanya.Sienna tidak tahu apakah jantungnya akan aman apabila setiap waktu dirinya harus selalu siap melakukan sandiwara dadakan seperti ini. Satu hal yang diketahuinya hanyalah dirinya tidak boleh melakukan kesalahan!Seulas senyuman terpaksa melengkung di bibir Sienna. Gadis itu pun berusaha untuk mengikuti sandiwara Lucas dan berkata dengan suara yang terdengar manis, “Sudah baikan berkat kamu, Sayang.”Jika bisa muntah, mungkin Sienna benar-benar akan memuntahkan semua sisa makanan di dalam lambungnya saat ini
Baca selengkapnya
Bab 62 - Sikap Tak Terduga
"Saya pasti akan membawanya ke rumah akhir pekan ini, Bu."Veronica sangat terkejut mendengar keputusan putranya. Padahal tadi ia hanya ingin memastikan kebohongan putranya saja, tetapi ternyata putranya itu serius. “Minggu ini?” tanyanya.“Iya,” sahut Lucas. “Baiklah, bawa dia ke rumah. Ibu ingin melihat seperti apa gadis pilihanmu itu,” cetus wanita paruh baya itu dengan angkuh.Lucas merasa sedikit lega karena akhirnya ibunya tidak lagi mencecarnya. Namun, wanita paruh baya itu kembali berkata, “Tapi, bukan berarti Ibu akan menerimanya.” "Aku tahu. Aku tidak memaksa Ibu menerimanya. Cukup aku saja yang menyukainya," cetus Lucas yang berhasil membuat ibunya kesal dan akhirnya memutuskan pembicaraan itu lebih dulu. Membayangkan wajah kesal ibunya saat ini, Lucas hanya bisa mengulum senyumnya. Pandangan Lucas pun beralih pada sosok Sienna yang masih berada di meja kerjanya. Senyuman lepas yang diperlihatkan gadis itu kepada Andrew membuat kening Lucas mengernyit. Anehnya, hal itu cu
Baca selengkapnya
Bab 63 - Ciuman Darurat
‘Mau sampai kapan aku seperti ini? Apa dia tidak bisa makan sendiri?' sungut Sienna di dalam hati.Lucas masih menggigit potongan pizza di tangan gadis itu. Tidak sedikit pun pria itu menunjukkan kecanggungannya terhadap tindakannya tersebut seolah hal yang wajar bagi Sienna untuk melakukan hal itu untuknya.Sienna teringat dengan pesan Lucas yang ingin dirinya membiasakan diri dengan peran mereka sebagai pasangan kekasih, tetapi ia merasa tindakan yang mereka lakukan saat ini sedikit berlebihan. JIka saja Sienna tidak sadar jika semua ini hanyalah sandiwara saja, mungkin ia akan menganggap pria itu sedang tergila-gila padanya.'Huh! Untung saja tidak ada wanita pemujanya yang lihat. Kalau tidak, mungkin aku hanya tinggal nama saja sekarang,' sungut Sienna di dalam hati.Lucas tidak lagi mengambil potongan pizza dari tangannya. Sienna pun mencoba untuk menarik tangannya dari cekalan pria itu, tetapi atasannya itu tetap saja masih bersikukuh dengan posisi mereka."Di-Direktur Morgan,"
Baca selengkapnya
Bab 64 - Mutiara Berharga
“Kenapa sepertinya kamu sangat takut? Apa kamu khawatir aku memantaumu dari sini?” Sindiran pedas meluncur dari bibir Lucas dan membuat Sienna tersentak. Gadis itu pun menggeleng dengan cepat dan berkata, "Tidak perlu memasang CCTV di meja kerja saya, Anda sudah menjadi CCTV saya, Direktur Morgan. Bukankah begitu?" Seulas senyuman memenuhi bibir Sienna dengan sempurna. Ia berharap Lucas dapat mengerti jika dirinya bahkan tidak dapat bergerak dengan bebas karena pantauannya. Namun, pria itu malah terlihat tidak peduli dengan kesulitan dan ketidaknyamanannya sehingga Sienna pun hanya bisa pasrah dengan pengaturan atasannya tersebut. Lagipula tidak ada hal yang ingin Sienna curi dari kantor pria itu. Ia hanya ingin memastikan kebenaran saja. Melihat Lucas mengabaikannya, Sienna pun memutuskan untuk kembali ke tempat duduknya tadi. Namun, pandangannya tertuju pada potongan pizza bekas gigitan Lucas tadi dan bertanya, “Direktur Morgan, apa Anda tidak ingin menghabiskan pizzanya?” Lucas
Baca selengkapnya
Bab 65 - Bertemu Kenalan
“Dia memang memiliki potensi yang bagus, tetapi terlalu berisiko,” gumam Lucas atas penilaiannya terhadap Sienna.Pria itu masih membaca catatan yang diberikan sekretarisnya tersebut, lalu menghela napas berat. Ia berpikir jika dirinya masih membutuhkan waktu yang panjang untuk mencari tahu semua hal tentang gadis itu. Kekagumannya terhadap sekretarisnya itu tidak menyurutkan sedikit pun kecurigaannya.Lucas pun bergegas merapikan meja kerjanya. Malam ini ia memutuskan untuk pulang beristirahat di apartemennya sendiri. Walaupun sebenarnya ia ingin bermalam di kantor, tetapi ia teringat jika ia masih harus pergi ke kediaman Morgan hari Minggu nanti.‘Sial! Aku malah lupa mengajaknya untuk pergi Minggu besok,’ gumam Lucas saat teringat dengan hal penting yang harus dilakukannya di akhir pekan ini.Ketika Lucas menoleh kembali ke meja kerja Sienna, gadis itu sudah menghilang dari pandangannya. Semua lampu di luar ruangannya j
Baca selengkapnya
Bab 66 - Malaikat Tak Bersayap
‘Direktur Morgan? Apa yang dia lakukan di sana?’ Sienna termenung saat melihat atasannya yang berada tidak jauh di belakang mobil Martin saat ini. Namun, sebelum ia menemukan jawabannya, mobil sport yang dikendarai Lucas telah melaju dengan cepat dari pandangannya. “Kenapa, Sienna?” tanya Martin yang tampak bingung melihat gadis itu malah tidak merespon tawarannya. “Ti-tidak apa-apa,” cicit Sienna sembari masuk ke dalam mobil tersebut. Gadis itu kembali tertegun. 'Apa tadi aku salah lihat ya? Dia ... tidak sedang mengawasiku, kan?' batinnya. “Kamu sudah makan?” Pertanyaan yang diajukan Martin kembali mengalihkan perhatian Sienna. Gadis itu hanya mengangguk kecil. Seluruh pikirannya masih dipenuhi dengan sosok Lucas yang sempat dilihatnya tadi. Hatinya terasa tidak tenang dan entah kenapa ia merasa seperti kekasih yang baru saja ketahuan selingkuh! 'Tidak! Apa sih yang aku pikirkan,' batin Sienna seraya menggelengkan kepalanya dengan kuat. "Kamu kenapa, Sienna? Apa kamu sedan
Baca selengkapnya
Bab 67 - Berbohong
“Kenapa kamu malah diam? Kamu tidak melakukan pekerjaan yang aneh kan, Sienna?” selidik Martin yang telah menatapnya dengan curiga. “Mana mungkin, Kak,” tampik Sienna dengan cepat. “Lalu?” Martin masih menatapnya dengan lekat. Sienna mengusap tengkuk belakangnya. “Aku … aku kerja di mini market, Kak. Kebetulan hari ini ada acara ulang tahun teman di dekat sini. Jadi aku baru pulang semalam ini,” jawabnya. Sienna terpaksa berbohong. Ia tidak ingin pria itu tahu kalau saat ini ia bekerja di perusahaan Luminous untuk menyelidiki insiden penjiplakan karyanya dan memulihkan nama baik Blink sebagai penjiplak. Sienna tidak ingin membuat pria itu mengkhawatirkan keadaannya. Sebenarnya ia bisa saja meminta bantuan Martin untuk menyelidiki masalah tersebut, tetapi ia tidak ingin melibatkan pria itu ke dalam masalahnya. Apalagi pria itu adalah orang sibuk. Ia tidak ingin merepotkannya terus-menerus. Sayangnya, Martin dapat melihat kebohongannya karena Sienna sengaja menghindari tatapannya.
Baca selengkapnya
Bab 68 - Penguntit
Suara derap langkah kembali terdenar di belakang Sienna. Debaran jantung gadis itu pun meningkat dengan sangat cepat! ‘Aku tidak boleh diam saja. Aku harus mencari bantuan,’ batin Sienna yang berusaha untuk melakukan sesuatu.Sienna pun semakin mempercepat langkahnya sembari merogoh ponsel dari dalam tas tangannya. Gadis itu berniat menghubungi seseorang untuk meminta bantuan.Nama Martin terlintas di dalam benak Sienna. Ia yakin pria itu belum pergi terlalu jauh. Akan tetapi, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Tanpa berpikir panjang lagi, Sienna langsung menjawab panggilan tersebut. Ia tidak lagi melihat nama pemanggil pada layar gawainya itu.“Ha-halo,” jawab Sienna dengan suara terbata-bata.Deru napas Sienna terdengar sangat berat karena ia terus berlari dengan cepat. Seluruh pikirannya telah diselimuti rasa takut karena suara langkah kaki di belakangnya itu.“Halo, Sienna.”Sienna tersentak ketika mendengar suara Lucas di seberang ponselnya itu. Namun, ia tidak menyahut.Gadis itu me
Baca selengkapnya
Bab 69 - Mengendalikan Permainan
“Masa sih dia mau menyuruhku kerja lagi di hari Minggu?” sungut Sienna seraya memandang ponselnya.Gadis itu teringat dengan pemeriksaan dokumen desain yang memang belum diselesaikannya tadi. Ia menerka jika Lucas mungkin ingin mengajaknya untuk berdiskusi tentang hal itu.Sienna hanya bisa mengembuskan napasnya dengan pasrah. Meskipun ia tidak setuju untuk bekerja di hari Minggu, tetapi demi bisa melihat dokumen desain milik Nicole Winslet, ia hanya bisa mengikuti permintaan Lucas.“Tapi, kenapa dia harus menjemput segala?” gumam Sienna dengan bingung.“Apa aku yang salah dengar?” Sienna menggaruk kepalanya yang kini terasa gatal. Tubuhnya juga terasa lengket karena keringat yang didapatkannya saat berlarian tadi. Sienna pun mengesampingkan terlebih dahulu permasalahan di dalam benaknya. Ia pun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Ia butuh tubuh yang segar agar bisa berpikir yang jernih.Beberapa menit pun berlalu, Sienna baru selesai mandi. Ia langsung membuka pintu kulkasnya d
Baca selengkapnya
Bab 70 - Terlanjur Terluka
Anna tersenyum smirk dan mengangkat satu alisnya. “Buat dia jatuh cinta denganmu,” cetusnya.“Apa? Kamu gila?” jerit Sienna histeris.“Ck, kenapa aku malah dibilang gila?” sungut Anna seraya mencebik kesal.“Ya, mana mungkin aku bisa buat Zombi Kutub itu jatuh cinta denganku. Lagian aku tidak mau dicintai dia. Mengerikan, tahu!” cetus Sienna seraya mengedikkan bahunya dan memasang wajah horor.Anna tertawa keras melihat ekspresi gadis itu, kemudian ia pun menimpali, “Cintaku, pria itu kalau sudah jatuh cinta sama kamu, dunia pun akan dia berikan untukmu. Apanya yang mengerikan sih?”Sienna menggeleng berulang kali. “Kamu tidak mengerti sih, An. Walaupun Zombi Kutub jatuh cinta sama aku, aku yakin, aku malah akan diseretnya ke neraka,” gerutunya.Tawa Anna semakin meledak. Ia dapat memahami kesulitan yang dihadapi Sienna selama menjadi sekretaris Lucas Morgan, tetapi ia tidak menyangka hal itu ternyata malah menjadi trauma yang cukup besar bagi sahabatnya.“Dia itu masih manusia, Sienn
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
25
DMCA.com Protection Status