All Chapters of Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya: Chapter 141 - Chapter 150
175 Chapters
Bab 141 - The Time I Want To Spend With You
***“Apakah kamu mual?”Tanya dari Arley membuat Prims memalingkan wajah yang semula menunduk di depan closet. Ia melihat Arley yang tampak sudah rapi dengan kemeja lengan panjang dan juga coat yang menggantung di lengan kanannya.“Sedikit saja, Arley,” jawab Prims kemudian menekan flush.“Apakah kamu benar-benar sanggup untuk pergi?” tanya Arley sekali lagi saat Prims berkumur di wastafel kemudian mencuci tangan dan mengeringkannya terlebih dahulu.“Bisa kok.”“Jika kamu tidak bisa, aku akan bilang pada profesor Mashe bahwa kamu sedang tidak enak badan dan tidak bisa hadir memenuhi undangan beliau.”“Tidak apa-apa, sudah mendingan sekarang. Ayo!”Prims tersenyum, lalu melingkarkan tangannya pada lengan Arley setelah prianya itu memastikan Prims benar-benar dalam kondisi yang baik sekarang.Hamil muda, pada trimester pertama, tepat setelah Prims mengetahui kondisinya yang berbadan dua, ia mulai diserang morning sickness. Arley sudah melihatnya mual lebih dari lima kali sejak pagi.Dan
Read more
Bab 142 - Perubahan Sikap Seseorang
Namun, alih-alih menunjukkan tatapan yang bersahabat seperti yang ia lakukan sebelumnya, Richard justru melemparkan senyum yang tak bisa diartikan. Sejenak, Prims menjumpai sebuah kebencian yang besar dari sepasang netranya sebelum akhirnya teman lamanya itu melangkahkan kakinya meninggalkan parkiran.Prims melihat punggungnya yang berbalut dalam jas warna biru gelap itu lalu menghilang di pintu masuk William Traver Gallery."Apakah kamu melihat yang barusan, Arley?" tanya Prims seraya menoleh pada Arley yang berdiri di sebelah kanannya. Arley mengangguk setuju untuk hal itu, "Iya," jawabnya singkat."Kenapa dia tiba-tiba bersikap seperti itu?" tanya Prims sedikit cemas. Ia tipe yang tidak bisa melihat perubahan sikap seseorang secara signifikan—apalagi pada Richard ia seperti sedang membenci Prims."Mungkin dia sedang tidak enak hati, Sayang," jawab Arley dengan sedikit menunduk, menunjukkan senyumnya mengintip netra Prims yang bersembunyi di balik bulu matanya yang lentik."Aku pi
Read more
Bab 143 - Hanya Kamu Yang Tahu Kepentinganmu
“Kenapa aku membuatmu malu?” tanya Prims sembari satu langkah mundur ke belakang. Menatap Richard yang kedua alisnya sedikit berkerut dan tampak tidak akan pergi begitu saja sebelum ia menyelesaikan soal ‘malu’ yang sedang ia bicarakan itu.“Aku mengusulkan reuni itu pada teman-teman kita semasa SMA,” jawab Richard mula-mula. “Aku bilang pada mereka kalau salah satu teman kita yang bernama Primrose adalah seorang pelukis terkenal dengan nama panggungnya Rosefiore. Mereka sangat senang dengan hal itu. Mereka menunggumu datang tetapi kamu tidak muncul bahkan setelah acara selesai.”“Bukankah aku sudah mengatakan padamu, Rich?” sergah Prims sebelum percakapan mereka berlari semakin jauh. “Bukankah aku sudah mengirim pesan padamu bahwa aku tidak bisa datang?”“Dan tanpa memberiku alasan? Apakah itu karena Arley melarangmu?”“Aku yang memutuskan untuk tidak datang karena aku berpikir dulu tidak ada satu orang pun yang suka denganku. Dengan mengingat semua fakta itu, aku memilih untuk tida
Read more
Bab 144 - Perbandingan Yang Layak Dicemburui
“Dia mengatakan hal yang aneh?” ulang Prims sembari menatap Arley, sejenak menghentikan kegiatan mengunyah yang sedang berlangsung.“Iya, Sayang,” jawab Arley tanpa keraguan.Prims memiringkan kepalanya sekilas ke kiri, “Apa yang aneh itu, Arley?”“Kamu sungguh tidak menyadarinya?”“Tidak,” Prims menggeleng dengan yakin.“Dia bilang kalau profesor Mashe lebih sering membicarakanmu.”“Lalu?”“Itu aneh, Sayang.”“Huh?” kedua alis Prims terangkat. Menatap lurus pada Arley yang meletakkan kedua tangannya tertelungkup di bawah dagunya selama beberapa detik.Terlihat sedang mencoba merangkai kata untuk bisa ia katakan pada Prims dalam cara sesederhana mungkin.“Saat seseorang mengatakan, ‘lebih banyak’ atau ‘lebih sering’ atau mungkin ‘lebih baik’ itu harus dada pembandingnya. Misalnya ... profesor Mashe lebih banyak membicarakanmu daripada dia. Tapi Celine tidak bilang begitu tadi. Dia hanya bilang kalau ‘profesor Mashe lebih banyak membicarakanmu’ begitu saja. Kalimat itu tidak lengkap, d
Read more
Bab 145 - Insiden ‘We Creëren Mooie Herinneringen’
“Sayang?” panggil Arley dengan panik. Trauma dengan penculikan yang terjadi sebelumnya. Apalagi dengan keadaan Arley yang meninggalkannya begitu saja, ia dibuat cemas.Arley hampir berlari menuju ke titik kecelakaan terjadi karena berpikir Prims menyusulnya.Tetapi hal itu ia urungkan saat ia melihat Prims yang datang dari seberang jalan dengan sebatang es krim yang ada di tangannya.“Astaga ....”Arley jatuh kedua bahunya. Sedangkan yang dicemaskan dan hampir membuatnya terkena serangan jantung malah datang dengan polosnya.“Kamu sudah selesai?” tanya Prims sembari menyodorkan satu es krim pada Arley.“Dari mana kamu, Primrose?”“Aku ingin buang air kecil. Jadi aku ke swalayan yang ada di sana,” tunjuknya sekilas pada swalayan yang memang tak jauh dari mereka. “Lalu membeli ini karena aku pikir evakuasinya akan lama.”“Kamu tahu kalau aku baru saja berpikir bahwa kamu menghilang?”Prims hampir saja tersedak mendengar yang disampaikan oleh Arley.“Maaf, aku betul-betul tidak bisa me
Read more
Bab 146 - Manipulatif
‘Celine bertemu profesor terlebih dahulu daripada Nona.’ Berulang kali Prims mengatakan itu di dalam hatinya.Terngiang, menimbulkan persepsi khusus yang dibentuk oleh batinnya sendiri.Yang semakin lama Prims pikirkan ... ia sepertinya mengerti kenapa Celine membencinya.Itu pasti karena Celine menganggap Prims telah mengambil posisinya di samping profesor Mashe. Dan itu diperkuat oleh pernyataan Jayden yang mengatakan,“Dari informasi yang aku peroleh, dulunya Celine adalah seorang anak di panti asuhan. Selama dia tumbuh di sana, dia mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari bapak pemilik pantinya. Kemudian pada hari dia melarikan diri dari panti itu, dia menepi ke studio milik professor Mashe. Setelah beberapa kali datang ke sana, dia mendapatkan hidup yang lebih baik karena profesor memberinya pekerjaan sebelum akhirnya dia dinikahi oleh seorang dokter gigi.....“Tetapi, kebahagiaan yang dia dapatkan dengan pria itu tidak bertahan lama karena mereka dihadapkan pada sebu
Read more
Bab 147 - Perihal Kecemasan, Hati Tak Bisa Berbohong
‘Apakah memang sejauh itu?’ batin Prims menelan rasa cemas.Ia terdiam selama beberapa menit untuk mencerna peristiwa yang terjadi di sekitarnya ini.Termasuk juga Celine yang sedalam itu membencinya tanpa Prims ketahui.....Jayden dan Lucia berpamitan beberapa saat setelahnya. Setelah memastikan Prims sedikit tenang dan meyakini bahwa tak akan ada hal buruk yang terjadi padanya.Tetapi, meski bibir tersenyum kala mengatakan ‘Iya’ tetapi hatinya tak bisa berbohong.Ia cemas.Memasuki kamarnya yang ada di lantai dua, ia duduk dengan menghela napasnya yang berat. Ingin abai pada apa-apa saja yang ia dengar hari ini dan percaya pada Arley serta Jayden bahwa tak akan ada sesuatu yang buruk menimpanya, tetapi tidak bisa.Mengingat kembali rekaman video di mana Celine merobek lukisannya dengan senjata tajam saja membuat Prims bergidik merinding.Entah apa yang akan ia lukai dengan senjata tajam miliknya itu. Jauh hari sebelumnya adalah Golden Retriver milik suaminya, lalu lukisan Prims. Ti
Read more
Bab 148 - Blokade
Prims Melihat salah seorang dari mereka juga menggdor kaca mobil di kursi penumpang. Suara tembakan sekali lagi menggema di udara. Mulut pistol dari salah seorang pria itu diayun-ayunkan di jendela tempat di mana Will duduk. Seolah itu adalah sebuah ancaman agar Will segera keluar atau nyawanya yang akan menjadi taruhan."Jangan keluar, Pak Will," pinta Prims memohon.Saat Prims berpikir bahwa Will akan menurut untuk keluar dari mobil, yang ia lakukan selanjutnya ternyata di luar dugaan.Will menginjak pedal gasnya, menerjang para pria berpakaian hitam itu.Tembakan semakin sering terdengar, Prims menutup kedua telinganya.Will pontang-panting mengemudikan mobilnya. Ia seperti tidak ingin membuat Prims masuk dalam jebakan yang sama seperti yang dilakukan oleh Alice saat menculiknya.Prims menoleh ke belakang, dua mobil mengikutinya menerjang jalanan di Seattle yang lengang. Will sesekali melirik melalui kaca spion yang menggantung di atasnya, memeriksa Prims yang duduk di belakang de
Read more
Bab 149 - Wanita Yang Bibirnya Mengepulkan Asap Rokok
“Bagaimana caranya menggiringnya untuk datang pada kita, Nona Primrose?” tanya Carlos. Prims yang ditanya beberapa saat terdiam sebelum ia menatap pria dengan jas semi formal itu.“Anda bisa menggunakan temannya untuk memancing kedatangannya, detektif Carlos.”“Dengan pria-pria yang tadi mengejar anda?”“Benar. Kita bisa memanfaatkan mereka untuk memberi tahu Celine bahwa mereka sudah berhasil menangkapku.”“Bagaimana kalau dia tidak percaya?”“Aku yakin dia akan percaya, dari tempat dia bersembunyi dan mengasingkan diri ... memercayai orang yang sudah dia bayar untuk melakukan kejahatan lebih membuatnya percaya daripada ia percaya pada orang baru.”“Lalu selanjutnya? Kami ingin mendengar rencana dari anda, Nona Primrose.”“Gunakan aku untuk membuatnya keluar!”Prims bisa mendengar hela napas Arley yang sedikit dalam, ada ketidak setujuan yang menyeruak darinya. Tetapi ia sedang menahan diri untuk tak mengkonfrontasi istrinya di depan banyak orang.Mereka pergi setelah melakukan bebe
Read more
Bab 150 - Jangan Bersikap Lancang!
“Sebaiknya kamu menjaga bicaramu karena hidup dan matimu bergantung padaku sekarang ini, Primrose!” ucap Celine seraya menghembuskan asap rokok di depan wajah Prims yang terbatuk untuk menghindarinya.Wanita itu menjatuhkan putungnya yang terlihat masih mengeluarkan bara. Di atas lantai yang sedikit basah dan lembab, kakinya yang berbalut di dalam sepatu cats itu menginjaknya hingga pipih.Meski Prims tidak melihat ke bawah, ia yahu betul bahwa sekarang ini Celine sedang menjadikan putung rokok itu sebagai sebuah peringatan, menyusul kalimatnya yang memberi ancaman perihal hidup dan mati prims bergantung padanya.“Apa alasan kamu melakukan ini?” tanya Prims, menatapnya dengan mata yang berair. “Karena kamu sudah mengambil semuanya dariku.”“Aku? Mengambil apa darimu memangnya?”Celine lebih dulu tertawa sebelum melepas tangannya dari leher Prims dengan kasar.“Tempat di samping profesor Mashe. Kalau kamu tidak lancang dengan datang ke studio itu, yang menjadi satu-satunya orang di sa
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status