All Chapters of TABIB CANTIK MASA DEPAN KESAYANGAN PANGERAN: Chapter 11 - Chapter 20
44 Chapters
11. SALING MENCURIGAI
"Tapi dari tadi kita bicara. Aku belum tahu siapa namamu?" tanya ratu berusaha bicara menyesuaikan diri dengan cara bicara Dokter Virgolin."Virgolin Asteria. Nyonya bisa memanggilku Virgo. Aku seorang dokter kecantikan."Raja dan ratu kembali saling berpandangan, tak mengerti dengan apa yang dikatakan wanita di depannya."Dokter?!" tanya ratu penasaran. "Apa Dokter itu sama dengan tabib di istana kami?!""Ya semacam itulah," jawab Dokter Virgolin. Tangan sedang mencari kartu nama di dalam tas, jarinya menyentuh ponsel yang telah dilupakannya. "Astaga! Ponsel! Aku sampai melupakan ponselku! Oh Tuhan, penyelamatku!"Dokter Virgolin sangat gembira, tertawa senang mengambil ponsel.Raja dan ratu memperhatikan apa yang sedang dipegang Dokter Virgolin, benda aneh yang belum pernah mereka lihat.Ponsel dalam keadaan mati langsung diaktifkan. Tangannya naik ke atas berharap ada sinyal. "Ya Tuhan, kenapa ponselku begini?!" Dokter Virgolin tak melihat satu garis sinyal pun di layar ponsel. "Ap
Read more
12. ISTANA VORESHAM
Emi menghindari serangan mendadak dari Rose. "Pangeran Pisceso terlalu berharga untuk aku lupakan!" serunya."Tapi kau harus bisa melupakannya!" Rose kembali melemparkan adonan kue. "Berhentilah bermimpi di siang hari bolong! Lama-lama kau bisa gila!" "Aku memang sudah gila. Hi-hi-hi." Gila karena menyukai seorang Pangeran."Rose geleng-geleng kepala. "Dasar tidak waras! Awas saja kalau kau menangis gara-gara cintamu yang bertepuk sebelah tangan itu!"Emi jadi diam. "Aku tidak mau tidurku terganggu gara-gara kau yang menangis karena mengharapkan Pangeran Pisceso. Seharusnya kau bersyukur masih bisa berteman dengannya. Kita ini hanya rakyat jelata, jangan bermimpi yang muluk-muluk, nanti kita sendiri yang akan merasakan sakitnya." Rose melihat Emi yang terdiam. "Kamu paham bukan dengan apa yang kukatakan ini?!"Emi menghela napas. Bagi Rose itu hal yang sangat mudah mengatakan lupakan Pangeran Pisceso karena dia tidak punya perasaan apa-apa, tapi bagi dirinya sendiri, itu adalah hal
Read more
13. DEMAM
Setelah itu, Pangeran Pisceso memerintahkan beberapa dayang istana untuk membersihkan pondok, tempat yang akan dipakai sebagai tempat istirahat sementara tabib agung selama tinggal di istana.Kehebohan terjadi di tempat lain, tapi masih di dalam istana. Mentri Kenzo nampak antusias bertanya pada Jenderal Axel."Jadi benar apa yang telah dikatakan oleh para prajurit tadi?!" tanya Kento ketika berpapasan dengan Jendral Axel."Aku tidak mengerti maksud dari pertanyaanmu!" "Wanita itu! Wanita aneh yang datang bersama kalian, apa benar dia tabib sakti dari langit?! Putra Mahkota Pisceso Helios yang telah membawanya ke sini dari dunia lain.""Dari siapa berita itu?!" tanya Jenderal Axel dengan suara beratnya."Aku mendengar dari para prajurit yang terluka. Mereka bilang melihat Pangeran Pisceso masuk ke sebuah cahaya dan tak lama kemudian ke luar dengan membawa wanita itu. Apa yang mereka katakan itu benar atau tidak?!"Jenderal Axel tidak bicara lagi. Langsung pergi meninggalkan Mentri Ke
Read more
14. MALAM PERTAMA DI DUNIA ASING
Bulir-bulir keringat dingin, nampak jelas terlihat di kening Pangeran Pisceso. Bibir pucat serta tubuh demam terbaring lemah di atas tempat tidur. "Tahan sebentar rasa sakitmu ini. Aku yakin kamu pasti kuat," bisik Virgolin melihat luka yang kembali berdarah. "Aaa,,," jerit tertahan ke luar dari bibir Pangeran Pisceso begitu luka di perutnya dibersihkan dari darah. "Sshh,,,""Tahan." Dokter Virgolin dengan cekatan mulai mengobati luka yang diakibatkan olehnya. Tak lama Axel datang bersama Tabib Cole, langsung menyeruduk masuk duduk di dekat Dokter Virgolin. "Sudah selesai?!" tanya Tabib Cole melihat luka yang ada di perut Pangeran Pisceso telah ditutup kembali dengan kain. "Kelihatannya bagaimana?!" tanya Virgolin padaTabib Cole. "Darimana saja sih loe?! Putra mahkotamu hampir saja the end, gue kerepotan sendiri!"Axel dan Tabib Cole saling berpandangan, tidak mengerti dengan apa yang diucapkan tabib dari langit."Sekarang kamu istirahat! Aku juga ingin istirahat. Rasanya lelah
Read more
15. AYAH, IBU, AKU INGIN PULANG
Pelayan wanita yang bertugas dibagian dapur segera mendekati Axel begitu melihat jenderal tersebut datang."Siapkan makanan!" perintah Axel dengan suara beratnya."Baik jenderal."Tak membutuhkan waktu lama, Axel sudah kembali ke pondok di mana Dokter Virgolin tinggal. Pintu dibuka perlahan dari dalam. "Ada apa lagi?!" tanya Virgolin heran. "Bolak balik, kau sangat menggangguku!" Axel memberikan nampan yang terbuat dari kayu. "Makanlah ini! Jangan sampai kau sakit karena tidak makan.""Eh,,, eh,,," Virgolin mau tak mau menerima nampan yang diberikan dengan paksa bahkan hampir saja jatuh karena tak siap menerima nampan yang cukup berat.Setelah itu, Jenderal Axel pergi tanpa bicara sedikitpun. "Astaga!" Virgolin geleng-geleng kepala dengan tingkah Jenderal Axel. "Benar-benar aneh ini orang!"Nampan ditaruh di atas meja. Virgolin melihat satu per satu makanan yang ada di atas piring kecil-kecil yang terbuat dari tanah liat. "Apa ini?!" gumamnya memperhatikan dengan seksama salah sat
Read more
16. TAKDIR YANG MEMBAWANYA
Suara ketukan di pintu depan pondok menyadarkan Virgolin dari kebingungan harus memakai baju apa sebagai ganti baju yang dipakai."Tunggu sebentar," jawab Virgolin bangun dari tempat tidurnya.Dua dayang istana berdiri depan pintu langsung memberikan salam hormat begitu Virgolin ke luar. "Ada apa?!" tanya Virgolin membuka pintu lebar-lebar.Salah satu dayang bertubuh pendek memperlihatkan wadah panjang mirip nampan ditutup kain putih berenda."Apa ini?!" tanya Virgolin melihat wadah yang ditutup kain putih berenda.Kedua dayang tersebut masuk ke dalam pondok kemudian menaruh wadah yang ditutup kain putih berenda tersebut di atas meja. "Apa ini?!" Virgolin mengulang pertanyaannya. "Ini hadiah dari Yang Mulia Ratu Eleanor," jawab salah satu dayang."Hadiah?!" Virgolin langsung membuka kain putih berenda tersebut. "OMG! Apa ini?!"Di atas wadah yang beralas kain putih, beberapa setel pakaian dan perlengkapan untuk wanita tersusun rapi lengkap dengan perhiasan. "Apa ini untukku?!" tan
Read more
17. DAGING AYAM HITAM
Satu dayang dan dua prajurit berdiri depan pintu masuk pondok begitu Virgolin membuka pintu. "Tabib agung. Silahkan ikut denganku," pinta dayang tersebut."Ikut ke mana?!" "Yang Mulia Ratu Eleanor dan Baginda Raja Theodore mengundang tabib agung ke kediamannya," jawab dayang."Ok baiklah, siapa takut!" ucap Virgolin. "Tapi tunggu sebentar, aku harus menutup pintu kamarku dulu."Lorong demi lorong yang Virgolin lewati bagai berada di dalam dunia mimpi. Kedua bola matanya berbinar jika melihat sesuatu yang indah dan baru pertama kali dilihatnya, tapi jika berpapasan dengan prajurit tinggi besar berpakaian lengkap perang, Virgolin akan merapatkan tubuhnya pada dayang karena takut."Wah, indah sekali ruangan ini," puji Virgolin berdecak kagum melihat ke sekeliling begitu memasuki salah satu ruangan yang dijaga ketat dua prajurit depan pintu.Ratu Eleanor dan Raja Theodore serta Pangeran Pisceso sedang duduk menghadap meja berukir.Setelah memberi salam dan menghantarkan Virgolin, dayang
Read more
18. DEBAR JANTUNG
Virgolin memang tidak peka. Tanpa berpikir panjang yang sedang berada di depannya adalah Putra Mahkota yang begitu disegani rakyatnya, Virgolin membuka pakaian bagian atas Pangeran Pisceso begitu saja.Pisceso menolak secara halus. "Lukaku sudah sembuh.""Diamlah! Kamu bukan bocah cilik yang harus dipaksa untuk diobati bukan?!" Virgolin malah menepiskan tangan Pisceso supaya tidak menghalangi niatnya. "Turuti saja apa kataku. Kamu cukup diam saja!"Pisceso melihat dari sudut mata, prajurit dan para dayang menyembunyikan senyumnya ketika Virgolin mengomel."Lukamu memang terlihat sudah membaik, tapi itu bukan berarti lukamu ini sudah sembuh," sambung Virgolin lagi. "Aku akan mengganti perbannya."Pakaian bagian depan Pisceso ditutup dan dirapikan kembali kemudian melihat ke arah para dayang yang sedang melihat ke arah lain karena takut Pangeran Pisceso marah."Apa aku boleh minta tolong mereka untuk mencarikan Tabib Cole?!" bisik Virgolin ke depan telinga Pisceso.SEER!Hembusan napas
Read more
19. BENIH DENDAM KARENA CEMBURU
Virgolin melihat pria tersebut umurnya mungkin tidak jauh berbeda dengan dirinya, hanya saja memilik postur tubuh lebih tinggi dan tegap."Ada apa?!" Pangeran Pisceso sudah berdiri di belakang mereka berdua bersama pria berjenggot putih tadi."Ha-hamba tidak sengaja," wajah ketakutan tergambar di wajah pria tersebut begitu melihat siapa orang yang bertanya."Kamu tidak apa-apa?!" tanya Pisceso pada Virgolin. "Hanya sakit sedikit," jawab Virgolin kemudian melihat pria yang telah menyenggolnya nampak bersalah dan ketakutan. "Ini salahku, bukan salahnya.""Pergilah!" perintah pria tua berjenggot putih pada pria tersebut."I-iya guru." Dengan cepat pria tersebut mengambil papan-papan kecil yang ada di lantai kemudian bergegas pergi setelah memberi hormat terlebih dahulu pada Pangeran Pisceso. "Maaf atas kelalaian anak didik hamba," ucap pria berjenggot putih tersebut."Tidak apa-apa. Ini hanya masalah sepele," jawab Virgolin jadi tak enak hati karena pria tua tersebut malah meminta maaf
Read more
20. ANCAMAN ANAK PANAH
Kedua bola mata Virgolin Asteria terbelalak ketika salah satu ayam yang sedang saling cakar, tiba-tiba terbang melayang mengepakkan sayap ke arah wajahnya. Tak ada yang bisa dilakukannya selain diam tertegun.PLUUKH!Ayam jatuh ke lantai dengan kepala nyaris putus. Suasana langsung sunyi senyap, tak ada suara sorak sorai seperti tadi. Semua mata memandang ayam yang telah bersimbah darah jatuh terkapar di atas tanah. Ya, Pangeran Pisceso dengan cepat segera mengeluarkan belati emas yang selalu dibawanya. Melihat tabib cantik hampir saja celaka karena wajahnya akan menjadi sasaran cakaran ayam, tentu saja Pangeran Pisceso tidak tinggal diam. Hanya tinggal hitungan beberapa senti saja, cakar ayam siap mendarat di wajah Virgolin, Pisceso langsung menebas leher ayam yang salah alamat telah berurusan dengan tabib cantik."Hai! Apa yang kau lakukan?!" teriak pemilik ayam memecah keheningan, tak terima ayamnya telah mati bersimbah darah di tanah.Pisceso menatap tajam pria bertubuh tambun ya
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status