Semua Bab Pengasuh Kesayangan CEO: Bab 41 - Bab 50
94 Bab
Bab 40
Sementara itu di rumah Nyonya Mulia. Suasana kembali sepi. Sejak Maye tidak kembali ke rumah tersebut, nyonya besar sering marah-marah tidak jelas. Yang menjadi sasaran tentunya anak dan cucunya. Jonathan dan Nyonya Mulia."Jo tidak habis pikir sih Ma, mengapa Oma sampai uring-uringan begitu setiap hari. Dan ini tidak baik untuk kesehatannya," ujar Jonathan kepada mamanya, Nyonya Mulia saat mereka sedang duduk menikmati sarapan paginya. Sedangkan Tuan Mulia sedang ada keperluan ke luar negeri."Mama juga bingung Jo, sudah berkali-kali mama carikan pengasuh baru. Namun ditolak sama Oma. Katanya tidak ada yang sebaik Maya," kata Nyonya Mulia lagi."Repot memang kalo sama orang tua ya,. Kita seperti i momong anak kecil lagi," kilah Jonathan."Iya, betul sekali. Banyak rewelnya," jawab nyonya Mulia seraya memasukkan nasi terakhir ke mulutnya."Coba nanti Jo ajak Oma jalan jalan. Apa maunya Oma ini. Masak sudah tiga bulan lebih belum bisa move on juga d
Baca selengkapnya
Bab 41
Diam-diam Jonathan berencana pergi ke rumah Maya di desa. Dia mengambil waktu weekend agar tidak mengganggu jadwal kerja. Selain itu agar juga lebih santai. Apalagi waktu tempuh juga agak lama. "Kamu mau ke mana Jonathan?" tanya Nyonya Mulia pagi-pagi ketika melihat anak k semata wayangnya memanasi mobil sportnya. "Mau ke luar kota Ma, ke rumah teman," ujar Jonathan berbohong."Hmm tidak biasanya kamu sesemangat ini pagi pagi udah bangun padahal weekend," ujar nyonya Mulia lagi.Jonathan tidak menjawab. Justru dia menuju kamar Omanya untuk berpamitan. "Hei Jo, mau kemana?" teriak nyonya Mulia merasa panggilannya tidak diindahkan."Pamitan sama oma," jawab Jonathan tanpa melihat ke arah mamanya."Hmm anak jaman now," kata mama sambil geleng geleng kepala.Sesampainya di kamar Oma, Jonathan melihat perempuan tua itu masih tertidur. Tidak tega dia untuk membangunkan. Hanya dikecup pucuk kepala Omanya yang seluruh rambutnya ud
Baca selengkapnya
Bab 42
Tok tok tok Jonathan mengetuk rumah bercat hijau, seperti yang disarankan takmir masjid. Tidak beberapa lama seorang perempuan paro baya keluar dari sana. Dia mengenakan baju warna biru yang sudah lusuh."Mas mencari siapa?" tanya perempuan itu."Apa benar ini rumahnya Maya Bu?" tanya Jonathan hati-hati."Oh iya benar. Saya ibunya," jawab perempuan tersebut. "Mari masuk," ajak perempuan itu mempersilahkan Jonathan untuk duduk di kursi tamu.Dengan wajah berbinar Jonathan mengikuti langkah perempuan tersebut duduk di kursi. Mereka pun berhadapan.Rumah terlihat sunyi. Tidak ada orang lain selain mereka berdua. Asik Maya yang sudah menikah dengan Agung mantan kekasih Maya juga lebih banyak tinggal di rumah mertuanya. Sedangkan ayah Maya sedang keluar."Maaf sama Nak siapa ya?" tanya ibu Maya, Sumirah dengan ramah."Saya Jonathan teman, Maya. Kalau Maya sekarang di mana Bu?" tanya Jonathan. Ia memperhatikan seke
Baca selengkapnya
Bab 43
"Maya, di mana aku harus mencarimu?" bisik Jonathan dalam hati.Musik Noah mengalun lembut di mobil yang dikendarainya. Suasana desa yang panas siang itu seperti mewakili hatinya. Mungkin karena melamun saat berkendara Jonathan menyerempet seorang ojek online yang parkir di pinggir jalan untuk mengechek pesanan aplikasi. Ceritanya, ojek online tersebut berhenti di pinggir jalan. Namun dari arah berlawanan muncul truk berbodi besar, sehingga Jonathan harus banting setir ke kiri untuk menghindari truk tersebut. Namun nahas bagi pengemudi ojek online tersebut yang motornya keserempet mobil Jonathan."Brug," suara motor yang jatuh ke kiri beserta pengendara yeng duduk di atasnya. Pengendara langsung jatuh terjungkal ke selokan. Sedangkan motornya tergeletak di jalan. Beruntung Jonathan berjalan dengan kecepatan pelan. Sehingga kecelakaan yang lebih parah dapat dihindari."Sial!" umpat Jonathan sambil membuka pintu mobilnya.Dia dua k
Baca selengkapnya
Bab 44
"Saya antar ke terminal untuk kembali lagi ke ibukota," jawab Adi lagi.Jawaban Adi memberikan harapan baru bagi Jonathan untuk bertemu kembali dengan Maya. Dia sudah berjanji, tidak akan jaim lagi dan akan berjuang untuk mendapatkan gadis itu. Melihat cara Maya mengurus ijazah dan KTP kemungkinan besar Maya mencari pekerjaan di sektor formal."Baik, terima kasih banyak informasinya Mas Adi. Saya harus kembali ke ibukota. Sebagai ganti rugi kecelakaan tadi saya minta nomor rekeningnya," ujar Jonathan.Setelah Adi memberikan nomor rekeningnya, Jonathan langsung mentransfer sejumlah uang kepada Adi. Betapa terkejutnya Adi saat menerima notifikasi di ponselnya jumlah uang Rp 10 juta yang dikirim Jonathan."Mas, ini terlalu banyak. Saya hanya lecet lecet saja. Dikasih obat merah tidak sampai Rp 10 ribu," ujar Adi merasa berlebihan."Tidak apa. Itu sisanya sebagai imbalanmu udah membantu Maya selama di sini," ucap Jonathan.Adi terharu. Dia sanga
Baca selengkapnya
Bab 45
Matahari pagi sudah terbit di ufuk timur. Bahkan sudah lebih tinggi dari pohon akasia yang ada di depan rumah Jonathan. Pagi itu dengan semangat 45, Jonathan pergi bekerja. Dia menuju garasi untuk menyalakan mobilnya."Tumben Jo pagi gini susah siap berangkat. Kamu ngga sarapan dulu?" tanya Nyonya Mulia kepada anaknya."Jo sarapan di kantor saja Bu. Ada hal penting yang harus segera diselesaikan," jawab  Jonathan saat menuruni tangga."Ya sudah hati-hati ya. Ingat kamu udah tengah malam pulangnya. Kalau mengantuk jangan paksa untuk menyetir mobil," nasehat mama."Ya, nanti kalau mengantuk ya tidur di kantor saja Ma. Jo tidak kemana-mana kok. Hanya di kantor saja," jawab Jonathan.Mamanya hanya tersenyum. Kemudian melambaikan tangan mengiringi keberangkatan anaknya. Sesuai nasehat mama, Jo mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia baru ingat, dia perlu juga membawa mobilnya ke bengkel. Selain chek up secara keseluruhan, jug
Baca selengkapnya
Bab 46
Pedro sudah meninggalkan ruangan Jonathan. Tinggal laki-laki jangkung itu duduk sendiri di kursinya. Pikirannya kembali berselancar dengan kebersamaannya dengan Maya."Masak aku menyukai gadis itu? Ah, tidak mungkin," ujarnya sembari melihat foto foto di galerinya. Tampak foto saat dirinya mendorong kursi roda Oma, sedangkan Maya berjalan di sisinya. Setiap orang yang melihat foto itu pasti punya asumsi bahwa mereka adalah pasangan yang serasi. Apalagi pakaian yang mereka kenakan senada."Sebenarnya ya tidak jelek dia. Bahkan saat di-make up tidak kalah cantik dengan anak-anak para konglomerat yang aku kenal," ujar Jonathan lagi. Matanya sampai tidak berkedip memperhatikan foto Maya.Setelah melihat galery dia mencoba berselancar di dunia online. Seperti kata Pedro pacar barunya sudah terkenal seuntoro jagad. Dia mengetik keyword pacar baru Jonathan. Langsung muncul foto dan nama Maya di situ.Jonathan membaca satu persatu situs teratas yang memuat berita
Baca selengkapnya
Bab 47
Sementara itu, malam itu saat Maya hendak pulang ke kostnya seseorang memanggilnya. Saat itu dia barusan saja pulang dari perusahaannya tempat dia bekerja. "Maya," teriak seorang lelaki yang tidak lain adalah Hengky. Temannya saat masih bekerja di resto. Bahkan mungkin Hengky lah diantara pegawai tersebut yang pantas disebut sebagai sahabat."Ayo ikut aku. Biar aku antar pulang," ujar Hengky seraya menunjuk ke motornya. Memberi Maya kesempatan untuk naik. Motornya berhenti tidak jauh dari tempat Maya berdiri."Biar aku jalan kaki saja Hengky," ujar Maya."Sudah, tidak usah membantah," titah Hengky.Karena Hengky memaksa, Maya pun baik di boncengen belakang. "Saya duluan ya Mbak," ujar Maya kepada temannya sesama OG yang baru dia kenal."Ya, hati-hati di jalan," ucap gadis tersebut.Setelah itu motor yang dikemudikan Hengky melaju di tengah keramaian ibukota. "Ini bukan arah jalan pulang ke kost ku Hengky," ujar Maya bermaksud me
Baca selengkapnya
Bab 48
Sementara itu di tempat lain Maya sedang sibuk membersihkan ruangan Pak Robert. Hari masih pukul 06.00. Dia sengaja membuka gorden jendela ruangan pimpinannya tersebut. Semburat sinar matahari pagi memancar menembus jendela kaca.Sambil bersenandung Maya membersihkan karpet halus yang memenuhi ruangan itu dengan vacum cleener. Setelah karpet bersih dia beralih membersihkan sofa dan kursi pimpinan. Saat dia membersihkan sofa ini dia melihat sebuah benda berkildu di sela sela sofa.'Apa ini?" ujarnya. Dia pungut benda berkilau tersebut ternyata sebuah liontin dengan manik-manik berwarna biru safir."Ini pasti benda mahal," ujar Maya. Seraya memasukkan benda temuannya tersebut di saku kanannya. Setelah urusan karpet dan sifa bersih, Maya beralih ke kamar kecil. Dia membersihkan dinding, closet hingga lantai kamar mandi. Sebelum meninggalkan ruangan Maya kembali menutup tirai jendela, mengechek pewangi ruangan serta AC. Tidak lupa menutup kembali pintun
Baca selengkapnya
Bab 49
Hari itu Maya pulang ke kost dengan gembira. Kabar baik yang diterima dari Pak Robert serasa mendapatkan oase di tengah padang pasir. Apalagi dia tidak perlu merogoh koceknya sendiri. Namun, perusahaan yang menyiapkan beasiswa untuk kuliahnya.Begitu pulang dan berganti baju, dia segera menyiapkan berkas berkas yang disyaratkan perusahaan untuk mendapatkan beasiswa. Dia sangat beruntung saat masuk ke kost ini dulu ibu kost menyaratkan adanya kartu identitas. Dan benar, kini dia merasa sangat terbantu dengan kelengkapan identitas dan ijazah yang sudah dia punyai.Merasa perutnya lapar, Maya mengambil serius roti tawar di atas meja. Dia mengambil selai nanas dan mengoleskannya di atas roti tawar itu. Setelah itu dia mengambil sekotak susu dan diminumnya sampai habis. Terima kasih ya Bu Hadi atas kecerewetannya saat itu," ucap Maya dalam hati.Memang itulah watak manusia. Seringkali sudah mengeluh untuk hal-hal teng dia sendiri belum paham apa hikmah d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status