Semua Bab Sekretaris Kesayangan CEO: Bab 51 - Bab 60
149 Bab
Bab 51. Sendirian?
Di mansion, keluarga besar Admaja tengah berkumpul. Regan terlihat duduk menyendiri di sudut teras. Hal itu menarik atensi mama tirinya. “Pa ... lihat itu, Regan. Pasti dia sangat terpukul atas kematian omanya. Sementara sang istri justru ditahan di sel.” “Betul, Ma. Sebenarnya papa sangat tidak suka dengan istrinya itu. Papa seperti pernah melihatnya di masa dulu. Tapi siapa? Papa tidak begitu ingat.” “Bagaimana kalau kita dekatkan kembali sama Kimberly, Pa. Gadis itu 'kan sangat cantik, elegan, wajahnya blasteran. Nggak malu-maluin kalau diajak pergi ke pesta. Tidak seperti Reina.” “Sepertinya itu ide yang bagus, Ma. Mama masih sering komunikasi dengan Kimberly?” tanya Justin penasaran. “Tentu saja, Pa. Dia cerita beberapa waktu yang lalu ketemu sama Regan di depan klub malam. Lalu mereka—” Claudia sengaja menghentikan ucapannya. “Mama serius?” Justin membelalakkan kedua matanya. Ia tidak percaya jika Regan juga tertarik dengan perempuan itu. Tidak beda jauh dengan Justin sendi
Baca selengkapnya
Bab 52. Cemburu Berat
Regan berkali-kali harus meminta maaf kepada Reina di dalam hatinya. ‘Maafkan aku, Sayang.’ Kali ini ia harus mengutamakan Alice terlebih dahulu. Regan takut jika adiknya kenapa-napa. Lelaki tampan itupun segera menelepon asisten kepercayaannya. Siapa lagi kalau bukan Jeffan. “Jeffan, ikut aku!” Ucapannya setelah telepon tersambung. “Ke mana, Bos? Ini tapi tidak bisa. Masih sibuk di kantor, Bos. Pekerjaan sangat banyak. Sepertinya hari ini harus lembur lagi.” Jeffan menjawab apa adanya. “Ya, sudah. Selesaikan saja tugasmu.” Regan memutuskan sambungan. Bergegas ia menjalankan mobilnya dengan kencang. Regan langsung masuk ke dalam apartemen milik adiknya. Ia berjalan cepat menemui Alice di kamarnya. Bersamaan dengan itu ada seorang laki-laki yang keluar dari kamar Alice.“Pak Regan ... kasihan Alice.” “Kamu siapa? Dia bilang hanya sendirian?” tanya Regan ingin tahu. “Saya temannya, Pak. Saya baru saja datang dan hendak mengambilkan air minum.” “Baiklah. Segera ambilkan.” Lela
Baca selengkapnya
Bab 53. Merasa Candu
“Reina, Sayang ... akhirnya kamu dibebaskan,” ujar Regan yang datang menemui istrinya dengan wajah penuh senyuman.Tanpa rasa malu lelaki tampan itu merentangkan kedua tangannya. Berharap sang istri paham akan maksudnya.Namun Regan salah. Istrinya tersebut hanya memasang wajah datar. Tidak ada raut wajah penuh kebahagiaan yang Reina coba perlihatkan kepada Regan.Padahal CEO itu sudah susah payah membujuk Alice agar mau ia tinggalkan di apartemen. Dan Regan juga tidak mengizinkan adiknya untuk ikut.Reina memperhatikan sekeliling. Ia melihat Regan datang seorang diri. Wanita itu pikir suaminya tersebut akan pulang dengan Alice. Adik kesayangannya.“Reina capek. Pengen istirahat.”Wanita itu berjalan terlebih dahulu. Bahkan ia mengabaikan tangan Regan yang sejak tadi bersiap mendekapnya.Regan hanya bisa mendesah kasar sambil menurunkan kedua tangannya secara perlahan. Ia memilih untuk menghampiri anak buahnya sejenak.“Ada apa dengannya? Ada yang salah?” tanya Regan kepada Roni sambi
Baca selengkapnya
Bab 54. Asalkan Denganmu
Reina merasakan ada yang aneh. Ia membuka kedua mata dan mendapati Regan tengah memainkan tubuh bagian atasnya.“Pak Regan!!! Apa-apaan ini?!” teriak Reina dengan nada yang melengking.Regan sangat terkejut. Ia pikir Reina tidak akan bangun. Telinga lelaki itu terasa sakit mendengar teriakan istrinya. Ia langsung menghentikan aksinya.“Reina?” ucap Regan lirih. Ia senyum-senyum malu.Namun wajah Reina justru terlihat garang. Tanpa berkata apapun ia segera menarik jubah mandi yang berada tidak jauh dari tempatnya. Wanita itu keluar dari kamar mandi dan segera mencari baju ganti yang pertama kali ia temukan tanpa memilah-milah lagi.“Kamu masih marah?” tanya Regan gelisah. Lelaki itu asyik membuntuti istrinya yang tak mau menengadahkan wajah kepadanya.Reina duduk di tepi ranjang. Ia tidak tahu dengan perasaannya sendiri. Kenapa dirinya bisa semarah itu kepada Regan. Padahal lelaki di dekatnya tersebut hanya berusaha untuk memanjakannya di kamar mandi.Regan bingung sendiri melihat sang
Baca selengkapnya
Bab 55. Sebuah Video
Malam itu mereka makan malam dengan duduk bersebelahan. Begitu dekat. Ya, Regan sengaja melakukannya. Sepertinya ia harus sering-sering bersikap seperti benalu yang menempel dengan tumbuhan inangnya. “Aku suapin, ya?” lirih Regan romantis. Kening Reina berkerut. “Pak Regan kenapa, sih?” “Kenapa apanya? Hem? Coba katakan?! Apakah ada yang salah?” tanya Regan sambil memainkan dagu istrinya. “Bukankah suami yang perhatian adalah idaman setiap istri?” lanjutnya tanpa mengalihkan perhatian. “Kita mau makan atau peluk-pelukan?” Reina memutar bola matanya dengan malas seraya memperhatikan tangan kiri Regan yang mendekapnya begitu erat. Seperti takut kehilangannya saja. “Kamu tidak suka?” Dengan perlahan Regan menarik tangan kirinya. “Baiklah, mungkin lebih baik kita makan sendiri-sendiri.” Reina senyum-senyum mengamati tingkah lucu suaminya. Entah mengapa malam itu Regan terlihat sangat tampan. Apalagi rambutnya yang terlihat acak-acakan. Sengaja tidak mau disisir. Tidak tahu apa maksud
Baca selengkapnya
Bab 56. Khawatir
Tepat pukul sepuluh pagi Reina membuat satu gelas coklat untuk menemani aktivitasnya. Meskipun seharusnya wanita itu masuk ke dalam ruangan Regan sesuai yang dikatakan kemarin malam.Di saat itu seorang wanita datang dan memasukkan sesuatu di atas meja kerja sang sekretaris. Ia menunggu kedatangan Reina.“Maaf, Anda siapa?” tanya Reina seraya meletakkan minuman di atas meja.“Perkenalkan, aku Kimberly. Mantan calon istri Pak Regan. Aku mau bertemu dengannya.”“Oh, sudah ada janji?” tanya Reina lagi.“Buat apa? Aku cuma mau mengembalikan jam tangan Pak Regan yang ketinggalan di hotel malam itu.”“Apa? Jam tangan?” Reina benar-benar tidak percaya. ‘Apa maksudnya? Bagaimanapun mungkin?’Regan yang hendak menemui sang istri merasa terkejut ketika melihat Kimberly sedang berbicara dengan Reina.“Dia? Kenapa ada di sini? Buat apa? Gawat! Ini tidak boleh terjadi.” Regan sedikit resah. Ia takut Kimberly berkata macam-macam kepada sekretaris kesayangannya itu.Kimberly tersenyum sinis. “Kenapa
Baca selengkapnya
Bab 57. Merasa Kesal
“Kata dokter, ia terus memanggil nama kamu Reina. Ayah juga tidak tahu apa yang telah terjadi.” Danny merasa sangat bersalah karena tidak bisa menjaga putranya. “Apakah Reina boleh masuk, Ayah?” tanya Reina lagi. “Nanti setelah dokter ke luar, ya?” jawab Danny tak semangat. Reina mengangguk lemah. Ia berdiri dengan resah. Regan mendekati Danny dan mengajaknya berbicara. Mungkin ia bisa mengetahui apakah ada yang sengaja mencelakai Rafa atau memang murni kecelakaan biasa. Amel melihat Reina sendirian. Ini adalah sebuah kesempatan untuknya mengatakan sesuatu kepada adik tirinya tersebut. “Setelah ini ada yang ingin aku bicarakan kepadamu, Reina. Penting!” ujar Amel berkata lirih. Reina mendongakkan kepalanya. “Maksud kakak apa? Reina tidak mengerti.” “Sudahlah, jangan berlagak sok polos. Nanti kamu juga tahu sendiri.” Amel berlalu meninggalkan Reina seraya menyenggol bahu adiknya tersebut dengan sangat keras. ‘Apasih maunya? Keterlaluan banget Kak Amel!’ Reina mengelus lengan ba
Baca selengkapnya
Bab 58. Aku Cinta Kamu
Reina masih betah berdiam diri. Hal itu membuat Regan merasa serba salah. Padahal ia sudah berusaha bersikap lembut dan berusaha menarik perhatian Reina kembali.“Kamu masih marah? Masih tidak percaya denganku, Sayang?” Regan berjongkok di bawah Reina. Lelaki itu menggenggam erat tangan milik istrinya.Reina merasa bersalah. Ia merasa egois telah menuduh Regan yang tidak-tidak.“Aku tahu kamu masih belum yakin dengan semua penjelasanku. Tapi aku bisa pastikan jika aku tidak menyentuh Kimberly lebih jauh. Aku benar-benar hanya mengantarkan dia ke tempatnya.”“Bagaimana Pak Regan bisa tahu kalau dia tinggal di hotel?” tanya Reina ketus.“Apakah kamu ingat saat Ayah masih di rumah sakit? Aku melihatmu berpelukan dengan Leon. Di saat itu Papa dan Mama memintaku untuk datang ke acara makan malam. Dan ternyata aku dijodohkan dengan Kimberly. Aku terpaksa mengantarkan dia pulang. Tetapi aku menolak perjodohan itu.”Reina mendongakkan kepalanya. Ia cukup terkejut mendengar penuturan lelaki di
Baca selengkapnya
Bab 59. Jadi Tegang
“Mungkin apa, Pak Regan? Reina juga ingin tahu.” Wanita itu semakin merasa penasaran. Regan justru menggedikkan bahunya. “Aku juga tidak yakin. Lebih baik kita ikuti saja apa kemauan mereka. Tetaplah di sisiku.” Regan menautkan jemarinya. Ia genggam erat tangan milik Reina. Reina merasakan kenyamanan. Setidaknya ia tidak akan merasa takut jika nantinya akan disalahkan. Mereka pun berjalan beriringan hingga saat tiba di depan pintu, Mama Claudia dan Papa Justin berdiri menghadang mereka. “Dari mana saja kalian? Kenapa jam segini baru pulang?” tanya Linda dengan suara begitu lantang. Ia tidak peduli meski di rumah itu sekarang banyak orang. “Di kantor pun tidak ada,” imbuh Justin ikut menimpali. “Kami dari rumah sakit, Pa. Rafa terkena musibah,” jawab Regan tegas. Sementara Reina hanya diam menunduk di samping Regan. Ia tak berani ikut campur dengan ikut berbicara. “Menyusahkan sekali keluargamu itu!” Claudia semakin berapi-api. “Oh, ya. Mulai hari ini kami akan tinggal di sini.
Baca selengkapnya
Bab 60. Tawaran Dari Reihan
Regan tertidur begitu lelap, hingga tak sadar pagi telah datang. Tangannya meraba tempat di sebelah. Dan kosong. Sang istri tidak ada di sampingnya. “Reina?” Regan mengedarkan pandangannya. “Sayang, kamu di mana?” Regan menggeliatkan tubuhnya. Tubuhnya terasa lebih ringan. Kepalanya tak pusing lagi. “Ke mana istri kesayanganku? Pagi-pagi sudah meninggalkan aku begitu saja.” Regan berjalan menuju kolam renang. Berharap di sana ia menemukan keberadaan sang istri. Namun nyatanya tidak ada siapa-siapa. Lelaki tampan itu terlanjur ingin menikmati air di kolam renang itu. “Tidak apa. Sebentar saja.” Setelah beberapa menit lamanya, Regan ingin kembali ke kamarnya. Bersamaan dengan itu, Alice datang menghampirinya. Matanya tak berkedip menyaksikan tubuh kekar milik kakaknya. “Alice ... ngapain kamu ke sini?” tanya Regan merasa heran. “Nyariin Kakak, lah. Habis ditelpon nggak diangkat-angkat!” kesal Alice berpura-pura. “Kenapa nyariin kakak? Ada masalah?” Regan memilih untuk duduk. “T
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status