Semua Bab MASTER PEDANG DARAH: Bab 21 - Bab 30
30 Bab
BAB 21: MANUSIA SETENGAH SILUMAN
"Aura Siluman? tidak, ini aneh. Auranya samar, sedikit tercampur aura manusia dan energi lain," gumam Rou Ya. Sebagai seekor Siluman Eubah Berekor Sembilan, indera penciuman Rou Ya tentulah sangat tajam. Apalagi menyangkut aura sebangsanya. "Rou Ya, apa kau menyadari sesuatu?" Gu Lian Jie merasa juga merasa ada hal yang mencurigakan."Nona Muda, apa seharusnya kita pergi saja? Seperti yang Anda katakan, menyelesaikan masalah di Kota ini bukanlah tugas kita. Sebaiknya, kita tidak perlu terlibat," tutur Rou Ya. Berusaha membujuk agar Gu Lian Jie segera meninggalkan Kekaisaran Lize."Awalnya, aku juga tidak ingin ikut campur. Tapi setelah mendengar cara mereka menjelek-jelekkan ayahku, entah kenapa aku tidak bisa tenang. Padahal, aku juga tidak pernah akur dengan ayahku sedikit pun," tukas Gu Lian Jie. Ia bingung memahami perasaannya sendiri.Jelas-jelas dia tak pernah satu pendapat dengan semua yang dilakukan ayahnya, bahkan kerap menentangnya. Bahkan, Gu Lian Jie tak pernah berkultiva
Baca selengkapnya
BAB 22: ALAM ILUSI
“Nona Muda, apa kau baik-baik saja?” tanya Rou Ya dengan napas memburu dan suara yang terputus-putus karena menahan sakit yang dia rasakan. “Bodoh! Lihat saja dirimu dulu.” Gu Lian Jie dengan sigap mencekal pergelangan tangan Rou Ya guna memeriksa kondisi tubuhnya yang terluka. Gu Lian Jie mengernyitkan kedua alisnya kala merasa ada yang sesuatu yang aneh mengenai kondisi Rou Ya. Dia tahu jelas bahwa Rou Ya adalah Siluman Rubah Berekor Sembilan dan tentu saja struktur nadi dan merdiannya berbeda dengan manusia. Namun, yang membuatnya aneh yakni karena Gu Lian Jie merasakan aliran energi di dalam tubuh Rou Ya yang terasa berantakan. Tidak seperti biasanya. Kali ini, inti siluman Rou Ya terluka parah akibat serangan balik yang melukai tubuhnya. “Rou Ya, apa kau tidak merasa aneh? Kenapa Siluman Rubah Berekor Sembilan sepertimu bisa terluka dengan mudah, apalagi dia gagal melukaimu?” tanyanya bercampur rasa cemas dan penasaran. “Entah Anda pernah mendenganya atau tidak, Klan Rubah B
Baca selengkapnya
BAB 23: RUANG WAKTU
Zang Xu Feng tiba-tiba merasakan dimensi waktu yang berlalu lebih cepat. Jika dikisarkan, waktu telah berlalu sekitar 2 tahun di dalam ruang ilusi. Tempat dan kisah yang terjadi pun masih sama. Ini kisah tentang seorang pangeran yang menyelamatkan seekor rubah dari perut ular. Pemuda itu bernama Liguang Jing Yan. Dia adalah seorang putra mahkota yang akhirnya diangkat menjadi Kaisar 2 tahun kemudian setelah ayahnya meninggal. Ketika ia telah naik takhta, maka para menteri pun memaksanya untuk mengambil seorang permaisuri.“Rubah kecil, tidak terasa kita sudah berteman selama 2 tahun. Sebentar lagi aku akan menikah. Sekarang, aku akan membebaskanmu.” Liguang Jing Yan akhirnya membebaskan rubah kecil itu. Namun, si rubah kecil ternyata enggan pergi. Dia masih sangat ingin bersama dengan Liguang Jing Yan. ‘Apa? Apa maksudmu, kau akan menikah? Liguang Jing Yan, apa kau akan meninggalkanku? Liguang Jing Yan, aku ingin menungguku. Sebentar lagi. Hanya sebentar lagi, usiaku akan mencapa
Baca selengkapnya
BAB 24: IDENTITAS RAHASIA
Ding Huan meleburkan inti siluman miliknya dan menciptakan ruang ilusi untuk membuat Zhang Xu Feng dan para seniornya terperangkap di dalamnya. Dengan demikian, ia dapat menyerap kultivasi mereka secara perlahan. Terutama Liguang Naihe yang memiliki basis kultivasi tertinggi. Seperti yang dikatakan seseorang, Ding Huan percaya bahwa basis kultivasi jauh lebih berguna dibandingkan beberapa nyawa para manusia lainnya.Sayangnya, keinginan Ding Huan tak berjalan sesuai rencananya tatkala Zhang Xu Feng berhasil menghancurkan ilusi dan terbangun dalam tidurnya."HIYAAAATTT!!!" teriak Zhang Xu Feng dengan lantang. Waktu yang sangat tepat, qi energi di dalam tubuh Zhang Xu Feng berkumpul dahsyat, hingga tak sulit baginya untuk menghancurkan ruang ilusi dan membangunkan kedua seniornya."PRRRFFF!!!" Ding Huan memuntahkan banyak darah segar tatkala menerima serangan balik yang semakin melukai tenaga dalamnya sendiri. Ding Huan yang tak kuasa menyangga tubuhnya, kini jatuh tersungkur dengan le
Baca selengkapnya
BAB 25: PAYUNG PELANGI
"Itulah takdir. Manusia hanya bisa berencana, tetapi tetap takdir yang menentukan. Setiap orang dapat jatuh cinta kepada siapa pun, namun pada akhirnya dia harus menikah dengan orang yang pada akhirnya bukan siapa-siapa. Takdir suka mempermainkan manusia, tetapi bukan salah takdir," tutur Gu Lian Jie dengan nada bicara santai seperti biasanya."Kalian lihat sendiri 'kan? Kali ini, bukan Sekte Iblis yang berulah, tapi Siluman Rubah Berekor Sembilan yang dimabuk cinta itu," cetus Gu Lian Jie dengan percaya diri karena telah berhasil menunjukkan mereka tentang kebenarannya."Tidak, justru aku semakin curiga dengan Sekte Iblis. Memang benar bahwa Ding Huan yang menyebarkan penyakit ganas, tetapi aku melihat ada dalang yang menghasutnya. Sialnya aku tidak bisa melihat wajahnya karena dia sangat misterius dan berpenampilan tertutup," cetus Zhang Xu Feng."Benar, aku juga melihat pria itu. Dia yang menghasut Ding Huan untuk merapalkan sihir jahat demi membangkitkan nyawa ayahku. Beruntungnya
Baca selengkapnya
BAB 26: TEBING MERAH KILAT CAHAYA
"Senior!" sambut Mu Gang yang bergegas menghampiri Mu Lan. Sedangkan Liguang Bi Yao dan Liguang Yuan pun menghampiri Liguang Naihe. "Senior, kami sudah memeriksanya," ujar Mu Gang kepada Liguang Naihe. Sebelumnya, Liguang Naihe sengaja menugaskan dan kedua juniornya untuk pergi menuju Sekte Xuanyuan terlebih dahulu guna memerika pertahanan artefak Payung Pelangi. Untungnya, Ketua Sekte Xuan mengizinkan mereka memeriksanya. Sampai hari ini, masih tidak ada masalah dengan pertahanan artefak Payung Pelangi. Ketujuh hewan spiritual kuno tak bereaksi dan masih tertidur tanpa gangguan. Tampaknya, Sekte Iblis memang belum melakukan pergerakan. Namun, bukan berarti mereka harus melonggarkan kewaspadaan. Sebab tak ada yang mencurigakan dan kemungkinan besar Sekte Xuanyuan dapat menjaganya, mereka pun memutuskan untuk tidak ikut campur urusan sekte. Karena hari sudah gelap, malam ini mereka terpaksa harus meninggalkan Sekte Xuanyuan.***"Hanya menghadapi murid-murid lemah saja tidak bisa!
Baca selengkapnya
BAB 27: MALAPETAKA
BAAMMM!!!DUARRRR!!!JDERRRR!!!Ledakan dahsyat terjadi secara tiba-tiba di beberapa tempat, terutama di tempat 7 formasi kilat cahaya berasal. Sementara Zhang Xu Feng dan Mu Lan yang kala itu tengah berada di dalam Lembah Merah, kini mereka terlempar hingga tenggelam ke dalam mata air tempat formasi dipasang.Lonceng peringatan Sekte Xuanyuan segera dibunyikan pada malam itu dan mengumpulkan para murid Sekte Xuanyuan di Aula. Mereka semua sangat panik dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah terjadi di sana.Tatkala para murid telah dikumpulkan di Aula Pertemuan, maka Ketua Sekte pun mulai angkat bicara, "Para murid Sekte Xuanyuan, silakan terima perintah! jaga 7 lembah pelangi dan pertahankan 7 formasi kilat cahaya!" titahnya, "para elite!""SIAP!""Selidiki masalah yang terjadi dan segera laporkan!" titahnya."Baik!"Ketua Sekte Xuan selesai memberi perintah kepada para muridnya. Baru saja hari ini murid Sekte Taiyun datang untuk memperingatkan, tidak disangka kemalangan akan t
Baca selengkapnya
BAB 28: MAKHLUK MISTIS
"Zhang Xu Feng! Sadarlah!" Lagi-lagi Hong Jun sang roh pedang yang menolong Zhang Xu Feng. Hong Jun menggunakan teknik gelembung air dan melindungi Zhang Xu Feng, serta memberikan oksigen di dalam gelembung. Dia mengguncang-guncang tubuh Zhang Xu Feng guna membangunkannya. "Hah! Tolong! tolong! aku tidak bisa bernapas!" Zhang Xu Feng berteriak kehebohan tatkala tersadar dan mendapati dirinya tengah berada di dalam air. Pikirnya dia sedang tenggelam, padahal sebenarnya dia tengah berada di dalam gelembung. Ia bahkan menutup hidup dan menggembungkan pipinya, menahan napas karena ketakutan. "Dasar bodoh! lepaskan tanganmu itu." Hong Jun memaksa Zhang Xu Feng menyingkirkan tangannya yang menutupi hidung. Karena takut menghirup air, Zhang Xu Feng menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia bersikeras untuk tak menyingkirkan lengannya. "Huh... ." Hong Jun menghela napas. "Coba lepaskan tanganmu," titah Hong Jun. "Cepat!" Masih menggeleng-gelengkan kepalanya karena takut. Tak ada cara lain lagi
Baca selengkapnya
BAB 29: MANUSIA DUYUNG
Mu Lan tertegun kala menyaksikan sesosok makhluk aneh yang baru pertama kali ditemuinya. Penampilannya mirip seperti manusia, namun memiliki ekor ikan. Sepertinya, Mu Lan pernah membaca deskripai mengenai ciri-ciri makhluk yang dilihatnya saat ini. "Mungkinkah, ini yang dimaksud manusia duyung?" gunamnya.Tanpa sadar, langkah kakinya membawa ia menghampiri makhluk yang disebut manusia duyung itu tanpa ragu. Seketika hatinya tersentuh dan prihatin kala melihat kondisinya yang mengenaskan. Ekor ikannya telah patah, terpisah dari tubuhnya. Entah siapa yang telah melakukan kekejaman itu terhadapnya. Tak terasa, telapak tangannya menyentuh wajah manusia duyung yang memejamkan netranya. "Wajah yang tampan. Kasihan sekali. Sebenarnya, siapa yang telah melakukan ini kepadanya?" Mu Lan bertanya-tanya. "Ah!" Reflek terkejut dan melangkah mundur kala manusia duyung itu membuka netranya. Tatapannya sangat galak. Netranya memerah karena murka. Ia terlihat sedang mengerahkan kekuatannya, namun t
Baca selengkapnya
BAB 30: RUANG HAMPA UNGU
"Dasar bocah keras kepala. Sudah kubilang, seniormu tidak ada di laut ini. Penciumanku tidak mungkin salah. Aku tidak merasakan adanya aura seniormu," celetuk Hong Jun dengan santainya seraya melipat kedua lengannya."Aku tidak percaya. Apa kau anjing?" timpal Zhang Xu Feng."Hei!" Tidak Terima dengan ucapan Zhang Xu Feng. "sudahlah. Tidak ada gunanya aku bicara denganmu di sini." Tak ingin banyak beromong kosong. Tanpa meminta persetujuan dari Zhang Xu Feng terlebih dahulu, Hong Jun menyeret Zhang Xu Feng pergi hanya dengan waktu sekejap mata.Tatkala Zhang Xu Feng membuka mata, Tiba-tiba dia telah berada di tempat asing. Segala sesuatu yang ada di sana berwarna ungu. Ia tak yakin saat ini dia sedang berada di mana. Tempat yang ia singgahi seperti ruangan hampa yang sangat luas. Hanya terdapat lantai ungu bening dan langit-langit yang juga berwarna ungu."Di mana ini? hei, roh pedang busuk! kau sedang membawaku ke mana? aku ingin kembali sekarang juga! aku harus menemukan senior!" Ma
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status