All Chapters of Mendadak Jadi Istri CEO : Chapter 21 - Chapter 30
30 Chapters
Bab. 21
"Jadi, sebesar itu rasa benci Tuan sama saya? Andai saya gak hilang ingatan, mungkin saya tahu apa sebenarnya yang terjadi. Tapi, karena saya melakukan kesalahan berat, maka izinkan saya untuk meminta maaf .... Mungkin kalau ingatan itu kembali saya akan tahu kesalahan saya yang telah membuat hidup anda hancur. Sekali lagi saya minta maaf, Tuan. Meskipun kenyataannya permintaan maaf ini gak akan merubah kenyataan pacar anda akan kembali. Tap, setidaknya saya mempunyai rasa sesal yang mendalam dan akan menebus semuanya selama hidup saya ...."Rosela bersikap seolah-olah dirinya adalah Salvia dan mengatakan itu semua. Walaupun ia hampir tidak percaya dengan dirinya sendiri karena sudah mengatakan apa yang diucapkannya barusan.Vadlan sendiri terdiam. Ia tidak pernah mengira akan mendengar ucapan permintaan dari Salvia. Tapi, bukan seperti ini yang diharapkannya. Ia ingin wanita itu menderita sampai ingin mati rasanya. Meskipun begitu apakah mungkin kekasihnya akan kembali? Tentu saja ti
Read more
Bab. 22
Sekeras apapun Rosela menyangkal, tapi tubuhnya bisa merasakan kehangatan di bawah sana yang terasa begitu penuh dan mengaduk-aduk bagian intinya.Hingga sebuah ledakan seakan dirasakan oleh Rosela dan membuatnya gemetar dan merangkul tubuh Vadlan dengan kuatnya."Euuuuh, Tuaaaan ...."Suara lenguhan pun lolos begitu saja dari bibir mungil Rosela. Ia untuk pertama kalinya merasakan sebuah pelepasan di saat melakukannya. Bahkan ia tidak sadar jika suaranya itu sampai terdengar ke kamar-kamar para pelayan. Meskipun mereka sama sekali tidak berani untuk melihat apa yang terjadi. Salah-salah mereka akan terkena hukuman nantinya.Sedangkan Vadlan saat ini tersenyum tipis melihat bagaimana Sambil yang sudah mencapai puncaknya. Kembali kini gilirannya yang hendak sampai menuju ke klimaks penyatuan mereka.Hingga pada akhirnya yang tersisa hanyalah keduanya saling mendesah dan melenguh dengan memeluk satu sama lain.Bersamaan Rosela merasakan di bawah sana begitu hangat sampai ke dasar rahimn
Read more
Bab 23
"Katakan padanya untuk tunggu tiga puluh menit lagi. Aku akan kesana," titah Vadlan kepada Kamelia."Anda sendiri yang datang atau dengan Nona Salvia, Tuan muda?" Kamelia buru-buru bertanya untuk memastikan agar bisa menyampaikan dengan benar kepada kakak tirinya Salvia ."Itu bukan urusanmu, Kamelia! Katakan saja seperti yang aku perintahkan!" tegas Vadlan dengan menatap tajam."Ba-baik, Tuan Muda."Kamelia dibuat terkejut dengan sikap Vadlan yang semakin hari semakin bertambah kasar dan acuh kepadanya. Apa karena adanya Salvia sekarang di sisi tuan mudanya? Terlebih lagi semalam ia juga mendengar suara desahan dari balkon kamar tersebut. Hal yang tidak biasa dilakukan cara bercinta Vadlan sebelumnya.Tanpa menunda waktu lagi, Kamelia segera bergegas pergi dari tempat tersebut. Ia memang mempunyai kunci rumah belakang yang berlantai dua itu.Kemudian segera menemui Marshal di ruang tamu mansion.Di sisi lain, Vadlan kembali ke kamarnya dan membersihkan dirinya di kamar mandi.Lalu ba
Read more
Bab 24
Marshal mengepalkan tangannya. Ia sudah menduga jika Salvia tidak akan bisa hidup bebas tinggal di tempat tersebut."Baik, aku akan pergi. Sampai bertemu nanti malam di acara keluarga!" Ia pada akhirnya mengalah, lalu pamit pergi. Setidaknya ada nanti malam untuk bertemu dengan Salvia. Ia ingin memastikan sesuatu dengan berbicara langsung dengan sang adik tiri.Vadlan tidak menanggapi ucapan terakhir Marshal dan membiarkan Marshal angkat kaki dari kediamannya.Sementara itu di tempat lain, Rosela tampak sudah membersihkan dirinya di kamar mandi, lalu hendak berganti pakaian.Namun, pakaian yang ada di dalam lemari sama sekali tidak ada yang benar menurutnya. Itu karena semua pakaian hampir sama seperti semalam yang dikenakannya dan hanya modelnya yang merupakan gaun panjang. Tapi, begitu tipis dan menerawang. Selain itu sejak tadi ia sama sekali tidak menemukan pakaian dalam di kamar tersebut."Gak mungkin kan aku gini aja? Gak pakai dalaman?" gumamnya meringis karena membayangkan bet
Read more
Bab 25
"Apa yang kamu lakukan di sana, Kamelia?!"Vadlan yang sudah selesai dengan Rosela dan masih dalam keadaan tak berbusana itu, tampak menatap tajam ke arah Kamelia yang ketahuan mengintip dirinya dan sang istri tengah memadu kasih.Sedangkan Rosela yang benar-benar kelelahan, terbaring lemas di atas sofa dengan tubuh polosnya.Sementara Kamelia mengerjapkan matanya karena siapa sangka Vadlan mengetahui keberadaannya. Di saat yang sama matanya tak lepas menatap ke arah milik Vadlan yang masih tegak berdiri. Padahal tadi pria tersebut jelas-jelas tampak sudah melakukan pelepasan dengan Salvia, tapi sepertinya menginginkan lagi.'Apa mungkin Salvia mendapatkannya berkali-kali? Padahal aku hanya selalu mendapatkan sekali aja, itu pun kadang-kadang aku gak sampai. Tapi, di udah duluan,' pekiknya di dalam hati yang merasa iri dengan Salvia."Kamelia!" ulang Vadlan karena tidak kunjung mendengar jawaban dari Kamelia."Ma-maafkan saya yang lancang ini, Tuan muda," jawab Kamelia buru-buru. "Say
Read more
Bab 26
"Apa yang kamu lakukan di sini, Kamelia? Lalu kenapa dengan Salvia"Vadlan dengan tatapan penuh menyelidiki menetap ke arah Kamelia. Ia bisa melihat Rosela yang duduk dengan menundukkan wajahnya, seperti telah terjadi sesuatu diantara kedua wanita tersebut. Selain itu juga di lantai tampak ada beberapa pakaian dalam yang berserakan.Kamelia mengerjapkan matanya sambil meneguk ludahnya dengan kasar. Untuk sesaat tangan dan kakinya gemetar. Ia tidak menyangka Vadlan akan kembali ke rumah belakang itu tanpa diketahuinya. Tapi, di situasi seperti ini ia harus bersikap setenang mungkin.Sementara Rosela juga tidak berani mengatakan apapun. Entah itu Kamelia ataupun Vadlan dua orang tersebut sama sekali tidak bisa dipercayainya. Salah-salah jika ia mengadu kepada Vadlan mungkin saja pria tersebut malah tidak akan percaya kepadanya, terlebih lagi karena Kamelia sudah lebih dulu berada di tempat itu dibandingkan dengan dirinya. Maka pasti yang akan dipercaya Vadlan adalah wanita bernama Kamel
Read more
Bab 27
Rosela yang memang masih belum mahir melakukan ciuman, hampir tidak bisa bernafas karena pria tersebut memenuhi seluruh isi rongga mulutnya. Bahkan di akhir malah menggigit bibirnya itu yang membuatnya kesakitan.Menit selanjutnya Vadlan menjeda kegiatan tersebut."Bernafas, Salvia! Apa kamu ingin mati hah?" sentak Vadlan yang terdengar tidak puas mengingat Salvia belum pandai melakukan pertukaran saliva tersebut dengannya. Ada sedikit kesal, tapi sekaligus gemas di sana."Ma-maafkan saya, Tuan. Saya--" Rosela sama sekali tidak diberi kesempatan untuk mengucapkan kata-kata, ketika Vadlan kembali melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.Namun kali ini, Rosela sedikit lebih pandai dari sebelumnya dan bisa bernapas dengan benar serta mulai bisa mengimbangi apa yang dilakukan oleh Vadlan saat ini.Usai puas melakukan permainan bibir itu, barulah Vadlan menghentikan kegiatannya tersebut dan diakhiri dengan tersenyum tipis."Lumayan untuk hari ini," tukasnya mengatakan hal itu kepada Ros
Read more
Bab 28
Ketukan di pintu membuat Vadlan teralihkan dan melepas semua pikiran atau bayangan tentang Salvia alias Rosela."Ini saya, Tuan." Terdengar suara Baswara dari balik pintu."Masuk," sahut Vadlan yang masih duduk di kursi kerjanya.Detik selanjutnya, Baswara masuk ke ruangan tersebut dan menyimpan selembar kertas di atas meja kerja Vadlan."Ini bahan untuk konferensi pers nanti, Tuan muda. Sesuai dengan permintaan alasan sebelumnya. Anda harus periksa terlebih dahulu, mungkin ada yang kurang dan harus ditambahkan atau mungkin ada yang harus dibuang," papar Baswara. Di mana lembaran kertas tersebut berisikan tentang pernyataan Vadlan nantinya bahwa ia sudah menikah dengan anak dari TJ group dan dalam waktu dekat akan mengakuisi dua perusahaan tersebut.Vadlan membaca lembaran kertas tersebut dalam hitungan menit dan ia sudah bisa menilai bagaimana isi dari bahan nanti yang akan ia bacakan."Ya, cukup seperti ini, kamu bisa kembali ke tempat kamu, Bas," tukas Vadlan memberikan perintah."
Read more
Bab 29
"Duh, kenapa bisa jatuh. Ini mungkin gelas mahal! Aku pasti dimarahi nanti."Dengan nada suara yang panik, Rosela segera membersihkan pecahan gelas kaca yang berserakan di lantai."Aw."Rosela meringis kesakitan karena ujung jarinya tidak sengaja mengenai pecahan kaca gelas kaca yang sedang dibersihkannya saat ini.Namun, dia tidak mempedulikan rasa sakit yang ada di jarinya itu dan secepat mungkin membersihkan pecahan kaca itu dan membuangnya ke tempat sampah."Apa gak ada kotak P3K ya di sini," gumam Rosela yang hendak mencari plester untuk menutupi ujung jarinya yang terluka. Ia mencari di setiap sudut tempat tersebut tidak ditemukannya kotak peralatan untuk pertolongan pertama.Rosella pada akhirnya membiarkan luka yang ada di tangannya itu, kemudian kembali duduk menata televisi seperti sebelumnya. Memang cukup membosankan, tapi hal itu lebih baik karena dirinya sama sekali tidak melakukan pekerjaan berat selama di tempat itu. Padahal ia di sana bisa makan dan tidur dengan nyaman
Read more
Bab 30
"Saya pikir anda baik-baik saja untuk sekedar bisa mandi sendiri," ucapnya yang sebisa mungkin untuk menyangkal keinginan Vadlan.Namun, Vadlan malah tersenyum samar mendengar bagaimana Rosela yang terkesan tidak ingin menuruti keinginannya."Kenapa kamu tidak mau bukan?""Bu-bukannya gak mau, Tuan," jawab Rosela buru-buru. Ia sudah bisa menebak dari nada suara Vadlan bahwa pria itu sebenarnya saat ini sedang marah kepadanya."Kalau begitu apalagi. Cepat bangun dan bantu aku ke lantai atas," tukas Vadlan memberikan perintah kepada Rosela."Baik, Tuan." Rosela segera beranjak dari pangkuan Vadlan, dalam membantu pria tersebut untuk bangun hingga berjalan dengan hati-hati menuju anakan tangga.Baru saja keduanya bangun, terdengar suara pintu depan. Kemudian ada suara derap langkah kaki menuju ke ruang tengah.Itu adalah Kamelia yang mana wanita tersebut baru saja mendengar tentang Vadlan yang mengalami kecelakaan mobil. Ia langsung ke tempat itu dengan berlari untuk memastikan keadaan V
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status