Semua Bab Pria Tepat Untuk Karina: Bab 21 - Bab 25
25 Bab
21. Berpisah?
Bab 21 Karina menangis sendirian di dalam kamarnya setelah Evan meninggalkan gadis itu. Pria itu pergi untuk menenangkan diri, semuanya kacau setelah penjelasan Evan.Sebenarnya, yang Karina mau adalah Evan tegas memilihnya. Namun sepertinya, hutang Evan terlalu banyak pada Lea.Sejujurnya, kini Evan juga di hantui rasa bersalah kepada kedua gadis itu.Lea adalah wanita yang menemaninya di kala dia terpuruk. Bisa di bilang, karena Lea lah kini Evan bisa menjadi seorang yang amat bisa di andalkan.Di sisi lain, ada Karina. Pria yang membuat Evan percaya bahwa dia bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. Karina seperti penghangat di tengah musim dingin.Evan memutuskan pergi ke rumah Lea. Dia akan memastikan perasaanya lagi sebelum benar-benar mengambil keputusan.Pria itu mengetuk pintu apartemen Lea yang letaknya tidak jauh dari miliknya.Wanita berambut pirang itu membuka pintu “Evan. Ada apa?” tanya Lea, dia p
Baca selengkapnya
22. Aku anak siapa?
Bab 22 Karina dan Evan duduk di kafe paling dekat dari kantornya. Dia tidak mau ribut di depan kantor. Itu jelas sangat memalukan.Keduanya memesan minuman yang berbeda. Evan dengan kopi panasnya sementara Karina memilih teh hangat.“Karina, sebenarnya kamu mau kemana? Aku mencari mu di apartemen tadi.” Ungkap Evan.Karina masih tersenyum dan fokus menatap jendela yang di lewati beberapa orang “Aku mau cuti,Evan.”“Karena masalah ini?” pria itu menghela nafas panjang.“Jawabannya iya dan tidak. Semalam,aku seperti ada di neraka. Tiap detik aku menunggu mu, aku tidak suka merasakan hal seperti itu,Evan.” Jelas Karina.Evan seperti habis di tinju, Karina menunggunya sementara dia mendapatkan malam yang panjang bersama Lea. Evan merasa menjadi pria paling jahat sekarang.Perlahan dia meraih tangan Karina “Maafkan aku. Aku selalu mencoba menyelesaikan masalah dengan caraku sendiri.”Karina melepaskan tangan Eva
Baca selengkapnya
23.PECAH!
Bab 23Seorang pria dengan tubuh tinggi berdiri di ruang tamu dengan tidak sabaran. Dengan jas hitamnya, pria berusia 42 tahun itu terlihat lebih muda daripada usianya.Dia menggosok tengkuk lehernya berkali kali dan bicara dengan Papa menanyakan Karina yang belum keluar dari kamarnya sejak dua hari yang lalu.“Di mana,Karina?” tanya pria itu dengan wajah tegang.Papa berdehem “Beri dia waktu,Jonathan. Dia sangat terkejut, ini bukan sesuatu yang bisa kamu selesaikan hari ini. Aku paling merasa bersalah di sini.” Papa menegaskan setiap kalimatnya pada pria itu.Pria bernama Jonathan itu kembali menghela nafas panjang. Dia ikut duduk di bangku ruang tamu bersama Papa. Rasanya dia seperti ingin melompat ke kamar Karina dan mengajak gadis itu bicara.Kekesalan Jonathan pada diri sendiri karena tidak mengakui Karina sejak dulu. Tapi saat Karina lahir, pria itu masih terlalu muda dan tidak mungkin bisa membesarkan seorang gadis.Kini dia su
Baca selengkapnya
24.Kunjungi aku
Bab 24 Keheningan yang mencekam antara Karina dan Jonathan. Gadis itu terengah-engah, dia puas setelah semua isi bak cuci piring itu pindah ke lantai dengan kondisi yang sudah tidak utuh.Papa turun dari kamar, dia begitu terkejut dengan keributan yang baru saja dia dengar. Jonathan menggeleng agar kakak iparnya itu tidak ikut campur.Keributan barusan bisa menjadi awal yang baik untuknya.Embusan nafas Karina keluar dengan cepat, dia menatap Jonathan dan Papa bergantian.“Apa kalian tau! Aku mengalami masalah mental karena merasa diriku ini adalah orang yang jahat karena merusak ketenangan rumah tangga orang lain!” jerit Karina di depan wajah Jonathan. Dia sampai tidak sadar kalau sekarang kakinya berdarah karena menginjak pecahan kaca yang ia pecahkan sendiri.Jonathan menatap anaknya dengan penuh kepedihan. Dia meraih tangan Karina “Maaf’kan aku. Ijinkan aku menebus semua kesalahan ku,Karina.”“Kenapa baru sekarang?”
Baca selengkapnya
25. Permintaan Tia
Bab 25 Hari jumat ini Karina sedang menunggu Mama. Dia memakai baju protektif lengkap dengan masker dan penutup kepala. Gadis itu mengusap tangan Mama yang mulai keriput.“Ma, hari besok lusa aku harus pulang. Perut Tia juga semakin membesar, dia tidak bisa ke sini. Sementara Papa semakin sehar.” Karina meringis “Sepertinya, setelah aku menerima Jonathan sebagai Ayah ku. Papa menjadi lebih ceria dan perduli padaku.”Karina tertunduk menatap lima jari yang sangat ingin dia selamatkan itu.“Maafkan aku,Ma.” Bisik Karina.Saat dirinya hendak keluar, tiba-tiba suara mesin saling bersautan. Karina tau ini bukan pertanda baik, dia langsung memencet tombol untuk memanggil staff medis di sana.Tak lama kemudian, dua orang memakai seragam perawat dan seorang pria yang di dadanya bertuliskan nama dokter Nelson Owen itu mulai mengecek Mama.Seorang perawat mendorong Karina menjauh agar tidak meng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status