Bercinta Denganmu

Bercinta Denganmu

By:  Chida  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
301 ratings
111Chapters
449.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Terlahir dari keluarga broken home, Shesa seorang model papan atas yang hidup dalam pergaulan bebas, tak lepas dari hingar bingar kehidupan malam dan cinta satu malam. Mencari kepuasan dan kebahagiaan jauh dari keluarga yang tak pernah memberikannya kasih sayang. Hingga pertemuannya dengan seseorang yang membuatnya merasakan cinta yang sesungguhnya.

View More
Bercinta Denganmu Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Revansyah Sunah Re
baca y ngulang
2023-08-28 13:25:21
1
user avatar
Yen Lamour
Ceritanya menarik, semangat terus ya kak thor ^^ izin numpang promo ya, ada yg suka mafia romance? Yuk mampir juga ke tempatku. Siapa tahu jg suka. Terima kasih ya kak thor & kakak semuanya ^_^
2022-08-04 18:48:49
1
user avatar
Juwant Ndari
penasaran sama cerita selanjutnya
2022-07-26 14:52:59
1
user avatar
Fera Hikmaramayanti
chida .. ...️...️
2022-04-29 06:23:23
1
user avatar
jannahsaid
Hai....salam kenal. Baca novel DIMADU SAAT HAMIL yaaa...sudah tamat. Terima kasihhh...
2022-03-23 17:50:08
1
user avatar
dtyas
ditunggu karya berikutnya, mampir juga ke karya aku ya .......
2022-03-14 20:04:20
2
user avatar
Muti
Terima kasih ka Chida. Love you Ka ...️
2022-02-26 09:20:08
2
user avatar
Muti
Yeaaay happy ending yaa semuaaa. Love you to the moon and back too.
2022-02-26 09:19:31
1
user avatar
Anies
TAMAT makasih kak chida author kesayangan, makasih udah kasih cerita yang luar biasa ini, cerita yang banyak pelajaran berharga yang bisa kita petik di dalamnya.. makasih... di tunggu karya selanjutnya dan sukses selalu
2022-02-26 07:02:47
1
user avatar
Enisensi Klara
Akhirnya semua bahagia, terima kasih Mak untuk ceritanya yang begitu apik ,ditunggu karya selanjutnya,lope lope ... sekota Bekasi ............
2022-02-26 00:35:16
1
user avatar
Muti
Yeaaay. Welcome to the world babys A
2022-02-25 13:20:58
1
user avatar
Anies
happy anniversary om dan tante... dan selamat juga buat pandu sama anggi atas kelahiran baby twins nya... aku turut merasakan bahagia untuk kalian semua
2022-02-25 07:02:13
1
user avatar
Muti
Yeaaay, happy wedding Windu Aya. Selamat jugaaa buat kehamilan Aya
2022-02-24 06:02:41
1
user avatar
Enisensi Klara
Selamat Aya Winwin ....untuk pernikahannya ,dan selamat jadi.calon ayah ibu...
2022-02-23 21:58:23
1
user avatar
Anies
aya hamil beneran nih kayaknya.. haah cepet nikah ya kalian.. aku udah bikin kebaya nih buat kondangan makasih kak chida.. next... dan tetep semangaaaat
2022-02-22 07:26:25
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 21
111 Chapters
1. Terjebak Masa Lalu
Lelaki itu turun dari tubuh Shesa yang membuatnya melayang ke angkasa malam itu. Menjadikan lengan kekarnya sebagai bantalan untuk kepala sang gadis.    Tak berapa lama, lelaki itu menatap langit-langit kamar, sementara Shesa di sebelahnya masih sibuk membuat lingkaran dengan jari jemarinya di dada lelaki itu. "Sha ... aku mau jujur sama kamu," ujarnya dengan wajah serius namun tangannya masih memberikan belaian lembut di pundak Shesa.  "Aku sebenernya— aku sudah menikah," ujar Catur ragu-ragu.   "Whattt?" Shesa menarik selimut agar menutupi seluruh tubuhnya, lalu berdiri.   "Gila lo ya ... Pergi lo!" Seru gadis itu lantang, "segila gilanya gue, gue anti maen sama laki orang... Pergi lo!"   "Maaf, Sha ... maaf aku baru mengatakannya sekarang, aku gak bisa membohongi diriku sendiri, aku suka hubungan kita tapi—"   "Pergi ... sebelum gue panggil keamanan kesini ..
Read more
2. Wanita Karier
"Kurang ajar juga si Catur ya, gue kira dia single." Nina menepuk jidatnya.   "Jangankan elo, gue aja masih gak percaya sampe detik ini... Astaga Nin, itu laki orang, gue gak pernah maen sama laki orang, gue kira tiga bulan ini gue udah beneran tobat, Catur nerima gue apa adanya, ternyata dia sama brengseknya dengan yang lain."   "Yang gue heran, kenapa sama lo dia jujur ya Sha? bilang kalo dia udah nikah... Njiiirrr bini nya baru lahiran dua bulan lalu."   "Dua bulan lalu baru ngelewatin masa nifas Nin, berarti selama tiga bulan sama gue, dia lampiasin hasratnya sembari nunggu bini nya kelar masa nifas, emang gak ada otak." Wajah Shesa memerah menahan marah.   Untung saja coffeeshop milik Nina pagi ini masih sepi, jadi mau sekeras apapun suara Shesa menyalurkan kemarahannya juga tidak ada yang perduli.   "Cariin gue kerjaan deh Nin, gue capek jadi model begini, kesenangan yang g
Read more
3. Membuntuti
Bunyi jam weker menggema di kamar Shesa. Tepat pukul lima pagi, suara itu membuat matanya harus terbuka. Jika saja hari ini bukan jadwalnya dia harus berangkat ke Bali mungkin dia akan terbangun pukul tujuh dan masih menyempatkan dirinya untuk menikmati secangkir kopi latte di meja makan. Shesa harus bergegas, dia harus sampai di bandara pukul sembilan sedangkan situasi jalan di pagi hari kota besar ini begitu padat merayap, belum lagi Shesa harus menunggu orang bengkel untuk mengambil kunci di apartemennya, agar bisa membawa mobilnya ke bengkel.   "Mas nya dimana? Atau gini aja deh, saya taruh kunci mobil di lobby apartemen ya ... nanti Mas bilang aja sama resepsionisnya, atas nama saya," ujar Shesa pada orang bengkel di seberang sana.   Terburu-buru Shesa masuk ke dalam taksi yang akan mengantarkan dia ke bandara pagi ini. Jika saja urusan mobil bisa dia selesaikan semalam mungmjn dia tidak akan telat untuk urusan kunvu saja.
Read more
4. Perkenalan Lagi
Meeting selesai dalam waktu hampir dua jam, dengan agenda jika besok akan di mulai kembali. Dan perusahaan membebaskan acara malam ini untuk para staff.    Shesa berjalan menuju lift seorang diri, seperti biasa Reta selalu meninggalkannya dengan alih masih harus membahas beberapa poin saat  meeting tadi, padahal sebenernya besok pun masih bisa di lakukan.   "Jangan di tutup," seru suara dari luar lift saat Shesa sudah menekan tombol close, buru-buru Shesa menahannya.   "Makasih," ujar lelaki itu.   "Astaga, dia lagi," gumam Shesa.   Lelaki itu bersandar di dinding lift, dengan satu tangan berada di kantung celananya memperhatikan Shesa yang menggulir layar gawainya.   "Ketemu lagi kita," ujarnya membuka pembicaraan.   "Iya, padahal aku udah berdoa, semoga gak ketemu lagi," kata Shesa dengan senyum tipis.   "
Read more
5. Terhanyut
Pagi itu Shesa berjalan sedikit terburu-buru bersama Reta. Memasuki ruangan rapat yang sudah di penuhi oleh banyak orang di dalamnya. Shesa hari itu mengenakan rok sepan hitam sebatas lutut dengan kemeja berwarna baby pink, dan laptop di tangan kanan serta tas yang berada di kiri lengannya.   Duduk di meja yang bertuliskan namanya , mata Shesa seperti mencari seseorang. Mata itu bersitatap dengan obyek yang dia cari. Alvin sedang menatapnya, lelaki itu melempar senyuman. Meeting hari kedua ditujukan pada masing-masing divisi untuk melakukan presentasi di bagian masing-masing. Dan, hari ini divisi yang Shesa tempati mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kelebihan serta bagaimana mereka membantu perusahaan agar selalu di pandang baik sebagai salah satu perusahaan tekstil terbesar di negara ini. Shesa di tunjuk sebagai pembicara dari divisi Humas, wanita berumur 27 tahun itu berjalan sangat anggun. Aura model papan atas yang dulu sempat membawanya d
Read more
6. Rasa Itu
"Vin," lirih Shesa. "Hhmm." Alvin membuka satu per satu kancing kemeja Shesa, tangannya meraba dada Shesa sementara tautan bibirnya tak berhenti. Alvin menikmati permainan lidah Shesa di dalam rongga mulutnya. Ciuman Shesa begitu menghanyutkan, mereka sama-sama terbuai. Hingga akhirnya Alvin menarik mundur tubuhnya, menata mata Shesa yabg masih sendu. Kemeja Shesa sudah terbuka, buah dadanya begitu sempurna, pandangan Alvin turun pada dada yang masih terbalut bahan berenda berwarna nude itu. Alvin mengecupi dada Shesa, tubuh Shesa menegang ketika perlahan Alvin membuka pembungkus dadanya. "Vin,"lirih Shesa membusungkan dadanya. Alvin hanya bergumam, dia lebih memilih menikmati permainan lidahnya di puncak dada Shesa dan mendengarkan lenguhan suara Shesa yang merdu di telinganya. "Sha ... aku mau kamu," ujar Alvin, tangan lelaku itu turun menyusuri perut datar milik Shesa sampai pada pembatas rok yang Shesa kenakan. "Jangan," ujar Shesa
Read more
7. Tawaran Mendadak
Sebuah minibus mengantarkan Shesa dan beberapa orang menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai. Shesa tak habis pikir atas apa yang dilakukan oleh Alvin saat terakhir mereka bertemu tadi, tiba-tiba menarik tubuhnya lalu mendaratkan ciuman yang sama seperti malam sebelumnya. Shesa menggeleng lalu tersenyum, sudah dipastikan wajahnya merona merah.   Jatuh cinta? Apa itu? Shesa belum pernah merasakannya sedalam ini bahkan dengan Catur si brengsek itu sekalipun. Senyum samar itu seketika hilang saat mengingat nama Catur kembali hinggap di benaknya "Sha, ayo ... siap-siap boarding," ujar Reta yang berjalan di depan Shesa. "Hari Senin, Pak Alvin gosipnya sudah bergabung di perusahaan kita," kata Reta menghempaskan tubuhnya duduk di sebelah Shesa. "Oh, selama ini ... maksud aku sebelumnya dia dimana?" "Gak tau ... gak jelas juga, ada yang bilang dia punya usaha sendiri di luar negeri ada yang bilang menghamburkan uang keluarga, entah mana yang benar."
Read more
8. Makan Malam
"Membicarakan apa?" tanya Alvin yang langsung saja masuk ke ruangan sekretaris sang Ayah. "Pak Alvin, silahkan duduk," ujar Bu Sinta. "Biar di sini saja, Bu Sinta ... tadinya saya ingin meminta bantuan untuk mencarikan file produk, ternyata Bu Sinta sedang ada tamu." Alvin berdiri di samping Shesa. "Ah ... hanya berbincang mengenai posisi kosong sebagai sekretaris Pak Alvin, sudah ada dua kandidat dan satu lagi saya menawarkan posisi itu pada Shesa." "Hasilnya?" tanya Alvin melirik Shesa dengan ekor matanya. "Saya pikirkan dulu, Pak Alvin ... saya baru bekerja hitungan minggu di perusahaan ini, jadi saya tidak ingin gegabah mengambil keputusan, apalagi untuk posisi yang di tawarkan pada saya bukan lah bidang yang saya geluti," ujar Shesa. Alvin hanya mengangguk, "ok ... silahkan dipikirkan," ucap Alvin lalu berlalu keluar dari ruangan itu. "Sebaiknya dipikirkan lagi, Sha ... aku lebih tertarik sama kamu di banding yang lain, ta
Read more
9. Permainan Hati
"Sha." Suara itu terdengar lirih, seakan meminta sesuatu yang menjadi candunya. Alvin semakin mendekatkan tubuhnya, sapuan nafasnya semakin terasa hangat menerpa wajah Shesa. Alvin menautkan bibirnya pada bibir Shesa, menyesapnya lama. Shesa menikmati setiap gigitan-gigitan kecil di bibirnya, matanya terpejam sedangkan tangannya membelai lembut rahang lelaki itu. Alvin menarik pagutannya, matanya menatap sendu mata Shesa yabg baru terbuka saat ciuman itu berakhir.  "Aku gak tau ini apa, tapi aku ngerasa sesuatu berbeda saat pertama kali ketemu kamu," bisik Alvin di telinga Shesa.  Alvin kembali menautkan bibirnya, kali ini lidah mereka saling menari di dalam sana, tangan Alvin menahan tengkuk leher Shesa, menciumnya semakin dalam. Tangan lelaki itu turun ke dada Shesa, payudara wanita itu terasa padat di tangan kekar milik Alvin. Shesa melenguh saat cengkraman itu semakin kuat meremas dadanya. "Vin ...."  Shesa menarik dirinya,
Read more
10. Perih
Suara ketukan di pintu membuyarkan konsentrasi Alvin dalam mengerjakan pekerjaannya. Budiman Atmaja, ayah Alvin datang menemui putranya bersama seorang wanita berkulit putih bening, bermata indah dan mempunyai rambut berwarna coklat keemasan. "Hai, Alvin," sapa Soraya. Wanita dengan tinggi badan 165 sentimeter itu berjalan mendekati Alvin dan memberikan kecupan di pipi lelaki itu. "Papa kesini mau nganterin Soraya, ajak Soraya makan malam ya ... jauh-jauh dari Bali sudah pasti harus kamu jamu dengan baik," ujar Budiman pada Alvin. "Kenapa gak Papa sama mama aja yang makan malam sama Soraya? Alvin masih banyak pekerjaan." Alvin berusaha menolak, jelas dia ingat sekali janjinya pada Shesa malam ini. "Papa masih ada urusan, kalo mama kamu ... tau sendiri lah jadwalnya padat, kan." Budiman menepuk pundak Soraya. "Soraya, Om tinggal dulu ya ... butuh apa-apa selama di sini, bilang aja sama Alvin." Budiman lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.
Read more
DMCA.com Protection Status