Rahasia yang dijaga selama tiga tahun malah mendadak ketahuan sama orang macam pria itu, pakai baju seragam aja ngga... sudah pasti bukan orang baik-baik. Dia ngga akan sembarangan bicarakan.. Dalam hati Lisa bertanya dengan diri sendiri, entah apa yang dipikirkannya.
"Lisa... Saya kembali" dari kejauhan suara Miya terdengar. "Wah ada Aldy!! Kalian salung kenal?" timpal Miya yang sudah ada di sebelah Lisa. "Hmmm.. Dah" berjalan menjauh pria tersebut sambil melambaikan tangan kepada mereka berdua.
"Ah.. dibandingkan kak Galih yang ramah, saya lebih suka yang auranya agak nakal" gumam Miya. "Orang seperti itu apa yang disukai sih.." Lisa menyela omongan Miya.
Disisi lain, Lisa melihat Galih yang telah selesai main bulutangkis, tak lama kemudia ada seorang gadis menawarkan dia air mineral dan membersihkan wajah pria tersebut yang dipenuhi keringat yang keluar.
Terkadang Lisa merasa iri dan kesal pada orang lain dan dirinya sendiri. Kenapa dirinya tidak berani mengungkapkan rasanya atau paling tidak bisa dekat dengan seseorang yang dia cintai dan kenapa orang lain mudah untuk bisa dekat dengannya sedangkan dirinya tidak punya nyali walaupun cuma sebatas dekat sekalipun, dalam benak Lisa berkata demikian.
"Yang lagi tidur ayok bangun!" guru itu berkata demikian.
"Aduh" Lisa terbangun karena mendapat lemparan sebuat kertas dan dia melihat sekelilinya. Dia melihat ke arah Miya dia tersenyum dan melambaikan tangannya. Lisa membuka kertas tersebut dan membaca tulisanya "Pulang sekolah ayo ke toko, minuman dingin baru itu hari ini ada diskon lho!"
Terlihat lisa sedang menulis sesuatu dibalik kertas itu kemudian dia memberikan ketas tersebut kepada miya lewat beberapa teman yang duduk diantara Lisa dan Miya. "Maaf ya, hari ini saya masih ada kelas tambahan, lain hari dehh~" dengan muka masam Miya membacanya.
- Pulang sekolah -
Meskipun mamanya Lisa ingin dia masuk kedokteran, tapi sebenarnya dia lebih suka melukis. Karena belajar melukislah dia bisa bertemu dengan Galih yang begitu lembut. Tetapi perasaan yang terpendam sejak SMP itu tidak bisa tersampaikan.
"Disini garisnya harus lebih lurus" membayangkan seseorang mengomentari lukisan wajah Galih pas di dekat telinga Lisa.
Degg.. Degg...
Degg.. Degg..
Meskipun sebatas angan-angan belaka dia masih berharap keajaiban terjafi karena tidak mungkin Galih tau perasaanya saat ini bila dia tidak mengungkapkannya.
Sulit mengungkapkan perasaanya saat ini, bingung harus bagaimana dia takut bertindak ceroboh. Mau mengungkapkan perasaanya tidak bisa dan takut akan kecewa, dan haya bisa melukis wajahnya juga sudah senang.
Hanya hobinya melukislah yang bisa mengungkapkan perasaanya saat ini, hobi melukis sangat cocok untuk seseorang yang seperti dia pendiam. Hanya dengan imajinasi tanganya bisa menari diatas kertas, kuasnya pun seolah bergerak dengan sendirinya menari nari diatas kertasnya.
Waktu pun seolah terasa begitu cepat berlalu, kemudian dia begegas merapih kan peralatan melukisnya dan beranjak untuk pulang.
Dia pulang sendiri tak selang berapa jauh dari sekolah melihat dua orang yang sedang berduaan.
"Itu bukannya cowok nyebelin itu ya... " kata Lisa dan mendekat ke arahnya untuk memastikan.
"Bukannya kamu bilang ngga akan ketemu aku lagi?" seseorang pria nampak berbicara dengan wanita."Bukannya itu Aldy? Ohh.. Pergi malam-malam sama pacar? Tampak mencurigakan ckkkck..." gumam Lisa dalam hati yang sedang mengamati seorang pria dan wanita dengan bersembunyi di belakang pohon terdekat dari mereka berdua."Jangan bilang begitu, Aku cuma kangenn.... Ingin tahu bagaimana keadaanmu...""Yang cemas itu seharusnya kamu reporter majalah itu ada dimana-mana kan?"Sebuah pertanyaan seseorang wanita di balas dengan nada yang naik oleh Aldy."Tapi... baiklah ... tapi jangan lupa telpon ya!" wanita itu berkata kepada Aldy.Kreekk..Kaget!"Siapa itu, cepat keluar" bergegas wajah Aldy memandang sekitarnya."Maaf aku ngga sengaja dengar... kalian kelihatan lagi serius, makanya..." Lisa berbicara dengan terbata-bata. Belum selesai berbicara penjelasan gad
Entah merasa risih dengan keadaan semua membahas dia dan penuh dengan pandangan sinis. Lisa merasa penuh kebingungan kenapa satu sekolahan jadi tahu masalah ini dan dia menebak-nebak semua ini pasti ulah Aldy.*Kriiingg...!!Kriingg....!!Menandakan jam istirahat, Setelah guru keluar Lisa langsung berlari untuk menghindari omongan-omongan siswa siswi yang terus membicarakan dia dibelakang dan memandang Lisa sinis. Langsung langkahnya terhenti setelah melihat Galih berada agak dekat didepannya.Kalau begini... Apakah kak Galih sudah tahu aku suka sama dia? Kalau dia juga tahu aku sudah tidak bisa menghindar lagi dan harus terus terang sama kak Galih bisik Lisa dalam hatinya seolah tidak ada jalan lain kalo Galih sudah tau semuanya dia Berani atau tidak berani harus terang langsung mengungkapkan perasaannya selama ini yang dia jaga bertahun-tahun.Ehm..Tiba-tiba muncul
"Sial! Sial! Apes aku" satu kalimat itu yang hanya keluar dari mulut Lisa.Semakin bingung Miya dengan temannya satu ini, tanya Miya "Kenapa? ada apa sih sebenarnya? Cerita sini ngga papa kayak sama siapa aja kamu""Aku lihat sesuatu yang bikin aku sial hari ini" dengan wajahnya ditutupi kedua tangannya.Miya menjelaskan, biasanya seorang Lisa ngga senang ngga marah selalu flat, dan akhir-akhir ini ngga teratur, lusuh berbeda hari hari biasanya."Kamu aneh banget akhir-akhir ini tau ngga, ngga seperti biasanya gatau ada masalah apa yang kamu sembunyikan" ditutup pertanyaan."Ahh..! Masa iya kah ? ngga ada apa-apa kok ngga ada yang aku sembunyiin juga santai mungkin perasaanmu saja yang khawatir sama aku" jawab Lisa sekenanya."Habis ini kelas olahraga, kita ke lapangan yuk" ajak Miya sambil menarik tangan Lisa. Sedangkan Lisa hanya menganggukkan kepala saja bertanda mau di ajak.Keadaan dilapangan t
Tangan Aldy menutup mulutnya sendiri, menahan ketawa melihat reaksi Lisa yang tidak bisa apa-apa didepan Galih. "Baguslah kalau begitu, kamu dulu orangnya ngga banyak bicara, kalau ngga bilang mana ada orang yang tau?" ujar Galih kepada Lisa sambil nenundukkan badan karena tinggi mereka berbeda dengan satu tangannya mengusap ke kepala Lisa. "Cari aku kalau butuh apa-apa yah, ngga usah sungkan ataupun malu-malu oke?" tambah Galih sambil mencubit pipi Lisa yang gemesin itu. Lisa tidak bisa berkata apa-apa lagi, pipinya yang memerah tidak bisa ditutupi. Kemudian Aldy dan Galih menjauh melambaikan tangan juga mengucapkan sampai jumpa lagi. Obrolan kecil antara Lisa dan Miya yag terdengar saat ini, mereka memuji Galih yang kharismanya tidak kalah sama Aldy yang mendapat penghargaan cowok terganteng satu sekolahan itu. Dalam benak Lisa masih berpikir apa mungkin semua yang dilakukan ini karena Aldy? apakah dia beneran m
Aku tidak pernah tahu apa-apa selama ini, begitu lama aku suka senior, tapi apa aku justru tidak tahu apapun tentang senior bahkan aku tahu hal ini dari cowok jelek itu .... Aku merasa terlalu naif selama ini.....Saat ini ribuan kata-kata penyesalan terlintas dikepala Lisa, entah kenapa merasa sakit hati dalam banget."Haaa.. Haaa.. Haa.. Reaksimu itu lucu abis pokoknya" Aldy yang dari tadi menahan ketewa akhirnya tidak bisa ditahan lagi melihat raut wajah Lisa, dia begitu geli melihatnya."Hah?" tanya Lisa merasa kebingungan."Aku tadi hanya bercanda kok santai sedikit kenapa, serius amat" jawab Aldy yang masih tertawa lepas."Ngga usah segitu takutnya dong! Haa.. Haa.. Haa.. ! langsung percaya aja sama omongan orang ngga ditelusuri dulu benar ngganya" sambung Aldy sambil memegang perutnya yang sakit dari tadi tertawa terbahak-bahak sampai sakit perut."Kira-kira dong kalau mau ngerjain orang itu!" ujar
Syurr...!!Sebuah mobil melaju dengan cepat melewati genangan tepat dihadapan Lisa dan Aldy.Reflek Aldy langsung menyelamatkan Lisa menutupi agar terhindar dari percikan genangan yang akan mengenai wajah mereka berdua menggunakan jaket."Sudah tau ada genangan masih saja ngebut!" kesal Aldy dan melanjutkan kalimatnya yang masih kesal "Kamu juga bodoh ya! Mobil mau lewat saja kamu ngga tau"Langsung tersentak kaget mendengan kalimat terakhir, padahal baru saja dia mau mengucapkan terimakasih malahan berkata pedas lagi terhadap dirinya."Ehh.... Kalian...!!! Kenapa pakaian kalian jadi dekil begitu" terkejut Galih melihat dua temannya yang terlihat dekil.Mereka berdua pun bekerjasama menjelaskan bahwa tadi ada mobil lewat didepannya dengan kecang.... penjelasan panjang lebar secara detail."Eh senior! Lisa... !" sapa gadis dari belakang Lisa.Merasa bingung Lisa dan Aldy tidak ba
Tangan Aldy masih didagu menaikkan wajah Lisa yang dari tadi menunduk, terlihat Aldy sedang mengomentari Lisa."Kamu itu seperti ngga bisa senyum ya ? Rusa bodoh!" ujar Aldy.Tidak selang beberapa lama lisa mendengar omongan Aldy, Lisa pun mulai tersenyum."Bukan senyum datar seperti itu. Bodoh!" Lanjutan kalimat tadi.Dari kejauhan Galih dan Maya melihat mereka berdua seperti pasangan yang aneh. "Lisa! Kamu berdua sudah selesai belum, aku dan kak senior sudah selesai tinggal mau bayar nih " teriak Maya sambil melambaikan tangannya."Hah! Banyak banget barang yang dia beli""Ngga kurang banyak tuh" ujar mereka berdua kaget melihat belanjaan Galih dan Maya."Lisa, Rusa kecil. Kelihatanya bagus kok, cocok di kamu." terlihat tersenyum Galih sambil mengatakan itu sama Lisa."Ah, makasih kak" jawab Lisa lirih.Cukup satu kalimat saja, Dia bisa membuat perasaanya lega dan melambung tinggi la
"Kalau pas kebetulan cowok itu orangnya ramah, kasih dompet saja gimana? atau syal rajutan juga boleh tuh." kata Miya "Eh! tapi ini belum musim dingin, ngga apa kasih syal?" imbuh Miya.Dengan memikirkan omongan Miya, dia ingin kado yang special tentu yang kreatif juga. "Tapi mau kasih kado apapun juga tetap butuh money kan.... jadi.... ? " bergumam lirih Lisa.Tak selang lama berfikir, Lisa langsung lari kencang masuk ke dalam toko roti dan berteriak "Miya! Aku minggu ini bakal ganti makanan jadi makan roti!""Yeah! Akhirnya Lisa sadar juga, semangat!" dengan wajah penuh semangat Miya akhirnya senang lihat sahabatnya berubah.Di dinding toko terdapat poster menu roti baru yang begitu menggoda. Sambil menunggu pelayannya dia membaca tulisan poster menu roti baru itu "Diskon produk baru! Rasa favoriteku lagi, cokelat almond! Uhh.. "'Ngga boleh! Harus hemat!' benak Lisa"Pak, mau beli kue gulung yang lima ribu it