Inara sangat gelisah. Nick dan Kirei datang dari tempat gelap membawa cerita luar biasa yang membuat teman-temannya percaya dan menerima Nick untuk bergabung dalam perjalanan menuju basecamp.
Nick Alphonse mempunyai saudara kembar bernama Nick Alphonse Junior. Mereka berdua pemain bola profesional. Nick Junior bermain di klub divisi I di negeri sendiri.
Nick pulang ke negeri itu sebenarnya untuk berlibur sebelum memperpanjang kontrak dengan klub liga tanah air. Tapi kematian yang menimpa saudara kembarnya membuat dia merubah rencana itu.
Ayah Nick seorang ilmuwan botani. Tiga tahun lalu diculik dan dipaksa bekerja pada mafia internasional yang beroperasi di bidang obat-obatan terlarang, dengan kedok laboratorium botani modern yang berdiri secara legal di pulau terpencil ini.
Nick Junior ingin membebaskan ayahnya, maka itu dia masuk jadi anggota mafia. Dalam waktu singkat dia jadi orang kepercayaan bos besar karena mampu memberikan keuntungan be
Belum pernah Raka dihadapkan pada posisi yang rumit. Di mana setiap pilihan mengandung risiko yang besar. Dia terpaksa ambil risiko yang paling besar, pergi ke markas mafia, dengan berbagai pertimbangan. Hutan ini sebenarnya medan yang cocok untuk pertempuran dengan kekuatan yang tidak seimbang. Strateginya terbukti sukses dalam melumpuhkan kelompok separatis di Jayawijaya. Tapi daerah pepohonan bukan tempat yang aman untuk perlindungan teman-temannya. Mereka terancam dari segala penjuru. Keberadaan mereka di hutan ini lama-lama pasti tercium, dan mudah bagi mafia untuk mengganyang mereka. Mereka tidak mungkin kembali ke bukit karang. Bahaya yang lebih besar setiap saat bisa membuat nyawa melayang. Mendatangi markas mafia adalah pilihan terburuk. Mereka akan terlibat bentrok melawan kekuatan penuh. Kemungkinan untuk lolos sangat kecil. Pergi ke basecamp sama saja mengantarkan nyawa se
Raka mengambil jalan memutar dari rute yang dilalui Nick, sekalian ingin membuktikan kebenaran kata-katanya.Raka memilih strategi ini untuk mengantisipasi dua kemungkinan. Dia bisa menyambut kedatangan tentara bayaran di atas lereng ini kalau mereka ingin memburu pasukan komando. Mereka pasti menempuh jalan ini karena lokasinya sangat strategis untuk penghadangan.Jika mereka ingin melakukan penyergapan terhadap teman-temannya yang sedang beristirahat, Raka dapat memotong jalan mereka dengan cepat. Nick berarti berkhianat dan tidak ada ampun untuknya.Raka menunggu cukup lama di atas pohon. Anggota mafia itu belum muncul juga di sekitar daerah yang dicurigai. Dia malah disuguhi pemandangan yang menakjubkan di kejauhan. Matanya tidak dapat melihat secara utuh karena terhalang pepohonan. Ada sebuah bangunan besar dan bertingkat dengan benteng tinggi. Bangunan itu pasti markas mafia dengan kedok laboratorium botani modern.Raka sangat tertarik pada pemandan
Benteng itu dikelilingi tanaman perdu dan pohon buah-buahan yang tumbuh alami. Keadaan di sekitar benteng agak gelap karena bulan tertutup awan hitam. Pintu benteng terbuat dari kayu gelondongan, berada di bagian dalam pagar kayu gelondongan yang tersusun rapat dengan tinggi tujuh meter. Di luar benteng tampak sepi, tidak ada penjaga atau patroli. Kamera pengintai tidak terlihat satupun. Sebuah manipulasi keamanan yang sangat sempurna, laksana danau berair tenang yang kelihatan tidak berbahaya tapi di dalamnya banyak ikan predator. Jonan bergerak ke ujung benteng, lalu berjongkok dengan lutut sebelah menyentuh tanah. Dia kalungkan senapan submesin di leher dan segera mengeluarkan tambang karmantel dan chock dari dalam carrier. Dia ikat chock kuat-kuat pada ujung tambang, kemudian mengambil ancang-ancang dan melemparkan tambang ke atas pagar, berhasil. Dia menarik tambang supaya chock terjepit celah kayu gelondongan, lalu menaiki benteng.
Jendral Prayoga duduk bersandar di kursi kerja sambil menerima sambungan komunikasi dari istrinya. Kalau sampai jauh malam jendral bintang tiga itu masih berada di kantor, berarti ada masalah penting yang perlu segera diselesaikan. Akhir-akhir ini banyak masalah yang melibatkan korps. Hal kecil jadi besar karena dahsyatnya pemberitaan media sosial. Maka jadi tugasnya untuk memberikan klarifikasi kalau permasalahan sudah sampai ke pemerintahan pusat. Wakilnya, jendral bintang dua, duduk sabar menunggu, di dadanya tertera nama: Sugiharto. "Aku tidak bisa pulang malam ini," kata Jendral Prayoga santai. "Jadi tidak usah Bunda tunggu. Bunda tidur saja. Masakannya simpan buat besok." Terdengar suara lembut di speaker ponsel. "Ada apa lagi sih, Dad? Hari-hari ini Daddy sering tidur di kantor." "Menjelang pensiun ini aku malah tidak bisa tenang. Besok aku menghadap wakil rakyat untuk menjelaskan beberapa perkara yang menyangkut korps." "
Peluru berdesingan dari lantai dua dan tiga kastil. Beberapa petak bunga hancur. Jonan dan Nick sesekali balas menembak karena ada perintah dari Raka untuk menghemat peluru. Alangkah tragis kalau mafia itu memenangkan pertempuran karena mereka kehabisan amunisi. Raka sendiri hanya mengincar orang yang menggunakan roket tangan atau yang sekiranya membahayakan tempat perlindungan teman-temannya. Dia lagi mencari siasat bagaimana cara menerobos masuk ke kastil. Lantai bawah adalah kesempatan mereka untuk dapat bertahan sampai bantuan datang. Semua ruangan yang terlihat di lantai bawah berisi peralatan laboratorium mutakhir. Suasana sepi. Tidak ada orang bersenjata yang berkeliaran. Mereka tentu menghindari kontak senjata di lantai itu karena mahalnya biaya kerusakan. Raka tidak mungkin melintasi pelataran yang luas itu, kecuali sudah bosan hidup. Peluang masuk lewat depan bisa dipastikan mustahil. Raka berlari melewati petak-petak bunga menuju ke bagian samping
Pertempuran di dalam kastil dengan banyak kamar dan koridor yang berkelok-kelok membuat keunggulan jumlah personil jadi kurang berarti, ama dengan perang gerilya kota dalam ruang lingkup yang lebih luas. Sebelum menentukan koridor mana yang akan dilalui, Raka terlebih dahulu menghancurkan kamera pengintai di setiap atap koridor sehingga membingungkan petugas ruang kontrol. Raka memasuki sebuah koridor sambil menggenggam pistol siap tembak. Membuka setiap pintu kamar yang dilewati, periksa sekilas, kosong, tutup lagi. Koridor itu banyak persimpangan sehingga pintu kamar letaknya tidak selalu berdekatan. Di sebuah pintu yang sedikit terbuka, Raka berhenti agak lama dan mengintip ke dalam. Dia dorong pintu dengan kaki kanan, pintu terbuka lebar. Seorang perempuan bule berdiri ketakutan di depan lemari pakaian yang terbuka. Perempuan itu habis mandi, mengenakan handuk yang agak ketinggian sehingga organ intimnya hampir tidak terlindungi. Pakaian wanita berjejer t
Luhantara mengambil senapan berburu di lemari kaca dan satu kotak peluru. Kemudian mengambil beberapa peralatan panjat tebing yang tergantung di dinding. Dia muak melihat Bernard berusaha menghubungi Mahargo lewat radio komunikasi. "Macan pulau tak bernama, contact," panggil Bernard. "Break, break." Tidak ada jawaban. Terdengar bunyi “zzzz” berisik sekali. "Macan pulau tak bernama apa monitor, ganti?" Sekali lagi terdengar bunyi “zzzz” berisik sekali. Bernard menaruh mik di tempatnya. "Mereka sudah monitor di akhirat," gerutu Luhantara kesal. "Dan kamu tidak berhenti mengganggu ketenangannya." "Sembarangan kali kau bicara," tegur Bernard. "Raka tidak tahu teman kita ada di mana dan bukan berarti sudah mati." "Lalu kau mau katakan apa lagi? Kalau mereka ingin kasih surprise ke aku, ulang tahunku sudah lewat dua jam yang lalu." Luhantara mengeluarkan ponsel satelit dari saku celana dan mengaktifkan layar. Dia buka daftar
Sambil memegang AK-12, Raka bergegas melewati koridor lantai dua. Matanya beredar ke pintu-pintu kamar yang dilewati. Waspada. Pintu bergerak sedikit, maka peluru menghantam.Raka menyandang tiga buah AK-12 hasil sitaan dari mafia yang dibunuhnya. Persiapan untuk pertempuran besar-besaran. Dia tidak menyangka bakal kedatangan musuh yang demikian banyak.Tiba di depan pintu tempat berkumpulnya sandera, Raka berhenti dan membuka pintu lebar-lebar. Dia tercengang. Di dalam ruangan bergeletakan mayat doktor.Tidak ada mayat Profesor Wilson. Dari jumlah korban yang berserakan, tersisa lima doktor yang mungkin masih hidup dan disandera bersama Profesor Wilson. Sial sekali hidup profesor tua itu.Raka terenyuh melihat pembantaian yang terjadi. Apa alasannya sehingga para ilmuwan itu layak mati? Tidak mungkin semua doktor pengkhianat. Di mata mafia kiranya nyawa manusia tidak lebih berharga dari seekor lalat.Raka memungut dua buah senjata yang tergeletak