Share

Chapter 8

-PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPY ATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI-

Hari ini turnamen basket tiba, bertepatan dengan olimpiade yang diikuti oleh Gara. Kedua sahabat itu saat ini berada ditempat yang berbeda namun memiliki satu tujuan yang sama, yaitu menang. 

Gara saat ini berada di sebuah sekolah SMA bergengsi, sekolah ini juga rival basket SMA SEVERI, sekolah itu adalah SMA NAGARA. Jauh dilubuk hati Gara, ia mengakui bahwa sekolah itu memiliki fasilitas yang jauh lebih bagus dibandingkan sekolahnya, tapi untuk masalah attitude dan kejujuran, sekolahnya adalah yang terbaik. Ia berani mengatakan hal tersebut karena ia tahu bahwa lawannya ini sering melakukan kecurangan saat lomba.  

Ruangan olimpiade Gara berada di gedung B, gedung itu adalah gedung khusus ruang kelas 12 dan lab yang akan digunakan anak-anak kelas 12 untuk praktek dan bereksperimen. Gara menuju ruang kelas 12 IPA 3 sambil membawa tas ransel miliknya, ia menyusuri koridor dan melihat-lihat kesekeliling. Gara sangat iri dengan semua fasilitas ini, namun itu semua juga sebanding dengan iuran bulanan yang dibayarkan. Setelah menyusuri koridor yang cukup panjang, ia akhirnya menemukan ruangan lombanya dan segera masuk kedalam kelas tersebut. 

Di sisi lain, Nandara sedang briefing dengan anggota tim basketnya, sebagai kapten ia tak ingin anggotanya terluka atau cedera. Ia memastikan semuanya dalam keadaan fit dan stabil untuk bermain.

"Inget yang utama itu keselamatan, jangan sekali-kali bermain curang. Kita gak kayak mereka, kita main pake keringet bukan pake uang, paham?" ucap Nandara.

"Paham" sahut anggota tim secara bersamaan.

"Inget juga strategi yang udah kita susun dan semua yang kita latih selama sebulan ini. Lakuin yang terbaik untuk hari ini, jangan terlalu pressure dan banyak pikiran. Anggap aja kita lagi latihan biasa, tapi tetep serius" ucap Nandara lagi, ia menepuk pundak anggota timnya untuk meyakinkan mereka bahwa hari ini adalah hari kemenangan untuk mereka. 

Peluit dibunyikan dan permainanpun dimulai. Sorak sorai supporter membuat kedua kubu semakin bersemangat, Nandara tak ada habisnya 'membantai' ring lawan, poin tim basket SMA SEVERI jauh melampaui poin tim basket SMA NAGARA. Hal tersebut membuat kapten tim basket SMA SEVERI, Jordan Rayana, kesal dan frustasi. Nandara yang melihatnya, mulai merasa senang dan merasa kemenangan mulai mendekati timnya. Babak pertama selesai dengan poin dipimpin oleh tim dari SMA SEVERI. Suara teriakan penonton memenuhi lapangan, kali ini SMA SEVERI sebagai tuan rumah dan mereka semua yakin bahwa kali ini SMA SEVERI yang akan menjadi juara. 

Sementara itu, Gara yang sedang berkutat dengan soal-soal miliknya mulai merasa pusing. Meskipun ia telah mempersiapkan semuanya dengan baik dan matang, ia tetap merasa soal tersebut susah. Soal-soal yang ia terima memiliki standar yang tinggi dan membutuhkan pemahaman yang tepat, ia juga harus teliti. Gara mulai gelisah saat perwakilan SMA NAGARA telah menyelesaikan ujian tulisnya dan keluar dari ruangan, ia sempat bertatap mata dengannya, tatapannya seolah mengejek Gara. Hal itu membuat Gara semakin kesal dan tidak dapat berfikir dengan jernih. 

"Hufftt tenang Gara! tenang! mereka punya duit sementara lo itu punya otak! lo gaboleh kalah sama manusia curang!" ucap Gara dalam hati, ia berusaha menenangkan dirinya sendiri. Bukannya Gara berfikir negatif, tetapi dengan tingkat soal yang sesusah ini, bagaimana bisa mereka selesai dengan cepat? well, mungkin saja karena kebetulan otak mereka lancar jaya. Mungkin kan? Tetapi, teman Gara dari SMA ELLENHA bernama Huyan, yang notabene nya lebih pintar dari Gara saja belum selesai dan masih sama seperti Gara. Huyan masih berkutat pada kertas soal itu dan terlihat kebingungan. Wajar bukan? Kalau Gara mencurigai perwakilan itu. 

Setelah kembali tenang, Gara mulai mengerjakan soal lagi. Menit demi menit berlalu, dan tak ada yang keluar dari ruangan itu kecuali si perwakilan SMA NAGARA tadi. Gara sudah mengerjakan hampir semua dari soal tersebut, ia harus menggunakan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya. Disaat yang bersamaan, SMA SEVERI bersedih karena pada babak kedua, tim basket kebanggaan mereka kalah 3 poin dari SMA NAGARA. Nandara merasa kesal, seharusnya tim SMA SEVERI tidak mengalami kekalahan, namun karena trik curang Jordan, tim Nandara jadi memperoleh hanya 1 poin di menit terakhir. 

Nandara berdiskusi lagi dengan timnya dan juga coach basket timnya. Mereka semua yakin di babak terakhir, SMA SEVERI akan keluar menjadi juara. Permainan kembali berlangsung setelah istirahat selama 15 menit. Para supporter kembali bersorak, mendukung sekolah mereka tercinta. Nandara  memasuki lapangan dan bermain dengan penuh semangat dan ambisi. 

Detik-detik yang menegangkan bagi Gara, ia akhirnya menyelesaikan soal-soalnya dan keluar dari ruangan tersebut. Ia merasa lega, setidaknya ia telah menyelesaikan semua soal dengan baik dan seteliti mungkin. Walaupun ia merasa pesimis, tetapi guru pembimbing olimpiade SMA SEVERI, Pak Anton tidak pernah membebankan apapun padanya. Yang terpenting adalah berusaha sebaik mungkin dan sekeras mungkin. Kini ia tinggal menunggu pengumuman pemenang olimpiade. 

Suasana berganti di SMA SEVERI, Nandara mendapat peluang untuk melakukan shooting terakhir. Saat ini poin SMA SEVERI dan SMA NAGARA imbang, kini semua bergantung pada Nandara. Ia tetap berusaha berfikir positif bahwa dengan shooting terakhir ini akan membawa sekolahnya menuju kemenangan. Dengan penuh percaya diri ia melemparkan bola basketnya kearah ring lawan. Disaat itu juga pengumuman pemenang olimpiade diumumkan. Gara merasa sangat ketakutan dan gugup, ia tidak ingin mengecewakan SMA SEVERI dan juga keluarganya, tetapi apa yang ia lakukan hari ini adalah semua bentuk kerja kerasnya. Ia harus menerima semua situasi dan berusaha tenang. Dan pemenangpun akhirnya diumumkan. 

Pemenang olimpiade akan diumumkan pada papan mading besar yang berada didepan pintu masuk gedung B, panitia akan menempelkan nama seluruh peserta olimpiade beserta perolehan nilai mereka dan mengurutkannya berdasarkan ranking. Gara melihat papan tersebut dan mencari namanya dari urutan paling bawah. Ia melihat nama Huyan tertera disana, hal itu membuatnya semakin takut, semakin keatas semakin membuatnya gugup. Ranking 15-30 tidak ada namanya, lalu ia mencari kembali diurutan atas dan ia menemukan namanya berada diurutan atas. Paling atas. Ia berhasil mendapatkan juara 1 dengan perolehan nilai sempurna. Artinya ia menjawab semua soal-soal sulit itu dengan benar! Gara mematung sebentar lalu mengambil foto dari daftar tersebut. 

Disaat yang bersamaan, bola basket yang dilempar Nandara melambung tinggi dan masuk kedalam ring lawan. Nandara bersorak senang dan memeluk timnya, para penonton pendukung SMA SEVERI bersorak senang merayakan kemenangan tim kebanggan mereka. Nandara berhasil membawa SMA SEVERI menuju kemenangan. Lapangan menjadi sangat riuh, dipenuhi oleh teriakan semangat dari penonton. 

"Akhirnya gue bisa menang" ucap Gara dalam hati.

"Akhirnya, tim gue bisa ngasi kemenangan buat sekolah" ucap Nandara dalam hati.

-----

Author's note:

Halo semua! gimana chapter ini? Semoga kalian suka  sama chapter kali ini ya!<3 jangan lupa juga jaga kesehatan! Aku harap chapter ini bisa menghibur kalian juga yaa!

Terimakasih sudah mampir di cerita ini! jangan lupa tinggalkan jejak berupa rating<3 dan jika ada sesuatu yang ingin disampaikan untuk membangun cerita ini kalian bisa tulis di kolom komentar ya! Mohon maaf jika ada typo dalam penulisan chapter ini!

Have a nice day<3

sincerely, Lilly

19.08.2021

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status