Share

Chapter 7

-PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! DIMOHON UNTUK JANGAN MEN-COPY ATAUPUN MENJIPLAK CERITA INI-

Nandara sampai didepan rumah Gara, ia ingin menelfon Gara untuk menyuruhnya turun, namun ia teringat bahwa handphone Gara ada padanya. Dengan setengah hati, ia turun dan memencet bel rumah Gara. Seseorang dengan mata sembab membuka pintu.

"Buset, mata lo kenapa tuh" ucap Nandara, ia sedikit terkejut melihat Gara yang muncul dengan penampilan seperti itu.

"HP gue ilangggg" rengek Gara dan mulai terisak lagi.

"Apaan sih lo! alay tau ga!" ucap Nandara dengan kesal, ia masuk kedalam rumah Gara dan duduk diatas sofa. Si empunya rumah hanya menutup pintu dengan lemas dan berjalan pelan kearah Nandara untuk ikut duduk. 

"Nih HP lo!" ucap Nandara sembari menyodorkan handphone milik Gara kearah sang pemilik.

"LO NYURI HP GUE YA?!" teriak Gara dengan curiga

"DIH APAAN SIH LO! ELO TUH SEMBARANGAN NINGGALIN BARANG!" teriak Nandara tak kalah keras, lagi pula ia sudah bersusah payah pergi kerumah Nadia hanya untuk mengambil HP milik Gara, eh malah dituduh mencuri.

"Terus kok bisa HP gue ada di elo?" tanya Gara

"Lo tinggalin itu di rumah Nadia tadi, dia ngechat gue suruh ambil terus balikin ke elo" sahut Nandara dengan santai sambil mengambil camilan yang tersedia didepannya.

"Ohh gue kira elo yang curi" ucap Gara 

"Gaada kerjaan gue ngambil HP lo!" sahut Nandara sewot

"Hehehe sorryy, makasi udah nganterin HP gue" ucap Gara, Nandara hanya berdeham membalas perkataan Gara. 

"Lo ga balik?" tanya Gara. Nandara yang sudah kehabisan kesabaran langsung memukul Gara dengan bantal duduk yang ada didekatnya. 

~~~

Nandara sampai dirumahnya setelah dengan sekuat tenaga berperang melawan Gara, ia sangat kesal. Bagaimana tidak? ia lelah harus menyetir balik kerumah Nadia lalu langsung menuju rumah Gara, apalagi sebelumnya mereka pergi ke taman dan juga kerumah Nadia juga. Sahabatnya itu memang 'akhlakless' ya.

Nandara bertemu dengan papanya yang sedang duduk dimeja makan, melahap bubur yang sepertinya beliau beli disaat perjalanan pulang kerumah. Sesaat setelah melihat papanya sedang lahap makan, Nandara tanpa sadar tersenyum. Ia bahagia melihat papanya bisa kembali tegar dan dengan hebatnya bisa bangkit sendiri walau masih diselimuti perasaan sedih.

"Eh Nanda? baru dateng?" ucap Papa Nandara.

Nandara dengan cepat tersadar dari lamunannya, "iya pa"

"Tadi habis pergi kemana lagi? sini duduk dulu sama papa" tanya Papa Nandara sembari menyuruhnya untuk duduk dihadapannya.

"Habis dari rumah Gara, HPnya ketinggalan dirumah Nadia" sahut Nandara sambil menarik kursi didepan papanya agar ia bisa duduk.

"Nadia? siapa?" tanya Papa Nandara kebingungan.

"Murid baru, Pah. Tadi ga sengaja ketemu di taman terus malah diajak sarapan bareng dirumahnya" sahut Nandara.

"Ohh"

"Persiapan basket kamu gimana Nan?" tanya Papa Nandara

"Lumayan sih, mulai besok aku latihan terus, aku izin pulangnya agak sore ya pah" ucap Nandara. Ia akan mulai sibuk dengan basketnya besok, perlombaan sudah ada didepan matanya.

"Iya gapapa, jangan lupa tetep jaga kesehatan dan jangan lupa berdoa" ucap Papa Nandara.

"Iya pa, aku izin ke kamar ya pah" izin Nandara. Papanya dengan segera mengangguk untuk memberikan izin, Nandara langsung beranjak dari tempat duduknya sesaat setelah diberikan izin. Ia masuk kedalam kamar dan menutup pintunya. Hari ini betul betul melelahkan.

~~~~~

Keesokan harinya, Nandara tengah bersiap untuk berangkat kesekolah. Kali ini ia berangkat pada jam biasa, tidak subuh-subuh lagi karena jam latihan akan dimulai saat sore hari. Setelah siap-siap, ia turun kebawah untuk menyiapkan sarapan untuknya dan juga papanya. Tak disangka-sangka ternyata papanya sudah menyiapkan sarapan untuknya sebelum pergi ke kantor. Sesaat setelah Nandara melihat sarapan itu, sebuah pesan masuk ke ponsel miliknya.

Papa: Dimakan ya sarapannya, hari ini kamu ada latihan jadi perlu tenaga. Oiya maaf papa engga bisa ngelihat kamu berangkat sekolah hari ini karena ada pekerjaan papa yang belum selesai. Jangan lupa bawa air!

Kira-kira begitulah isi pesan dari Sang Papa, Nandara hanya membacanya lalu melahap sarapannya dengan cepat. Setelah selesai, ia menaruh piringnya di wastafel lalu berangkat kesekolah dengan mobilnya. 

Nandara sampai disekolah tepat waktu, ia memarkirkan mobilnya disebelah mobil Gara dan berjalan menuju kelas. Sepanjang jalan, ia tak henti-hentinya mendengar kalimat pujian dan bisikan gadis-gadis SMA SEVERI, Nandara memang sepopuler itu. Nandara hanya memasang wajah cool dan cuek dengan bisikan tersebut. Ia memasuki kelas dan langsung duduk dibangkunya. Ia melihat Gara sedang fokus mengerjakan soal-soal yang menumpuk itu, sepertinya ia sedang belajar untuk olimpiadenya. Maka dari itu ia memutuskan untuk tidak menyapa Gara terlebih dahulu, ia takut sahabatnya yang kalem bak hamster imut berubah menjadi singa yang garang ketika konsentrasinya buyar hanya karena sapaan darinya. 

Seperti biasa, sesaat setelah Nandara sampai, Stella akan menghampirinya dan mulai bertanya-tanya padanya tentang hal-hal kurang penting. Kelihatan sekali ia berusaha untuk mencari topik pembicaraan dengan Nandara, tetapi laki-laki dingin itu tetap saja mengacuhkannya. 

Tak lama Nadia datang dan berjalan menuju bangku miliknya, kebetulan Stella yang duduk di sebelah bangku Nandara melihatnya. Dengan segala percaya diri yang ia punya, ia berbicara terlebih dahulu untuk berkenalan dengan Nadia.

"Haii murid baruu" ucap Stella sambir tersenyum kegirangan.

"Oh haii, gue Nadia, lo?" ucap Nadia dengan tersenyum.

"Kenalin gue Stella, temenan yuk!" ajak Stella.

"Ehh?? iyaa ayok!!" sahut Nadia dengan semangat, ia tidak pernah diajak berteman seperti ini. 

"Woii pengharum ruangan! sana lo pergi! lo ga liat gue lagi konstrasi?" usir Gara dengan garang. 

"Apaan sih lo Gar! fokus ya fokus aja kalii lagian gue kan disebelah Nandara" sahut Stella dengan kesal.

"Dihh ga ditanggepin juga, udah sanaa pergi" usir Gara kembali. Dengan kesal Stella pergi dan menuju kebangkunya sendiri. 

Bel pelajaran pertama berbunyi, guru mapel pertama langsung datang untuk mengisi kelas. Begitulah kehidupan kelas 12 IPA 1, guru selalu datang tepat waktu , jika belum waktunya, mereka akan menunggu diluar kelas untuk menunggu bel pergantian jam. Mereka sangat tepat waktu masalah mulai dan selesainya jam pelajaran. 

Seharian ini Gara merasa otaknya sudah hangus terbakar, sebelum mulai pelajaran ia bimbingan olimpiade lalu sepulang sekolah ia juga harus pergi untuk bimbingan. Begitu pula dengan Nandara, sepulang sekolah ia harus pergi untuk latihan basket yang bisa saja memakan waktu yang cukup lama dari latihan biasanya. Beginilah rutinitas kedua sahabat tersebut menjelang perlombaan dimulai, mereka akan berlatih dengan sungguh-sungguh lalu pergi menghilangkan penat bersama. Mereka akan terus berlatih dengan keras hingga hari yang dinantikanpun tiba.

-----

Author's note:

Halo semua! gimana chapter ini? Semoga kalian suka  sama chapter kali ini ya!<3 jangan lupa juga jaga kesehatan! di chapter ini ringan-ringan aja, engga ada adegan yang gimana-gimana hihihi

Aku harap chapter ini bisa menghibur kalian juga yaa!

Terimakasih sudah mampir di cerita ini! jangan lupa tinggalkan jejak berupa rating<3 dan jika ada sesuatu yang ingin disampaikan untuk membangun cerita ini kalian bisa tulis di kolom komentar ya! Mohon maaf jika ada typo dalam penulisan chapter ini!

Have a nice day<3

sincerely, Lilly

19.08.2021

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status