ELYSIUM’s Mansion, Yonkers, New York City—USA | 11:55 PM
Xander masih belum datang.
Crystal melirik jam dinding dan pintu bergantian. Hari ulang tahunnya hanya bersisa beberapa menit lagi, lilin yang Crystal nyalakan di meja makan juga sudah terbakar separuh. Namun, belum ada tanda-tanda kemunculan lelaki itu. Kegelisahan mulai memenuhi Crystal hingga jemarinya berkali-kali gemetar.
Where are you?
Satu pesan lagi Crystal kirimkan ke ponsel Xander. Namun, tetap tidak ada jawaban. Padahal itu cara komunikasi satu-satunya setelah Xander memutuskan koneksi micro chip mereka. Sialan. Jika lelaki itu berniat muncul di detik-detik terakhir sembari mengatakan ‘Am I late, Princess?’ dengan cengiran khasnya—maka lelaki itu akan mati. Crystal tidak akan me
Hari-hari berganti dengan samar.Setelah tertidur hari itu, Crystal mengalami demam tinggi, kondisinya juga tidak kunjung membaik bahkan setelah lewat seminggu. Selama itu pula tidak ada informasi berarti terkait private jet Xander. Hanya ada info rute beserta titik radar terakhir sebelum pesawat itu menghilang. Dari rekaman komunikasi Pilot dengan Air traffic Controller yang terakhir, juga tidak ditemukan tanda-tanda pesawat itu mengalami masalah. Jejaknya bersih, seakan private jet itu menghilang begitu saja.Nyaris semua headline berita dipenuhi kecelakaan pesawat pewaris Leonard, beberapa ahli bahkan memprediksi pesawat itu terjatuh karena turbulance mesin akibat cuaca buruk. Karena itu, pencarian dilakukan dengan menyisir di sekitar titik terakhir keberadaan pesawat di radar, berusaha mencari titik terang.Crystal berharap sebaliknya. Sedikit pun, ia tidak berharap bang
ELYSIUM’s Mansion, Yonkers, New York City—USA | 07:15 PM “Aku akan mengumumkan kematian Xander tujuh hari dari sekarang.” Suara dingin Ares Rikkard Leonard memecah suasana makan malam yang hening. Semua orang di meja makan itu; Crystal, Javier, Anggy, Charlotte, Xavier, Aurora, Lilya, Quinn dan Andres—langsung menghentikan kegiatan makan mereka. Charlotte bahkan terang-terangan menatap Rikkard tidak percaya, sedangkan Crystal hanya diam—menatap piring makannya. “Setelah itu aku akan melakukan pemilihan CEO dan pewaris Leonard.”“What did you say?!” Charlotte mendesis rendah. “Anak kita belum ditemukan, dan yang kau pikirkan hanya—““Kau suka atau tidak, aku butuh pewaris. Leonard butuh pewaris. Karena itu pengumuman kematiannya diperlukan. Apa masalahnya? Bukankah kita juga sudah melarungkan bunga unt
“Aiden....?” Dengan kaki lunglai, Crystal melepaskan diri dari Rhysand. Namun, tidak sedikit pun pandangannya lepas. “What do you mean?” “Sama seperti keterlibatan Mr. Leonidas dengan kecelakaannya. Aku mendapatkan misi dari Mr. Leonidas utuk melakukannya.” Xavier. Tuan Rhysand adalah Xavier. Entah apa yang melatar belakangi kontrak mereka hingga lelaki ini sangat setia—Rhysand bahkan nyaris tidak pernah menyebut nama Kakaknya. Napas Crystal tersekat dalam satu detakan jantung, dia memang pernah menduga Xavier terlibat dengan kecelakaan Aiden, tapi mendengar fakta itu sendiri membuat jantungnya terasa sesak.Angeline benar, mungkin kematian Xander memang karma untuk mereka. Untuknya.Mata Crystal terasa terbakar. “Kau membunuh Aiden?”Rhysand menggeleng. “Setelah mengetahui apa yang sudah Aiden lakukan padamu, Mr.
Crystal menggeleng pelan, terkekeh. Tubuhnya membeku. Pandangannya mengarah pada Aiden yang mendekat. Selama ini ternyata dia bekerja sama dengan Lukas.“Pengkhianat!” Lilya menggeram—menatap Rhysand dengan tatapan seganas binatang. “Berengsek kau, Rhysand!” Theodore tidak berbeda jauh, bersama Samuel, ia mengawasi sekitar lewat lirikan mata. Mencoba mencari-cari celah. Sialan. Mereka terjebak, walau bagaimana pun mereka kalah jumlah.Rhysand menyeringai, ia menggeser posisi ke sebelah Lukas, menggantikan posisi Aiden, sementara lelaki itu berhenti sepuluh kaki dari Crystal. Sangat dekat—seakan bisa Crystal raih dengan mudah. Aidennya. Lelaki yang pernah sangat ia cintai dan sekarang ia benci setengah mati.Aiden masih sangat tampan seperti yang terakhir Crystal ingat. Wajahnya memang sedikit lebih cekung, lelah juga membayangi bawah matanya. Namun, tatapan lelaki itu masih sama&mdas
“Do you think this is the end? Poor of your delusional heart, Asshole. I’ll be back and show you the real nightmare. I swear!” – Persephone.FALLING for THE BEAST | EPILOGX A N D E R TYGERWELL’s Hidden Quarters, Rome—Italy Hanya butuh beberapa detik bagi Xander melewati sistem keamaan bunker Tygerwell dengan mudah. Membiarkan alat-alat canggih itu menganalisis dan mencocokkan profilnya dengan database secara otomatis.Suara ‘AUTHORIZED’ dan ‘WELCOME ELYSIUM’ dengan aksen robotik bergema di sepanjang lorong—sebelum dinding besi di ujung lorong itu terbuka. Sebuah ruanga
Untuk #LeonidasSquad; Terima kasih untuk terus bersamaku sampai di titik ini. Aku menyayangi kalian ^^* * *"Jadi, Crystal Leonidas akhirnya datang?" Seluruh isi ruangan itu terdiam mematung, menyaksikan. Sementara Xander William mengangkat dagu Crystal dengan jemari yang dingin.Crystal bertatapan dengan Xander. Lelaki itu berdiri di depan Crystal, begitu tinggi dan kuat. Tanpa pendar hangat, cengiran konyol, ataupun tatapan mengejek yang biasa ia temui. Hanya ada sosok ketuaTygerwell—lelaki kejam, tidak tersentuh, dan berbahaya. Sorot mata Xander sedingin es, sementara balutan setelan jas hitam elegan ya
S E A S O N 1 : T H E P R I N C E "Once upon a time, there was a beautiful princess from a very powerful kingdom. The King held a contest, to find a suitable husband for his daughter. Then a prince came, won the contest and got the princess for himself. They fell madly in love. Even the moon got jealous just by watching them together." "Pada suatu masa, ada seorang Putri cantik dari kerajaan yang sangat kuat. Raja mengadakan sayembara, untuk menemukan suami yang pantas bagi sang Putri. Saat itulah Pangeran datang, ia memenangkan sayembara, dan mendapatkan sang Putri untuk dirinya sendiri. Mereka jatuh cinta. Sampai bulan pun dibuat cemburu melihatnya." * * * 4 tahun yang lalu, The Venetian—Macau, China. "Lelaki kurang ajar! Apa dia pikir karena aku mencintainya, dia bisa memaksaku melakukan sem
Waktu kini. The SEVEN SEAS EXPLORER Cruise Ship. Mediterranean Sea—Italy."Crystal Princessa Leonidas,let's get married."Crystal menoleh, menatap Aiden yang sedang menggenggam dan menatapnya hangat. Aiden begitu tinggi, terlihat kuat dan tak terkalahkan dalam balutan setelan jas yang dirancang khusus oleh desainer ternama. Tampan tidak cukup untuk menggambarkan Aiden. Rambut hitam pendek berkilau yang membingkai wajah Aiden, kontras dengan kulitnya yang pucat. Didukung struktur tulang wajah yang indah; bibir tegas, rahang kokoh, dan hidung mancung. Seakan lelaki itu adalah pahatan yang diukir para ahli tanpa cela.Crystal belum sanggup mencerna, apalagi menjawab kalimat Aiden. Dia mengalihkan pandangan dari sudut matanya, merasakan bagaimana orang-orang di sekitar mereka melirik kagum lelaki berusia dua puluh sembilan ini.