Share

FALLING FOR THE BEAST
FALLING FOR THE BEAST
Penulis: daasagatha

Prolog

Untuk #LeonidasSquad; Terima kasih untuk terus bersamaku sampai di titik ini. Aku menyayangi kalian ^^

* * *

"Jadi, Crystal Leonidas akhirnya datang?" Seluruh isi ruangan itu terdiam mematung, menyaksikan. Sementara Xander William mengangkat dagu Crystal dengan jemari yang dingin.

Crystal bertatapan dengan  Xander. Lelaki itu berdiri di depan Crystal, begitu tinggi dan kuat. Tanpa pendar hangat, cengiran konyol,  ataupun tatapan mengejek yang biasa ia temui. Hanya ada  sosok ketua Tygerwell—lelaki kejam, tidak tersentuh, dan berbahaya. Sorot mata  Xander sedingin es, sementara balutan setelan jas hitam elegan yang menggantikan jeans dan jaket denimnya membuat Xander seakan menelan cahaya.

Lelaki yang menaiki truk

karatan dengan Crystal, tertawa bersamanya di atas rerumputan, yang melemparkan ejekan untuk ukiran nama di plat mobilnya—lenyap. Yang tersisa hanya ketampanan nyata dalam balutan mimpi buruk. Aura Xander menakuti Crystal seperti seharusnya.

Menakuti semua orang di markas besar berdominasi warna hitam ini.

"Wah, wah, aku tersanjung." Dengan masih menyentuh dagu Crystal, Xander memiringkan kepala.  Embusan napas hangat Xander membelai leher Crystal, diiringi lirikan penuh hasrat. Bibir Xander melengkung ke atas. "You know ... when you decided to enter my world. You will have no way back, Princess," ucap Xander serak.

Darah Crystal berdesir, ketika kata demi kata Xander melewati indra pendengarannya. Tubuhnya terasa tersengat begitu kulit mereka bersentuhan. Crystal tahu ini tidak benar, tapi sudah terlambat untuk lari.

"Suivez-moi, je vais vous y conduire." Xander bergumam dengan aksen Perancis kental, terdengar seksi. Kemudian, ia menggandeng tangan Crystal, menuntunnya melewati pintu kayu hitam raksasa-terus menuju kursi kebesaran yang terletak di ujung meja rapat panjang.

Xander duduk, tersenyum samar memandangi tiap ruang pertemuan ini--markasnya--beserta orang-orang yang tidak akan bisa berkutik di bawah kuasanya.

Dengan satu tarikan di pinggang, Crystal terduduk di pangkuan Xander. Seperti boneka  mainan. Crystal terbelalak, nyaris memekik ketika telunjuk dingin Xander menyusuri belahan pahanya melewati belahan gaunnya yang tinggi. Terus naik. Lalu, jemarinya mengelus pelan di sana.

Sialan. Rencana Crystal memang seperti ini, tapi tidak sampai seperti ini.

"Duduklah. Mulai rapatnya." Xander berkata malas pada orang-orangnya yang masih berdiri kaku, menunggu perintah selanjutnya. "Aku ingin melakukannya dengan dia di pangkuanku."

Crystal mengalihkan pandangan kepada orang-orang bersetelan yang menunduk hormat, lalu melakukan perintah Xander dengan sigap. Crystal berusaha keras tersenyum, memasang topeng.  Meski jantungnya berdegup keras, dia bertanya  manja, "Apa kehadiranku tidak mengganggu?"

"Tidak akan mengganggu." Napas Xander membelai telinganya. Crystal tidak tahu, apa yang membuatnya meremang, napas hangat sialan itu, jemari yang hilir-mudik di pahanya, atau malah keduanya? "Kau sangat cantik. Semua lelaki di sini pasti ingin melihatmu, mengecap bibir manismu. Tapi, mereka pasti tahu-apa konsekuensinya jika berani melakukan itu," ucap Xander dingin, penuh bujuk rayu juga peringatan keras.

Semua orang makin menunduk, dan Crystal sengaja tersenyum mengejek.

Ketika jemari Xander membelai lutut Crystal, senyum itu terhenti. Sentuhan ringan tetapi menggoda Xander menyentak tiap saraf Crystal, membuat tubuhnya meremang. Ditambah bau tubuh Xander yang menguar; campuran bau mentol dan kayu-kayuan yang menyenangkan. Seksi dan jantan.

Sial. Ini tidak benar.

Crystal benar-benar merasa menjadi jalang, ketika tubuhnya malah bereaksi—makin merapat menikmati gigitan pelan  Xander di telinganya, ujung hidung Xander mulai merayapi leher Crystal, disusul belaian bibir sensual Xander. Rasa panas mulai memenuhi wajah Crystal, tidak peduli seorang bawahan Xander mulai membuka rapat.

Crystal menoleh, mencoba membaca raut wajah Xander, ketika kedutan samar di ujung bibir lelaki itu muncul.

Xander sialan. Terkutuklah dia.

Crystal tahu Xander menyadari perubahannya. Menganggap itu permainan. Namun, Crystal yakin Xander tidak tahu betapa Crystal merasa dikutuk. Ini kesalahan. Ia tidak ada ubahnya dengan jalang. Pernikahannya dengan Aiden hanya tinggal tiga hari lagi, tidak seharusnya ia malah ada di atas pangkuan Xander William.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status