“Aiden....?” Dengan kaki lunglai, Crystal melepaskan diri dari Rhysand. Namun, tidak sedikit pun pandangannya lepas. “What do you mean?”
“Sama seperti keterlibatan Mr. Leonidas dengan kecelakaannya. Aku mendapatkan misi dari Mr. Leonidas utuk melakukannya.” Xavier. Tuan Rhysand adalah Xavier. Entah apa yang melatar belakangi kontrak mereka hingga lelaki ini sangat setia—Rhysand bahkan nyaris tidak pernah menyebut nama Kakaknya. Napas Crystal tersekat dalam satu detakan jantung, dia memang pernah menduga Xavier terlibat dengan kecelakaan Aiden, tapi mendengar fakta itu sendiri membuat jantungnya terasa sesak.
Angeline benar, mungkin kematian Xander memang karma untuk mereka. Untuknya.
Mata Crystal terasa terbakar. “Kau membunuh Aiden?”
Rhysand menggeleng. “Setelah mengetahui apa yang sudah Aiden lakukan padamu, Mr.
Crystal menggeleng pelan, terkekeh. Tubuhnya membeku. Pandangannya mengarah pada Aiden yang mendekat. Selama ini ternyata dia bekerja sama dengan Lukas.“Pengkhianat!” Lilya menggeram—menatap Rhysand dengan tatapan seganas binatang. “Berengsek kau, Rhysand!” Theodore tidak berbeda jauh, bersama Samuel, ia mengawasi sekitar lewat lirikan mata. Mencoba mencari-cari celah. Sialan. Mereka terjebak, walau bagaimana pun mereka kalah jumlah.Rhysand menyeringai, ia menggeser posisi ke sebelah Lukas, menggantikan posisi Aiden, sementara lelaki itu berhenti sepuluh kaki dari Crystal. Sangat dekat—seakan bisa Crystal raih dengan mudah. Aidennya. Lelaki yang pernah sangat ia cintai dan sekarang ia benci setengah mati.Aiden masih sangat tampan seperti yang terakhir Crystal ingat. Wajahnya memang sedikit lebih cekung, lelah juga membayangi bawah matanya. Namun, tatapan lelaki itu masih sama&mdas
“Do you think this is the end? Poor of your delusional heart, Asshole. I’ll be back and show you the real nightmare. I swear!” – Persephone.FALLING for THE BEAST | EPILOGX A N D E R TYGERWELL’s Hidden Quarters, Rome—Italy Hanya butuh beberapa detik bagi Xander melewati sistem keamaan bunker Tygerwell dengan mudah. Membiarkan alat-alat canggih itu menganalisis dan mencocokkan profilnya dengan database secara otomatis.Suara ‘AUTHORIZED’ dan ‘WELCOME ELYSIUM’ dengan aksen robotik bergema di sepanjang lorong—sebelum dinding besi di ujung lorong itu terbuka. Sebuah ruanga
Untuk #LeonidasSquad; Terima kasih untuk terus bersamaku sampai di titik ini. Aku menyayangi kalian ^^* * *"Jadi, Crystal Leonidas akhirnya datang?" Seluruh isi ruangan itu terdiam mematung, menyaksikan. Sementara Xander William mengangkat dagu Crystal dengan jemari yang dingin.Crystal bertatapan dengan Xander. Lelaki itu berdiri di depan Crystal, begitu tinggi dan kuat. Tanpa pendar hangat, cengiran konyol, ataupun tatapan mengejek yang biasa ia temui. Hanya ada sosok ketuaTygerwell—lelaki kejam, tidak tersentuh, dan berbahaya. Sorot mata Xander sedingin es, sementara balutan setelan jas hitam elegan ya
S E A S O N 1 : T H E P R I N C E "Once upon a time, there was a beautiful princess from a very powerful kingdom. The King held a contest, to find a suitable husband for his daughter. Then a prince came, won the contest and got the princess for himself. They fell madly in love. Even the moon got jealous just by watching them together." "Pada suatu masa, ada seorang Putri cantik dari kerajaan yang sangat kuat. Raja mengadakan sayembara, untuk menemukan suami yang pantas bagi sang Putri. Saat itulah Pangeran datang, ia memenangkan sayembara, dan mendapatkan sang Putri untuk dirinya sendiri. Mereka jatuh cinta. Sampai bulan pun dibuat cemburu melihatnya." * * * 4 tahun yang lalu, The Venetian—Macau, China. "Lelaki kurang ajar! Apa dia pikir karena aku mencintainya, dia bisa memaksaku melakukan sem
Waktu kini. The SEVEN SEAS EXPLORER Cruise Ship. Mediterranean Sea—Italy."Crystal Princessa Leonidas,let's get married."Crystal menoleh, menatap Aiden yang sedang menggenggam dan menatapnya hangat. Aiden begitu tinggi, terlihat kuat dan tak terkalahkan dalam balutan setelan jas yang dirancang khusus oleh desainer ternama. Tampan tidak cukup untuk menggambarkan Aiden. Rambut hitam pendek berkilau yang membingkai wajah Aiden, kontras dengan kulitnya yang pucat. Didukung struktur tulang wajah yang indah; bibir tegas, rahang kokoh, dan hidung mancung. Seakan lelaki itu adalah pahatan yang diukir para ahli tanpa cela.Crystal belum sanggup mencerna, apalagi menjawab kalimat Aiden. Dia mengalihkan pandangan dari sudut matanya, merasakan bagaimana orang-orang di sekitar mereka melirik kagum lelaki berusia dua puluh sembilan ini.
"Elias? Dia juga ikut?!"Crystal memutar bola mata mendengar suara terkejut Xavier. Mereka duduk di sofa panjang, tepat di balik tembok kaca besar yang membatasi ruangan kaca itu dengan area panahan. Aiden sudah berada di sana—bersiap untuk membidik. Terlihat sangat bertekad membuktikan bahwa sayembara gila Javier Leonidas adalah kesalahan, dan rengekan Crystal sepanjang malam tidak sia-sia."Memangnya apa yang kau pikirkan? Aku Crystal Leonidas! C-R-Y-S-T-A-L! Hanya orang bodoh dan gila yang akan melewatkan kesempatan untuk bisa menikahiku!""Semua orang boleh ikut, tidak dengan Elias. Tugasnya adalah menjaga Axelion dan Aurora!" Xavier berdiri dengan gelisah, mata biru yang sebening milik Crystal memicing ke arah pria berambut pirang yang juga tengah membidik—Elias Parks,bodyguard-nya sendiri. "Christian. Cari tahu, de
“Apa?! Princessa?!Mengjelek itu kau namai Princessa?!" Crystal membentak kesal, menempatkan kedua tangannya di pinggang dan menatap tajam lelaki itu. Bahkan, mata kucing ini biru, gumam Crystal dalam hati.Crystal terbiasa menjaditrendsetter,bahkan untuk orang-orang kalangan atas. Itu menunjukkan jika dia lebih daripada mereka. Namun, mendapati seekor kucing memplagiatnamanya lebih mencuri perhatian, Crystal tidak terima!Lelaki itu memandangnya sambil mengernyit. "Huh?Meng?Jelek?""Ganti namanya! Princessa itu nama tengahku!" Crystal bersikeras, tanpa mau repot menjelaskan jikaMengadalah sebutan neneknya di Indonesia untuk kucing-kucing peliharaannya. Dia hanya mau nama kucing itu diganti, titik.Lelaki itu mengangka
Lelaki gila. Mereka harus mendarat darurat, tapi yang ia pikirkan hanya kucing jelek itu?! gerutu Crystal dalam hati.Crystal mendengus, mengalihkan pandangannya dari Xander dan kembali fokus pada helicopter. Enggan menanggapi lelaki menyebalkan ini. Masih ada beberapa menit hingga bahan bakar helicopter ini habis. Crystal bergegas mengirimkan signal SOS, berharap siapa pun, terutama Quinn menjemputnya, sekaligus mempersiapkan pendaratan darurat di air. Bukankah seharusnya ada pelampung yang bisa membuat helicopter tetap mengapung?Namun, alarm yang makin nyaring membuat Crystal panik. Crystal tidak bisa berpikir. Bayangan helicopter ini akan meledak seketika berkelebat di kepala Crystal. Dia memang berniat menghindari sayembara sialan itu, tapi bukan dengan menuju surga!"Oh, Jesus! Jika kau menyelamatkanku sekarang, aku akan mempertimbangkan untu