Share

Rahasia Masa Silam

Sepeninggal tamu-tamu tak diundang tadi, aku memutuskan menginap di rumah sakit. Kamar VVIP menyediakan ranjang khusus bagi penjaga pasien.

"Bagaimana perasaanmu setelah keempat bocah nakal itu minta maaf?" tanyaku pada Cipta yang tengah memberiku tatapan kagum.

"Lebih baik, Ma."

Aku menepuk pelan pundaknya. "Itu bagus. Jadi cepatlah sembuh jagoan, Mama butuh pelindung."

Kelakarku membuat Cipta tersipu. Pada dasarnya, puteraku adalah sosok pemalu. Meski akhir-akhir ini kami makin dekat, tetapi dia masih cukup canggung mendengar kalimat berisi pujian.

"Tapi bagaimana Mama bisa bikin mereka sampai datang kemari? Soalnya, mereka semua orang kaya."

Dengan gaya jenaka, aku memegang dagu dengan kedua ujung jari. "Mamanya siapa dulu, dong? Cipta!"

Anakku tergelak namun rasa penasaran di matanya demikian kentara.

Tak mau lagi berlama-lama menyimpan rahasia, akhirnya aku jujur tentang latar belakang, kedua orang tuak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status