Share

Ganti Rugi

Silvy masih ingin mendebatku. "Kamu pikir itu... ."

Sebelum ucapannya selesai, ibunda Haris buru-buru memberi isyarat tutup mulut dan meminta menantu baru itu membawanya keluar.

"Baamm!"

Daun pintu yang terbanting jadi salam perpisahan kedua manusia beda generasi itu.

"Dasar tak punya etika," rutukku seraya meletakkan mangkok buah di atas nakas.

Setelah memastikan ruangan tertata rapi, aku duduk di sisi Cipta. "Mereka sudah lama datang? Apa saja yang dibicarakan nenek denganmu?"

"Tak banyak, Ma. Beliau cuma meminta agar aku memilih Papa kalau sampai persidangan terjadi."

Aku tersenyum sinis. Entah kenapa ibunda Haris berkeras ingin mempertahankan Cipta di rumah keluarga Danendra padahal mereka sendiri tak becus mengurus. Apa karena beliau malu kalau sampai kalah di persidangan?

Sayang sekali, wawasan mantan mertua masih minim. Tentu saja aku tak akan melanjutkan masalah ini ke persidangan. Ada senjata ampuh y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status