Share

His Dark Side (Jade Wayden Williams)
His Dark Side (Jade Wayden Williams)
Author: TheVividRed

Part 1

Matahari cerah pagi ini menemani langkah seorang wanita menuju sebuah perusahaan manufakturing kenamaan dan terbesar yang bergerak dibidang baja pusat kota New York, Williams Steel.

Ia nampak antusias dalam mempersiapkan dirinya hari ini. Dimulai dari bangun subuh dan merias diri agar terlihat rapi, dan pastinya ia tidak ingin tertinggal oleh jadwal bus yang akan membawanya ke kantor tersebut.

Alicia membuka lemari dan mengerjap sejenak melihat makanan instan yang bertebaran di hadapannya. Tidak ada pilihan lain. Ia menjadikan itu sebagai menu sarapannya pagi ini. Ya, kira-kira seperti itulah jika kau merantau seorang diri jauh dari keluarga.

Senyum keceriaan begitu melekat dibibirnya. Bagaimana tidak! Setelah berbulan-bulan melamar pekerjaan di sana sini dan menanti panggilan interview. Dan selama penantian tak pasti itu pula menjadikan dia sedikit freak.

Ya, setiap kali teleponnya berdering yang ia harapkan adalah panggilan interview dari salah satu perusahaan yang telah ia lamar.

Dan inilah saatnya, ia sampai di depan pintu lobby dengan tingkat kepercayaan diri maksimal dan ia berusaha untuk tidak terlihat gugup.

Dewi fortuna, berpihaklah padaku kali ini.

"Nona Alicia Carter!" Sebuah panggilan terdengar dari ujung tangga yang tak terlalu jauh letaknya dari kursi yang diduduki Alicia saat ini.

Dengan penuh harap dan degup jantung yang tak beraturan ia kini memasuki ruang interview.

"Selamat pagi Nona Alicia," ujar seorang wanita muda diseberang meja dan mempersilahkan Alicia untuk duduk.

"Terima kasih."

Baru saja bokongnya mendarat dikursi, wanita muda itu dengan lembut memperdengarkan suaranya. "Kami sudah meneliti CV dan Riwayat Hidup Anda, dan Anda diterima untuk bekerja diperusahaan ini, untuk hari kerja senin hingga jumat, jam kerja berlangsung dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore. Estimasi gaji akan kami berikan sesuai permintaan Anda, diluar itu Anda juga mendapatkan uang makan dan beberapa tunjangan seperti tunjangan lembur, tunjangan transportasi, tunjangan hari raya serta tunjangan kesehatan dan status Anda di sini adalah karyawan kontrak selama 2 tahun dan ini adalah kontrak kerja yang harus Anda tanda tangani, apakah ada yang ingin Anda tanyakan Nona Alicia?"

Alicia menganga tidak percaya apa yang baru saja didengarnya, seperti sebuah mimpi. Setelah menanti dengan jiwa yang gundah gulana, merana dan sangat tersiksa, kini dewi fortuna berpihak padanya.

"Nona Alicia..." suara wanita muda itu membuyarkan lamunannya.

"I . . . iya . . . iya . . . maaf, apakah saya boleh membaca surat kontraknya terlebih dahulu?"

"Silahkan"

Percayalah, saat ini tatapan dan pikiran Alicia sedang tidak sinkron, ia tidak benar-benar membacanya, hanya sekedar formalitas saja agar ia tidak terkesan kampungan. Jauh di dalam lubuk hatinya ia sedang bersorak dan rasanya ia ingin segera keluar dari ruangan ini dan mencari tempat sunyi untuk ia bisa berteriak meluapkan kebahagiaan yang sedang menggerogotinya.

But wait...! Penalti?

Sejenis pembayaran kepada perusahaan jika resign sebelum masa kontrak habis?

Ahh..! Persetan dengan resign, hanya 2 tahun takkan membuatku berkarat di kantor ini, aku akan menahannya apapun itu rintangannya, ini kesempatan emas yang tak boleh kusia-siakan.

Selesai membubuhkan tanda tangan, dengan segera Alicia menyodorkan kembali secarik kertas itu ke hadapan wanita muda seraya memberikan senyuman terbaiknya.

"Baik Nona Alicia, Anda dapat langsung bekerja senin depan, selamat bergabung diperusahaan ini, dan semoga Anda dapat memberikan kontribusi positif di perusahaan ini, bila kinerja Anda memuaskan tidak menutup kemungkinan Anda bisa menjadi karyawan tetap di perusahaan ini."

"Saya akan melakukan dan memberikan yang terbaik bagi perusahaan ini, terima kasih atas kesempatan dan kepercayaannya," ujar Alicia dengan antusias dan menyalami wanita muda itu dengan senyum yang hangat.

•••

Oh, akhirnya, akhirnya... Semoga saja pekerjaan di sini lebih baik dari sebelumnya. Sejak menyelesaikan kuliahnya di Boston, Alicia pindah ke New York mengadu nasib di kota ini, sesuai dengan julukan kota ini the city that never sleeps, 3 tahun pertama Alicia bekerja seperti sapi perah dengan jam kerja yang tak menentu dengan posisi rangkap, begitu menguras energi dan atas desakan Ibunya ia menyerah dan berpindah ke perkantoran kecil sementara waktu, karena dari sekian banyak lamaran yang ia ajukan, hanya kantor inilah yang pertama kali menerima lamarannya.

Namun ia hanya bertahan 8 bulan, ia sungguh muak dengan kelakuan bosnya, Mr. James yang selalu mencari perhatian Alicia, mengajaknya makan malam berdua, makan siang berdua, sarapan pagi berdua, sungguh membuatnya risih. Padahal Mr. James sudah beristri dan memiliki seorang anak. Ini gila!

Bila saja bukan karena ia memerlukan uang untuk keperluan ibunya, sudah lama ia mengundurkan diri dari kantor ini. Setelah kejadian itu ia sempat bekerja di beberapa perusahaan sampai akhir masa kontrak pada tiap-tiap pekerjaannya.

Dan syukurlah, kini Alicia sudah mendapat pekerjaan baru dan dengan gaji yang cukup untuknya dan Ibunya, setidaknya ia dapat merasa sedikit tenang.

Dan ia merasa nyaman sebagai karyawan kontrak sementara ini. Ia ingin mengisi masa mudanya dengan berbagai pengalaman pekerjaan hingga benar-benar mendapatkan pekerjaan yang klik dengan dirinya, untuk dapat memustuskan mengajukan diri sebagai karyawan tetap.

•••

"Semoga kau menikmati pekerjaan barumu ini sayang," jawab sebuah suara dari seberang sana.

"Iya Mom, thank you. Aku akan mulai bekerja senin depan. Oh ya Mommy, mungkin sementara waktu aku tidak bisa sering menjengukmu, karena aku harus menyesuaikan diri terlebih dahulu di tempat kerja baruku, aku belum tahu seperti apa kesibukannya, tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk meluangkan waktu menjengukmu Mom."

"Mommy mengerti sayang, jangan membebankan pikiranmu hanya untuk hal sepele seperti ini, fokus saja dengan pekerjaan barumu, karirmu. Masa depanmu masih panjang sayang, Mommy bisa menjaga diri, kau sudah banyak berkorban untuk Mommy dan rasanya itu sudah lebih dari cukup, sayang."

"Mommy, please! Jangan pernah mengatakan hal sia-sia seperti itu lagi. Ya sudah aku tidak ingin mendengar Mommy berbicara melantur lagi, ini waktunya Mommy tidur. Jangan lupa minum obat Mommy, dan jika Mommy merasa ada yang kurang nyaman dengan tubuh Mommy segera beritahu Aunty Valencia agar ia membawamu ke dokter untuk diperiksa dan jangan lupa satu hal, be happy Mommy!"

"Iya . . . Iya . . . Sayang, kau sudah melebihi dokter Liam saja. Jaga dirimu baik-baik di sana, dan jangan sering makan makanan instan, kau mengerti sayang?"

Alicia terkekeh, "Iya Mommy aku mengerti, jaga dirimu baik-baik juga di sana, I miss you."

"I miss you too, sayang."

•••

Bukan tanpa alasan Alicia bekerja keras membanting tulang dan hidup sehemat mungkin, karena ia ingin sesegera mungkin ibunya menjalani transplantasi ginjal. Usai ia menyelesaikan kuliahnya, dialah yang mengurus semua keperluan Ibunya yang mengalami gagal ginjal akut, mengharuskan ibunya menjalani cuci darah secara berkala.

Alicia meminta ibunya untuk beristirahat di rumah, dan menggantikan posisinya mencari nafkah untuk kelangsungan hidup mereka. Karena kondisi ibunya yang memerlukan banyak istirahat. Dahulu ia membantu ibunyadengan membiayai kuliah sendiri sebagai seorang pekerja part time, dan sekarang ia seorang pekerja full time dan benar-benar bisa menafkahi dirinya dan juga ibunya.

Syukurlah ada Aunty Valencia, tetangganya sedari Alicia kecil, yang bersedia mengurus ibunya. Sementara Alicia bekerja di kota ini, New York. Mereka bertempat tinggal di Boston. Jarak membuat dirinya sering menahan rindu kepada ibunya.

•••

Keesokannya, Alicia bersiap-siap berkunjung ke rumah Chae-Ry, sahabatnya. Ia membawa beberapa macam sayur untuk ia olah menjadi creamy soup.

Cuaca pagi yang cukup terik, membuat Alicia sedikit berkeringat. Ia menghempaskan bokongnya di sofa untuk melepas lelah sesaat. Suasana rumah nampak lengang. Chae-Ry dan suaminya sudah berangkat kerja.

"Alice, kau sudah sampai?"

"Yes, Sister! Aku sedang menyiapkan sup untuk adik iparmu yang manja itu." Alicia mengapit ponselnya pada sisi kepala dan bahu, sedang tangannya dengan cekatan memotong dan merebus sayur dan bahan campuran sup.

"Kurasa dia akan segera membaik hari ini setelah makan sup buatanmu."

Terdengar tawa renyah Chae-Ry dari seberang sana.

"Semoga! Agar aku tidak perlu sering-sering memasak untuknya."

"Baiklah, kuserahkan dia padamu Alice. Katakan padanya untuk makan yang banyak. Dia hanya menurut padamu. Ada pekerjaan yang harus kuselesaikan di Cafe, aku akan segera kembali. Maaf merepotkanmu."

Setelah memutuskan sambungan telepon. Alicia bergegas menyiapkan creamy soup hasil racikannya yang entah kenapa sangat disukai oleh Anthony. Ia menghampiri Anthony di kamar ruang tamu. Anthony Franklin, seorang pemuja rahasia? Bukan! Dia pemuja blak-blakkan Alicia.

Alicia melihat Anthony yang masih tertidur pulas, meringkuk di atas ranjang. Sakit lambung yang dideritanya membuat penampilannya terlihat sedikit kacau. Namun, tak mengusik ketampanannya yang dimilikinya.

"Hei, pria manja bangunlah! Aku membuatkan sup untukmu." Alicia membuka tirai jendela. Silau cahaya yang menembus masuk membuat Anthony mengerjap dan memalingkan wajah.

"Begitu caramu membangunkan pangeranmu? Seharusnya kau memberikan ciuman untuk membangunkanku." Gerutu Anthony yang menguap dan merentangkan tangan meregangkan otot-ototnya.

Begitu banyak wanita yang memuja tubuh atletis dan wajah rupawan Anthony, tapi tidak untuk Alicia. Bahkan penampilan shirtless yang menampakkan pahatan otot-otot yang terbentuk sempurna tak membuat Alicia mendelik sama sekali. Dan Anthony tidak menyukai hal itu!

"Pangeran? Kau bahkan tidak bisa menjaga dirimu sendiri! Bagaimana kau mau menjaga permaisuri dan seisi istana, huh?" Alicia membersihkan meja yang nampak berserakkan oleh beberapa majalah otomotif milik Anthony. Pria manja itu sangat menyukai bidang otomotif.

"Apakah tangan berototmu itu tidak kuat untuk memegang sendok sup, hemm?" sindir Alicia yang sedang menyuapi bayi besar di hadapannya. Anthony yang terus merengek untuk disuapi benar- benar membuatnya kesal.

"Aku hanya akan sembuh bila makan soup buatanmu dan disuapi olehmu."

"It doesn't make any sense!"

"Dengarkan aku! Hormon Endorfin adalah penghilang stress dan pereda rasa sakit alami yang kau bisa dapatkan bila seseorang yang spesial merawatmu dengan penuh cinta kasih." Anthony mengerling nakal dan mencubit kedua pipi Alicia.

"Really?" Alicia memicingkan mata. Ia bangkit dari hadapan Anthony dan membawa tumpukan majalah otomotif kesayangan pria itu.

"Ini sesuatu yang juga sangat kau cintai bukan? Kau diam-diam menyembunyikan majalah otomotif ini sekalipun Ayahmu melarang keras. Majalah yang kau cintai ini akan menemanimu. Aku akan pergi membersihkan bekas dapur yang kupakai."

Alicia melenggang dan tersenyum menang, meninggalkan Anthony yang terus berteriak tidak menerima perlakuan Alicia. Pria manja itu harus diberi pelajaran!

🍋🍋🍋🍋

Tbc

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status