Share

Bab 8 Panggilan Kerja

Tugas Zacky sudah selesai di Hongkong. Bisnis yang bekerjasama dengan perusahaan penerbangan Hongkong sudah berjalan dengan baik.

Zacky ingin ke Indonesia untuk sementara waktu. Tentu saja, misinya adalah mendampingi Jasmine dan Zico. Ia telah sangat merindukan anak itu.

Tak berjumpa hampir 3 tahun, membuat ia menahan rindu segunung. Untuk ibunya atau anaknya ya. Ia pun bingung sendiri dengan perasaannya.

“Tuan, pesawat sudah siap dan telah mendapat persetujuan lepas landas.” Ucap seorang asisten Zacky yang bernama Amir.

Zacky menoleh sedikit dan mengangguk, sambil bergumam “Bismillah”.

Ada harapan besar dibalik ucapan basmalah nya.

Bismillah untuk keselamatan perjalanannya, Bismillah untuk langkahnya mengejar wanita impiannya, dan Bismillah agar apa yang dia harapkan dapat terlaksana sesuai rencana dan rancangannya.

***

Pagi ini Jasmine dan mbak Murni telah disibukkan dengan kegiatan menyiapkan sarapan, persiapan Jasmine ke Surabaya, dan perbekalan sekolah Zico yang masih duduk di Taman Kanak-kanak.

Jasmine tampak bersemangat dan ceria. 

“Doakan mama berhasil ya sayang. Semoga habis ini mama dapat pekerjaan yang bagus. Jadi kita bisa sering makan enak di resto,ya” ujar Jasmine pada anaknya yang sedang asik sarapan di meja makan.

“Pasti ma! Zico doain mama dapat gaji yang besar. Biar Zico bisa dibeliin mainan dancing robot.”  Ucapnya sambil mengunyah roti isi telur favoritnya, sambil tersenyum.

Dasar Zico, masih kecil sudah tau gaji besar itu artinya banyak uang. Ucap Jasmine dalam hatinya.

“Aamiin. Terimakasih sayang. Semangat sekolahnya ya!” Sambil mengecup pipinya yang gembil.

 

Jam 7.30 Zico dan mbak Murni berangkat ke sekolah, kemudian disusul oleh Jasmine yang memesan ojek online menuju stasiun Kota Malang.

Bunyi pengumuman tentang keberangkatan kereta pun terdengar. Gegas Jasmine menuju peron yang telah disebutkan dan memasuki gerbong kereta Bima Executive.

Jasmine sengaja memilih kelas executive karena selain ingin lebih nyaman ia juga ingin menjaga mood-nya tetap baik sampai tiba dikantor itu, mengingat ini adalah interview pertamanya setelah sekian lama tak memasuski dunia perkantoran lagi.

Sedangkan di kantor Ozdemir Indonesia yang berpusat di Jakarta, Kemal berusaha tetap focus bekerja, menyelesaikan setumpuk berkas yang harus ia teliti dan tanda tangani. Juga beberapa meeting penting dengan para petinggi pemerintahan Pusat dan Provinsi Jawa Timur, serta beberapa rekanan pengusaha karena proyek pengembangan lain juga harus tetap berjalan. 

Kemal Halil Ozdemir terbiasa dengan ritme kerja tinggi dan padat, pagi masih berada di Jakarta, siang sudah berada di Surabaya, sore bisa saja sudah berada di Makassar. Salah satu kota besar di Indonesia yang juga menjadi target pengembangan perusahaannya.

“Jam 11 nanti Nona Jasmine menjalani tesnya Tuan.” Heru mengingatkan Kemal yang sedang serius membaca laporan proyeksi pencapaian kurtal pertama, yang ada pada laptopnya.

“Oh hari ini ya?”Tanya Kemal pura-pura lupa. Ia ingin menutupi kegugupannya.

“Anda lupa Tuan?” Tanya Heru dengan tatapan tak percaya.

Hah gimana bisa dia lupa coba. Dia kan yang ngide bikin lowongan. Ga percaya gue, si Kemaludin ini lupa.

Tentu ucapan itu hanya dalam hati Heru. 

“Aku kebanyakan jadwal Heru, sampai lupa. Makasih sudah diingatkan. Tapi siang ini bukannya aku ada meeting sama pa Braja ya? Perwakilan Komisi D dari DPRD Jatim?” ucap Kemal.

“Benar Tuan, penerbangan kita jam 11 siang ini ke Surabaya. Pagi ini kita hanya meeting koordinasi dengan tim Jakarta sampai jam 10. Pilot sudah mengonfirmasi keberangkatan.”

Hanya dijawab angguakn kelapa oleh Kemal, kemudia dia melanjutkan lagi aktifitasnya memberikan coretan tanda tangan pada dokumen.

Berusaha menyelesaiakn secepat mungkin, dengan tetap teliti pada isi dokumen yang ia baca. Karena sagaris tanda tangannya pada dokumen, sangat berharga dan memiliki potensi hukum yang tinggi.

***

Dari stasuin Surabaya Kota, Jasmine menggunakan Taxi online untuk menuju jalan Mayjen Sungkono, membutuhkan sekurangnya 20 menit untuk tiba di lokasi. Jasmine melihat jam tangannya, menghitung waktu yang dia punya.

“Yess masih ada waktu mempersiapkan diri.” Katanya pada diri sendiri.

Tak terasa perjalanan tiba di tujuan. Di salah satu gedung pencakar langit tertinggi di Kota Surabaya, Air Sky Loft Lxury.

Turun dari mobil, Jasmine terpana dengan gedung tersebut. Ada rasa haru, sudah lama ia tak menapaki lantai marmer perkantoran.

Ia kemudian berjalan menuju lobby, menghirup dalam-dalam aroma lobby perkantoran itu. Aroma yang khas.

Aah udah lama banget ga cium aroma seperti ini.

Dengan senyum simpul dan memejamkan matanya. Sungguh ia sangat berharap bisa bekerja ditempat ini.

Kemudian Jasmine berjalan ke arah meja Resepsionis, untuk menanyakan perihal lokasi test untuk karyawan baru.

Setelah mendapat informasi bahwa lantai 20 adalah tempat dimana tes akan dilakukan, jasmine pun memperoleh kartu tamu, untuk akses naik ke lantai 20.

Ia berdiri di depan lift bersama dengan para karyawan lain, dan beberapa orang yang berpakaian sepertinya, dan memberi jarak pada pintu, agar dapat memberi jalan pada karyawan yang akan keluar lift.

Pintu lift didepannya terbuka, Jasmine bersiap masuk, namun saat baru akan masuk dalam lift, tiba-tiba Jasmine merasa ada yang menepuk bahunya.

Ia berputar kebelang ingin melihat siapa yang menepuknya, kemudian matanya melebar, mulutnya terbuka saat melihat siapa yang nemepuk bahunya.

“Jasmine!!” kata seorang wanita dengan mata berbinar, berambut pendek sebahu, dengan kacamata tabal dan lipstick merah cabai.

Jasmine menyipitkan matanya, menegaskan kembali ingatannya. “Ya ampun, Hera!!” Jasmine pun ikut berbinar. 

“Kamu ngapain bisa ada disini?” tanya wanita itu.

Dia adalah Hera, sahabat sekaligus teman Kuliah dulu. Sama-sama dibilang random girl karena kadang candaan mereka hanya dia dan Tuhan yang tahu.

Sejak lulus, Jasmine sudah tak pernah berjumpa lagi denganhya, atau terhubung dengan kontak telepon atau aplikasi pesan. Karena setelah lulus Jasmine langsung bekerja di perusahaan milik keluarga Kemal.

“Aku.. aku akan interview kerja disini Her.” Jawab jasmine menunjukan kartu tamu pada sabahatnya itu.

Mbak.. jadi naik lift tidak?! Kami ga harus lihat reunian kalian kan?! 

Ucap sinis dari penghuni lift lain yang ternyata menyimak temu kangen mereka.

Seorang ibu-ibu terlihat lebih senior dari mereka. Dengan kacamata cat eyes yang mempertegas wajahnya.

Wajah Jasmine memerah. Malu.

Ya ampun, belum juga hari pertama kerja aku bakal diciriin ini. Malu.. Malu.. 

Ucapnya dalam hati.

Bersambung..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status