Kemal yang tiba di Kota Malang sore hari dengan Helikopter, mendarat di lapangan helipad Museum Angkut, kemudian dijemput oleh mobil yang sudah disiapkan oleh rekan bisnisnya sebagai bagian dari akomodasi VVIP untuk menuju The Royal Golden Hotel, guna menghadiri Grand Launching Hotel Mewah itu. Hotel tersebut berjarak sekitar satu setengah kilometer dari museum angkut. Ketika melewati Zona Runway 27 Airport jantung Kemal tiba-tiba berdetak lebih cepat, detakannya kuat sehingga ia bisa merasakannya ketika ia menyentuh dadanya. Sesaat nafasnya terasa sesak.Kenapa belakangan ini jantungku suka tiba-tiba seperti ini ya? Sesak rasanya. Allah.. Ucap Kemal dalam hati sambil tetap memegang dadanya dan memejamkan mata. Disaat bersamaan, Ketika ia membuka mata ia seperti melihat seorang anak laki-laki yang entah dimana ia melihatnya, tapi ia merasa tak asing, ia tak dapat melihat dengan jelas wajahnya karena anak itu sedang tertawa dan memiringkan wajahnya ke arah seorang pria berjalan beri
Kalau sudah di Surabaya mungkin mereka akan aman. Atau tinggal di apartemenku saja? Ah tapi Jasmine ga akan mau. Sial! Aku disini hanya bisa empat hari. Papa sudah memanggil. Arrrrgh! Sambil memukul kemudi mobil Zacky menatap jalan, kemudian mengepalkan tangannya di depan bibir dan siku tangan bertopang pada pintu di sampingnya. Sedangkan tangan kirinya yang memegang kendali setir.Zacky memang harus kembali ke Jakarta karena diminta ayahnya untuk bertemu seorang perwakilan dari perusahaan asing asal Norwegia. Kemudian akan melanjutkan pantauan kerja di pulau Sumatera. Zacky gemas sendiri karena tidak bisa memiliki waktu lebih banyak untuk bersama orang yang ia cinta. Bertahun ia berjuang untuk memasuki hatinya, bukan sebagai sahabat, namun sebagai pria yang mencintainya, tapi apa mau dikata, kenyataannya, wanita itu hanya menempatkan ia sebagai sahabat yang baik hati bak malaikat penolongnya. Kadang, ia merasa menjadi rumah singgah, seperti lirik lagu Fabio Asher. Ya ampun Zacky
Pagi ini Kemal datang lebih awal ke kantor, karena ia susah tidur. Sudah beberapa hari ini ia sulit tidur, pasca bertemu dengan Jasmine. Ia memutuskan menyibukkan diri untuk sedikit melupakan kegundahan di hatinya. Pagi-pagi sekali ia sudah berkutat dengan laptop dan dokumen-dokumen di hadapannya.Kemal memang sudah terbiasa mengalihkan rasa sedih dan gundahnya pada pekerjaan. Hebatnya lagi, usaha yang ia pegang berkembang pesat walau ia dalam mode patah hati. Tak banyak orang seperti dia, awamnya orang yang patah hati terpuruk, sulit konsentrasi, dan berimbas pada kinerja. Bukan tak pernah mengalami itu, kemal jatuh terpuruk di dua tahun pertama ketika ia ditinggalkan Jasmine. Kemudian ia bangkit, karena ibunya pun memintanya bangkit, selain itu ia memang harus menanggung beban dan tanggung jawab besar. Ribuan karyawan menggantungkan hidup padanya. Sangat egois rasanya jika hanya karena patah hati, ia jadi tak produktif. Bukan penerus Ozdemir Group namanya jika mentalnya mudah do
Bab 1 Terkejut"Dikasih kerjaan enak kok nolak sih, Jasmine? Nyari kerja sekarang susah, Mbak. Ayu-ayu ‘kok ya ndak bisa diajak memanfaatkan potensi!" ketus pemilik travel.Jasmine menghela nafas panjang.Bukannya dia tidak memikirkan bagaimana nasibnya ke depan. Jasmine sadar dia butuh uang untuk membesarkan Zico–putranya–seorang diri. Zico sudah berusia 6 tahun dan akan masuk Sekolah Dasar. Susah payah, Jasmine menyekolahkannya di sekolah swasta karena usia Zico masih terlalu dini untuk standar masuk ke Sekolah Dasar Negeri. Selain itu, Jasmine juga sudah melewati kesulitan saat meyakinkan pihak sekolah mengenai dokumen kelahiran Zico.Namun, dia merasa tak sanggup jika bekerja di lingkungan toxic terus-menerus.Dengan kemampuannya, Jasmine merasa dirinya mampu bekerja dengan baik sebagai pemandu wisata di salah satu travel agent lokal. .Sayangnya, dia justru sering dikerjai oleh teman kerjanya!Puncaknya adalah Jasmine hampir saja dijual beberapa hari yang lalu oleh temannya sen
Jasmine tak menghiraukan panggilan dari pria itu. Ia terus berjalan cepat untuk menghindari Kemal.Lagi, Kemal berteriak manggilnya"Jasmine, wait! Please Jazz.." Kena!Dengan cepat Kemal menggapai tangan wanita berambut cokelat gelap itu. Jasmine berbalik dengan sorot mata tajam, karena tarikan kuat dari pria tampan yang mengenakan setelan baju formal dengan lengannya sudah digulung sampai siku, vest hitam menambah kesan maskulin.Acak-acakan, namun terlihat.. memesona.Ya ampun Jazz..apa yang ada dipikiran mu sih!. Rutuk Jasmine pada diri sendiri."Jazz.. thank God I finally found you." Matanya berbinar menatap wanita yang tingginya hanya sampai setinggi lehernya itu, dengan nafas tersengal."Maaf..Anda salah orang.""Jazz.. I miss you.." sorot mata Kemal sulit diartikan.Tak peduli walau baru bertemu. Kemal langsung straight to the point mengatakan kerinduannya.Jasmine masih terdiam, menatap Kemal. Sekali lagi waktu terasa berhenti dan dada terasa sesak.Sudah lama ia tak mera
Senyum lebar Kemal seketika lenyap berganti sendu, ketika satu pertanyaan dari Heru mengusik hatinya."Tapi tunggu bos, who's that child? dia terlihat mirip dengan Anda." Kemal langsung menajamkan penglihatannya, memfokuskan pada apa yang Heru ucapkan tadi.Anak? Mirip? Siapa dia?Berbagai pertanyaan muncul dibenak Kemal.***Seorang anak laki-laki berusia sekitar enam tahun muncul dari dalam rumah berlari ke teras rumah menghampiri Jasmine dan memeluknya erat. Sayangnya Kemal tak bisa dengan jelas mendengar apa yang mereka bicarakan.Rasa penasaran semakin besar. Mungkinkah Jasmine sudah menikah dan memiliki anak?Kemal berkonflik dengan hati dan pikirannya sendiri. Matanya berkabut, tatapannya sedih. Berharap apa yang ia pikirkan tidak benar. Ia mencoba terus menyugesti dirinya, bahwa Ia dan Jasmine dipertemukan kembali oleh Tuhan karena mereka memang berjodoh.“Lebih mendekat, pelan saja. Saya mau melihat lebih jelas” pintanya pada sopir taksi online yang ditumpanginya.Kemal d
Setelah kembali ke mobil yang mereka parkirkan di depan mini market. Kemal menginstruksikan Heru untuk mengirim seorang investigator profesional untuk memantau kegiatan Jasmine dan melaporkannya setiap hari pada Kemal."Heru, do you think that kid looks like me? He's handsome isn't he?" (Heru, apa menurutmu anak itu mirip denganku? Dia tampan bukan?) Tanya Kemal kembali menutup matanya, memanggil kembali memory visual yang dia lihat tadi siang. Wajah seorang anak lelaki gembil yang menggemaskan."In my view, you two do looks similar, Sir. Kalian terlihat mirip dari warna kulit, warna rambut dan bola mata. Mengingatkan saya pada foto masa kecil Anda yang ada di ruang Keluarga, di rumah besar." Jawab Heru mantab."Begitu..?" Kemal menjawab pelan, tatapan matanya kosong, pikirannya berkelana ke masa masa saat dia kecil dulu. ***"Terimakasih ya ma.. Zico seneeeng deh!" anak itu berceloteh riang.Dengan wajah ceria mereka berjalan pulang ke rumah. Masih diikuti oleh seorang pria bernama
Pertemuan dengan Jasmine hari ini membuatnya terjerat lagi oleh pesona wanita itu. Kemal kehilangan konsentrasinya dalam bekerja.Mungkin itu yang membuatnya sulit move on selama ini. Bayangkan, 7 tahun kehilangan Jasmine, membuatnya tak lagi memiliki keinginan merasakan romansa dengan wanita manapun. Ya walau sejujurnya, selayaknya pria dewasa pada umumnya, Kemal pun kadang merasa tersiksa akan kebutuhannya yang satu itu. Namun, masih dapat ia alihkan dengan kegiatan lain. Kerja, kerja, dan olah raga. Berkumpul dengan keponakannya, dan banyak kegiatan lain untuk mengalihkan pikirannya. Dan, Tuhan pun menganugerahi kaum Adam dengan mimpi istimewa yang dapat membantu mereka menyelesaikan hormon biologisnya.Mehmet, salah satu temannya dari Istanbul dan Jodi teman di Jakarta pernah menyarankan untuk mencoba memulai petualangan dengan wanita baru. Tapi, bagi Kemal hidupnya terlalu mahal dan berharga untuk melakukan hal yang menurutnya murahan itu.Bahkan meraka pernah memaksanya d