Share

Bab 5. Siapa Pria itu

Pertemuan dengan Jasmine hari ini membuatnya terjerat lagi oleh pesona wanita itu. Kemal kehilangan konsentrasinya dalam bekerja.

Mungkin itu yang membuatnya sulit move on selama ini.

Bayangkan, 7 tahun kehilangan Jasmine, membuatnya tak lagi memiliki keinginan merasakan romansa dengan wanita manapun.

Ya walau sejujurnya, selayaknya pria dewasa pada umumnya, Kemal pun kadang merasa tersiksa akan kebutuhannya yang satu itu.

Namun, masih dapat ia alihkan dengan kegiatan lain. Kerja, kerja, dan olah raga. Berkumpul dengan keponakannya, dan banyak kegiatan lain untuk mengalihkan pikirannya.

Dan, Tuhan pun menganugerahi kaum Adam dengan mimpi istimewa yang dapat membantu mereka menyelesaikan hormon biologisnya.

Mehmet, salah satu temannya dari Istanbul dan Jodi teman di Jakarta pernah menyarankan untuk mencoba memulai petualangan dengan wanita baru. Tapi, bagi Kemal hidupnya terlalu mahal dan berharga untuk melakukan hal yang menurutnya murahan itu.

Bahkan meraka pernah memaksanya dengan sedikit Alkohol dan Aphrodisiac. Brengsek memang teman-temannya itu. Teman macam apa mereka. Menyesatkan.

Tapi beruntungnya, ketika reaksi obat itu mulai terasa, Kemal sudah berada di unitnya di daerah Menteng, Jakarta.

Aman.

Lamunan Kemal akan perjalanan pernikahannya dengan Jasmine buyar ketika mendengar suara pintu ditekuk.

“Masuk!”

“Maaf Tuan, ada Mas Jiwa datang, ingin bertemu langsung dengan Tuan” kata Roni, salah satu staff dibawah Heru.

“Oke” jawabku singkat.

Orang suruhan Heru itu masuk, Ia duduk di single sofa yang ada di ruang kerja itu.

“Tuan Kemal, ini laporan aktivitas harian dari Nona Jasmine. Saya bisa saja mengirimkannya melalui email Anda, namun ada hal yang saya rasa lebih baik disampaikan langsung dengan Anda” terangnya.

“It's ok, apa yang ingin kamu sampaikan?” tanyaku langsung.

“Foto-foto Nona Jasmine sudah pula saya kirim melalui email, namun apakah Tuan akan tetap melanjutkan investigasi ini?” tanya Jiwa membuat kemal mengernyitkan dahi.

“Kenapa? Ada yang salah? Memang kenapa kalau saya masih menginginkan informasi detail mengenai dia?” Kemal masih belum paham maksud Jiwa.

“Sebelumnya maafkan saya, berdasarkan hasil investigasi dan pengumpulan informasi, Nona Jasmine dilindungi oleh orang kuat. Siapa? Saya masih mencari tahu. Datanya mengenai akte lahir anaknya pun tak bisa saya retas.” Ujar Jiwa sedikit hati-hati karena ini juga menyangkut karirnya sebagai detektif berpengalaman.

"Jasmine dilindungi seseorang? siapa? kenapa informasi dirinya dan anak itu diproteksi?" gumam kemal.

“Dugaan saya , mungkin itu adalah suaminya. Orang yang mempunyai pengaruh besar. Jika Suaminya tahu bahwa ada yang sedang mengikuti istrinya, mungkin ada resiko bagi Anda. Mengingat keamanan informasi data pribadi pada sistem yang tak dapat saya retas. Mereka menggunakan Syntax yang rumit." katanya sambil menggaruk sudut alis sebelah kanan dengan jari tengahnya.

“Tapi saya sudah meminta bantuan ahli IT, teman dekat saya untuk membantu memecahkan permasalah pada sistem data ini.”

Apa ini? kenapa mereka malah pesimis?

Emosi Kemal hampir tersulut, karena ketidakbecusan mereka. Ia berpikir sejenak apakah harus membuka fakta pernikahannya?

Tidak. Kemal tak boleh kehilangan Jasmine lagi. Kalau perlu dia akan menambah bahkan membentuk Tim, untuk mencari dan mengawasi Jasmine.

Berlebihan tidak ya?

Ah, rasanya tidak. Semua orang yang sedang mencinta pasti akan melakukan hal-hal gila kan?!.

“Dia Istriku.” 

Dengan nada penuh tekanan Kemal menyampaikan pada lelaki yang duduk berhadapan dengannya. 

“Tidak boleh ada yang mengambilnya dariku. Siapapun orangnya. Mau sehebat apapun, mau seberpengaruh apapun, akan ku hadapi.” tambahnya lagi.

Jiwa sedikit kaget dengan pengakuan Kemal.

"Jasmine itu masih istriku. Ya, aku belum pernah mengucap talak." Desis Kemal.

Tapi ada pertanyaan yang mengganjal, apakah pernikahannya masih sah? ia tak begitu paham banyak soal aturan agama.

“Maafkan atas kelancangan saya Tuan” ucap Jiwa sambil menunduk. Kemudian berkata,

“Baik saya akan lanjutkan dan lebih detail lagi dalam mendapat dan mengolah informasi.”

“Bagus. Saya ingin tau siapa dia. Satu hal yang harus kamu jaga. Privasi saya. Jangan sampai ada yang tau aktivitas ini, termasuk keluarga saya, mengerti?!”

“Baik, dimengerti Tuan.”

Jiwa pun pamit dari hadapan Kemal.

"Semoga kedatangan orang itu kesini tak diketahui oleh Baba dan Mama." ucapnya pada diri sendiri. Baba adalah panggilan untuk ayah dalam bahasa Turkiye.

Siapa pria dibalik Jasmine? Kemarin ia tak melihatnya. Tapi, kenapa Jasmine malah tinggal di rumah sederhana? Jika pria itu orang berpengaruh, kan harusnya Jasmine dan anak itu ikut tinggal dengannya, ya minimal pasti rumahnya itu selayaknya mansion pada umumnya.

Anak itu.. apa dia anak pria itu?

Begitu banyak pertanyaan muncul di kepalanya.

Bukan hanya sakit kepala, Kemal juga merasa sakit hati membayangkan Jasmine dengan lelaki lain.

"Beraninya dia menyingkirkan aku dari hati dan hidupnya?" Kemal mengepalkan tangannya.

***

Keesokan harinya

Kemal di hubungi oleh Jiwa, ia mengatakan kalau Jasmine sedang mencari pekerjaan, Jasmine menggunakan background pendidikan dan pengalamannya untuk melamar pekerjaan.

Jasmine butuh pekerjaan? untuk apa?

Tanya Kemal dalam benaknya.

Kemudian Jiwa menjelaskan alasan Jasmine mencari pekerjaan. Ketika tahu apa yang mendasarinya, tangannya mengepal kuat, darahnya terasa mendidih, amarah keluar begitu saja. Kemal menggebrak Meja.

Brengsek!!

Bersambung..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status