Setelah kembali ke mobil yang mereka parkirkan di depan mini market. Kemal menginstruksikan Heru untuk mengirim seorang investigator profesional untuk memantau kegiatan Jasmine dan melaporkannya setiap hari pada Kemal.
"Heru, do you think that kid looks like me? He's handsome isn't he?" (Heru, apa menurutmu anak itu mirip denganku? Dia tampan bukan?) Tanya Kemal kembali menutup matanya, memanggil kembali memory visual yang dia lihat tadi siang.Wajah seorang anak lelaki gembil yang menggemaskan."In my view, you two do looks similar, Sir. Kalian terlihat mirip dari warna kulit, warna rambut dan bola mata. Mengingatkan saya pada foto masa kecil Anda yang ada di ruang Keluarga, di rumah besar." Jawab Heru mantab."Begitu..?" Kemal menjawab pelan, tatapan matanya kosong, pikirannya berkelana ke masa masa saat dia kecil dulu.***"Terimakasih ya ma.. Zico seneeeng deh!" anak itu berceloteh riang.Dengan wajah ceria mereka berjalan pulang ke rumah. Masih diikuti oleh seorang pria bernama Jiwa, ditektif swasta yang ditugaskan mengikuti dan mencari tau informasi tentang Jasmine.Jiwa : Selama pengamatan, benar anak itu memanggil Nona Jasmine dengan sebutan Mama.Jiwa : Mereka telah kembali ke rumah Tuan.Pesan masuk ke ponsel Kemal dari Jiwa, berikut dengan kiriman foto dari jarak jauh, namun dapat terlihat jelas karena resolusi gambar yang tinggi.Hal itu disebabkan Jiwa menggunakan kamera pengintai khusus.Bos Kemal : Laporan diterima. Lanjutkan pengamatan.Pesan balasan dari Kemal.Di ruang kerja yang ada pada penthouse nya, Senyum terukir dari bibir Kemal, sambil mengusap-usap foto Jasmine seolah ia menyentuh pipinya.Tak luput Kemal juga mengamati wajah anak yang bersama Jasmine di foto itu.Ia Zoom in, Zoom out. Ia bandingkan dengan fotonya ketika kecil. Ia teringat kata-kata Heru, kalau anak itu mirip dengan dirinya ketika kecil."Jazz.. Dia..?? Bagaimana bisa??!" gumamnya tak percaya.Kemal sudah mulai merasa bocah lelaki itu benar-benar mirip dengan nya ketika kecil.Ia harus mencari tau apa yang terjadi.Apakah mungkin anak itu adalah anaknya? Tapi bagaimana bisa??Sedangkan ia saja sudah berpisah dari Jasmine sekita tujuh yang lalu, dan anak itu terlihat masih usia 6 atau 7 tahun.Apa?? 7 tahun?!! Ya 7 tahun, Jasmine pergi menghilang juga selama itu."Sebenarnya berapa usia anak itu..?" gumamnya.Kemal masih bergelut dengan pikirannya.Tapi.. Jasmine tidak sedang mengandung kala itu. Jasmine meninggalkannya ketika Kemal dibawah tekanan orang tua dan Kakeknya.Kebodohan terbesar dalam hidup Kemal adalah memberi celah dan membiarkan Jasmine pergi dengan tak membawa uang sepeserpun darinya.Hal itu menjadi penyesalan terberat sepanjang hidupnya.Bukan tak mencarinya. Kemal langsung meminta bantuan teman dan investigator swasta di Turkiye untuk mencari Jasmine di semua penjuru kota yang dicurigai tempat perginya Jasmine. Namun nihil.Kemal hampir gila!Kemal membayar mahal atas keputusannya menyudahi pencarian Jasmine selama dua tahun itu . Demi membahagiakan keluarga besarnya, ia menyerah.Move on! kata sang Ibu tiap kali melihat Kemal tak semangat menjalani hidupnya.Kemal merasa menjadi orang paling bodoh di dunia.Ia memejamkan mata, mengingat kenangan lamanya yang menyakitkan.***"Kemal halil Ozdemir, apakah Anda bersedia menikah dengan Jasmine Faranisa Airani?"Kemudian ia jawab "Evet" yang artinya iya saya bersedia.Pertanyaan itu diulang sebanyak tiga kali, dengan menggunakan bahasa Turkiye.Kemudian sang Imam bertanya lagi."Jasmine Faranisa Airani, apakah Anda bersedia menikah dengan Kemal Halil Ozdemir?"Pertanyaan itu juga diulang sebanyak tiga kali dan dijawab pula sebanyak tiga kali oleh Jasmine.Kemal seperti terlempar pada masa-masa hampir delapan tahun yang lalu.Masa dimana ia mengikat janji suci pada JasmineSetelah dinyatakan sah sebagai suami istri, kemudian sang Imam memberikan ceramah agama tentang kehidupan berumah tangga, juga tentang hak dan kewajiban suami istri.Ya, mereka menikah di Turkiye, di tanah kelahiran Kemal. Namun Pria itu memilih Kota Antalya, sebagai lokasi pernikahan mereka.Pria itu berhasil meyakinkan Jasmine bahwa mereka bisa menikah di Turkiye, secara sah.Menurut Kemal, pernikahan di sana sangat simpel dan tidak ribet seperti di Indonesia.Pernikahannya di sahkan oleh seorang Imam, dan telah di akui oleh negara.Karena di negaranya pernikahan wanita dewasa tidak memerlukan wali. Mereka dianggap dapat mewakili dirinya sendiri dalam mengambil keputusan tentang sebuah pernikahan.Namun, pernikahan itu juga masih dirahasiakan oleh mereka dari keluarga Ozdemir. Bukan karenatak ingin diketahui banyak orang, melainkan karena keluarga Ozdemir masih belum bisa menerima Jasmine yang hanya seorang biasa.Perbedaan kasta adalah hal klise yang dijadikan alasan keluarga terhormat itu untuk menolaknya.Sedangkan Kemal sudah tidak sabar untuk memperistri wanita pujaannya.Setelah prosesi pernikahan mereka selesai, Kemal langsung membawa Jasmine ke rumah yang sudah ia siapkan untuk sang istri tercinta.Puas melihat taman dan seisi rumah yang tertata mewah, Kemal yang sudah tidak dapat menahan keinginan untuk bersama dengan istrinya, langsung mendorong Jasmine ke tembok depan kamar mereka.Ia cecap rasa manis dari bibir lembut dan basah milik wanita yang baru saja sah menjadi istrinya. Kemudian mereka siap untuk mengarungi samudra cinta yang dahsyat bersama.***Kemal membuka matanya, tersadar dari lamunannya tentang pernikahan mereka.Nafasnya sedikit memburu."Aaargh!"Pria itu mengacak rambutnya frustrasi. Tiap kali ia mengingat masa itu, debaran jantungnya langsung tak terkendali."Gila! Jasmine benar-benar membuatku gila!" gumam Kemal yang masih berada di ruang kerjanya.Kali ini ia bertekad untuk membawa istrinya kembali dalam pelukannya.Ya, jasmine masih istrinya kan? Kemal belum pernah mengucapkan kata-kata perpisahan.Kemal pun tidak pernah berucap menceraikannya.Jasmine yang pergi darinya.Sedangkan ia, hampir gila mencari Jasmine. Hingga Kemal berada pada titik ikhlas dengan keputusan Jasmine.Ia anggap Jasmine hanya pergi sementara waktu.Terbukti, doa-doa yang ia langitkan terkabul.Tuhan mempertemukan mereka dengan cara yang tak terduga. Takdir Tuhan yang mengikat hati mereka, menuntunnya pada sebuah pertemuan.Bersambung..Pertemuan dengan Jasmine hari ini membuatnya terjerat lagi oleh pesona wanita itu. Kemal kehilangan konsentrasinya dalam bekerja.Mungkin itu yang membuatnya sulit move on selama ini. Bayangkan, 7 tahun kehilangan Jasmine, membuatnya tak lagi memiliki keinginan merasakan romansa dengan wanita manapun. Ya walau sejujurnya, selayaknya pria dewasa pada umumnya, Kemal pun kadang merasa tersiksa akan kebutuhannya yang satu itu. Namun, masih dapat ia alihkan dengan kegiatan lain. Kerja, kerja, dan olah raga. Berkumpul dengan keponakannya, dan banyak kegiatan lain untuk mengalihkan pikirannya. Dan, Tuhan pun menganugerahi kaum Adam dengan mimpi istimewa yang dapat membantu mereka menyelesaikan hormon biologisnya.Mehmet, salah satu temannya dari Istanbul dan Jodi teman di Jakarta pernah menyarankan untuk mencoba memulai petualangan dengan wanita baru. Tapi, bagi Kemal hidupnya terlalu mahal dan berharga untuk melakukan hal yang menurutnya murahan itu.Bahkan meraka pernah memaksanya d
Brengsek!!"Berani-beraninya mereka bermain curang bahkan hampir menjual Jasmine kepada tamu travel agen itu? aku harus bikin perhitungan!"Setelah selesai dengan laporannya, Jiwa menutup telepon. Kemal pun diam sejenak, berpikir.Ayo Kemal berpikir!Saat melihat Heru, saat itulah ide baru muncul.“Heru, kantor di Surabaya formasi sudah lengkap?”“Almost done sir” (hampir selesai pak) jawabnya singkat“Jasmine sedang mencari pekerjaan. Bisa kamu atur buat sebuah panggilan kerja untuknya. untuk kantor kita di Surabaya.”Benar. Itu ide bagus, Kemal akan berkantor sementara di Surabaya. Heru terlihat berpikir. Mungkin sedang mengingat posisi apa yang tersedia.“Baik. Akan dilaksanakan.” ucapnya. Kemudian ia bertanya lagi “her background sir?” sambil mengecek Tablet hitam ditangannya.Yang dimaksud Heru adalah latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja Jasmine.“Supervisor Divisi Perencanaan dan Pengembangan Produksi, Sarjana Ekonomi, Cumlaude” terang nya pada Heru.Heru terlihat mem
Malam harinya, Jasmine kembali membuka kolom iklan lowongan yang ia tandai dengan stabilo. Ia baca dengan teliti, dan bergumamwah cocok nih, untuk posisi ini biasanya gajinya lumayan. ini kan perusahaan besar.Dengan mata berbinar ia menyiapkan dokumen yang dibutuhkan.Ia pun mencocokkan informasi yang ia dapat dari salah satu penghuni rumah di blok belakang, kalau ada lowongan di perusahaan pengembang itu, dan benar kontak dan alamat email yang diberikan sama dengan yang ada di surat kabar. Jasmine pun langsung mengirim datanya melalui email pribadinya. Dan juga akan mengirim dokumen melalui pos.Kemudian bunyi notifikasi dari aplikasi pesan berwarna hijau neon yang diberi nama Whatslap itu, menampilkan banyak pesan masuk.Jasmine mengerutkan alisnya, membaca nomer asing yang tidak terdapat pada kontak di ponselnya.+852?? Nomor Hongkong? siapa ya?+852xxxxHai Melati.. Jasmine, kamu baik-baik saja?Kamu sedang apa? kenapa lama sekali tak membalas pesanku? Bunga Melatiku, kalau
Tugas Zacky sudah selesai di Hongkong. Bisnis yang bekerjasama dengan perusahaan penerbangan Hongkong sudah berjalan dengan baik. Zacky ingin ke Indonesia untuk sementara waktu. Tentu saja, misinya adalah mendampingi Jasmine dan Zico. Ia telah sangat merindukan anak itu. Tak berjumpa hampir 3 tahun, membuat ia menahan rindu segunung. Untuk ibunya atau anaknya ya. Ia pun bingung sendiri dengan perasaannya.“Tuan, pesawat sudah siap dan telah mendapat persetujuan lepas landas.” Ucap seorang asisten Zacky yang bernama Amir.Zacky menoleh sedikit dan mengangguk, sambil bergumam “Bismillah”. Ada harapan besar dibalik ucapan basmalah nya. Bismillah untuk keselamatan perjalanannya, Bismillah untuk langkahnya mengejar wanita impiannya, dan Bismillah agar apa yang dia harapkan dapat terlaksana sesuai rencana dan rancangannya.***Pagi ini Jasmine dan mbak Murni telah disibukkan dengan kegiatan menyiapkan sarapan, persiapan Jasmine ke Surabaya, dan perbekalan sekolah Zico yang masih duduk d
Lift sampai di lantai 20, dentingannya menyadarkan Jasmine agar bersiap melangkah, menyudahi doa-doanya dalam hati, selama menuju lantai tersebut.Menuju resepsionis lantai ini, Jasmine bersama beberapa orang yang akan tes diarahkan menuju ke suatu ruangan besar, mereka dipersilakan menunggu giliran untuk dipanggil di sana. Setelah masuk ruang tes, kemudian mereka diberikan lembar isian psikotest tahap awal yang harus mereka kerjakan dan dikumpulkan dalam waktu 60 menit.Salah satu pengawas yang berada diluar ruangan memperhatikan Jasmine. Oh ini dia yang kemarin dibicarakan pak Andre. Katanya dalam hati. Kemudian memberikan tanda berupa note pada lembar absensi karyawan baru. Lalu tersenyum sinis. Tak ada yang melihatnya.Setelah menyelesaikan psikotest nya, Jasmine memberikan lembarnya pada pengawas. Kemudian diminta duduk kembali. Tiba saatnya pemanggilan peserta tes berdasarkan urutan nama. Jasmine melihat satu-satu dari mereka keluar. Sekarang giliran namanya dipanggil. “Bi
Setelah menerima hasil tes, Jasmine diarahkan untuk bertemu dengan Andre, Manager Personalia.Wanita itu tak mengetahui kalau ia diperlakukan istimewa dalam tes kerja ini.“Selamat bergabung Nona Jasmine. Saya harap kita dapat bekerjasama, dan Anda dapat mendedikasikan pengalaman dan kemampuan Anda dengan baik.” ucapnya sambil menjabat tangan Jasmine. “Terimakasih pak Andre.” Jasmine menjawab dengan senyum manisnya.Kemudian mereka membicarakan mengenai jumlah gaji yang akan didapat dan fasilitas yang diperoleh. Jasmine sepakat dengan jumlah gaji 12,5 juta ditambah fasilitas kesehatan dan transport. Bagi Jasmine itu sudah lebih dari cukup. Jumlah tersebut lebih besar dari penghasilannya di tempat kerja sebelumnya. "Alhamdulillah ya Allah, aku bisa bernapas lega dengan gaji sebesar itu." Jasmine berucap syukur dalam hati.Namun satu hal yang ia lupakan, karena terlalu senang dengan yang ia dapat, ia lupa memikirkan bagaimana caranya tiap hari harus pulang pergi Malang-Surabaya. Bag
Jasmine yang telah sampai di stasiun, duduk di kursi tunggu peron 2, ia menunggu keretanya datang untuk membawanya pulang, sudah tak sabar rasanya ingin bertemu dengan anaknya. Ingin menceritakan bahwa ia akan bekerja di tempat baru yang keren, dan mereka akan memiliki kehidupan yang lebih baik.Lagi, jika mengingat anaknya senyum simpul terbit dari bibirnya. Ia pun menaiki gerbong 3, seperti tadi pagi, ia memilih duduk di dekat jendela. Pintu kereta pun tertutup, dan pengumuman dari pengeras suara terdengar. Tanda kereta jurusan kota Malang akan segera berangkat. Jasmine kemudian memasang headset dan mendengar musik sambil melihat rintik hujan yang membasahi jendela. Terasa syahdu perjalanan kali ini. Kilas balik pertemuannya dengan Kemal, berputar lagi dipikirannya. Ada rasa hangat serta gelisah di hatinya ketika mengingat pria yang dulu pernah berbagi hidup dengannya. Seolah juga dapat merasakan bisikan hati Kemal, Jasmine merasa ada rasa tenang entah apa, ia hanya yakin sem
“Itu.. aku.. ingin saja. Kangen bekerja dengan suasana perkantoran. Itu keren bukan?” ucap Jasmine, tidak menyebutkan alasan sebenarnya.Ia yakin 100 persen jika Zacky tau, pria itu akan murka dan mengacak-ngacak travel agen itu. Selain karena faktor lingkungan kerja, Jasmine pun sebenarnya ingin mencari penghasilan yang lebih besar. Tak Zico pasti akan membutuhkan banyak biaya kedepannya. Tapi ia tidak mau lagi berbagi kesulitannya dengan Zacky. Ia meyakinkan diri harus bisa tanpa bantuannya lagi.“Ya.. itu keren.” Zacky membuka air mineral botol yang ada padanya dan memberikannya pada Jasmine. “Minumlah..” Jasmine menerima air mineral botol itu dan meminumnya. “Terimakasih..” balasnya.Hal kecil yang biasa Zacky lakukan untuknya kadang membuat Jasmine tak dapat lepas darinya.Maafkan aku sedikit terlambat Jasmine. Aku tau bukan itu alasanmu, jauh-jauh bekerja ke sana. Aku merasa bodoh tak memprediksi ini. Aku minta maaf. Ucap Zacky dalam hatinya.Pria itu rupanya tahu alasan kenap