Share

Bab 4. Sebuah Kebenaran

Setelah kembali ke mobil yang mereka parkirkan di depan mini market. Kemal menginstruksikan Heru untuk mengirim seorang investigator profesional untuk memantau kegiatan Jasmine dan melaporkannya setiap hari pada Kemal.

"Heru, do you think that kid looks like me? He's handsome isn't he?" (Heru, apa menurutmu anak itu mirip denganku? Dia tampan bukan?) Tanya Kemal kembali menutup matanya, memanggil kembali memory visual yang dia lihat tadi siang.

Wajah seorang anak lelaki gembil yang menggemaskan.

"In my view, you two do looks similar, Sir. Kalian terlihat mirip dari warna kulit, warna rambut dan bola mata. Mengingatkan saya pada foto masa kecil Anda yang ada di ruang Keluarga, di rumah besar." Jawab Heru mantab.

"Begitu..?" Kemal menjawab pelan, tatapan matanya kosong, pikirannya berkelana ke masa masa saat dia kecil dulu.

***

"Terimakasih ya ma.. Zico seneeeng deh!" anak itu berceloteh riang.

Dengan wajah ceria mereka berjalan pulang ke rumah. Masih diikuti oleh seorang pria bernama Jiwa, ditektif swasta yang ditugaskan mengikuti dan mencari tau informasi tentang Jasmine.

Jiwa : Selama pengamatan, benar anak itu memanggil Nona Jasmine dengan sebutan Mama.

Jiwa : Mereka telah kembali ke rumah Tuan.

Pesan masuk ke ponsel Kemal dari Jiwa, berikut dengan kiriman foto dari jarak jauh, namun dapat terlihat jelas karena resolusi gambar yang tinggi.

Hal itu disebabkan Jiwa menggunakan kamera pengintai khusus.

Bos Kemal : Laporan diterima. Lanjutkan pengamatan.

Pesan balasan dari Kemal.

Di ruang kerja yang ada pada penthouse nya, Senyum terukir dari bibir Kemal, sambil mengusap-usap foto Jasmine seolah ia menyentuh pipinya.

Tak luput Kemal juga mengamati wajah anak yang bersama Jasmine di foto itu.

Ia Zoom in, Zoom out. Ia bandingkan dengan fotonya ketika kecil. Ia teringat kata-kata Heru, kalau anak itu mirip dengan dirinya ketika kecil.

"Jazz.. Dia..?? Bagaimana bisa??!" gumamnya tak percaya.

Kemal sudah mulai merasa bocah lelaki itu benar-benar mirip dengan nya ketika kecil.

Ia harus mencari tau apa yang terjadi.

Apakah mungkin anak itu adalah anaknya? Tapi bagaimana bisa??

Sedangkan ia saja sudah berpisah dari Jasmine sekita tujuh yang lalu, dan anak itu terlihat masih usia 6 atau 7 tahun.

Apa?? 7 tahun?!! Ya 7 tahun, Jasmine pergi menghilang juga selama itu.

"Sebenarnya berapa usia anak itu..?" gumamnya.

Kemal masih bergelut dengan pikirannya.

Tapi.. Jasmine tidak sedang mengandung kala itu. Jasmine meninggalkannya ketika Kemal dibawah tekanan orang tua dan Kakeknya.

Kebodohan terbesar dalam hidup Kemal adalah memberi celah dan membiarkan Jasmine pergi dengan tak membawa uang sepeserpun darinya.

Hal itu menjadi penyesalan terberat sepanjang hidupnya.

Bukan tak mencarinya. Kemal langsung meminta bantuan teman dan investigator swasta di Turkiye untuk mencari Jasmine di semua penjuru kota yang dicurigai tempat perginya Jasmine. Namun nihil.

Kemal hampir gila!

Kemal membayar mahal atas keputusannya menyudahi pencarian Jasmine selama dua tahun itu . Demi membahagiakan keluarga besarnya, ia menyerah.

Move on! kata sang Ibu tiap kali melihat Kemal tak semangat menjalani hidupnya.

Kemal merasa menjadi orang paling bodoh di dunia.

Ia memejamkan mata, mengingat kenangan lamanya yang menyakitkan.

***

"Kemal halil Ozdemir, apakah Anda bersedia menikah dengan Jasmine Faranisa Airani?"

Kemudian ia jawab "Evet" yang artinya iya saya bersedia.

Pertanyaan itu diulang sebanyak tiga kali, dengan menggunakan bahasa Turkiye.

Kemudian sang Imam bertanya lagi.

"Jasmine Faranisa Airani, apakah Anda bersedia menikah dengan Kemal Halil Ozdemir?"

Pertanyaan itu juga diulang sebanyak tiga kali dan dijawab pula sebanyak tiga kali oleh Jasmine.

Kemal seperti terlempar pada masa-masa hampir delapan tahun yang lalu.

Masa dimana ia mengikat janji suci pada Jasmine

Setelah dinyatakan sah sebagai suami istri, kemudian sang Imam memberikan ceramah agama tentang kehidupan berumah tangga, juga tentang hak dan kewajiban suami istri.

Ya, mereka menikah di Turkiye, di tanah kelahiran Kemal. Namun Pria itu memilih Kota Antalya, sebagai lokasi pernikahan mereka.

Pria itu berhasil meyakinkan Jasmine bahwa mereka bisa menikah di Turkiye, secara sah.

Menurut Kemal, pernikahan di sana sangat simpel dan tidak ribet seperti di Indonesia.

Pernikahannya di sahkan oleh seorang Imam, dan telah di akui oleh negara.

Karena di negaranya pernikahan wanita dewasa tidak memerlukan wali. Mereka dianggap dapat mewakili dirinya sendiri dalam mengambil keputusan tentang sebuah pernikahan.

Namun, pernikahan itu juga masih dirahasiakan oleh mereka dari keluarga Ozdemir. Bukan karena

tak ingin diketahui banyak orang, melainkan karena keluarga Ozdemir masih belum bisa menerima Jasmine yang hanya seorang biasa.

Perbedaan kasta adalah hal klise yang dijadikan alasan keluarga terhormat itu untuk menolaknya.

Sedangkan Kemal sudah tidak sabar untuk memperistri wanita pujaannya.

Setelah prosesi pernikahan mereka selesai, Kemal langsung membawa Jasmine ke rumah yang sudah ia siapkan untuk sang istri tercinta.

Puas melihat taman dan seisi rumah yang tertata mewah, Kemal yang sudah tidak dapat menahan keinginan untuk bersama dengan istrinya, langsung mendorong Jasmine ke tembok depan kamar mereka.

Ia cecap rasa manis dari bibir lembut dan basah milik wanita yang baru saja sah menjadi istrinya. Kemudian mereka siap untuk mengarungi samudra cinta yang dahsyat bersama.

***

Kemal membuka matanya, tersadar dari lamunannya tentang pernikahan mereka.

Nafasnya sedikit memburu.

"Aaargh!"

Pria itu mengacak rambutnya frustrasi. Tiap kali ia mengingat masa itu, debaran jantungnya langsung tak terkendali.

"Gila! Jasmine benar-benar membuatku gila!" gumam Kemal yang masih berada di ruang kerjanya.

Kali ini ia bertekad untuk membawa istrinya kembali dalam pelukannya.

Ya, jasmine masih istrinya kan? Kemal belum pernah mengucapkan kata-kata perpisahan.

Kemal pun tidak pernah berucap menceraikannya.

Jasmine yang pergi darinya.

Sedangkan ia, hampir gila mencari Jasmine. Hingga Kemal berada pada titik ikhlas dengan keputusan Jasmine.

Ia anggap Jasmine hanya pergi sementara waktu.

Terbukti, doa-doa yang ia langitkan terkabul.

Tuhan mempertemukan mereka dengan cara yang tak terduga. Takdir Tuhan yang mengikat hati mereka, menuntunnya pada sebuah pertemuan.

Bersambung..

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status