Share

Ibu Sang Pewaris
Ibu Sang Pewaris
Penulis: Jewellrytion

Bab 1 Terkejut

Bab 1 Terkejut

"Dikasih kerjaan enak kok nolak sih, Jasmine? Nyari kerja sekarang susah, Mbak. Ayu-ayu ‘kok ya ndak bisa diajak memanfaatkan potensi!" ketus pemilik travel.

Jasmine menghela nafas panjang.

Bukannya dia tidak memikirkan bagaimana nasibnya ke depan. Jasmine sadar dia butuh uang untuk membesarkan Zico–putranya–seorang diri.

Zico sudah berusia 6 tahun dan akan masuk Sekolah Dasar.

Susah payah, Jasmine menyekolahkannya di sekolah swasta karena usia Zico masih terlalu dini untuk standar masuk ke Sekolah Dasar Negeri. Selain itu, Jasmine juga sudah melewati kesulitan saat meyakinkan pihak sekolah mengenai dokumen kelahiran Zico.

Namun, dia merasa tak sanggup jika bekerja di lingkungan toxic terus-menerus.

Dengan kemampuannya, Jasmine merasa dirinya mampu bekerja dengan baik sebagai pemandu wisata di salah satu travel agent lokal. .

Sayangnya, dia justru sering dikerjai oleh teman kerjanya!

Puncaknya adalah Jasmine hampir saja dijual beberapa hari yang lalu oleh temannya sendiri kepada tamu yang menggunakan jasa travel agennya!

Dan, bos tempat ia bekerja pun mendukung. Katanya, jika itu bisa menaikan pendapatan kantor, ia setuju-setuju saja. Jasmine akan diberikan bonus nanti.

Gila bukan? Sungguh, Jasmine tak habis pikir dibuatnya.

“Hei, kamu dengar ’kan?! Kamu harus fleksibel kalau mau maju, Jasmine,” gerutu pria itu, “Sudahlah, saya anggap kamu gak pernah ngomong ini. Lebih baik, kamu kembali kerja sana!”

Jasmine segera tersadar dari lamunannya, menahan rasa emosi.

"Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan pada saya. Tapi, maaf saya memang memutuskan untuk berhenti."

Dengan harga diri yang masih tersisa, Jasmine menatap lurus mantan atasannya itu

Segera, ia keluar dari ruko–tak menghiraukan ucapan pedas dari serigala kapitalis di belakangnya.

Bukannya apa, Jasmine lebih baik mundur dan mencari pekerjaan lain yang lebih dapat memanusiakan manusia. Ia yakin pasti masih ada tempat untuknya mengais rizki. syukur-syukur bisa mendapat kerja kantoran seperti dahulu

*******

“Hufft….” Jasmine menghela nafas sambil berjalan di selasar pertokoan kota Malang.

Meski sudah memikirkan baik-baik pengunduran dirinya, tetap saja Jasmine tidak tenang. Karena disaat pengeluarannya sedang membengkak, ia justru kehilangan perkejaan.

Jasmine memang memiliki tabungan yang dapat ia jadikan pegangan, tetapi Jasmine khawatir kalau-kalau tidak cukup untuk menghidupi mereka dan membayar gaji pengasuh Zico ke depannya.

“Ya Allah, aku harus cari kerja apa?” batin Jasmine pedih.

Ditengah pikiran kalut dan tatapan kosong, ia menyebrang jalan dan tidak memperhatikan sekitar jalan.

Tiiiiiiiiiiin!

Suara klakson panjang dari mobil BMW terdengar nyaring–membuyarkan lamunannya.

Jasmine terperanjat sambil menutup matanya. Pasrah, jika memang harus tertabrak.

Satu detik ... dua detik ... tiga detik ….

Sampai hitungan ke-6, Jasmine tak merasakan tubuhnya tertabrak.

Ia pun membuka mata–mengerjap pelan dengan jantung yang berdetak kencang.

Ternyata, mobil sedan hitam itu berhenti tepat di ujung lututnya—hanya berjarak sekitar 15 cm saja!

"Hei, Mbak! Kalau jalan, lihat-lihat, dong!! Jangan jalan sambil bengong begitu. Sengaja banget biar ketabrak?!" umpat pria di balik kemudi–sambil mengeluarkan kepala dan setengah badannya lewat jendela.

"Heh, enak aja kamu bilang! Siapa yang sengaja pengen ditabrak? Dasar! Mentang-mentang orang kaya, seenaknya aja nuduh orang. Kamu sendiri yang bawa mobil ga hati-hati!!"

Jasmine yang masih dilanda syok seketika merasa kesal. Sudah nyaris tertabrak malah disalahkan? Yang benar saja!

"Eh, berani banget, ya? Si mbaknya yang salah, malah nyalahin balik!"

Pengendara itu ikut tersulut emosi dan keluar dari pintu kemudi mobil.

Jasmine menantang pria itu, menatapnya nyalang meski kakinya bergetar. "Mau apa kamu?!!"

Pria itu tak kalah melototkan matanya serta menunjuk wajah Jasmine.

Sayangnya, dia tidak fokus lagi karena kecantikan Jasmine.

Matanya bahkan tak berkedip–di balik kacamata hitam miliknya.

"Cantik!" ucapnya walau dalam hati.

Cukup lama mereka bertatapan sampai sebuah suara yang familier mengagetkan keduanya.

“Haduh udah Heru, sama perempuan aja kamu gampang banget tersulut emosi. Kan tinggal.. Jasmine?” Pria itu tak melanjutkan ucapannya

Ia berhenti, terperanjat melihat wanita yang selama tujuh tahun ini dicarinya

*****

Setelah melihat ke arah sumber suara, Jasmine sontak kaget–mematung.

"Kemal..." gumamnya pelan.

Tatapan mata antara Jasmine dan pria tampan khas Turki–yang baru menyebut namanya–terkunci beberapa saat.

Waktu bahkan seakan berhenti ketika dua pasang mata yang dulu saling memuja itu bertatapan.

Namun, deheman dari pria yang bertengkar dengan Jasmine tadi, seketika membuyarkan keduanya.

"Ekheem … udah liat-liatannya, bos??" Pria itu tampak bingung dengan apa yang terjadi dengan bosnya.

"Jasmine … " gumam Kemal yang masih bisa didengar jelas oleh dua orang di hadapannya.

Jasmine sontak tersadar dan mendadak panik.

Kemal Halil Ozdemir adalah pria yang pernah dia cintai dan ayah kandung dari Zico–putranya.

Namun, keluarga arogan pria itulah yang menghancurkan hidupnya. Bahkan, Jasmine harus sampai pergi menjauh agar keluarganya yang kaya raya itu tak menyentuh Jasmine dan anaknya.

Tubuh Jasmine terlihat bergetar.

Namun, dia mencoba berbicara senormal mungkin.

"Saya gak kenal Anda. Maaf jika mengganggu jalan kalian."

Setelah mengatupkan tangan di depan dada, Jasmine segera berbalik dan berjalan dengan cepat–mencoba kabur sebisanya!

"Jazz … Jasmine! Wait!"

Bersambung..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status