Share

Iparku Yang Menggoda
Iparku Yang Menggoda
Author: Eunoia

1 Malam Yang Menggairahkan

"Emmhh."

Desahan tertahan itu terdengar dari bibir Lauren saat merasakan jilatan di leher nya yang disertai kecupan basah juga. Tidur nyamannya terganggu, membuatnya perlahan membuka mata untuk melihat seseorang yang berada di atasnya. Namun suasana kamar sangat gelap, membuatnya tidak bisa melihat jelas wajah itu. 

Kembali Lauren mendesah saat tangan besar itu menangkup bagian dada nya dan meremas nya agak kuat. "Sayang, kamu kapan pulang? Jam berapa sekarang?" tanyanya berusaha tetap waras. 

"Hmm."

Bukannya mendapat jawaban Lauren malah mendengar seseorang yang dianggap suaminya itu menggeram. Akhirnya Ia pun membiarkan saja dan diam tidak melawan saat tali gaun tidur nya dibuka dengan tidak sabaran dan membuat kulit nya kini terasa dingin karena tidak lagi tertutupi apapun. 

Tangan Lauren yang tadinya di sisi tubuh kini terangkat meremas rambut pria itu yang turun dan terus mengecupi permukaan kulitnya. Jilatan nya dari dada sampai ke inti tubuh nya, membuat badannya sesekali melengking merasakan geli tapi nikmat di waktu bersamaan. 

"Aww pelan-pelan Matthew!" pekik Lauren karena pria itu menggigit paha bagian dalam nya agak kuat, membuat nya linu. 

Entah kenapa Lauren merasa sikap Matthew malam ini agak kasar, padahal biasanya mereka selalu melakukan hubungan badan dengan lembut dan sama-sama menikmati. Sebuah dugaan melintas begitu saja di kepala Lauren, apa mungkin yang sedang menyentuh nya ini bukan suaminya? 

"Ahh!"

Namun pemikiran buruk itu langsung hilang saat Lauren merasakan jilatan di bagian inti nya. Kedua matanya pun kembali terpejam, dengan jambakan nya yang semakin erat di kepala yang sedang ada di bawah nya itu. Sungguh ini sangat-sangat nikmat. 

Kedua mata Lauren kembali terbuka saat jilatan itu berhenti. Sial, padahal tinggal sebentar lagi Ia mendapat klimaks! 

Mendengar suara gesper yang dibuka dengan terburu-buru membuat Lauren pun bisa mengerti jika suaminya itu sudah tidak sabar ingin menyatukan tubuh mereka. Dengan sabar dan berdebar Lauren pun menunggu. Ia memang sudah sadar, namun masih belum bisa melihat jelas karena suasana kamar benar-benar gelap. 

"Matthew apa kamu mabuk malam ini?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir Lauren karena merasa aneh saja dengan sikap agresif suaminya. 

Tetapi lagi-lagi tidak ada jawaban, malahan yang Lauren dapatkan adalah ciuman ganas dan membuat nya pun kembali hanyut. Perlahan Lauren bisa merasakan sesuatu memasuki inti tubuh nya, membuat nya tanpa sadar meremas bahu kokoh suaminya karena sensasi nya entah kenapa terasa berbeda. 

Saat benda panjang itu berada sempurna di inti tubuh nya, Lauren sampai menahan nafas karena benar-benar merasa sesak. Apalagi saat mulai digerakkan, kaki nya yang terbuka lebar sampai bergetar merasakan linu. 

"Emm kau nikmat sekali, Lauren!" geram pria yang berada di atasnya. Terlihat bersemangat menggerakkan bagian bawahnya mencari kepuasan. 

Kernyitan terlihat di kening Lauren saat mendengar suara yang terdengar asing itu, seperti bukan suara Mathhew. Tetapi sekarang Lauren seperti tidak bisa berpikir jernih, sanking terlalu menikmati penyatuan mereka. "Ahh lebih cepat, sebentar lagi," pinta nya agak memohon. 

Dan saat pelepasan itu Lauren dapatkan, tubuhnya terlihat bergetar hebat dengan dada yang membusung ke atas. Baru saja beberapa saat menikmati klimaks nya, kesadaran Lauren kembali saat tubuhnya di putar dan bokongnya di angkat, "Emmhh Mathhew tunggu dulu!"

"Aku belum keluar sayang," bisik pria itu tepat di telinga nya, lalu disertai jilatan membuat nafsu Lauren kembali bangkit. 

Malam itu benar-benar malam yang panjang, penuh gairah dan sangat panas. Tidak ada satupun bagian tubuh Lauren yang tidak disentuh, dan entah kenapa Lauren benar-benar merasa sangat puas, tidak seperti biasanya. Mereka pun baru selesai saat kesadaran Lauren hilang. Walau sangat lelah, tapi bibir Lauren terlihat melengkungkan senyuman tanda dirinya sangat menikmati hubungan badan itu. 

"bonne nuit mon amour." Ya itulah perkataan terakhir yang Lauren dengar sebelum kesadarannya benar-benar hilang. 

***

Cahaya matahari yang masuk dari tirai yang terbuka membuat tidur nyaman Lauren terganggu. Perlahan matanya terbuka, dan pandangan pertamanya adalah langit kamar. Bukannya menggerutu kesal karena tidur nya sudah terganggu, tapi Lauren pagi ini malah terbangun dengan bibir melengkungkan senyuman. Ingatannya pun kembali pada kejadian tadi malam. 

Pandangannya lalu turun ke tubuhnya yang dibaluti selimut, Lauren yakin di balik itu dirinya tidak memakai apapun karena bisa merasakan. "Ternyata benar bukan mimpi, ah aku senang. Lalu di mana sekarang Mathhew?" gumam nya seorang diri. 

Lauren memilih mendudukan tubuhnya sambil memperhatikan sekitar, tidak mempedulikan selimut yang jatuh membuat dada nya kini terpampang jelas. Kernyitan dalam terlihat di kening Lauren karena tidak menemukan keberadaan suaminya. Apa mungkin sudah bangun lebih dulu ya? 

"Mungkin dia sudah turun ke bawah untuk sarapan." Batin Lauren berusaha positif thingking. 

Lauren pun memutuskan beranjak dan berlari kecil masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Bibirnya dari tadi terus menyunggingkan senyuman, tanda sedang merasa senang. Otaknya yang mesum ini terus terbayang adegan panas tadi malam. 

Lauren tanpa basa-basi langsung menyatakan jika tadi malam adalah pengalaman bercinta yang paling luar biasa! 

Setelah memakai dress rumahan nya yang bahkan masih terbilang elegan, juga memoles sedikit make up agar wajahnya terlihat cerah, Ia pun turun dari lantai dua menuju ruang makan. Saat masuk, terlihat sudah ada Mama mertuanya juga Kakak Ipar nya. Seperti biasa, Lauren pun menyapa mereka dengan ceria. 

"Lauren kenapa diam saja, ayo dimakan? Apa kamu mau makan dengan menu lain?" tanya Alisya-Mama mertuanya. Mungkin bingung melihat menantu nya itu celingak-celinguk memperhatikan sekitar. 

Lauren pun duduk terlebih dahulu dan memfokuskan pandangan pada wanita paruh baya yang duduk di depannya. "Em Mah, Mathhew mana ya? Apa dia sudah berangkat lagi ke kantor, aku bangun kesiangan," tanyanya. 

"Loh bukannya Mathhew gak pulang ya? Dia kan katanya ada tugas di luar kota, langsung berangkat dari kantor ke Bandung. Mama tahu dari Matthias, memangnya Mathhew gak ngabarin kamu?"

Pernyataan itu tentu saja membuat Lauren syok setengah mati, bahkan segigit roti yang sempat dikunyah nya sampai keluar lagi karena tersedak. Kedua matanya bahkan melotot lebar. Ekspresi nya ini pasti akan dianggap berlebihan, padahal Matthew sudah biasa tugas ke luar kota. 

Bukan, bukan itu yang membuat Lauren terkejut. Jika suaminya semalam tidak pulang, lalu siapa yang sudah menyentuh nya dan membuat nya mabuk kepayang tenggelam dalam nafsu. Perlahan Lauren melirik seseorang yang duduk di sebelah kiri Mama mertuanya. Tersentak saat matanya bertemu dengan Kakak Ipar nya. Seringai di bibir Matthias entah kenapa membuatnya merinding, seperti senyuman yang mendeskripsikan banyak hal. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status