Alina adalah gadis desa yang usianya masih sangat muda. Dia merantau ke kota untuk bekerja di rumah majikannya yang besar dan mewah. Akan tetapi sial bagi Alina karena Sang Majikan wanita meminta Alina untuk menikahi suaminya karena menginginkan seorang anak.Apakah Alina mau menikahi seorang pria yang jauh di atas usianya? Panji Kusuma adalah seorang pria dewasa yang sudah berumah tangga dengan seorang wanita yang sudah selama 15 tahun pernikahan belum di karuniai seorang anak pun, dia sangat mencintai istrinya, dia rela melakukan apapun yang di minta istrinya, termasuk saat diminta untuk menikahi seorang pembantu di rumahnya yang dianggap nya tidak level dengannya. Akankah pernikahan Alina dan panji akan berjalan lancar? Bisakah panji menerima Alina?
View More"Alina, ini adalah tempat tinggalmu sekarang!" Kata Lisa dengan lembut."Tapi Nyonya, maafkan saya bukannya saya mau menolak pemberian Nyonya Dan Tuan, tapi saya merasa tidak pantas untuk mendapatkan fasilitas mewah ini," kata Alina lirih.Lisa menghampiri Alina dan sambil tersenyum, "Kamu sedang mengandung putra dari Panji, dan itu adalah cucu pertamaku. Jadi jangan menolak, semuanya ini demi kebahagiaan dan kenyamanan kamu dan putra yang sedang berada dalam kandunganmu!" kata Lisa dengan lembut.Kamu jangan khawatir Maria tidak tahu tempat ini, ini adalah rumah tempat tinggal kami dulu sebelum mempunyai rumah mewah. Dulu keluarga kami tinggal di rumah ini dengan bahagia.Seorang asisten rumah tangga jalan dari arah dapur dengan tergopoh menyambut sang Nyonya Lisa dan Tuan Aron. "Selamat datang Nyonya dan Tuan," sapa Mbok Ina dengan senyumannya yang menghiasi wajahnya yang sudah tidak mudah lagi."Mbok ini kenalkan, namanya Alina, dia da
Panji memaksa Maria untuk masuk ke dalam mobil. "Sayang sakit banget tanganku," kata Maria dengan menampilkan wajah yang sendu.Di balik air matanya Maria yang mengalir, ia menyunggingkan senyum di ujung bibirnya yang tipis. Ia berhasil membuat Alina dibenci oleh orang tua Panji dan pasti mereka tidak akan membiarkan Alina berdekatan dengan Panji. Maria tahu sendiri bagaimana Aron, pria tua yang tingkat perfeksionisnya tinggi dan itu menurun pada Panji yang sudah sedikit memudar."Hentikan tangisanmu!" Sentak Panji tanpa menoleh kerah Maria. Kedua matanya menatap lurus ke jalan yang terlihat ramai."Sayang kamu berani membentak aku? Aku sedang hamil sayang, kenapa kamu tega sekali hanya demi perempuan kampungan itu, kamu berani membentak aku sekarang!" Kata Maria semakin tersedu-sedu.Setelah menempuh perjalanan lebih dari dua jam Panji dan Maria tiba mension. Setelah pintu gerbang dibuka Maria masuk dan Panji meninggalkan mension itu lagi.Panji mengendarai mobilnya dengan kecepatan
"Huuussttt....," ora usah diladeni, wis Ndang maju! Opo koe ngenteni kalah nembe maju?" Kata seorang pemuda yang berasal dari Jawa dan sudah menetap lama di dekat rumah Alina. Ia berbicara dengan logat Jawanya yang begitu kental hingga membuat teman-temannya pun menertawakannya, karena apa yang ia katakan selalu terdengar lucu bagi teman-temannya."Apa sih! Koe Kabeh ora jelas blas!" Kata pemuda yang bernama Tono itu dengan raut wajah yang kesal. Selalu terlalu pergi meninggalkan warung lontong itu menjauhi beberapa teman-temannya dan lebih baik ia memilih pulang.Hahahaha..... hahahaha.....Di tempat lain, Rama dan Dion sudah sampai di sebuah markas milik Panji yang berada di pusat kota."Bro sorry ya! Lo jangan marah, gue hanya menjalankan tugas dengan baik," kata Rama yang memasukkan Dion ke dalam sel di ruangan bawah tanah.Dion duduk bersandar di dinding, tatapannya menarawang menatap langit-langit sel tahanan yang mengurungnya.
Dion pun tersenyum kikuk saat telah menceritakan semuanya. Bahkan ia berulang kali minta maaf dan memohon agar Panji tidak memecatnya. Karena Ia memang benar-benar tidak tahu jika Alina adalah Nyonya kecil yang selama ini Panji rindukan. Dan ia juga baru ingat cerita dari Alina, jika suaminya mengira jika ia telah meninggal dalam kecelakaan di dalam angkot itu. Dan jika dihubungkan oleh Dion semuanya benar-benar nyambung dan terhubung.Panji pun tersenyum jahil, terlintas sebuah ide gila di otaknya untuk membalas perbuatan Doni yang telah menghajarnya hingga babak belur."Sean bawa Dion ke penjara bawah tanah!" Aku ingin dia tahu bagaimana rasanya merasakan sakit yang tak berdarah. Sakit merindukan seseorang yang sudah dianggapnya meninggal tetapi ternyata dia masih hidup dan disembunyikan oleh pria yang berotak udang sepertinya. Panji berkata dengan sorot mata yang begitu tajam dan raut wajah yang terlihat garang.Rama berusaha profesional menuruti perint
Jantung Panji berdetak cepat saat mendengar suara wanita dari dalam rumah. Seketika kakinya pun bergetar dan merasa lemas hingga ia sedikit terhuyung karena kakinya tidak bisa menahan berat badannya.Kedua bola matanya membulat sempurna saat pintu yang terlihat sudah lapuk itu terbuka sempurna dan menampilkan sesosok wanita yang selama ini dirindukannya. Begitu juga dengan wanita yang sekarang sudah berada tepat di hadapannya hanya terlihat mematung dan tanpa kata.Tatapan keduanya saling menatap dalam ke arah iris mata masing-masing. Seperti yang detik menit bahkan jam mungkin tidak bisa menyadarkan keduanya dari rasa keterkejutannya.Alina berusaha menetralkan perasaannya jangan sampai ia meneteskan air mata di hadapan Panji, jangan sampai Panji mengetahui jika ia masih hidup. Biarkanlah Panji mengetahui jika ia sudah meninggal dan sekarang Alina hanya akan sedikit bersandiwara di hadapannya."Tapi apakah Tuan Panji akan percaya begitu saja jika
"Ini beli di mana lagi buah ini?" Tanya Aaron sanksi ketika akan mengambil buah semangka yang terlihat merah merona bahkan ia terlihat susah payah menelan salivanya. Aroon membayangkan bagaimana manisnya buah semangka itu, ketika memasuki mulutnya lalu mengunyahnya secara perlahan."Maaf tuan ini tadi belinya di gerobak depannya restoran Padang yang biasa mangkal di sana Tuan, kata Alina sambil menundukkan kepalanya."Ya sudah sih Pa nggak apa-apa, lagian itu semangkanya manis lho kesukaan papa itu kan," kata Lisa lembut sambil mengusap lengan Aron.Lisa pun mengambil satu buah semangka yang sudah dikupas oleh Alina dan ditaruh di piring menggunakan satu sendok garpu. Kemudian Lisa berinisiatif seperti biasanya menyuapkan buah semangka itu ke mulut suaminya akan tetapi bisa dibuat garam karena Aron tidak mau membuka mulutnya untuk menerima buah semangka yang baru saja Alina kupas.Akhirnya Lisa pun mencubit paha Aaron lagi dan memberikan tatapan y
Dion kemudian sudah bisa bernafas lega setelah Panji mendapatkan telepon darurat dari rekan kerjanya. Karena Panji melupakan meeting internal yang akan segera dia lakukan di sebuah restoran mewah bintang lima yang sebelumnya sudah dipesan dari satu jam yang lalu.Dengan ditemani oleh Dion dan Rama Panji pun harus meninggalkan rumah wanita yang sudah membuatkan ia kopi sekaligus wanita yang sudah menolong mamanya dari penjahat kemarin.Tapi dia di dalam hatinya Panji merasa sangat mengenal dengan wanita yang telah membuatkan ia kopi di warteg."Mungkinkah wanita itu adalah Alina? Mungkinkah Alina masih hidup?"tapi jika Alina masih hidup kenapa ia tidak mau menemuinya? Kenapa ia mau tinggal di tempat kumuh seperti itu?" Berbagai pertanyaan yang merasuk ke dalam pikiran Panji. Dan iya tersadar saat Dion mengatakan jika perjalanan mereka sudah berakhir dan mobil sudah berhenti tepat di parkiran khusus untuk para pengusaha."Bos Kita sudah sampai, bos Kita sudah
"Mama, Papa,""Om, Tante," kata ketiganya bebarengan saat melihat Lisa yang membukakan pintu rumah Alina. Dan di dalam ruangan yang sempit itu terlihat Aron yang sedang meminum secangkir kopi."Papa dan Mama sedang apa di sini?" tanya Panji dengan bingung."Papa dan mama datang ke sini untuk menjemput seorang wanita yang kemarin nolongin Mama waktu Mama kena jambret," jawab Lisa sambil tersenyum."Terus sekarang di mana wanita itu?" kata Panji yang dirasuki oleh rasa penasaran yang tinggi.Lisa tersenyum mendengar pertanyaan putranya yang sangat ambigu terhadap seorang wanita yang telah menolongnya."Dia ada, tapi sedang keluar sebentar ada urusan katanya." Sahut Lisa yang terus kemudian duduk di sebelah Aroon."Apa yang membawamu hingga kemari?"tanya Aron menatap putranya dengan tatapan yang tajam dan dingin. Hingga membuat putranya tersedak salivanya sendiri."Kamu kenapa Nak? Nih minum dulu!" kata lisa sambil menyodork
Aaron dan Lisa sudah tiba di area pasar. Keduanya meninggalkan mobil di parkiran pasar lalu keduanya berjalan menyusuri ganggang sempit menuju ke rumah Alina." Ma, apa benar Alina tinggal di tempat seperti ini? Tanya Aron tidak percaya."Iya Pa, Alina memang tinggal di sini." sahut Lisa.Keduanya tiba di rumah kontrakan Alina yang kecil, Lisa mulai mengetuk daun pintu yang terbuat dari triplek.Sudah lebih dari 30 menit pintu belum juga terbuka. "Pa, apa Alina tidak ada di dalam ya Pa?" Tanya Lisa pada yang hanya bisa mengelus punggung Lisa untuk menenangkan wanita parubahya itu."Tenang Ma, Mama tenang dulu. Coba ayo kita tanya sama tetangga sekitar," ajak Aron menggandeng tangan Lisa untuk mengikutinya.Sesaat setelah kepergian Lisa dan Aaron meninggalkan rumah kediaman Alina. Muncullah dua larva dari arah berlawanan, Dion sangat senang sekali karena ia akan bertemu Alina meskipun kemarin Dion sudah menemuinya. Dan kali ini Di
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.