Share

Bab. 2

"Kamu! Ngapain kamu kesini lagi?" tanya Hana menatap menatap tidak suka pada Arjuna.

"Aku ingin melihat keadaan kamu," jawab Arjuna dengan senyum terukir begitu indah menghiasi wajah tampannya.

"Haish! menyebalkan!" gumam Hana membuang pandangannya.

"Loh, Nak Arjuna," kata ibu Hana saat melihat Arjuna di depan rumahnya. Hana memutar bola mata malas saat melihat sang ibu yang begitu menyayangi pria itu.

"Hana, kenapa nak Arjuna gak disuruh masuk?" tanya ibu Hana menoleh ke arah sang anak yang hanya diam tidak peduli.

"Dia bisa masuk sendiri, Bu! Kenapa gitu aja ibu permasalahan?" tanya Hana merasa seperti orang asing saat kedatangan Arjuna.

Ibu Hana diam menatap sang anak yang enggan menatapnya. Ia merasa bersalah pada Hana, karena mungkin dia memang sudah keterlaluan pada anaknya.

"Mari masuk, Nak," kata ibu Hana mempersilahkan Arjuna masuk ke rumahnya.

"Arjuna disini saja, Bu, lagipula Arjuna kesini untuk melihat keadaan Hana," balas Arjuna melirik ke arah Hana yang sama sekali tidak memedulikannya.

"Ooo, kalau begitu silahkan duduk, Nak, sebentar ibu ambil minum dulu," kata Ibu Hana yang dibalas dengan anggukan dan senyum sopan oleh Arjuna.

Ibu Hana meningalkan Arjuna dan Hana. Arjuna duduk dikursi seberang Hana. "Apa sudah lebih baik?" tanya Arjuna menatap Hana yang tidak suka dengan kehadirannya.

Hana tidak menjawab, dia sama sekali tidakq peduli dengan Arjuna. Arjuna menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat Hana mengabaikannya.

Arjuna mengambil ponselnya karena Hana sama sekali tidak peduli padanya. Seseqkali Arjuna melirik ke arah Hana yang enggan menatapnya.

"Han," panggil Arjuna merasa tidak nyaman dengan sikap Hana. "Ma'af jika aku sudah membuat kamu tidak nyaman, kalau kamu keberatan aku datang kesini ... aku tidak akan kesini lagi! Ma'afkan aku! aku pulang sekarang juga!" pamit Arjuna meski sebenarnya ia masih ingin bersama dengan Hana.

Arjuna bangkit dari tempatnya. Namun, saat hendak melangkah, ibu Hana datang ke tempat itu dengan membawa dua gelas air minum.

"Mau kemana, Nak?" tanya ibu Hana meletakkan gelas itu diatas meja.

"Arjuna mau pulang, Bu," jawab Arjuna tersenyum sopan.

"Pulang nanti saja, gak apa kan! soalnya ibu mau anterin makan siang buat ayah Hana, jadi minta tolong sama kamu untuk jagain Hana sebentar," pinta ibu Hana.

"Hana bukan anak kecil, Bu! Hana berani di rumah sendiri kok!" sahut Hana merasa keberatan jika Arjuna menemaninya.

"Jangan membantah! ibu tidak suka!" kata ibu Hana. "Nak, ibu titip Hana dulu, ya! Assalamualaikum," ucap ibu Hana mengambil paper bag dan meninggalkan mereka.

Canggung! Itu yang Arjuna rasakan saat ini. Arjuna tidakntahu harus bagaimana. Namun, dia tidak bisa meninggalkan Hana karena ibu Hana memintanya untuk menjaga Hana.

"Aku lapar," kata Hana membuat Arjuna meneh ke arahnya.

"Mau makan apa?" tanya Arjuna.

"Makan masakan ibu, lah," jawab Hana sediit membentak. "Tapi aku gak bisa ngambil sendiri! Jadi aku minta tolong sama kamu buat ambilin," kata Hana dengan entengnya.

"Baiklah," balas Arjuna beranjak dari tempatnya menuju ruang makan.

Sesampainya di ruangan itu, Arjuna mengambil piring lalu mengizinkan dengan nasi juga sayur dan lauk setelah itu kembali ke tempat dimana Hana berada.

"Mau aku suapin?" tanya Arjuna berdiri di samping Hana.

"Gak usah! Aku bisa makan sendiri, toh yang sakit kakiku, bukan tanganku," jawab Hana menolak.

Mendengar jawaban dari Hana, Arjuna meletakkan piring itu dimeja yang berada di samping Hana kemudian kembali duduk di tempatnya.

"Han, kenapa kamu sangat membenciku?" tanya Arjuna menatap Hana yang mulai menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"Harusnya tanpa bertanya kamu sudah tahu kenapa aku membenciku," jawab Hana menghentikan makannya.

"Apa karena ibu kamu yang begitu perhatian sama aku?" tanya Arjuna karena dia bisa melihat perubahan sikap Hana saat mereka bersama.

"Ma'af jika karena aku, ibu kamu mengabaikan kamu, Han," kata Arjuna merasa bersalah pada Hana.

"Gak usah sok peduli! Aku tahu kamu hanya pura-pura baik sama aku! Kamu suka kan kalau ibu lebih perhatian sama kamu daripada sama aku!" balas Hana menuduh Arjuna. Hana tidak percaya dengan apapun yang Arjuna katakan.

"Sejak ibu bertemu denganmu ... ibu selalu menyalahkan aku, dia selalu membandingkan aku dengan kamu! Apa kamu puas?" tanya Hana dengan nada meninggi.

"Apa maksud kamu, Han? Aku sama sekali tidak berniat ingin merebut kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya, meski aku sendiri tidak mendapatkan kasih sayang sepenuhnya dari kedua orang tua aku," kata Arjuna yang merasa keberatan dengan apa yang Hana tuduhkan padanya.

"Benarkah?" tanya Hana menatap tajam.

"Terserah kamu jika memang kamu tidak percaya padaku! Aku bisa berbuat apa?" kata Arjuna tidak tahu lagi harus bagaimana lagi menjelaskan pada Hana.

"Huf." Arjuna membuang nafas kasar. "Aku janji ini yang terakhir kali aku kesini," kata Arjuna tidak ingin memperpanjang masalah dengan Hana.

"Terserah kamu!" balas Hana tidak peduli. Hana melanjutkan makannya meski sebenarnya perutnya terasa penuh.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status